Audrey dan kedua orang tuanya baru saja sampai di mansion. Tiba - tiba ponsel Eldric berbunyi.
" Honey, Daddy jawab panggilan dulu. Kalian masuk aja."
" Siapa dad ... ? " tanya mommy.
" Erland ...". jawab Daddy singkat sambil melihatku.
Audrey penasaran begitu mendengar nama Erland di sebutkan. Ia ingin tahu gimana sosok di balik nama itu. Namun untuk bertanya, ia masih enggan.
" Oh .. salam dari mommy. Kamu gak nitip salam juga, sayang ... ? " ucap mommy menggodaku.
Audrey hanya bersikap acuh mendengar omongan mommy.
" Mom ... Audrey istirahat sebentar. Nanti kita ngobrol lagi ya." kata Audrey begitu sudah berada di ruangan tamu.
" Ya, baby ... mommy juga mau ke kamar." jawab mommy.
" Mom ... I love you." ucap Audrey saat masuk ke dalam lift yang ada di mansion nya.
" Love you too, my baby ... muach muach." balas mommy tersenyum.
Audrey juga tersenyum mendengar perkataan mommy nya. Ia segera merebahkan dirinya di tempat tidur begitu masuk ke dalam kamar. Tubuh dan fikiran nya benar - benar lelah saat ini.
Audrey ingin membantah tentang perjodohan tadi, tapi hati kecilnya mengatakan jika semua yang di lakukan oleh ke dua orang tuanya pasti yang terbaik untuk dirinya.
Tak butuh waktu lama ia pun langsung tertidur.
Sementara itu mommy menangis sendiri di dalam kamar. Ia sebenarnya gak tega melihat wajah Audrey yang tadi terlihat sedih. Namun masalah yang sedang di alami keluarganya membuat Elif dan Eldric harus memberitahu Audrey secepatnya.
" Mom ... jangan menangis. Kita harus kuat demi Audrey." kata Daddy yang baru saja masuk ke kamar.
" Dad ... bagaimana jika hal yang kita takutkan terjadi ? " tanya mommy semakin sedih.
" Jangan berpikiran buruk, mom ... kita harus yakin. Kita akan segera kembali bersama Audrey." Eldric memeluk istrinya.
" Tapi bagaimana jika kita gak bisa kembali ? Apa yang akan terjadi dengan Audrey ? " Isak Elif.
" Gak boleh bicara seperti itu, honey. Jika pun kita memang gak bisa kembali, yakinlah Audrey akan baik - baik saja. Ada Erland dan Kevin yang menjaganya." Eldric mencoba menghibur istrinya walaupun hatinya juga sedih.
" Dad ... apa gak sebaiknya kita menceritakan saja pada Audrey." ucap Elif.
Eldric terdiam mendengar perkataan istrinya.
" Apakah memang sebaiknya Audrey harus tahu yang sebenarnya terjadi ? " tanya Eldric dalam hati.
" Ya, benar kata Elif, sebaiknya nanti kami harus memberitahu Audrey. " sambungnya lagi dalam hati.
" Baiklah, honey ...kamu benar. Memang sebaiknya kita memberitahu Audrey apa yang sedang terjadi." jawab Eldric setuju.
Elif lalu memeluk suaminya dengan sayang. Sedangkan Eldric mengecup kening Elif untuk menenangkan hatinya.
" Baiklah, sekarang sebaiknya kita istirahat, nanti saat Audrey bangun Daddy akan mengatakan padanya."
" Ya, honey. Mommy akan menyuruh bik Imah agar memberitahu kita jika Audrey sudah bangun."
Mommy menghubungi bik Imah segera dengan ponselnya. Setelah selesai memberi pesan untuk memberitahu Audrey agar ke kamar mereka setelah terbangun nanti.
Setelah itu mereka berdua pun tidur sambil berpelukan dengan mesra.
Setelah puas beristirahat selama dua jam akhirnya Audrey terbangun. Tubuhnya terasa nyaman dan rasa lelah tadi telah berkurang.
Ia pun bergerak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak butuh waktu lama, ia segera keluar untuk memakai pakaian. Selesai mandi tubuhnya terasa sangat segar.
Audrey membaca sebentar skripsinya untuk sidang besok.
Setelah rasanya cukup, Audrey melangkah keluar kamar dan menuju ke lantai satu.
Audrey tidak melihat keberadaan mommy dan daddy nya.
