Chapter 03

Arwan, pria ini terdiam sejenak di depan pintu kontrakan Nirmala. Arwan merasa bersalah pada Nirmala atas kejadian di mall tadi. Dengan memberanikan diri, Arwan mengetuk pintu. Tak berapa lama Nirmala keluar.

"Nir,....!" Lirih Arwan, "aku minta maaf atas kejadian di mall tadi."

"Rasa-rasanya aku sudah tidak tahan lagi mendengar hujatan dari mamah mu mas. Ada baiknya aku mencari pekerjaan lain saja."

"Jangan Nir,...kamu ini kenapa sih malah mendengarkan omongan mamah?"

"Aku juga punya hati dan perasaan mas. Aku sangat berterimakasih pada mu. Jika bukan kamu yang menolong ku dulu, entah apa jadinya aku sekarang?"

"Berapa kali mas bilang sama kamu, kalau mas cinta sama kamu. Nir, kalau kamu benar cinta sama mas, ayo perjuangin restu mamah bersama-sama."

Arwan memohon pada Nirmala, meskipun mereka tidak memiliki hubungan apa pun, tapi Arwan sangat menaruh harapan besar pada Nirmala.

Nirmala menarik nafas panjang, lelah rasanya dengan kehidupan yang selalu ruyam.

"Hampir empat tahun aku menahan ini semua mas. Tak sekali pun mamah mu bicara baik-baik pada ku. Aku sudah berusaha bersikap baik pada beliau.Aku juga punya hati mas!"

"Mas benar cinta sama kamu Nir, menikahlah dengan mas. Mas janji akan menjaga dan membahagiakan kamu dan Shaka." Arwan membujuk Nirmala.

"Gak...!"Seru Yunu yang tiba-tiba ada di belakang Arwan, "sampai kapan pun mamah gak akan pernah merestui pernikahan kalian. Perempuan ini perempuan kotor. Lihat saja anaknya, tidak tahu siapa ayahnya!"

"Mah,....!"

"Diam kamu Arwan!" Sentak Yuni, "heh kamu,....!" Yuni menunjuk wajah Nirmala, "sudah habis kesabaran saya. Mulai besok kamu gak usah lagi datang ke restoran. Kamu saya pecat."

"Mah, Nirmala karyawan ku. Hanya aku yang berhak memecat dia.",

"Baik bu, saya tidak akan lagi menginjakan kaki di restoran anda!" Sahut Nirmala.

"Dan satu lagi, jauhi anak saya!"

"Mamah gak bisa melarang aku. Aku berhak menentukan jalan hidup ku!"

Plak....

Yuni menampar wajah Arwan.

"Minggu depan kamu dan Sofia akan menikah. Mamah gak mau tahu!"

"Gak, aku gak mau menikah dengan Sofia...!" Tolak Arwan.

"Pergilah mas, jangan ganggu aku lagi. Pergi kalian dari sini...!!"

Nirmala mengusir Arwan dan mamahnya.

"Dasar pelac*ur, anak kamu gak punya ayah. Berani sekali kamu mengusir ku!"

Yuni yang tidak terima saat di usir langsung melontarkan kata-kata kasar. Arwan yang mendengar hal tersebut langsung mengajak mamahnya pergi karena mereka sudah menjadi bahan tontonan.

Nirmala hanya bisa menangis di balik pintu. Perih sekali rasanya jika anaknya selalu di hina. Mau melawan pun bagaimana? Nirmala tidak bisa menunjukkan bukti siapa ayah kandung Shaka.

"Maafkan mamah nak," ucap Nirmala dengan isak tangisnya, "kau tak seharusnya lahir dengan nasib seperti ini."

Hancur sudah hati Nirmala, orang-orang yang tidak tahu tentang dirinya hanya akan memandang sebelah mata.

Nirmala hanya bisa menangis sambil menatap wajah polos tak berdosa yang saat ini sedang terlelap tidur.

"Nirmala,.....!!"

Dania membuka pintu dan langsung memeluk Nirmala.

"Nir,...maafkan aku. Maafkan aku yang sudah terlalu memaksa mu dengan pak Arwan. Aku minta maaf." Dania merasa bersalah.

Saat mendapatkan kabar dari temannya jika Nirmala mendapatkan masalah, Dania yang sedang bekerja langsung pulang tanpa izin dengan atasannya.

"Aku sudah gak kuat lagi Dan, kasihan Shaka."

Suara Nirmala serak, dadanya begitu sesak.

"Mulai besok kamu gak usah pergi kerja lagi. Kita pindah dari sini, kita cari pekerjaan baru dan suasana baru."

