Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Semoga suka pada episode ini, selamat membaca.
----------
“ Maafkan saya nona, saya sudah ceroboh dalam menjalankan tugas saya sebagai direktur di rumah sakit ini. Sehingga hal ini bisa terjadi, tapi saya janji akan menyelesaikan masalah ini secepatnya.” Jawab Dr. Rio dengan suara gemetaran ketakutan.
“ Secepatnya, apa anda sudah mengetahui siapa aja pelakunya yang mengelapkan uang rumah sakit ? Dan bagaimana cara anda menyelesaikan masalah yang terjadi?.” Tanya Ara lag.
“ Maaf nona saya belum mengetahui siapa saja pelakunya dan saya sudah laporkan masalah ini ke polisi untuk menyelidikinya.” Jawab Dr. Rio menundukkan kepalanya.
“ Anda sangat ceroboh sekali Dokter Rio, sampai anda tidak memeriksa laporan keuangan dengan teliti. Sehingga hal seperti ini bisa terjadi, apakah Pak Wahyu mengetahui masalah yang sedang terjadi di rumah sakit?.” Tanya Ara dingin dengan mata yang sudah memerah menahan emosi tapi tatapannya tetap tajam menatap lawan biaranya dengan wajah datarnya, dia berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar terlebih orang yang berada di hadapannya lebih tua darinya.
“ Tuan besar belum mengetahuinya nona, saya mohon nona tolong bantu saya menyelesaikan masalah di rumah sakit. Saya takut untuk melaporkan masalah ini kepada tuan besar, kalau tuan besar mengetahuinya dia akan membuat seluruh keluarga saya hidup menderita.” Ucap Dr. Rio sambil berlutut dihadapan Ara meminta pertolongan.
“ Pah apa yang papah lakukan? Papah gak pantas bersujud dan memohon belas kasihan dari anak kecil ini.” Ucap istri Dr. Rio tak suka melihat suaminya melakukan itu dan menunjuk wajah Ara.
“ Iya benar yang dikatakan mamah, apa papah itu gak mikir perbuatan papah membuat malu nama keluarga. Emang dia siapa? Sampai papah harus bersujud meminta bantuannya, masih banyak orang yang bisa papa minta bantuan jangan kepada j****g seperti dia.” Bentak Suster Miranda kepada papahnya yang dia anggap papahnya telah merendahkan harga dirinya sendiri dan Dr. Rio yang mendengar ucapan kasar dari anaknya langsung berdiri dan menampar pipi anaknya dengan keras, Ara hanya terdiam menutup kedua matanya dan memijit pangkal hidungnya mendengarkan pertengkaran antara ayah, ibu dan anak.
“ Ya Allah, kenapa gue bisa berada di tengah tengah pertengkaran keluarga mereka. Membuat kepalaku menjadi pusing mendengarnya, satu sisi istri yang tidak mau mendengarkan penjelasan suaminya malahan mendengarkan ucapan anaknya yang terus mengimporinya. Satu sisi suami yang tidak bisa tegas dengan istri dan anaknya sehingga dia dihina didepan orang, yang seharusnya tidak mendengarkan perdebatan mereka dan satu sisi lain anak yang terlalu dimanja oleh ibunya sehingga apapun yang dia mau harus dituruti, walaupun itu membuat kedua orang tuanya bertengkar. Semoga saja hal seperti ini tidak terjadi pada saat gue sudah menikah.” Gumam Ara dalam hati merasa dia berada di tempat yang salah.
“ Mira kamu disekolahkan biar menjadi orang yang mempunyai pendidikan sehingga bisa menjaga ucapannya dan kamu juga kami didik sopan santun dari kecil. Apa ini hasil dari belajarmu selama ini hah.” Ucap Dr. Rio memarahi anaknya, dia tidak menyangka akan mendengar ucapan kasar yang keluar dari mulut anak langsung terhadap dirinya.
“ Pah, kenapa papah malah menampar dan memarahin anak kita? Seharusnya papah membelanya bukan membela orang lain.” Bentak istri Dr. Rio kepada suaminya dan menghampiri anaknya lalu mengelus kepala anaknya lembut.
“ Ini akibat kamu selalu memanjakannya, sehingga dia menjadi kurang ajar sama orang tua dan bersikap semena-mena dengan orang lain. Kamu harus harus tau siapa orang yang kamu dan anakmu hina, dia adalah nona Kiara asisten pribadi yang paling dipercaya oleh tuan besar untuk mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah sakit termaksud mengawasi papah sebagai Direktur. Jadi minta maaflah kepada nona Kiara karena kalian sudah menuduh yang tidak tidak kepadanya dan sampai masalah kerugian yang dialami rumah sakit sampai terdengar dengan tuan besar akan menjadi masalah buat keluarga kita.” Ucap Dr. Rio memarahi istrinya
“ Apa mereka lagi memainkan drama didepan gue, drama yang mereka buat membuatku pusing dan ingin muntah.” Gumam Ara dalam hati melihat dan mendengar perdebatan antara ayah, ibu dan anak dihadapannya.
