" Hai, sayang ... " sapa Bella begitu ketemu dengan Reno, setelah Bella berada di dalam apartment Reno.
Sudah beberapa hari ini, ia tidak menghubungi dan berjumpa dengan Reno. Bella lagi sibuk dengan pria barunya, yang ia temui waktu di pesta kemarin.
Selama ini , ia dan pria itu pergi liburan ke negara tetangga. Bella tentu saja semangat karena pria itu sangat royal padanya. Selain memberikan uang yang banyak, ia selalu membelikan tas, pakaian dan sepatu bermerk buat Bella. Walau sebelum itu, Bella harus melayaninya di ranjang tapi gak masalah buat Bella selagi ia bisa mendapatkan apapun yang Bella inginkan.
" Hmm ... kemana aja kamu beberapa hari ini ? " tanya Reno dengan tatapan datar.
" Maaf, sayang ... aku sangat sibuk. Aku pengen cepat tamat kuliah seperti Audrey." bohong Bella.
Mendengar nama Audrey disebut, Reno terlihat semangat.
" Oh, kamu ada ketemu sama Audrey ? " tanya Reno.
" Ada, kemarin di kampus, waktu si munafik itu lagi ngurus buat wisuda." jawab Bella malas.
" Memangnya kapan dia wisuda ?"
tanya Reno ingin tahu.
" Kalau gak salah dua Minggu lagi.
Kenapa emangnya ? " tanya Bella.
" Gak ada, cuma pengen tahu aja." sahut Reno kembali datar.
Melihat sikap Reno yang datar, Bella agak sedikit khawatir. Bagaimanapun ia gak ingin melepas Reno darinya, karena Bella mencintainya. Sedangkan dengan pria yang belakangan ini dekat dengannya hanya untuk bersenang - senang saja.
" Sayang, kamu marah ya sama aku. Jangan marah, dong ... aku kan gak bisa menghubungi kamu dan gak datang kesini karena aku beneran ingin serius agar bisa segera menamatkan kuliahku." bujuk Bella dengan manja sambil membelai pipi Reno.
Reno yang mulai terpancing karena melihat pakaian Bella yang sengaja terbuka di bagian dadanya, mulai bereaksi tapi ia tetap berusaha bersikap cuek.
" Sayang ... Maafin, dong. Aku janji deh, akan berusaha membagi waktu agar bisa sering bersama kamu. " rayu Bella, lalu membelai dada Reno dengan lembut.
Reno yang mulai merasakan sensasi di tubuhnya, berdiri dari duduknya. Karena waktu Bella datang, ia sedang berada di kamar dan duduk di atas kasur. Ia belum ingin melakukan itu sekarang dengan Bella, karena ia ingin lebih dulu mengetahui tentang Audrey.
Karena selama beberapa hari ini, Audrey belum pernah mengangkat telepon darinya lagi. Pernah sekali, tapi itupun hanya membalas chat aja, hal ini semakin membuat Reno penasaran dengan Audrey.
Ternyata, menaklukkan Audrey gak semudah perkiraannya.
Ia memang sangat berbeda dengan wanita lain, yang dengan beberapa gombalan dan perhatian romantis langsung luluh dengannya.
" Duduk dulu, disini .. ada yang ingin aku tanyakan sama kamu." ucap Reno yang kini duduk di sofa.
Bella yang mulai penasaran dengan apa yang ingin di tanyakan Reno padanya sedikit merasa khawatir. Ia takut kalau Reno mengetahui tentang jalinan hubungannya dengan pria lain.
Karena Reno pasti sangat marah, Reno paling gak suka memakai bekas orang. Dengan perlahan ia duduk di sofa depan Reno.
" Apa yang ingin kamu tanyakan denganku, sayang ? " tanya Bella masih tetap dengan ekspresi menggoda walaupun di dalam hatinya ia merasa takut.
" Hmm ... bagaimana kabar Audrey ? " tanya Reno begitu Bella duduk didepannya.
Wajah Bella langsung berubah kesal mendengar Reno bersikap begini hanya karena ingin menanyakan tentang Audrey bukan karena merindukan Bella.
" Baik, tapi aku gak sempat ngobrol banyak sama dia." jawab Bella malas.
" Oh, gimana caranya agar Audrey tertarik padaku ? " tanya Reno ingin tahu, karena sepertinya agak susah mendapatkan Felicie tidak seperti gadis lainnya.
" Mana aku tahu, kan kamu yang lebih ahli dalam hal ini." jawab Bella ketus.
" Kenapa sih sayang, dari tadi jawabannya ketus melulu ? " tanya Reno begitu melihat wajah Bella yang kesal.
" Gimana gak ketus, aku datang kemari karena kangen sama kamu. Tapi kamu malah nanyain Audrey, siapa yang gak kesal dengarnya." sahut Bella jujur.
" Jadi ceritanya lagi cemburu, nih ... hahaha." ejek Reno.
" Ih, kamu ngeselin banget. Udah tahu akunya kangen sama kamu.