" Mungkin mereka juga sedang istirahat." katanya dalam hati.
" Nona sudah bangun ? " tanya bik Imah buru - buru mendekat begitu melihat Audrey.
" Iya bik ... Mom n ' Dad lagi tidur ya ? " tanya Audrey setelah menjawab pertanyaan bik Imah.
" Sepertinya iya non ... Tapi tadi Nyonya berpesan kalau non Audrey sudah bangun disuruh ke kamar nyonya dan tuan." jelas bik Imah sopan.
" Oh, baiklah ... Oya, bik tolong suruh Ani buatkan hot milk buat saya, ya ... " ucap Audrey.
" Baik ... mau cemilannya juga, non ? " tanya bik Imah.
" Boleh bik ... sekalian buatkan untuk mommy n' Daddy juga ya bik ... " pinta Audrey sopan.
" Baik, non Audrey ... " jawab bik Imah lalu bersiap menuju dapur.
" Eh, bik ... yang lain pada kemana ? " tanya Audrey karena gak melihat satu pun pelayan yang bekerja.
" Biasa, non ... jam segini pada ngumpul di ruangan belakang. Karena mereka tahu kalau jam segini Tuan, nyonya dan nona pada istirahat mereka sibuk nonton Drakor .... " bik Imah menjelaskan.
" Oh ... hahaha. Ya sudah kalo gitu,bik ... saya mau ke kamar mommy dulu." jawab Audrey tertawa.
" Silahkan non ... "
Audrey pun berjalan menuju ke kamar orang tuanya. Ia masih ingin menanyakan tentang perjodohannya dengan Erland.
" Mom, dad ... " panggilnya pelan sambil mengetuk pintu.
Elif dan Eldric yang sudah terbangun sejak tadi dan sedang duduk di sofa segera membukakan pintu kamar buat Audrey.
" Anak mommy memang sangat cantik ... " ucap Elif melihat anaknya yang kelihatan segar setelah selesai beristirahat.
" Hee ... mommy lebih cantik. Iyakan, dad ... " ucap Audrey memanyunkan bibirnya.
" Kesayangan Daddy, dua - duanya sangat cantik. " ujar Eldric tersenyum.
" Sini duduk baby biar lebih nyaman bicaranya." ajak Elif.
Audrey pun segera duduk di sebelah mommy Elif. Lalu dengan manja ia pun memeluk mommy.
" Mom ... yang siang tadi kita obrolin gak benarkan ? " tanyanya memelas.
Elif melihat ke arah suaminya, dengan tatapannya ia meminta agar segera menjelaskan semuanya pada Audrey.
Tiba - tiba terdengar suara ketukan dipintu. Audrey pun lalu membukakan pintu buat bik Imah yang hendak mengantarkan pesanannya tadi
" Sini, bik ... biar saya saja yang membawanya ke dalam." ucap Audrey.
" Baik, non ... kalau begitu saya permisi." kata bik Imah sopan.
" Mom, dad ... minum dulu yuk." ucap Audrey sambil meletakkan minuman buat orang tuanya di meja.
" Makasih baby ..." ucap Elif lalu meminum hot milk, begitu juga dengan Eldric.
Setelah meminum hot milk dan memakan cemilan, Audrey kembali menanyakan hal tadi.
" Dad, mom ... gimana dengan pertanyaan Audrey tadi ? Apa yang siang tadi Daddy bicarakan Ama Audrey itu beneran ? " tanya Audrey.
" Honey ... Semua yang kita bicarakan tadi siang itu benar. Kamu dan Erland sudah dijodohkan. Ini keputusan yang sudah kami buat." jawab Daddy Eldric dengan nada tegas.
" Baiklah ... Boleh Audrey tahu alasan kenapa tahun depan Audrey harus menikah dengan Erland ? " tanyanya ingin tahu.
" Daddy sudah memberitahu alasannya pada kamu. Cuma Erland yang pantas mendampingimu."
" Bagaimana jika dalam jangka waktu setahun ini tiba - tiba Audrey mengenal seorang pria dan jatuh cinta padanya. Sementara dengan Erland, Audrey sama sekali belum punya perasaan apapun ? " tanyanya panjang.
" Maaf, honey ... Itu tidak boleh sampai terjadi. Karena Daddy tidak yakin dengan semua pria di luar sana."
" Memangnya kenapa, dad ... ? "
" Daddy khawatir mereka tidak benar - benar tulus padamu dan satu hal lagi Daddy takut mereka hanya ingin menguasai semua yang Daddy wariskan untukmu."
