Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hallo kakak-kakak dan adik-adik apa kabar kalian semua, semoga kalian selalu di berikan kesehatan sama Allah SWT dan di jauhkan dari penyakit.
----------
“ Iya tapi gue mau lihat keadaan ibu gue sekarang.” Ucap Ara sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya dengan kasar.
“ Yaudah ayo kita ke ruangan ibu Ara ya sayang.” Ucap mama Fira yang tak tega melihat Ara dan langsung menuju ke ruangan UGD. Selang beberapa menit dokter keluar dari ruangan dengan muka lemas dan menghanpiri orang yang berada di depan ruang UGD menanyakan anak dari ibu Larasati.
“ Apakah disini ada anaknya ibu Larasati?.” Tanya Dokter.
“ Ya dok. Saya anaknya.’ Jawab Ara.
“ bagaimana kondisi ibu saya sekarang dok? .” Tanya Ara.
“ Keadaan bu Larasati cukup parah akibat benturan keras yang mengenai kepalanya, kemungkinan untuk bertahan hidup hanya sedikit dan sekarang bu Larasati ingin menemui anda nona.” Ucap dokter sopan memberikan penjelasan mengenai kondisi ibu kepada Ara, tak terasa air mata Ara menetes membasahi pipinya terasa sesak di dada setelah mendengar penjelasan dari dokter. Ara mengucapkan terima kasih kepada dokter dan sebelum menghampiri ibunya di ruangan setelah melihat ibunya dia segera memeluk tubuh ibunya yang sedang terbaring lemah di tempat tidur begitu erat. Di sana Ara melihat terdapat banyak alat-alat medis yang terpasang di tubuh ibunya.
“ Ibu harus bertahan dan cepat sembuh, ayah sudah meninggalkan kita berdua bu, Ara sekarang gak mau kehilangan lagi ibu.” Ucap Aara sedih sambil menanggis. Ibu mengelus rambutnya dan tersenyum melihat dan menanggapi ucap Ara sedih.
“ Sayang maafin ibu gak bisa temanin di sampingmu lagi, tapi percayalah ibu dan ayah akan selalu ada di dekatmu karena kami selalu ada dihatimu sayang dan kamu harus percaya kalau di masa depan akan ada seseorang yang menyayangimu seperti kami menyayangimu.” Ucap ibu terbata-bata.
“ Ibu jangan bilang kayak gitu, ibu pasti sembuh lebih baik ibu istirahat dan gak ada yang bisa menyanginku seperti ibu dan ayah menyayangiku.” Ucap Ara dan ibu melihat Ara sambil tersenyum mendengarkan ucapan anak kesayangannya.
“ Sayang kamu sudah dewasa sekarang, kamu harus bisa mandiri jangan pernah mengandalkan belas kasihan dari orang lain dan menyusahkan orang lain. Kamu harus bisa menjaga dirimu baik-baik setelah ayah dan ibu tidak ada disampingmu” Ucap ibu tertawa kecil disertai batuk sehingga ucapnya terbata-bata.
“ Ibu lebih baik ibu istirahat saja jangan banyak bicara, Ara panggilkan dokter dulu untuk ibu.” Ucap Ara panik sambil menangis melihat ibunya terbatuk-batu dengan nafas yang mulai terasa berat dan ingin memanggil dokter tetapi tangannya dicegah.
“ Sayang ibu tidak apa-apa jangan menangis seperti ini ibu gak mau anak ibu jelek dan kamu dengarin ibu.” ibu menatap Ara dengan tatapan layu tetapi serius, tatapan memohon dan nafas mulai ngos-ngosa.
“ Ibu dan ayah ada menyimpan sedikit tabungan, kamu ambil buku tabungan atas nama kamu buka dibawah tempat tidur kamar ibu dan kamu angkat triplek di sana ibu menyimpannya. Kamu harus pergi jauh-jauh dari kota ini dan melanjutkan SMA di T setelah itu kamu harus melanjutkan pendidikanmu ke jenjang Perguruan Tinggi, jangan sampai ada yang mengetahui keberadaanmu. Apakah kamu mau berjanji kepada ibu sayang akan mewujudkan keinginan ayah dan ibu.” ucap ibu lemah, Ara hanya menganggukan kepala tanda paham.
“ Kiara akan mewujudkan semua keinginan ayah dan ibu, tapi ibu harus ada selalu disampingku untuk melihat Ara sampai menyelesaikan sekolah.” Ucap Ara dengan mata yang mulai membengkak melihat kondisi ibu yang semakin lemah.
“ Maafkan ibu sayang.” Ucap ibu masih menampilkan senyumnya.
“ Ara gak bisa menjalani hidup sendiri tanpa kalian yang selalu ada di samping Ara selama ini bu.” Ucap Ara sedih berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.
“ Kamu pasti bisa sayang mulailah hidup terbiasa tanpa ayah dan ibu.” Ucap ibu sambil tersenyum melihat Ara dan nafasnya mulai sesak.