Bukannya di peluk malah Audrey yang duluan di tanyakan. Gimana aku gak kesal, coba ... ?" ucap Bella cemberut.
" Sayang, sorry ... aku juga kangen sama kamu. Beberapa hari ini kamu gak ada kabar, bahkan gak ada telepon aku. Tapi saat ini yang penting aku harus segera mendapatkan sahabatmu Audrey
agar rencana kita bisa lebih cepat di jalankan. Makanya aku nanya ke kamu. " gombal Reno dan menjelaskan sambil memeluk Bella, walau tidak semuanya benar, karena sebenarnya Reno sudah tidak sabar untuk bisa bersama Audrey.
Apalagi orang tua Reno sudah sangat mendesaknya agar secepatnya bisa mendapatkan hati Audrey.
Bella yang di peluk oleh Reno pun menjadi luluh. Rasa marah dan cemburunya langsung hilang seketika.
" Gampang, kamu tinggal datang ke kampus tiap hari. Dia pasti bakalan sering datang ke kampus buat ngurus wisudanya. Apalagi aku dan yang lain masih kuliah di sana." jawab Bella
" Wow ... kamu memang pintar sayang." ucap Reno senang karena telah menemukan cara.
" Iya, dong ... " ucap Bella bangga.
Sementara itu Audrey sedang mencoba menghubungi orang tuanya. Setelah menghubungi Audrey kemarin saat teman - temannya menginap di mansion, Daddy dan Mommy nya belum ada meneleponnya lagi.
Tapi sudah beberapa kali Audrey mencoba tetap belum tersambung. Begitu juga dengan nomer Kevin kakaknya, sama sekali gak bisa di hubungi.
Perasaan khawatir mulai melanda di hati Audrey.
Ia tak tahu harus menanyakan pada siapa lagi untuk mencari tahu tentang kabar orang tuanya.
Gak mungkin dia menanyakan pada asisten Daddy, pasti dia sedang sibuk menangani perusahaan selagi Daddy tidak berada di sini.
Sambil menatap ponselnya, ia mencoba mengingat semua pesan yang di sampaikan Daddy dan mommy nya. Tiba - tiba terlintas nama Erland di pikirannya. Lagi pula gak ada nomer Erland di ponsel miliknya. Kalaupun ada itu adanya di ponsel yang lain seperti yang di katakan daddy. Tapi dengan cepat di sanggahnya, gak mungkin juga ia menghubungi Erland duluan. Ada rasa gengsi di hati Audrey, karena selama ini dia belum pernah menghubungi pria duluan selain Kevin.
Selagi Audrey berpikir keras, ponselnya terdengar berdering.
Ia pun tersenyum, Audrey mengira kalau orang tuanya yang menghubungi. Tapi begitu ia melihat ponselnya ternyata nama Rina yang tertera di sana, ia agak kecewa. Tapi Walaupun begitu ia merasa sedikit terhibur karena mungkin jika ia ada teman bicara, bisa menghilangkan sedikit rasa khawatirnya. Audrey menggeser tombol jawab di ponselnya.
" Halo, Drey ... " terdengar suara Rina.
" Ya, halo Rin ... " jawab Audrey.
" Gue gak lagi ganggu Lo, kan... ?" tanya Rina gak enak.
" Ya, gaklah ... ada apa Rin ? " tanya Audrey dengan nada lembut.
" Hmm ... gue bisa ke mansion Lo hari ini ? Ada yang mau gue omongin sama Lo. " ucap Rina.
" Bisa lah ... Lo dimana sekarang ?"
" Masih di tempat kerjaan. Nanti sepulang kerja, gue ke mansion Lo."
" Gini aja, mending gue yang ke tempat kerja Lo. Gue juga lagi bosan di mansion sendirian. Biar pulangnya bareng sama gue."
" Boleh, kalau Lo gak merasa di repotin."
" Gak, gue gak ngerasa Lo repotin.
Gue emang pengen keluar. Kebetulan Lo telepon, jadi gue tahu harus kemana."
" Baiklah, kalau begitu."
" Okey, deh ... gue siap - siap dulu ya. "
" Ya, hati - hati di jalan, Drey ... ".
" Thanks ... ".
Setelah sambungan telepon itu terputus, Audrey pun segera mengganti pakaiannya. Tak butuh lama, ia pun turun dari kamarnya dan menuju garasi.
Dengan cepat Audrey melaju di jalanan menuju mall, tempat kerjanya Rina.
Begitu selesai memarkirkan mobil nya, Audrey bergegas masuk dan berjalan menuju cafe.
Namun langkahnya terhenti, ia seperti melihat Bella dengan seorang pria sambil menenteng beberapa tas belanjaan. Karena penasaran, ia pun mencoba mengejar Bella. Tapi saat ia hendak menghampiri tiba - tiba ada seorang anak kecil yang terjatuh di depan Audrey dan ia mengalihkan perhatian Audrey dari Bella. Ketika Audrey tersadar, ia sudah tidak melihat keberadaan Bella lagi.
