waktu menunjukkan pukul 03.00 sore, pada akhirnya. Bianca menyerah, ia menyerah menunggu Sello, Ia sudah menunggu selama 3 jam dan ia rasa, tak ada alasan lagi untuk ia menunggu.
Mata Bianca sudah memerah, rasa sakit menelusup dalam dada. Ini bukan sekali dua kali Sello begini, tapi ia masih mencoba untuk sabar menghadapi calon suaminya.
Saat ia akan bangkit dari duduknya, tiba-tiba pintu cafe terbuka. Muncul sosok Sello hingga Bianca mengurungkan niatnya untuk bangkit. Hati Bianca semakin terasa pedih Kala tidak ada raut penyesalan, sedikitpun di wajah calon suaminya.
“Maaf membuatmu menunggu lama!” kata Sello setelah menarik kursi dan mendudukkan diri di hadapan Bianca.
“Hanya itu yang kau ucapkan? tidakkah kau menyesal. Aku sudah menunggumu di sini selama berjam-jam,” jawab Bianca. Raut wajah kecewanya tidak bisa disembunyikan membuat Sello menghela nafas.
“Maafkan aku, Bianca. Aku banyak sekali pekerjaan tadi. Bukankah sudah kubilang, aku tidak bisa menemanimu. Seharusnya kau pergi sendiri dari tadi.” alih-alih menyesal, karena membiarkan Bianca menunggu Sello malah memberikan pembelaan membuat Bianca tersenyum getir.
“Bagaimana apa kita pergi sekarang?” tanya Sello, Bianca mengangguk. Sello pun kembali bangkit dari duduknya, disusul Bianca yang juga ikut bangkit.
Saat berada di luar kafe, Bianca tertegun saat Sello berjalan mendahuluinya. Ia lupa, kapan terakhir kali Sello menggenggam tangannya, ya lupa kapan Sello menoleh memastikan keadaannya, ia lupa kapan Sello mengkhawatirkannya..Yang pasti semuanya benar-benar berubah.
“Tidak apa-apa, Bianca. Dia pasti akan berubah seperti dulu.” Bianca masih berusaha meyakini bahwa Sello akan berubah setelah mereka menikah, ia mengenal Sello selama bertahun-tahun dan ia yakin dan berusaha untuk percaya bahwa Sello benar-benar sibuk.
••••
“Sello apa ini Bagus?” tanya Bianca memperlihatkan cincin pilihannya kehadapan Sello.
“Bagus!” kata Sello, membuat Bianca menghela nafas. Ini sudah ketiga kali ia bertanya pada Sello. Namun, Sello hanya menjawab dengan hal yang sama. Bahkan, ekspresi Sello seakan mengatakan bahwa dia tak peduli.
Pada akhirnya, setelah tiga kali memilih, Bianca pun memilih cincin terakhir, ia sudah tidak peduli lagi dengan pendapat Sello “Kita akan ke mana lagi sekarang?” tanya Martin.
“Bagaimana jika ke apartemenku saja, aku akan memaksakan makan malam untukmu di sana,” ajak Bianca. Matanya berbinar menatap Sello penuh harap, berharap kali ini Sello l mau meluangkan waktu sedikit saja untuknya. Jujur saja, ia begitu merindukan Sello dan ingin menghabiskan waktu dengan Sello.
Sello melihat jam di pergelangan tangannya, kemudian menggeleng. “Tidak bisa Mommyku akan datang dari luar negeri dan aku harus menyambutnya dimansion!" balas Sello.
“Sello, bolehkah aku ikut ke mansionmu. Aku ingin bertemu Paman Gabriel dan bibi Amelia.” kata Bianca, Sello tampak terdiam, kemudian mengangguk.
“Ayo!” Bianca terdiam saat melihat ekspresi Sello, terlihat jelas bahwa Sello begitu terpaksa mengiyakan ucapannya.
“Sello sepertinya aku harus membatalkan untuk bertemu bibi Amelia. Aku takut, Daddy mencariku!” kata Bianca dengan mata yang berair, rasanya menyakitkan ketika melihat ekspresi Sello yang tampak tidak suka ketika ia mengatakan akan ikut ke mansiom.
“Baiklah, Ayo. Aku akan mengantarmu pulang,” jawab Sello. Sello pun berbalik, kemudian mendahului Bianca berjalan membuat hati Bianca teriris-iris.
Dengan hati yang luar biasa pedih, akhirnya Bianca pun mengikuti langkah Sello..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Oyen 🦐
Bianca ngga takut nyesel kah? seumur hidup lho ga cuma sehari dua hari 🤣
2025-01-28
0
🍁Naura❣️💋👻ᴸᴷ
duh Bianca ko terus pertahankan cinta km sih sello udah sedingin itu ko masih mau nikah sananya
2023-03-28
1
Nana
apa Sello mencintai cewek lain
2022-11-11
2