Chapter 02

"Kenapa kau selalu menolak lamaran pak bos Nir?" Tanya Dania penasaran, "Shaka sudah berusia tiga tahun. Apa kau tidak bingung nantinya jika Shaka bertanya siapa ayahnya?"

Nirmala hanya diam mendengar pertanyaan dari Dania. Nirmala dan Dania tinggal satu kontrakan, hanya Dania yang menolong Nirmala di masa terpuruknya dulu.

"Jika kau menikah dengan pak Arwan, setidaknya hidup mu dan Shaka terjamin."

"Susah Dan,...!" Lirih Nirmala.

"Apa yang susah Nir?" Tanya Dania heran.

"Yang pertama aku trauma dengan kejadian di masa lalu. Yang kedua, kami berasal dari latar belakang yang berbeda. Sudah pasti keluarganya tidak akan menerima ku apa lagi anak ku yang aku saja tidak tahu siapa ayahnya."

"Dan yang ketiga apa?" Tanya Dania penasaran.

"Tidak ada yang ketiga!" Seru Nirmala.

"Lihat Shaka,...!" Nirmala menatap wajah anaknya yang tertidur sangat pulas, "Shaka butuh sosok ayah dalam hidupnya Nir."

"Aku tahu akan hal itu Dania. Tapi, dengan keadaan ku seperti ini siapa yang akan menerima aku dan anak ku. Kakak ku saja mengusir ku apa lagi orang lain."

Dania menarik nafas panjang, kehidupan Nirmala terlalu rumit jika harus di jabarkan.

"Sesekali pulanglah Nir, mana tahu kakak mu sudah memaafkan mu dan dia merasa bersalah sudah mengusirmu. Semua ini bukan salah mu, semuanya sudah takdir."

"Aku belum siap untuk pulang. Aku masih ingat betul bagaimana kakak mengusir ku dengan bahkan tega menghina ku." Nirmala memejamkan matanya, ingatannya masih kuat tentang kejadian beberapa tahun silam.

"Setidaknya kau harus tahu bagaimana kabar keluarga mu Nir....!"

"Untuk apa aku tahu? Sedangkan mereka saja tidak pernah mencari ku. Kau tidak tahu bagaimana rasanya di perlakukan layaknya orang asing Dan..."

Dania membuang nafas kasar, menatap iba pada Nirmala.

"Yang terpenting sekarang kebahagiaan mu dan Shaka. Ingat Nir, Shaka butuh seorang ayah!"

Sekali lagi, Nirmala hanya mengangguk tanpa bicara lagi.

"Mama.....!" lirih bocah tampan dengan wajah yang sangat mengantuk.

"Nak, Shaka. Kenapa bangun sayang?" Nirmala menghampiri anaknya yang tidur di atas kasur lantai.

"Mama,.....!!''

Shaka memeluk Nirmala lalu tidur di atas pangkuannya. Lelah rasanya, tapi mau bagaimana lagi? semua sudah garis kehidupan Nirmala.

"Terima saja lamaran pak Arwan, aku yakin dia akan membuat kehidupan kalian bahagia." Dania mencoba menekan Nirmala.

"Kita bahas kapan-kapan lah Dan, aku lelah. Ayo tidur!"

Sekali lagi, Dania hanya bisa membuang nafas kasar.

Malam ganti pagi, Nirmala dan Dania sudah bangun pagi sekali. Meskipun hari ini Nirmala mendapatkan jatah libur, tapi ia tidak bisa bangun siang.

"Selamat pagi," sapa Arwan yang tiba-tiba muncul di depan pintu kontrakan.

"Loh pak, ngapain ke sini?" tanya Dania yang sebenarnya sudah hafal betul maksud dan tujuan Arwan.

"Seperti biasa, aku mau ngajak Nirmala dan Shaka pergi jalan-jalan."

"Aduh mas, gak usah deh. Aku bisa mengajak Shaka pergi sendiri," tolak Nirmala.

"Udahlah, gak kenapa-kenapa. Ayo pergi sekarang!" Ajak Arwan.

"Mas Arwan pasti banyak pekerjaan. Kita perginya lain kali aja ya?" Nirmala terus menolak.

Seketika Arwan mengeluarkan jurus andalannya. Pria ini berlutut, meraih kedua tangan Shaka lalu menggenggamnya.

"Shaka sayang, kamu mau gak beli mainan?"

Mata polos milik Shaka mendongak, menatap wajah Nirmala.

"Mama,....!" Lirih Shaka. Bocah ini pendiam, bicara hanya seperlunya saja. Nirmala terkadang bingung, dari manakah sifat dingin anaknya berasal.