" Kenapa Daddy harus khawatir ?
Kan ada Daddy dan kak Kevin, mereka gak akan ada yang berani macam - macam sama Audrey."
Eldric menghela nafasnya dengan berat. Inilah yang ia takutkan selama ini.
Audrey memang seorang anak yang pintar dan mandiri dalam hal apapun.
Tapi tetap saja sebagai seorang anak perempuan dan selalu mendapat perhatian dan kasih sayang berlebih dari ke dua orang tua dan kakak angkatnya Kevin terkadang sesekali masih keluar sifat labilnya. Selain itu usia Audrey masih sangat muda.
Apalagi situasi saat ini sangat berbahaya. Banyak musuh yang menginginkan kematian Eldric.
Karena hal inilah Eldric sangat mengkhawatirkannya dan langsung menyetujui permintaan Erland untuk menikah dengan Audrey.
" Dad ... kenapa melamun ? " tanya Audrey yang melihat Eldric terdiam.
Eldric pun langsung tersadar dari pikirannya. Elif lagi - lagi memberi kode lewat matanya pada Eldric agar segera memberitahukan alasan kekhawatiran mereka pada Audrey.
Dengan sangat berat akhirnya Eldric memutuskan untuk memberitahu Audrey.
" Honey ... sebenarnya ada hal yang lebih penting ingin Daddy bicarakan sama kamu. " ucap Eldric menatap mata Audrey.
" Hal penting apa lagi, dad ... ? Jangan buat Audrey takut ... " ucap Audrey bingung.
Elif menggenggam tangan Eldric untuk menambah kekuatan padanya agar segera mengungkapkan sebuah rahasia yang mereka simpan selama bertahun - tahun.
" Baik, Daddy akan cerita semuanya sama kamu.Tapi Daddy minta kamu jangan khawatir apalagi takut setelah mendengarkan cerita Daddy. Kamu bisa berjanji sama Daddy ?" ucap Eldric.
Mendengar hal ini, Audrey merasa terkejut. Kenapa hatinya mendadak merasa takut mendengar omongan Daddy nya.
Tapi karena tidak ingin membuat mommy dan daddy khawatir, Audrey pun berusaha menutupi perasaannya.
" Baiklah dad ... Audrey janji. " jawabnya meyakinkan.
Kedua orang tua Audrey langsung memeluk nya. Mommy Elif menciumi wajah Audrey dengan tatapan sedih. Sebenarnya beberapa bulan ini Elif dan Eldric memiliki firasat buruk.
" Nama keluarga Daddy sebenarnya bukan Cartwrigh. "
Audrey tertawa begitu mendengar omongan daddy nya yang dikiranya sedang bercanda.
" Dengarkan Daddy, honey ... dan Daddy harap selagi Daddy menceritakan hal ini kamu jangan memotong pembicaraan sedikitpun. Ok ... " ucap Eldric.
" Oke, dad ... " jawab Audrey.
" Nama lengkap Daddy yang benar adalah Eldric William, bukan Eldric Cartwrigh seperti yang kamu dan orang lain tau." jelas Eldric dengan wajah serius.
Dahi Audrey berkerut mendengar nya. Tapi berusaha tetap dengan tenang mendengarkan sampai selesai apa yang akan di katakan oleh daddy nya.
" Saat Daddy berusia sepuluh tahun, Daddy diculik dan hendak dibunuh oleh musuh keluarga Daddy." Eldric mencoba melihat perubahan raut wajah anaknya.
Audrey yang mendengarnya terbelalak karena sangat terkejut. Tapi lagi - lagi ia dengan pintar menutupinya. Ia kasihan melihat Daddy Eldric yang saat itu masih kecil sudah mengalami hal mengerikan seperti itu. Rasanya ia sudah gak bisa menahan hasrat untuk bertanya.
" Tetapi Daddy berhasil di selamatkan oleh seorang pengusaha dari Turki yang waktu itu sedang liburan bersama keluarganya. Pengusaha itu adalah kakek mu yaitu Daddy dari mommy. Sejak saat itu, Daddy tinggal di Turki bersama keluarga mommy."
" Untuk menghindari pembunuh itu agar tidak mencari Daddy lagi, kakekmu merubah nama keluarga Daddy menjadi seperti yang kita pakai saat ini. Dan mengatakan kepada semua orang yang menanyakan padanya bahwa Daddy adalah anak temannya yang sudah meninggal."
