Chapter 12

"Rand, apa dia yang bernama Nirmala?" Tanya Gaga.

"Iya, wajahnya sama persis dengan di foto."

"Cantik kalau di rawat!" Seru Gaga.

"Coba kau ingat-ingat lagi, apa dia yang kau mangsa malam itu?"

"Aku benar-benar lupa Ran, sumpah demi apa pun aku sama sekali tidak ingat wajahnya."

"Bodoh, memang bodoh kau ini. Eeeee,......!" Randi membuang nafas kasar, "ingin sekali aku menguliti otak mu itu." Randi benar-benar geram pada Gaga.

"Wah, kau ini berani sekali mengatai ku. Mau ku potong gaji mu hah?" Ancam Gaga.

"Kalau begitu, selesaikan masalah mu sendiri...!" Sahut Randi kesal.

"Eeh,...jangan gitu lah Rand, kita kan saudara."

"Giliran ada masalah aja bilang saudara. Dasar penjilat!"

"Ayo ikuti kemana mereka pergi," titah Gaga pada Randi yang berada di balik kemudi.

Gaga dan Randi mengikuti Nirmala dan Dania yang pergi membawa Shaka dengan angkutan umum. Sekitar sepuluh menit perjalanan, mereka berhenti tepat di depan pusat perbelanjaan terbesar yang ada di kota tersebut.

"Oh, hari ini adalah hari minggu. Sudah pasti mereka akan pergi jalan-jalan," ujar Randi.

"Ayo ikuti mereka!" Ajak Gaga.

Ini adalah pertama kalinya Nirmala mengajak Shaka pergi ke mall mewah seperti ini. Semua berkat Dania, ia rela melakukan apa pun demi kebahagiaan Shaka.

"Apa kita hanya akan menguntit mereka?" Tanya Randi kembali kesal.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" Gaga bertanya balik.

"Kau ini lelaki, kenapa kau tidak datang menemuinya secara baik-baik?"

"Jika dia tidak menerima ku bagaimana? Jika kita salah orang bagaimana?" Tanya Gaga khawatir.

"Urusan mu! Aku mau pulang!" Randi yang benar-benar kesal pada akhirnya meninggalkan Gaga sendirian di mall.

"Randi, sialan kau!" Umpat Gaga.

Gaga tidak beranjak pergi, ia tetap mengikuti kemana pun Nirmala dan Dania pergi.

Terus mengikuti, hingga akhirnya membuat Nirmala merasa risih pada pria bertopi yang sejak tadi mengikuti mereka.

"Kenapa kau mengikuti kami?" Tanya Nirmala dengan melepas topi pria tertunduk dengan membelakanginya itu.

Saat Nirmala melihat wajah Gaga, ia langsung mundur. Bayangan malam kelam kembali menghantui Nirmala. Wajah pria yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidup Nirmala. Wajah yang sudah membuat hidupnya menjadi kacau.

"Kau,....!" Nirmala menunjuk wajah Gaga, "Dan,...Dania,....ayo kita pergi....!" Ujar Nirmala langsung menggendong anaknya yang sedang asyik bermain dengan Dania.

"Nir, ada apa? kau kenapa?" Tanya Dania bingung.

Sedangkan Gaga yang bodoh hanya bisa terdiam tak mengejan Nirmala. Gaga bisa melihat dengan jelas wajah ketakutan dengan tatapan benci Nirmala.

Sepanjang perjalanan pulang Nirmala hanya diam saja, tentu saja hal ini membuat Dania penasaran apa yang sudah di alami oleh Nirmala saat di mall tadi.

Setibanya di kontrakan, Nirmala merebahkan Shaka yang masih terlelap sejak di perjalanan pulang tadi.

"Nir, coba cerita. Kau ini kenapa?"

"Dan,....!" Mata Nirmala berkaca-kaca.

"Kau ini kenapa Nir?" Tanya Dania panik.

"Aku melihat laki-laki yang sudah memperkosa ku tadi," ujar Nirmala memberitahu. Dania terkejut, ia tidak percaya.

"Yang benar kau Nir? dari mana kau tahu itu adalah dia?"

"Sampai kapan pun aku tidak pernah melupakan wajahnya Dan."

"Mungkin kau salah lihat," ujar Dania masih berpikir positif.

"Tidak Dania. Sejak kita masuk ke dalam mall, dia bersama seorang temannya sudah mengikuti kita. Tapi, saat kita di permainan tadi, hanya dia seorang. Aku tidak tahu di mana temannya."

"Apa kau yakin Nir?" Tanya Dania masih tidak percaya.

"Aku sangat yakin. Jika tidak, kenapa dia hanya diam saat aku melepas topinya?"

Dania terdiam, bingung ingin menanggapi seperti apa.

"Apa dia selama ini tahu keberadaan ku Dan? Apa dia tahu jika aku punya anak darinya?"