Mata polos bening milik Shaka membuat hati sang mamah luluh juga. Pada akhirnya Nirmala mau di ajak Arwan pergi jalan-jalan.

Arwan senang sekali, pria ini mengajak Shaka dan Nirmala pergi ke mall. Arwan menemani Shaka bermain, jelas terlihat jika Shaka sangat bahagia.

Perasaan Nirmala sangat sedih saat melihat anaknya tertawa bahagia bersama Arwan.

"Dania benar, Shaka butuh seorang ayah!" Ucap Nirmala pelan. Wanita ini menarik nafas panjang, memejamkan matanya sejenak menahan rasa sesak didada yang tiba-tiba datang menyerang.

"Nir,....!!"

Arwan mengejutkan Nirmala.

"Eh, mas. Ada apa mas?"

"Kamu kenapa? kok melamun?"

"Gak kenapa-kenapa mas. Udah mainnya?" Tanya Nirmala mengalihkan.

"Iya. Shaka lapar, ayo kita pergi makan!" Ajak Arwan.

Mereka kemudian pergi mencari tempat makan yang enak. Setelah mendapatkan tempat, Arwan dan Nirmala langsung memesan makanan.

"Loh, Arwan...!!" Yuni terkejut melihat anaknya di mall.

"Mamah!" Lirih Arwan seketika merasa canggung.

"Mas Arwan, kamu ngapain pergi sama dia?" Sofia menatap sinis ke arah Nirmala.

"Lah, kenapa memangnya?"

"Arwan. Sudah mamah bilang, mamah gak suka sama dia, apa lagi anaknya!"

"Iya nih. Mas Arwan ngapain sih dekat-dekat sama anak haram yang gak jelas bapaknya?"

"Sofia...!" Bentak Arwan, "jaga mulut mu itu!"

Nirmala hanya diam, ia langsung memeluk anaknya.

"Heh kamu....!" Yuni menunjuk wajah Nirmala, "dukun mana yang kau gunakan untuk memelet anak ku hah?"

"Maaf bu, saya tidak seperti itu." Nirmala menyahut.

"Mas, kamu itu mau tunangan sama aku. Kenapa kamu malah pergi sama perempuan ini hah?"

"Yang mau tunangan sama kamu itu siapa?" Tanya Arwan.

"Arwan,...!" Sentak Yuni, "ayo pulang. Mamah gak suka kamu dekat-dekat sama mereka."

"Iya, anak gak jelas bapaknya. Pasti bikinnya rame-rame!" ejek Sofia.

"Kalian boleh hina aku. Tapi, jangan sesekali kalian menghina anak ku. Dia tidak tahu apa-apa!" Nirmala geram.

"Mah, ngapain sih bikin ribut di sini? Ini hak ku, terserah aku mau pergi sama siapa?"

"Arwan. Mamah minta kamu pecat dia. Sudah berapa tahun restoran kita menampung manusia kotor seperti dia. Dasar pembawa sial!"

"Mah,....!"

"Jika kamu tidak menurut dengan omongan mamah sekali ini, akan mamah pastikan jika restoran mu itu akan tutup permanen." Yuni mengancam anaknya. Sofia hanya tersenyum penuh kemenangan sambil menatap Nirmala.

Nirmala tidak tahan lagi, ia langsung menggendong Shaka lalu mengajaknya pergi. Arwan berniat mengejar, tapi Yuni menahan anaknya dengan cepat.

"Mamah ini kenapa sih? perasaan mamah gak gini kok!"

"Itu semua karena mamah gak suka kalau kamu dekat-dekat sama Nirmala. Arwan, anak Nirmala itu anak haram!"

"Mah, cukup ya mah. Shaka bukan anak haram. Shaka berhak bahagia!"

"Mas Arwan ini kok suka banget bela si Nirmala sama anaknya. Mas Arwan suka sama dia?" Tanya Sofia.

"Kalau iya kenapa?"

"Mamah gak setuju. Arwan, ayo kita pulang!"

"Gak, mamah bisa pulang sama Sofia." Arwan menolak.

"Kamu mau kemana Arwan?"

Arwan tidak menjawab, ia mengejar Nirmala dan Shaka yang sudah pergi entah kemana.

"Gak bisa di biarin tante. Emangnya tante mau punya menantu yang udah punya anak yang bapaknya aja gak jelas?" Sofia berusaha mengompori.

Terpopuler

Comments

Yuna Zahra

Yuna Zahra

no di tempelkan dr Cibubur-Cawang klik pulau lokomotif jlkjjvc K-Pop

2022-06-27

0

Vita Zhao

Vita Zhao

kasian nirmala dan shaka selalu saja dihina sama orang2

2022-06-25

0

Wirda Lubis

Wirda Lubis

ketemu sama siluman ular

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!