“ ASYHADU AN LAA ILAA ILLAHAILLAH, WAASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULAH.” Ucap ibu membaca dua kalimat syahadat.
Setelah ibunya membaca dua kalimat syahadat beberapa detik kemudian terdengar suara dari alat pendeteksi jantung yang terdengar nyaring.
Titi...titi....tittt.......... (anggap aja begitu ya)
“ Ibu ibu bangun, dokter, dokter tolong dokter.... tolongin ibu saya.” Teriak Ara histeris.
Dokter datang bersama suster sambil berlari menuju memasuki ruangan, Ara langsung disuruh menunggu diluar agar dokter bisa memeriksa keadaan ibu, tetapi dia bersih keras untuk tetap berada di sana.
“ Sayang ayo keluar dulu biarkan dokter memeriksa ibumu.” Ucap mama Nana memapah Ara untuk keluar senangkan Ara hanya bisa pasrah. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan menghampiri keluarga pasien.
“ Maaf ibu anda sudah meninggal dunia, saya turut berduka cita saya mohon permisi.” ucap dokter dan pamit untuk melanjutkan pekerjaannya, Ara menangis histeris tidak menyangkan bahwa hari perpisahan sekolah adalah hari perpisahan terakhirnya juga dengan kedua orang tuanya.
“ Ayah ibu kenapa kalian meninggalkanku secepat ini, aku masih membutuhkan kalian mendampinginya.” Gumam Ara dalam hati.
“ Apa kalian tidak ingin melihatku sukses bahkan ara sebagai anak ayah dan ibu belum bisa membahagiakan kalian, semoga ayah dan ibu selalu bahagia disana. Ara akan menuruti permintaan ayah dan ibu terima kasih atas hadiah laptopnya ara suka dengan laptop itu Ara akan berjuang mewujudkan cita-cita Ara.” Lanjut Ara.
Ara mencoba untuk mengiklaskan semuanya yang sudah ditakdirkan, tetapi semuanya tidak semudah orang bicara. Mulai dengan cara melakukan rutinitas seperti biasa dia jalani sebelumnya, dia mulai berfikir untuk memulai kehidupannya yang baru dengan membuka lembaran baru tanpa menghilangkan lembaran lama yang akan selalu dia ingat.
Dengan memberanikan diri Ara pergi menata kehidupan baru di luar Kota dan melanjutkan sekolah ke jenjang SMA sesuai permintaan terakhir ibunya, Ara memutuskan untuk pergi tanpa meninggalkan jejak bahkan tanpa berpamitan kepada kedua sahabatnya meninggalkan Kota kelahirannya yang banyak menyimpan kenangan bersama kedua orang tuaku serta kedua sahabatnya disana.
“ Selamat tinggal Kota kelahiranku, semoga aku bisa kembali atau sekedar berkunjung lagi kasini.” Gumam Ara dalam hati mengucapkan kata perpisahan kepada kota kelahirannya.
Setelah 1 tahun merantau di kota orang untuk melanjutkan pendidikannya, sekarang Ara sudah naik kelas 2 SMA dialah satu SMA Negeri di Kota T. Di sekolah baru Ara mendapatkan sahabat-sahabat baru yang baik yaitu Vera, Caca dan Ria mereka adalah teman baru yang selalu ada di saat Ara senang maupun susah, mereka sempat menyuruhnya untuk tinggal di rumah tapi Ara menolak.
Tok.... Tok.... Tok.....
“ Ih.... siapa sih siang-siang gini ketuk pintu keras-keras gak tau apa gue masih ngantuk.” Gumam Ara dalam hati kesel tidur siangku terusik, tapi aku malas membukanya hingga ketukan pintu dengan keras terdengar lagi dengan langkah malas aku membuka pintu untuk melihat siapa yang berani mengusik tidurku.
“ Kalian ngapain sih datang ke sini siang-siang begini ganggu gue tidur aja.” Ucap Ara sewot saat mengetahui siapa yang datang.
“ Tidurnya entaran aja ya dilanjutin.” Ucap Vera enteng.
----------
**Lanjut di episode selanjutnya.
Maaf jika ada yang tidak suka dengan cerita ini dan bagi yang suka semoga kalian gak bosan dan maaf jika terdapat tipo dalam penulisan. Kalian juga bisa kasih kritik dan saran kalian ya ....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komentar dan yang pastinya vote ya teman-teman biar autor-nya tambah semangat Upnya.... ***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Bunga Blivers
kenapa ibu zahra menyuruh rara pergi dari kampung nya ada apa ya penuh misteri
2022-04-25
0
🚬
ya Allah jdi keinget am almr.ibunda saya pun di tinggalkan saat baru mau menginjakan kaki di kelas 1SMA semua yg biasa nya d sedia kan harus belajar mulai semua sendiri dan harus bisa jdi pengganti sosok ibu utk ke 2 adik saya😭😭
2021-04-09
2
Dwi Rahayu
seperti meninggalkan misteri di kota kelahirannya
2021-03-16
0