“ Berhenti, Dr. Rio tidak perlu melakukan tindakan seperti tadi. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik sekarang Dr. Rio bawa istri dan anak anda pergi. Kelapa saya sakit melihat dan mendengar kalian berdebat dari tadi, oya apa ruangan saya sudah selesai dibersihkan? Dan gimana kondisinya?.” Tanya Ara dingin masih dengan wajah datarny tanpa ekspresi mengalihkan pembicaraan yang sakit kepala dan dia baru ingat kalau dia datang kesini tidak sendiri tapi membawa Revan yang terluka dibeberapa bagian tubuhnya.
“ Ruangan anda sudah siap nona dan maaf nona anda menanyakan kondisi siapa?.” Tanya Dr. Rio setelah menjawab 1 pertanyaan Ara.
“ Cowok yang datang bersama saya tadi. “ Ucap Ara.
“ Oh cowok itu nona, dia mengalami memar dibagian wajahnya dan beberapa luka sobekan sehingga saya harus menjahit dibeberapa bagian tubuhnya. Dia juga sempat kekurangan darah tapi beruntungnya masih ada stok darah dari PMI, maaf nona kalau boleh tau cowok itu siapanya nona?. “ Tanya Dr. Rio penasaran Ara membawa cowok dalam keadaan terluka dan dia begitu perhatian.
“ Calon suami.” Jawab Ara seadanya.
“ Hah calon suami.” Ucap Dr. Rio terkejut dan dia sebenarnya penasaran tapi dia tidak ingin mencampuri urusan orang lain dan Ara menggangukkan kepalanya.
“ Apa saya bisa melihatnya sekarang?.” Tanya Ara.
“ Oh tentu saja bisa nona, tapi tadi saya memberikannya obat tidur. Karena tadi dia ingin turun dari tempat tidur, kayaknya dia mau mencari seseorang. sehingga saya harus memberikannya obat tidur biar luka jahitan pada tubuh tidak terbuka.” Ucap Dr. Rio menjelaskan dengan hati-hati takut salah bicara.
“ Oh, dimana tangannya?. “ Tanya Ara.
“ Ruangan VVIP lantai 2 nomor 13 nona, mari saya antar.” Jawab Dr. Rio sopan.
“ Tidak perlu, urus saja istri dan anak anda jangan sampai hal ini terulang kembali. Jangan lupa serahkan laporan keuangan beberapa bulan terakhir dan taruh di atas meja ruangan saya, assalamu'alaikun.” Ucap Ara lalu berlalu tanpa menunggu jawaban salam dengan langkah cepat menuju ruangan dimana Revan berada dan tidak butuh waktu lama untuk sampai dia membuka pintu lalu masuk. Ara dapat melihat dengan jelas wajah cowok yang beberapa kali mengatakan bahwa ingin menjadikannya sebagai istri, terbarin diatas tempat tidur dengan beberapa perban.
“ Hei cowok aneh, cepatlah sembuh. Huff... kenapa gue jadi sedih dan khawatir sama keadaan lu sih, padahal lu itu bukan siapa siapa gue. Aakh apa mungkin gue cuma merasa bersalah karena dia membela dan melindungi gue dari para preman jadi dia harus mendapatkan luka ini, kenapa sekarang gue jadi cengeng setelah melihatnya diperban seperti ini. Hei air mata lucnut kenapa lu harus keluar.” Gumam Ara dalam hati merasa sedih hingga air matanya tidak bisa dia tahan untuk membasahi pipinya dan tangan kirinya mengengam tangan Revan sedangkan tangan kanannya mengelus pipi Revan lembut, dengan tatapan mata melihat keatas. Sehingga Ara tidak menyadari Revan yang sudah membuka mata, menatap kearahnya sambil menampilkan senyum manisnya.
“ Sayang, kenapa menangis? Saya tidak suka melihatmu menangis seperti ini.” Ucap Revan lembut dengan suara pelan, membuat Ara sedikit terkejut dan Revan ingin bangun dari tidurnya tapi Ara menahannya dengan langsung memeluknya lalu menangis.
“ Jangan melakukan hal berbahaya seperti tadi malam, kalau mereka bisa mengalahkanmu tadi malam bagaimana dengan nasibku hiks... hiks... hiks... “ Ucap Ara dengan tangisannya.
“ Tapi saya tidak apa apa, sayang nasibmu itu akan menjadi istri dari Revan Sanjaya dan kita akan memiliki banyak anak.” Ucap Revan dengan kekehannya, membalas pelukan Ara.
“ Tidak apa apa gimana? Coba lihat Ini dibeberapa bagian tubuhmu aja banyak perban.” Ucap Ara.
“ Ya lebih baik saya yang terluka dari calon istriku di apa apain sama para pemain, itu lebih menyakitkan dari pada luka yang ada di tubuhku. Saya gak akan membiarkan milikku disentuh seujung kukupun dengan cowok lain.” Ucap Revan sambil menatap mata Ara dan mengelap air mata Ara menggunakan kedua jempolnya.
----------
**Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, tekan gambar love, komentar dan yang pastinya vote ya teman-teman biar autor-nya tambah semangat Upnya... **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
nur
hah bukan anak direktur
2021-06-11
0
Main Zullaikah
bukan sok buat ceramah ya thor. ceritamu bagus kok cuma kebanyakan ngomong dlm hati. tolong dong diperbaiki biar gak bingung. untung aku ngerti alurnya. ceritanya terlalu berbelit
2021-03-10
2
zaza
blom paham ma cerita.a😞
2021-02-14
2