Mobil sport milik Audrey perlahan masuk ke parkiran perusahaan milik daddy nya dan ia pun segera memarkirkannya.
Sekuriti kantor yang melihat mobil Audrey buru - buru menghampiri.
Dengan senyum manisnya Audrey menyapa " Siang pak. "
" Siang non Audrey. Mau jumpai bapak ya ? " tanya pak sekuriti sopan.
" Iya pak. Daddy adakan ?."
" Ada non, Ibu juga baru datang." jawab pak sekuriti menjelaskan.
" Pak, kemarin kan saya udah pernah bilang, panggil nama saya saja. Gak usah pake non segala."
ujar Audrey.
" Hehe .. Gak enak, non kalau nanti di dengar sama bapak. " jawabnya.
" Hmm ... ya udah terserah bapak aja kalau gitu. Ok, deh ... saya ke dalam dulu ya pak. " ucap Audrey sopan.
" Ya .. Silahkan, non." jawab pak sekuriti.
Audrey pun berjalan meninggalkan pak sekuriti. Pak sekuriti melihat dengan tatapan kagum ke arah Audrey dan berkata pada teman kerjanya.
" Non Audrey itu udah cantik, baik lagi. Padahal kaya raya. Ya, kan Man .... " kata pak sekuriti.
" Iya, No ... Non Audrey baik ke semuanya. Gak ada yang di beda - bedain." jawabnya setuju.
Dengan anggun Audrey melangkah masuk ke dalam perusahaan. Karyawan - karyawan perusahaan yang melihatnya menatap dengan penuh kekaguman.
Terutama para karyawan pria yang begitu terpesona dengan kecantikannya.
Audrey yang selalu ramah pada semua menganggukkan kepala dan memberikan senyum manisnya.
" Ayang gue makin cantik aja. " bisik salah satu pegawai pada temannya.
" Mimpi lo, bro ... Hahaha, " jawab temannya sambil tertawa.
" Iya, makanya jangan bangunin gue. " jawabnya kocak.
" Kerjaan tuh yang di urusin, jangan kebanyakan mimpi. Ntar, kena pecat, mau lo ..." kata temannya lagi.
" Eh, iya ... untung Lo ingatin. Gue masih belom selesai ngerjain yang di suruh Pak manajer." ucapnya tersadar sambil menepuk jidat lalu bergegas kembali ke mejanya.
Sementara Audrey yang sudah sampai di lantai ruangan tempat daddy nya berada berjalan dengan cepat, karena ia sudah gak sabar ingin mendengar apa yang mau di bicarakan oleh kedua orang tuanya.
Vina sekretaris Daddy segera berdiri begitu melihat kehadiran Audrey.
" Siang, Drey. Bapak dan Ibu sudah menunggu dari tadi. " ucap Vina.
" Siang mbak Vina. Makasih ya, mbak ... " jawab Audrey dengan tersenyum ramah.
" Iya ... Sama - sama. " jawab Vina juga tersenyum.
" Keluarga yang sempurna." ucap Vina dalam hati ketika melihat Audrey sudah melangkah masuk ke ruangan daddynya.
Saat Audrey masuk, ia sengaja berjalan dengan pelan sehingga orang tuanya yang lagi terlihat sangat serius berdiskusi tidak menyadari kehadirannya.
" Ehem ... Ehem, serius amat sih. Sampe anaknya masuk gak kedengaran." kata Audrey sambil berdehem.
Daddy Eldric dan Mommy Elif pun langsung menghentikan diskusi begitu mendengar suara Audrey.
Lalu mommy Elif segera menghampirinya.
" Kog, gak bilang kalau kamu udah nyampe sayang. " ucap Mommy Elif memeluk Audrey.
Sedangkan Eldric menatap dengan penuh rasa cinta pada kedua wanita kesayangannya.
