Chapter 06

"Sabar Nir," ucap Dania sembari menepuk pundak Nirmala.

"Kakak Hesti ku sudah menghasut kak Dimas. Dia takut jika aku akan mendapatkan pembagian warisan paling banyak. Di banding dengan warisan, aku lebih memilih keluarga. Apa yang harus aku lakukan sekarang Dan?"

"Kakak ipar mu itu benar-benar minta di ulek. Seharusnya dia tidak ikut campur dalam hal seperti ini."

"Aku gak mau lagi pulang. Dunia benar-benar tidak berpihak pada ku," ujar Nirmala sedih.

"Jangan seperti itu Nir. Kau sedang marah, tenangkan dirimu. Ingat, ada Shaka dalam hidup mu."

Nirmala langsung menatap wajah anaknya yang tertidur begitu pulsanya.

"Istirahat lah Nir, kau terlihat sangat lelah."

"Iya Dan, kau juga istirahatlah."

Kedua wanita ini pun tidur, tubuh yang lelah membuat keduanya terlelap begitu cepat.

Sementara itu, di sebuah kamar mewah bergaya Eropa di atas ranjang empuk, Gaga tidur dengan sangat nyenyak sambil menikmati mimpi yang membuatnya terbangun.

"Papah...? anak kecil, siapa anak kecil yang sudah dua kali hadir dalam mimpi ku ini?"

Gaga bingung mengingat mimpinya. Di dalam mimpi Gaga, ada seorang anak kecil yang memanggilnya papah sambil menangis.

"Ah, sudahlah. Itu hanya mimpi...!'' Ujar Gaga kemudian melanjutkan tidurnya.

Tiga puluh menit berlalu, satu jam berlalu, hingga tak terasa sekarang sudah memasuki pukul empat pagi baru lah Gaga terlelap.

Pukul enam pagi Gaga terbangun karena ia harus pergi ke kantor. Wajah lesu dan mata mengantuk membuat sang papah penasaran apa yang sudah di lakukan anaknya semalaman ini.

"Apa kau lembur tadi malam Gaga?" Tanya Tirta.

"Gak pah. Aku gak bisa tidur semalam," jawab Gaga lalu menyeruput kopi panasnya.

"Kenapa, apa kau ada masalah?" Tanya Tirta penasaran.

"Dua malam ini aku selalu di datangi seorang anak kecil dalam mimpi ku pah. Dia memanggil ku PAPAH," ujar Gaga menceritakan mimpinya.

Kening Tirta berkerut heran.

"Makanya, jangan suka membuang benih di mana-mana!" Celetuk Tirta.

"Apaan sih pah. Masih pagi kok melawak."

"Loh, emangnya papah salah?"

"Udah ah, aku mau berangkat!"

Gaga bergegas pergi, ia tidak mau menanggapi ucapan papahnya yang sudah pasti akan panjang ceritanya.

Pukul sepuluh siang, Gaga tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Gaga terus menguap, matanya sedikit berair menahan rasa kantuk.

"Bos, tumben jam segini mengantuk. Gak tidur ya semalam?" Tanya Randi penasaran.

"Iya nih Ran. Dua malam ini aku mimpi aneh Ran," ujar Gaga memberitahu Randi.

"Mimpi aneh bagaimana?" Tanya Randi penasaran.

"Ada seorang anak kecil yang memanggil ku papah. Wajahnya sangat mirip dengan ku, tapi siapa dia?"

Deg,....Randi terdiam sejenak, ekspresi wajahnya mendadak berubah.

"Hei,....Ran. Ada apa dengan wajah mu?" Tegur Gaga.

"Bos,.....!" Randi kembali terdiam.

"Ada apa sih?" Tanya Gaga mulai kesal.

"Apa jangan-jangan perempuan yang pernah bos ehem-ehem dulu itu hamil dan punya anak?"

Deg,....

Jantung Gaga tiba-tiba saja berdebar.

"Bajingan kau!" Umpat Gaga, "kenapa kau mengingatkan ku pada hal itu?"

"Bukan maksud mengingatkan bos. Tapi, bisa jadi seperti itu. Sejak kejadian malam itu, apa bos pernah mencaritahu keadaan perempuan itu? Tidak kan?"

"Aku tidak sengaja Ran, kau tahu hal itu. Sudahlah, jangan mengingat hal seperti itu lagi. Aku mau pergi."

"Pergi kemana bos?" Tanya Randi.

"Minum kopi di cafe depan!" Jawab Gaga.