Audrey berusaha berpikir positif seperti biasa bahwa mungkin saja
yang tadi di lihatnya bukanlah Bella. Karena seperti pengakuan Bella sebelumnya pada mereka, kalau ia belum memiliki kekasih.
Akhirnya ia kini kembali berjalan menuju tempat Rina bekerja.
Audrey tersenyum begitu melihat Rina sudah menunggunya di pintu masuk cafe.
" Mau makan apa, Drey ? " tanya Rina setelah memberikan tempat duduk yang di inginkan Audrey.
" Gue minta cemilan aja, Rin. Tadi gue udah makan di mansion." sahut Audrey.
" Roti bakar mau ? " tanya Rina.
" Boleh, sekalian coklat hangat ya Rin ... lagi pengen gue nih." ucap Audrey yang biasanya selalu memesan jus di manapun ia berada.
" Oke, gue tinggal bentar ya Drey ... " kata Rina.
" Okey ... Lo santai aja. Gue akan nungguin elo sampai selesai kerja."
Rina tersenyum lalu berjalan meninggalkan Audrey. Sambil menunggu pesanannya datang, ia mencoba menghubungi nomer ponsel orang tuanya, tapi tetap saja belum bisa di hubungi.
Audrey pun kini kembali merasa resah. Ia takut apa yang ada di pikirannya benar - benar terjadi.
Audrey mencoba mengalihkan pikiran dengan memandang keluar cafe, lagi - lagi ia seperti melihat Bella dan masih dengan seorang pria. Karena penasaran, ia menekan nomer ponsel Bella, tersambung tapi gak di angkat.
" Lo, kenapa Drey ... ? " tanya Rina yang sedang membawakan pesanan Audrey.
" Itu, gue kaya ngeliat Bella tadi, tapi dia bersama seorang pria." ucap Audrey menjelaskan.
" Oh, mungkin Bella lagi jalan sama pacarnya kali. " kata Rina.
" Hmm ... tapi dia bilang belum punya pacar sama kami." sahut Audrey.
" Bisa aja dia sengaja bohong sama elo, Zia dan Dea, karena belum ingin kalian tahu kalau Bella udah punya pacar." Rina mencoba menganalisa.
" Mungkin juga, sih ... " ucap Audrey ragu.
" Eh, Rin ... Lo tadi di telepon bilang ada yang mau Lo omongin sama gue. Mau ngomongin apa, sih ... ? " Audrey melanjutkan lagi perkataannya.
" Kayanya nanti aja deh, waktu kita pulang dari sini. Gak enak juga gue kalau ada yang lain ikut mendengar apa yang mau gue omongin sama Lo." jawab Rina pelan.
" Kalau gak gini aja, hari ini Lo nginap aja di mansion gue. Jadi aman, Lo bisa cerita sepuasnya.Gimana ..? Biar gue juga ada teman ngobrol.
Mau kan nginap di tempat gue ? " Audrey bertanya memastikan jawaban Rina.
" Baiklah, sekarang Lo minum dulu coklat hangatnya, ntar keburu dingin."
" Okey ... " Audrey pun segera meminum coklat hangat dan roti bakarnya.
" Oh, ya ... Drey, teman - teman kerja gue yang cowok pada pengen bisa foto sama Lo. Boleh, gak ... ?"
" Boleh tapi fotonya rame - rame ya, Rin ... gue gak mau kalau cuma foto berdua aja."
" Sip, ntar gue bilangin dulu Ama mereka."
Audrey menganggukkan kepalanya menjawab perkataan Rina. Sementara Rina dengan semangat berjalan meninggalkan Audrey untuk memanggil teman - temannya yang ingin berfoto dengan Audrey.
Tak begitu lama, Rina datang dengan membawa mereka yang ingin berfoto. Bukan hanya teman prianya tapi teman wanita Rina juga ingin bisa berfoto dengan Audrey. Dengan ramah, Audrey meladeni keinginan mereka dan seperti yang telah Audrey sampaikan pada Rina, merekapun foto beramai - ramai. Bahkan ada juga beberapa pengunjung cafe yang juga ikut minta berfoto dengan Audrey.
Setelah puas bisa foto beberapa kali dengan Audrey, akhirnya teman - teman Rina dengan wajah bahagia mengucapkan terima kasih pada Audrey. Audrey membalasnya dengan memberikan senyuman manis di bibirnya.
" Makasih, ya Drey ... " ucap Rina setelah kini mereka hanya tinggal berdua.
" Sama - sama, Rin ... gue juga senang liat wajah bahagia mereka, padahal cuma foto doang. "ucap Audrey.
" Lo emang baik, Drey ... " Rina memandang kagum pada Audrey.
" Lebay, Lo ... biasa aja kali." kekeh Audrey.
" Gue beresin kerjaan gue dulu, ya ... abis itu gue bisa pulang."
" Udah buruan sana ... ".
Rina pun bergegas pergi agar bisa segera pulang dan menceritakan masalahnya pada Audrey. Semoga setelah ia cerita pada Audrey, Audrey bisa memberikan solusi padanya.
**********************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Harry Gusman Black Light
👍👍👍👍👍👍
2022-07-05
0