" Abisnya Audrey liat, daddy n' mommy lagi serius banget. Lagi bahas apaan sih, mom ... ? " tanya Audrey penasaran.
Eldric dan Elif yang mendengar pertanyaan Audrey langsung saling menatap. Lalu dengan tatapan sedih Elif melihat Audrey.
" Mommy kenapa, kog jadi sedih gitu ? Apa karena pertanyaan Audrey tadi, mommy jadi sedih. Maafin Audrey, ya mom ... " ucapnya dengan nada menyesal.
Eldric lalu memeluk keduanya, matanya terlihat berkaca - kaca. Audrey tertegun melihat kedua orang tuanya tiba - tiba menjadi sedih.
" Mom, dad ... sebenarnya ada apa ? " tanya Audrey pelan.
Eldric terlihat menghela nafas berat mendengar pertanyaan Audrey. Sementara Elif langsung meneteskan air matanya yang sudah coba di tahan sedari tadi.
" Dad ... what is it ? Kenapa mommy menangis ? Ada masalah apa sebenarnya ? " tanya Audrey bingung menatap kedua orang tuanya.
" Honey, dengarin Daddy ya. Ada masalah penting yang mau kami sampaikan." ucap Eldric lembut menatap anak kesayangannya.
"Iya, dad ... tapi masalah penting apa yang bisa membuat mommy nangis seperti ini. Biasanya mommy selalu kayak wonder woman. Iyakan mom ... ? " Audrey mencoba bercanda.
Mommy yang mendengar perkataan Audrey langsung menghentikan tangisnya dan segera tersenyum sambil mengelus kepala Audrey.
Audrey yang melihat mommy tersenyum menarik nafas lega.
" Honey, besok pagi Daddy n' mommy harus pergi. " kata Eldric.
" Loh, jadi kenapa? Masa cuma gara - gara ini mommy menangis, dad ... " ucap Audrey.
" Hmm ... mommy sedih karena kali ini harus ninggalin kamu lebih lama dari biasanya. "
Kening Audrey sedikit berkerut perkataan daddy nya.
" Memangnya berapa lama, sih dad ... ? "
" Mungkin 3 bulan atau bahkan lebih, honey ... " ucap Daddy menjelaskan.
Mata Audrey langsung terbelalak menatap tak percaya pada ke dua orang tuanya. Berarti kalau sampai begitu lama, mereka tidak akan bisa menemani Audrey saat wisuda nanti.
" Dad, mom ... kenapa bisa begitu lama. Kalau memang Daddy n' mommy gak bisa pulang. Nanti siapa yang menemani Audrey wisuda ? Wisudanya kan bulan depan, dad ... " ucap Audrey sedih.
" Maafkan kami honey ... perusahaan Daddy yang di luar lagi ada masalah."
" Begitu juga dengan mommy, ada yang mencuri desaign - desaign mommy yang rencananya baru mau mommy keluarkan akhir tahun ini." mommy Elif menambahkan.
" Kog bisa dad, mom ... ? Siapa yang berani berbuat curang pada Daddy n' mommy ...? " tanya Audrey heran.
" Karena itulah kami berdua harus segera berangkat untuk menyelidiki dan menyelesaikannya. Daddy curiga ada orang dalam yang berkhianat pada kami. Seperti biasa kalau kami pergi mungkin akan sulit dihubungi ... " ucap Daddy berat.
" Tapi kalau gak bisa cepat selesai, gimana dengan wisuda Audrey ? " tanyanya pada kedua orang tuanya.
" Doakan biar cepat selesai ya sayang. Kalaupun memang kami sampai tidak bisa menghadiri acara wisuda kamu. Mommy yakin kamu bisa mengatasinya seperti selama ini. Ya, sayang ... " mommy Elif berkata dengan lembut menghibur Audrey.
Mata Audrey mulai terlihat berkaca - kaca. Rasanya ia ingin menangis, tapi ia tidak ingin membuat orang tuanya yang sedang ada masalah jadi tambah bersedih karena keegoisannya.