Saat Gaga membuka pintu dan berjalan keluar, tanpa sengaja seorang anak kecil menabraknya. Sontak saja darah Gaga mendidih, siapa yang sudah berani mengajak anak pada saat bekerja seperti ini.

"Maaf om,...maaf....!" Lirih bocah tersebut sambil menundukkan wajahnya.

"Aduh pak, maaf pak. Maafin keponakan saya pak," ucap Dania ketakutan.

"Kenapa kau bekerja membawa anak hah?" Sentak Gaga membuat Shaka ketakutan.

"Sekali lagi maafkan saya pak. Ibunya sakit, mau tidak mau saya harus membawanya bekerja. Saya mohon jangan pecat saya pak." Dania berlutut, memohon pada Gaga.

Randi yang mendengar ada keributan di luar langsung menyusul Gaga.

"Maafin Shaka om,...!" Lirih bocah tampan itu, "angan pecat ante ania, nanti ante gak isa beliin es klim untuk Shaka." Celoteh Shaka dengan bahasa bayinya.

Shaka mengangkat wajahnya, menatap mata Gaga. Hal tersebut membuat Gaga dan Randi terkejut ketika melihat wajah Shaka.

Sejenak hening, Gaga tiba-tiba saja merasakan ada desiran aneh dalam dadanya.

"Angan pecat ante Shaka ya om,....!" Shaka berceloteh lagi.

"Iya pak, jangan pecat saya pak. Saya mohon."

"Jika ibunya sakit, kenapa tidak di jaga oleh ayahnya hah?" Tanya Gaga kembali kesal.

Seketika wajah Dania berubah, menatap pilu ke arah Shaka yang tidak memiliki seorang ayah.

"Pak, jangan menanyakan di mana ayahnya. Saya tidak ingin jawab," ujar Dania.

"Jawab atau ku pecat kau!" Ancam Gaga semakin kesal.

"Lebih baik bapak pecat saya saja!" Sahut Dania lesu.

"Bos, jangan seperti itu." Tegur Randi.

"Angan om,...angan pecat ante Ania." Tiba-tiba saja Shaka meraih tangan Gaga, tangan mungil yang membuat aliran darah Gaga berhenti.

"Shaka janji gak akan nakal lagi. Shaka janji gak ikut ante Ania kelja lagi."

Matanya berbinar, bening seperti memiliki magnet. Gaga menatap wajah mungil Shaka, tiba-tiba saja ia teringat akan bocah yang sudah dua kali hadir dalam mimpinya.

"Gak, om gak akan pecat tante kamu. Ya sudah, om pergi dulu ya...!" Ujar Gaga melunak.

"Terimakasih pak!" Ucap Dania senang.

Gaga berlalu begitu saja, Randi juga mengekor di belakang. Di dalam lift, Gaga masih memikirkan bocah yang ada di dalam mimpinya dan bocah yang baru saja ia temui tadi.

"Rand,....!"

"Iya bos, ada apa?" Tanya Randi penasaran apa lagi wajah Gaga kali ini terlihat aneh.

"Bocah itu sangat mirip dengan bocah yang ada di dalam mimpi ku," ucap Gaga membuat Randi terkejut.

"Dan wajah bocah itu sangat mirip dengan mu bos!" Sahut Randi yang merasa jika wajah Shaka sangat mirip dengan Gaga.

"Pertanda apa ini Rand?" Tanya Gaga yang tiba-tiba dadanya kembali berdebar.

Randi hanya diam, ia tak bisa menjawab pertanyaan Gaga. Sejak melihat Shaka tadi, Randi terus mengabsen wajah Shaka dan Gaga.

Dalam hal ini, Dania yang panik tidak sadar akan kemiripan wajah Shaka dan Gaga. Tidak di pecat saja ia sudah merasa sangat bersyukur.

Mata yang mengantuk seketika hilang, isi kepala Gaga bukan lagi masalah pekerjaan melainkan tentang Shaka dan bocah di dalam mimpinya.

"Masa iya sih itu perempuan hamil Rand?"

"Gak tahu juga sih bos. Kejadiannya sudah empat tahun yang lalu."

"Aku benar-benar tidak ingat wajahnya Rand. Kau tahu sendiri aku kenapa saat malam itu."

"Apa kita harus mencaritahu bos?"

"Entahlah Rand, aku bingung!"

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

cari tau Shaka anak gaga

2022-06-24

0

☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ

☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ

Kan bener, Shaka anak Dewangga, hhhmmm 🤔🤔🤔

2022-06-01

2

lovely

lovely

ayo Gaga cari ibunya

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!