"Nir, kau yang tenang. Bisa saja ini semua kebetulan atau hanya mirip saja."

"Tidak Dan, aku yakin itu dia. Pria bajingan itu.Wajah Shaka sangat mirip dengannya, meskipun aku hanya bisa melihat dia dalam kegelapan, tapi aku masih ingat betul wajah bajingan itu."

Sementara itu, Gaga yang sudah berada di kamarnya hanya bisa termenung meratapi kejadian di masa lalu. Sadarlah Gaga jika ia telah benar-benar menghancurkan kehidupan seseorang.

"Beberapa tahun yang lalu aku telah merampas kebahagiaan seorang perempuan. Ku lihat di bisa berhasil bangkit dari keterpurukan sedangkan aku lari dari tanggung jawab. Tapi, apa benar dia perempuannya?"

Gaga mondar mandir di kamarnya, pria ini mencoba mengingat kembali wajah perempuan yang ia nodai beberapa tahun yang lalu tapi tetap saja bayangan wajah itu samar.

"Brengsek!" Umpat Gaga, "semua ini gara-gara ulah Medina. Aku harus memberinya pelajaran!"

Tok....tok,......

Seseorang mengetuk pintu kamar Gaga.

"Siapa?" Tanya Gaga dengan suara dingin meninggi.

"Saya mas, bi Mur."

"Ada apa bi?" Tanya Gaga.

"Di bawah ada non Medina, dia menunggu Mas Gaga di ruang tamu."

"Baik bi," ucap Gaga.

Naik turun darah Gaga, kali ini ia harus memberi wanita itu pelajaran. Gaga menemui Medina yang selalu berusaha mencari muka di depannya.

Tiba-tiba saja,.....

"Gaga,....Gaga,...lepaskan aku. Kenapa kau mencekik ku?" Tanya Medina yang syok saat Gaga yang baru saja menghampirinya langsung mencengkram leher Medina.

"Apa kau lupa jika kau pernah menjebak ku dulu?" Gaga bertanya dengan wajah merah menahan amarah.

"Lepaskan aku Gaga!" Pinta Medina.

"Seharusnya aku memberi mu pelajaran saat itu. Tapi, aku terpaksa diam mengingat jika mamah mu dan almarhum mamah ku bersahabat. Kali ini aku akan memberi mu pelajaran."

"Apa maksud mu hah?" Tanya Medina ketakutan, "kejadian itu sudah empat tahun yang lalu. Kenapa kau mengungkitnya sekarang?"

"Kau tidak perlu tahu alasannya apa. Ku peringatkan pada mu, jika kau masih suka mengganggu ku dan datang ke rumah ini, aku tidak akan segan-segan mencelakai mu!" Ancam Gaga membuat Medina semakin takut.

"Gaga, semua aku lakukan agar kita bisa bersama-sama. Aku mencintai mu!" Ucap Medina dengan suara tertekan.

Gaga semakin keras mencengkram leher Medina hingga membuat wanita itu terbatuk-batuk nyaris kehabisan nafas.

"Gaga,....!"

Tirta yang baru saja masuk kedalam rumah seketika syok saat melihat Gaga sedang mencengkram leher Medina.

"Lepas Gaga, dia bisa mati...!" Tirta menarik Gaga, menjauhkannya dari Medina.

Medina yang sudah lepas dari tangan Gaga langsung kabur.

"Tidak begini caranya. Kau bisa membunuh Medina," ujar Tirta mengingatkan.

"Dulu aku tidak memperkarakan masalah ini sebab aku masih menghargai persahabatan mamah dan tante Merina. Tapi, setelah aku melihat perempuan yang aku nodai beberapa tahun silam, aku merasa jika semua karena ulah Medina."

"Kau sudah bertemu dengannya?" Tanya Tirta melunak.

"Aku tidak yakin jika dia perempuan itu. Tapi, menurut informasi dan bukti yang di dapat Randi, semuanya mengarah pada perempuan yang aku temui tadi."

"Ajak dia bicara. Bertanyalah sehalus mungkin, kau harus minta maaf padanya!" Tirta menepuk pundak anaknya. Mau marah pun percuma, semua sudah terjadi.

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Shaka dulu dekati baru mama nya

2022-06-24

0

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

☠ᵏᵋᶜᶟ尺მȶɦἶ_𝐙⃝🦜

semangat meminta maaf sama Nirmala aja Gaga bukan malah mau membunuh Medina 🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-06-03

0

lovely

lovely

good job Nirmala jangan mudah memaafkan laki lucnuttt macam c gaga bukanya ma s medina cewek murahan yg jelas dngn sukarela ngasih tubuh nya malah cewek baik macam nirmala dah disiksa di perkosa kejammmm realnya s gaga harusnya mndwkam di penjara😠

2022-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!