Akhirnya dengan menutupi rasa sedihnya, ia berkata " Okey, mom, dad ... don't worry.
Kalian berdua harus segera pergi biar para penghianat itu cepat ditemukan. Jangan khawatirkan Audrey di sini. Audrey bisa sendiri, lagian nanti ada teman - teman Audrey yang nemani."
Mendengar hal itu kedua orang tua Audrey tak mampu menahan rasa sedihnya. Mereka juga sangat kecewa tidak bisa menghadiri hal penting dalam perjalanan hidup anaknya.
Tapi mau bagaimana lagi, semua yang mereka lakukan saat ini, suatu saat demi kepentingan Audrey juga.
" Udah, dad, mom ... Audrey gak papa. Sekarang Audrey lapar nih ... " ucap Audrey dengan manja, mengalihkan agar orang tuanya tidak bersedih lagi.
Mendengar hal itu kedua orang tuanya tersadar dan langsung memeluk Audrey dengan erat.
Mereka mengelus punggung Audrey lembut.
Eldric dan Elif sangat bersyukur memiliki seorang anak yang sangat pengertian seperti Audrey.
" Ayo, kita keluar. Daddy juga udah kelaparan dari tadi. " Eldric mencoba bercanda buat menutupi perasaan sedih mereka bertiga.
" Dan saat kita makan ada hal penting lainnya yang akan Daddy sampaikan sama kamu, honey. " Eldric berkata lagi.
Audrey melihat Daddy Eldric dengan mata khawatir. Ia takut ada masalah yang lebih besar yang ingin dibicarakan oleh daddy nya.
" Apa sih, dad ... Kenapa gak sekarang aja." bujuk Audrey karena penasaran.
" Sabar, honey ... kita makan dulu biar peliharaan di perut Daddy berhenti demonya." kata Eldric dengan wajah lucu.
Mommy Elif dan Audrey tertawa melihat mimik wajah yang dibuat Eldric.
" Ayo, dad ... ." ajak Audrey pada daddy Eldric sementara tangannya menggandeng lengan Mommy Elif.
" Mommy aja nih yang di gandeng ? " ujar Eldric cemburu.
" Hehehe ... sorry, dad." kata Audrey lalu menggandeng Eldric juga.
Merekapun segera bergerak keluar dari ruangan.
Melihat boss beserta keluarganya telah keluar, Vina sang sekretaris buru - buru berdiri dari tempat duduknya. Lalu dengan tersenyum ramah pada Elif dan Audrey, ia menganggukkan kepalanya.
" Saya pulang sekarang. Nanti kalau ada hal penting mengenai perusahaan hubungi Bima saja." ujar Eldric menyebut nama asistennya.
" Baik pak." jawab Vina cepat.
" Oh, iya sayang. Kemana Bima, kog dua hari ini mommy gak melihat dia datang ke rumah ? " tanya Elif.
" Bima lagi ke kantor cabang buat ngurusin kerjaan." jawab Eldric.
" Hmm ... pantesan.
Ok, Vin ... kami pergi dulu. Titip perusahaan ya." kata Elif ramah.
" Baik Bu Elif ... " jawab Vina dengan hormat.
Dengan mesra, Elif merangkul Eldric dan Audrey. Lalu segera berjalan memasuki lift khusus CEO dan keluarga.
Begitu mereka sampai di lantai bawah, para karyawan langsung mengangguk dengan hormat.
Mata mereka melihat dengan penuh rasa kekaguman.
Eldric dan keluarganya terlihat begitu sempurna.
Setelah Eldric dan keluarga berlalu, mereka pun ramai bergosip.
" Gilak ya ... Pak Eldric ganteng banget. Gue mau walau dijadikan yang kedua." ucap Agnes genit.
" Hah, gak ngaca Lo ! " ketus Nia.