" Dad ... " akhirnya Audrey gak bisa menahan lagi rasa ingin tahunya.
" Ya, honey ... apa yang ingin kamu tanyakan sama Daddy." ucap Daddy seperti mengerti isi pikiranku.
Sedangkan mommy dengan lembut mengelus punggung Daddy.
" Siapa yang ingin membunuh Daddy ? Apakah mereka juga yang membunuh Gema dan Gepa ... ?" tanyaku menyebutkan panggilan untuk kakek dan nenek, orang tua Daddy.
" Yes, honey .... mereka juga yang telah membunuh orang tua Daddy." jawab Eldric yang terlihat mulai berkaca - kaca mengingat kejadian itu.
" Siapa mereka, dad ... ? ".
" Mereka saudara tiri Gepamu. Anak bawaan dari istri kedua kakek Daddy. Mereka tidak terima kalau Gepamu yang mewarisi hampir semua kekayaan dari orang tuanya. Jadi mereka merencanakan pembunuhan itu untuk menghabisi Gepa, Gema dan Daddy."
" Dimana mereka sekarang, dad ? kenapa Daddy tidak melaporkannya pada polisi."
" Mereka semua berada di Inggris. Sejak kematian orang tua Daddy dan menganggap Daddy juga telah mati karena penculikan itu, mereka menguasai semua harta peninggalan tersebut.
Saat Daddy dewasa hingga akhirnya menikah dengan mommy, Daddy diam - diam mencoba mengumpulkan bukti kejahatan yang telah mereka lakukan."
" Apa buktinya sudah cukup, dad ... ? ".
" Sudah, honey ... tapi karena mencari bukti - bukti itu, mereka sepertinya telah mengetahui kalau Daddy masih hidup dan sudah memiliki keluarga."
" Bagaimana mereka tahu tentang Daddy. Sedangkan Daddy sudah mengganti nama keluarga ? "
" Itu yang masih ingin Daddy selidiki. Sepertinya ada seseorang yang berkhianat pada Daddy selama ini."
" Jadi itu sebabnya besok Daddy n' mommy pergi lebih lama dari biasanya ? "
" Ya ... dan Daddy harap selama kami pergi, kamu lebih berhati - hati jika bertemu dengan orang yang baru mengenalmu." ucap Daddy mengingatkan Audrey.
" Daddy jangan khawatir tentang hal itu. Audrey akan sangat berhati - hati." kata Audrey yakin.
" Bagus honey ... Daddy telah memindahkan beberapa perusahaan Daddy di sini dengan memakai nama tengahmu "Kimberly". Karena tidak ada seorangpun yang tahu nama tengahmu itu. Itu sebabnya Daddy selalu melarang kamu menyebutkannya baik itu di depan publik ataupun di lingkungan kampusmu." ucap Eldric menegaskan.
" Hanya tinggal dua saja di sini yang masih memakai nama Audrey, sedangkan yang di Inggris perusahaan atas namamu dan perusahaan atas nama Daddy biar tetap Kevin yang menjalankannya. Karena tidak ada seorangpun yang tahu kalau Kevin berhubungan dengan kita." Eldric melanjutkan ucapannya.
" Dad, kog Audrey jadi takut mendengarnya. Kesannya kog seperti wasiat aja. " kata Audrey lirih.
Mendengar perkataan yang dilontarkan Audrey, Eldric dan Elif saling bertatapan. Lalu dengan cepat mereka berdua menutupi rasa khawatir di hati mereka.
" Wajar dong, baby ... kalau kami meninggalkan asset buat kamu. Hanya kamu dan Kevin anak kami."
" Mommy juga sudah merubah nama butik mommy seperti yang Daddy lakukan dan mommy juga menyisakan dua atas nama Audrey. Kami melakukan hal ini agar tidak ada yang mencurigai jika nama asset yang lain telah berubah menjadi milik Kimberly.
Audrey mengerutkan keningnya dan berfikir keras. Ia berusaha mencerna setiap perkataan yang dikatakan kedua orang tuanya.
Seakan - akan ada suatu hal yang sangat mendesak hingga mereka membuat rencana yang sedetail ini.
Melihat Audrey mengerutkan keningnya, Elif mengerti kalau anaknya sedang memikirkan hal ini.