"Aku dan Shaka akan pergi, kau tetaplah di sini. Sayang dengan pekerjaan mu!"

"Gak, aku gak mau pisah sama kamu dan Shaka. Aku sayang sama Shaka, kita akan terus bersama-sama."

"Mamah nangis?" tanya Shaka dengan suara datarnya.

Buru-buru Nirmala menghapus air matanya.

"Gak, mamah gak nangis. Shaka udah bangun sayang?"

"Mamah nangis!" kekeh Shaka.

"Mamahnya Shaka gak nangis sayang. Tadi mata mamah terkena debu, makanya tante tiup-tiup dari tadi." Dania mencari alasan.

"Benelan....?" Shaka memastikan.

"Iya sayang. Sudah sore, ayo mandi...!" Nirmala mengalihkan.

Shaka diam, bocah ini menurut saja meskipun ia sendiri tidak percaya dengan ucapan Dania. Shaka memang bocah pendiam yang hanya sesekali bicara.

Siang telah berganti malam, Nirmala dan Dania juga Shaka baru saja pulang setelah makan malam di luar.

"Besok sore kita akan pindah. Aku sudah mendapatkan pekerjaan dari teman ku," ujar Dania memberitahu Nirmala.

"Kalian mau pindah kemana?" Tanya suara berat dari arah pintu yang sedikit terbuka.

Nirmala dan Dania terkejut saat melihat Arwan yang berdiri dengan wajah dingin.

"Ngapain pak Arwan ke sini?" Dania bertanya dengan ketus.

"Jawab aku, kemana kalian akan pindah?"

"Bukan urusan bapak!" Seru Dania, "apa bapak gak kasihan melihat Nirmala dan Shaka menjadi bahan olokan dan hinaan?"

"Nir, bukankah kita sudah berjanji untuk memperjuangkan hubungan kita?"

"Aku tidak pernah berjanji untuk hal apa pun. Maaf mas, tapi semua ucapan mamah sudah sangat menyakiti perasaan ku."

"Nir, aku minta maaf atas nama mamah. Mari kita berjuang untuk mendapatkan restu mamah. Aku sangat mencintai mu Nir."

"Pak, sudahlah. Mau sampai kapan bapak seperti ini? Sekian tahun Nirmala hanya menjadi bahan hinaan ibu Yuni. Saya saya sadar jika salah sudah salah memaksa Nirmala untuk menerima bapak. Tapi, setelah saya pikir-pikir, kebahagiaan Nirmala dan Shaka sangatlah penting."

"Jika kami sudah bersama, aku bisa memberikan apa pun yang di inginkan Nirmala dan Shaka."

"Mas, sudah!" Nirmala meninggikan suaranya, "aku capek seperti ini. Aku juga ingin hidup tenang!"

"Kita akan hidup tenang setelah kita bersama Nir...!" kekeh Arwan.

"Aku tidak mencintaimu mas!" Seru Nirmala dengan sorot mata tajam, "selain anakku, aku tidak mencintai siapa pun dalam hidup ku."

Runtuh sudah hati Arwan, sekian tahun ia mendambakan cinta Nirmala namun akhirnya kandas juga.

"Jangan bercanda Nir...!'' Lirih Arwan.

"Aku tidak pernah bercanda. Aku tidak mencintai siapa pun dalam hidup ku selain anakku. Aku trauma pada laki-laki...!"

"Kenapa kau seperti ini Nir...?"

"Aku hanya ingin membahagiakan anak ku seorang, bukan orang lain termasuk kamu."

Suara Dania terdengar serius, Arwan tidak pernah mendengar hal seserius ini saat bicara dengan Nirmala.

Dania mendorong Arwan keluar dari kontrakan mereka lalu menutup pintu. Bukan untuk melupakan jasa Arwan dalam membantu Nirmala, tapi hinaan mamahnya Arwan lah yang membuat Nirmala seperti ini.

"Selama ini aku bertahan bekerja di sana hanya untuk menghargai mas Arwan karena dia sangat baik pada ku. Dania, apa keputusan ku sekarang benar?"

"Aku minta maaf Nir. Menurut ku, keputusan mu ini sudah benar. Mari berkemas, subuh nanti kita akan pergi sebelum pak Arwan tahu."

Terpopuler

Comments

Vita Zhao

Vita Zhao

ya pergi saja nirmala, kesel banget deh aku sama bu yuni

2022-06-25

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

bagus lebih baik pindah tinggal kan si Arwan atau si cawan

2022-06-24

0

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

belum apa2 ibunya arwan sudah seperti itu....

2022-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!