" Iri Lo kan ... bilang aja kalau Lo iri sama gue secara gue lebih cantik dan sexy dari pada lo." jawab Agnes kepedean.
" Iri sama Lo, gak salah dengar gue. Lagian kalau jadi orang jangan kepedean. Lo itu ibarat debu jika di bandingkan sama Bu Elif, alias gak ada apa - apanya.
Benarkan yang gue bilang ... " bantah Nia tertawa melecehkan.
Teman - teman mereka yang mendengar ucapan Nia ikutan menertawakan Agnes.
Mereka memang banyak yang gak suka melihat sikap Agnes. Selain sombong, ia juga genit.
Padahal mereka semua tahu, kalau Agnes bisa masuk ke perusahaan karena jadi simpanan salah satu direktur.
Melihat mereka menertawakannya, Agnes pun melotot marah.
Sambil menatap ke arah Nia, ia pun berkata dengan kasar " Lo liat aja apa yang bisa gue lakuin. Jangan nyesel Lo nanti."
Nia yang mendengar ancamannya hanya tertawa lebar.
Sementara Audrey dan orang tua nya baru saja selesai menikmati makanannya.
" Daddy ... peliharaan Daddy udah gak demo lagi kan. Sekarang katakan apa yang mau Daddy sampaikan ke Audrey. "
Eldric melirik kearah isterinya begitu mendengar perkataan Audrey.
Dengan berat ia mengatakan,
" Honey, sebenarnya Daddy dan Mommy sudah menjodohkan kamu."
Mata Audrey langsung terbelalak dan menatap tak percaya pada Daddy dan Mommy nya.
Audrey lalu berkata dengan serius menatap Eldric " Dad, jangan becanda dong."
" Daddy serius, honey. " jawab Eldric.
Audrey terhenyak mendengarnya dan masih tak percaya dengan omongan Eldric.
" Mom .. Daddy, tuh ngerjain Audrey. " ucapnya manja memeluk Elif.
Elif pun menatap dengan sedih. Ia membalas pelukan Audrey lalu membelai dengan sayang wajah Audrey.
Kemudian dengan lembut ia berkata pada Audrey " Sayang, dengarkan dulu penjelasan Daddy sampai selesai ya. "
Audrey mengerutkan dahinya sambil menatap Elif penuh tanya.
" Honey, kamu sudah Daddy jodohkan dengan Erland. Dia anak sahabat baik Daddy dan mommy."
Eldric berkata lagi dengan nada tegas.
" Erland anak yang baik, walaupun dia terlihat angkuh dan dingin. Tapi hanya dia yang bisa menjaga kamu nanti." lanjut Eldric.
Audrey yang masih sangat terkejut, lalu sibuk bertanya dengan dirinya sendiri.
" Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa gue harus dijodohkan.
Siapa itu Erland ? Kenapa harus dijodohkan dengan orang yang belum gue kenal sama sekali.
Kenapa tiba - tiba, sementara gue baru aja mau wisuda. "
Mommy Elif yang melihat anaknya terdiam melamun segera menambahkan perkataan suaminya.
" Sayang, ini masih dijodohkan bukan langsung dinikahkan. Setelah 1 tahun, selesai kamu wisuda dan kerja di perusahaan, kalian baru akan menikah."
" Iya, sayang ... Erland juga orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya. Jadi dia yang meminta waktu 1 tahun untuk memberi kamu waktu agar menerima pernikahan kalian nanti." lanjut Elif seraya menggenggam jari Audrey.
Audrey pun tersadar dari lamunannya ketika tangan Elif menyentuh jarinya.
Dengan nada kecewa ia berkata,
" Daddy kan tahu kalau Audrey pengen serius menjalankan perusahaan Audrey yang di Inggris selesai wisuda.
Lagian ini zaman apa masih ada di jodoh - jodohin."