" Jangan bingung, baby ... hal ini sudah lama kami persiapkan. Kami tidak ingin jika nanti ada hal buruk yang terjadi, kami akan menyesal karena tidak menyiapkan segalanya untukmu." ucap Elif dengan lembut.
" Mom, dad ... ada yang belum kalian ceritakan pada Audrey ?" tanyanya curiga.
Mendengar ini keduanya langsung terkejut. Audrey benar - benar pintar. Ia mencurigai sesuatu.
Akhirnya mereka memutuskan memberitahu kemungkinan yang akan terjadi.
" Baiklah, Daddy harap kamu siap jika daddy mengatakan tentang hal buruk yang kemungkinan bisa saja terjadi." ucap Eldric dengan nada berat.
" Ya, jangan khawatir ... Audrey siap, dad." ucapnya yakin.
" Beberapa tahun ini ada yang berusaha untuk membunuh Daddy. Bahkan yang terakhir mereka mencobanya lagi pada Daddy dan mommy seminggu yang lalu." ucap Eldric geram.
Audrey yang tidak menyangka hal seburuk ini telah terjadi pada kedua orang tuanya benar - benar merasa terkejut dan takut. Ia tidak menyangka mereka menyembunyikan hal mengerikan seperti ini darinya.
Audrey benar - benar tidak bisa berkata apa - apa sekarang. Ternyata yang dikatakan Daddy benar, ia belum siap mendengarnya. Badannya mendadak lemas.
" Jangan takut, baby... Apapun yang nanti akan terjadi, kamu harus tetap menjadi anak perempuan kami yang kuat, pemberani dan pintar." pesan Elif.
" Benar honey ... kamu tidak boleh lemah apalagi menyerah. Kamu adalah anak perempuan Daddy yang paling tangguh. Kamu pasti bisa menghadapi masalah seberat apapun." Eldric menambahkan.
Audrey sudah gak bisa menahan air matanya yang tiba - tiba keluar. Ia benar - benar takut kehilangan kedua orang tuanya.
" Mom, dad ... pokoknya Audrey gak mau tahu besok kalian jangan pergi. Kalau kalian tetap pergi, Audrey gak akan sidang, biarin aja Audrey gak selesai kuliahnya." ancam Audrey sambil menangis
Eldric dan Elif terkejut mendengar ancaman yang di katakan Audrey. Mereka mengerti reaksi Audrey akan seperti ini karena takut kehilangan ke dua orang tuanya.
" Baiklah, honey ... kami akan menunda kepergian kami besok. Tapi lusa kami harus tetap berangkat, karena masih banyak hal yang harus kami selesaikan.
Jangan seperti ini lagi ya ... kamu harus memikirkan masa depanmu ." ucap Eldric membujuk Audrey yang terus menangis.
" Udah, jangan menangis ... Kimberly William, nanti anak mommy jadi gak cantik lagi." Elif sengaja menggoda Audrey.
" Mommy ... " Audrey memeluk erat badan Elif.
" Daddy gak di peluk nih ... ? " ucap Eldric sedih
" Sini dad ...biar kita pelukan seharian ini. Pokoknya hari ini Audrey mau tidur bersama kalian.
Audrey gak ingin jauh - jauh dari mommy n ' Daddy." kata Audrey lalu memeluk daddynya juga
" Ya .. Ya .. baiklah honey. Hari ini kita tidur bertiga seperti dulu." ucap Daddy dan mommy bersamaan sambil mencium pipi Audrey.
Audrey mulai terlihat senang mendengar orang tuanya tidak jadi pergi besok. Apalagi setelah sekian lama mereka kembali bisa tidur bertiga lagi. Sejenak dia bisa bernafas lega.
" Baby... pergi ke kamarmu dulu, ganti baju dan sholat biar lebih tenang. Mommy juga mau mandi nih ... gerah banget."
" Iya deh, mom ... Audrey juga mau mandi lagi. Tapi pintu kamar mommy gak boleh dikunci, biar gampang."
" Iya, udah pergi sholat dulu. Baca lagi skripsimu ya ... " suruh Elif.
" Iya deh ... tapi janji ya pintunya jangan di kunci."
" Ya ... kalau kamu udah selesai mempersiapkan semua untuk sidang skripsi mu buat besok ... baru boleh ke kamar mommy "
" Okey, mom ... "
Audrey pun beranjak keluar dari kamar orang tuanya dan segera menaiki lift menuju kamar kesayangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Harry Gusman Black Light
ditunggu lanjutannya ya mbak
2022-06-20
0