Setelah terdiam cukup lama, Bianca pun langsung masuk ke dalam apartemen. Ia langsung mendudukkan diri di sofa, kemudian ia menyandarkan kepalanya ke belakang.
Mata Bianca berkaca-kaca, walau bagaimanapun ini sangat menyakitkan untuknya. Hari ini, adalah hari pernikahan pertamanya, harusnya hari ini ia masih bermanis-manis dengan Sello. Tapi ternyata, itu hanya ada dalam angannya.
Setelah Sello mencampakannya semalam, ia kembali harus menahan rasa sesak seorang diri karena ia kembali ditinggalkan dan ia tidak tahu Sello pergi ke mana. Ia yakin, Sello berbohong tentang alasan pergi karena pekerjaan, ia merasa suaminya sedang merahasiakan sesuatu.
Sello menghela nafas, kemudian menghembuskannya. Ia merogoh tas lalu menelepon Sello, ia ingin tahu Selo pergi ke mana, walaupun Selo berkata ada pekerjaan . Tapi ia yakin, Sello berbohong.
Bianca menghela nafas, “K koenapa kau seperti ini! kenapa kau berubah!” lirih Bianca. Tapi lagi-lagi, ia meyakinkan hatinya, bahwa ini adalah pilihannya. Ia tidak boleh mengeluh dengan sikap Selo dan ia masih teguh dengan pendiriannya dan berharap bahwa Selo akan berubah seperti Selo yang dulu, di mana mereka masih berpacaran.
•••
Waktu menunjukkan pukul 08.00 malam, Bianca terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sekelilingnya dan tersenyum getir, saat lampu masih gelap. Padahal sebelum tertidur tadi sore, Bianca berharap lampu sudah menyala pertanda Selo sudah datang ke apartemennya.
Tapi nyatanya, tidak. Lampu masih gelap dan ia hanya sendiri di apartemennya Selo masih belum tiba. Bianca menoleh ke arah samping, di mana ponselnya berdering, satu panggilan masuk kedalam ponselnya
Ternyata, itu adalah sang ayah. Bianca mencoba untuk menenangkan dirinya, ia tidak ingin sang ayah mengetahui apa yang terjadi di rumah tangganya, karena selama ini Bianca selalu tertutup dengan apapun yang terjadi di hidupnya
.Ia tidak pernah terbuka pada ayah dan ibunya, ia selalu memendamnya sendiri dan sepertinya kali ini ia pun harus merahasiakannya dan tetap berpura-pura baik-baik saja. Setelah bisa menguasai diri, akhirnya Bianca pun mengangkat panggilan dari sang ayah..
“Kau sedang apa?” tanya Lyodra saat mengangkat panggilannya. Perasaannya sedari tidak enak, hanya saja ia menahan untuk menelepon putrinya. Saat perasaan tak tenang semakin menjadi-jadi, akhirnya Lyodra menelepon Bianca.
Bianca mengadahkan kepalanya ke atas, agar tangisnya tidak jatuh. Walaupun ia tertutup soal apa yang ia rasakan. Tapi, ia begitu dekat dengan kedua orang tuanya. Hingga saat Lyodra menanyakan tentangnya. Ia ingin menangis kencang-kencangnya.
“Aku sedang memasak untuk suamiku, Dad,” ucap Bianca berbohong
“Ah kau sedang memasak. Ya sudah, Daddy tutup panggilannya!” kata Lyodra. Setelah panggilannya terputus, Bianca langsung menyimpan ponselnya ke samping, ia memeluk lututnya lalu menangis sejadi-jadinya
Pada akhirnya tangis yang berusaha ia tahan sedari tadi pun akhirnya luruh, ia benar-benar merasa wanita yang paling menyedihkan di muka bumi ini.
Bianca pun bangkit dari duduknya, ia berencana untuk membeli makan di supermarket yang ada di bawah, pikiran Bianca kalut. hingga ia mencari angin malam, Bianca berjalan dengan lesu. Ia memutuskan untuk ke supermarket dan mencari ramen yang pedas
Tiba-tiba, Bianca Menabrak seseorang, kerena ia jalan menunduk. “Maaf ... maaf!” Bianca menghentikan ucapannya, saat melihat siapa yang menabraknya ternyata dia adalah
“Roland?”
Gengs maaf baru up, up ruitin mulai besok ya barengan sama lapak dokter meets Ceo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Nana
semenyakitkan itu klo gk dianggap ada. aq dah ngerasain
2022-11-11
1
Fatimah Tuz
semangat Bianca
2022-10-18
1
Nining Rosmanah
kebetulan ketemu sama Roland lagi atau ada kesengajaan 🤔
2022-09-30
1