" Ini semua kami lakukan agar kamu ada yang jagain, sayang.Dan cuma Erland yang bisa melindungi kamu dari orang - orang yang berniat jahat kalau kami tiba - tiba gak ada.
" Benar honey ... Daddy dan mommy gak tahu sampai kapan bisa bersama kamu. Saat waktunya tiba hanya Erland yang punya kemampuan membantu dan melindungi kamu selain Kevin tentunya.
" Dad ... tapi gak harus nikah juga." ucapnya dengan nada memelas.
" Bukan sekarang, masih 1 tahun lagi.
" Dad ... Erland itu siapa, bentuknya gimana ? Audrey sama sekali gak tahu dan tiba - tiba harus nikah. Audrey gak mau ,dad ... " ucap Audrey manja sambil memeluk daddy nya.
" Maaf honey, ini sudah jadi keputusan kami berdua dan ini yang terbaik buat kamu." tolak Eldric tegas.
" Mom ... Audrey gak butuh orang lain, ada mommy, Daddy dan kak Kevin yang bisa melindungi Audrey." ucap Audrey sambil meneteskan air mata.
Mommy Elif yang melihat anak kesayangannya menangis jadi ikut menangis. Ia gak tega melihat anaknya sedih seperti ini.
Selama ini Elif dan Eldric selalu membuat Audrey tertawa bahagia. Karena bagi mereka, Audrey adalah segala - gala nya.
Audrey anak yang selalu membuat mereka bangga dan bahagia dengan berbagai prestasi yang di raihnya. Begitu pula dengan sikap Audrey yang selalu baik, mandiri dan tidak pernah membantah perkataan mereka.
Selama ini tidak sekali pun ia pernah berkata kasar pada Elif dan Eldric.
Eldric juga tidak bisa menahan perasaan sedihnya, namun ia harus bersikap tegas dalam hal keputusan kali ini. Mereka melakukannya karena ingin yang terbaik buat Audrey.
Banyak orang yang tidak menyukai keberhasilan Eldric dan Elif dalam dunia bisnis dan Eldric yakin cuma Erland yang bisa melindungi Audrey.
" Sayang ... mommy tahu, sekarang kamu merasa keputusan yang kami buat tidak adil bagi kamu. Tapi yakinlah, suatu saat nanti kamu akan bahagia dengan hal ini. " ucap Elif meyakinkan Audrey.
" Tapi mom, jika untuk melindungi Audrey, kenapa gak menikah dengan kak Kevin aja. Dari pada dengan orang yang tidak pernah Audrey kenal sama sekali." kata Audrey masih belum terima.
" No, honey .. itu gak mungkin terjadi. Kevin adalah kakak kamu. Walaupun dia cuma anak angkat kami, tapi dia sudah seperti anak kandung kami sendiri. Status Kevin sama dengan kamu, kalian berdua adalah anak Daddy dan mommy." bantah Elif tidak setuju.
" Kevin saat ini belum mempunyai kekuatan yang besar seperti Erland, Honey ... " kata Eldric menegaskan.
" Sayang, udah ya ... jangan sedih. Sebaiknya sekarang kita pulang. Nanti di rumah kita bicarakan lagi.
Mommy gak suka liat kamu cemberut gitu .. jelek, tau." Elif berusaha mencairkan suasana.
Audrey yang masih kesal menarik sudut bibirnya tersenyum mendengar perkataan mommy Elif.
" Iya, sebaiknya kita lanjutkan di rumah. Anak daddy tetap paling cantik. Ayo, honey ... kita pulang ya. " kata Eldric membela Audrey.
Audrey melebarkan senyumnya begitu Daddy memujinya.
Rasa kesal di hatinya sedikit menghilang.
" Tau ah ... " ucap Audrey lalu bangkit dari tempat duduknya.
Eldric dan Elif pun lalu mengapit Audrey dan menggandengnya keluar ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Harry Gusman Black Light
di tunggu lanjitannya mbak👍👍
2022-05-28
0