Cinta Dan Dendam Audrey
Audrey K. Cartwrigh seorang gadis yang sangat populer dikampus karena kecantikan dan kepintarannya.Ia mengambil 2 jurusan yang berbeda yaitu Fakultas Ekonomi dan Desaign.
Audrey terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Daddy Eldric Cartwrigh keturunan Inggris seorang pengusaha sukses yang memiliki berbagai jenis usaha dibeberapa negara dan Mommy Elif Gurhan peranakan Turki Sunda
yang berprofesi sebagai desaigner terkenal.
Dengan memiliki tubuh yang tinggi 178 cm dan sepasang mata yang indah Audrey juga berprofesi sebagai model.Memiliki Daddy yang tampan dan Mommy yang cantik, tidak heran Audrey juga memiliki kecantikan yang hampir sempurna.
Walaupun terlahir dari keluarga yang sukses dan kaya raya tetapi dia tidak pernah sedikitpun bersikap sombong dan memilih - milih dalam berteman.
Audrey selalu baik dan ramah pada teman - teman disekitarnya,baik itu dilingkungan kampus atau pun dilingkungan tempatnya bergaul lainnya.Karena itu tidak heran jika banyak yang mengagumi dan menyukainya.
Audrey memiliki 3 sahabat, Zia, Dea dan Bella yang jadi teman terdekatnya.
Audrey, Zia dan Dea sudah berteman sejak mereka masih kecil karena para orang tua mereka juga bersahabat.
Mereka bersekolah ditempat yang sama dari sekolah dasar hingga kuliah sekarang.
Seharusnya Audrey adalah adik kelas Zia dan Dea karena selisih umur mereka hampir 3 tahun. Tapi karena kepintaran yang dimilikinya, Audrey beberapa kali loncat kelas waktu masih duduk di bangku sekolah. Hingga pada umur 16 tahun ia sudah menyelesaikan SMA-nya bersamaan dengan teman - temannya.
Sekarangpun saat kuliah Audrey hanya dengan waktu 3 tahun sudah menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang menunggu jadwal sidang buat skripsinya.
Sementara dengan Bella, mereka mengenalnya sejak bersekolah di SMA yang sama dan berteman dekat hingga lanjut dikuliahan.
Kedua sahabatnya Zia dan Dea juga memiliki wajah yang cantik khas Indonesia.
Sedangkan Bella walau tidak secantik mereka bertiga tetapi dia juga memiliki wajah yang unik. Kalau kata Zia, wajah Bella seperti wajah yang disukai om - om senang, alias wajah penggoda ... hahaha.
Sebagai anak tunggal dari orang tua yang sangat berlimpah harta, tidak membuat Audrey menjadi gadis yang manja.
Ia tetap diajarkan jadi anak yang mandiri, kuat, bekerja keras dan bertanggung - jawab dalam hal apapun.
Sedari kecil Ia sudah biasa ditempa untuk menjadi sosok yang tangguh. Karena dimasa depan Audreylah yang akan meneruskan semua usaha milik kedua orang tuanya.
Bahkan saat ini ia sudah memiliki beberapa perusahaan sendiri di - Inggris negara kelahiran daddy-nya tanpa ada yang tahu, bahkan ketiga teman dekatnya.
Hanya kedua orang tua Audrey dan Kevin kakak angkatnya yang boleh mengetahuinya demi menghindari incaran musuh - musuh Daddy Eldric didalam dunia bisnis.
Saat ini ia hanya ditugaskan untuk fokus menyelesaikan kuliahnya.
Sedangkan yang menjalankan perusahaan Daddy dan Audrey disana,Daddy menugaskan pada Kevin yang awalnya bernama Alex ... seorang anak lelaki yang sudah yatim piatu dan dibuang kejalanan pada usia 6 tahun di Inggris karena tidak mau disuruh mencuri oleh pamannya.
Pada saat melihat tubuh Kevin yang kurus dan penuh dengan luka disebabkan pamannya yang sering memukulinya, Eldric dan Elif memutuskan untuk mengadopsinya untuk menjadi Kakak Audrey yang saat itu baru berusia 1 tahun dan mengganti nama Alex menjadi Kevin.
Sejak itu mereka selalu bermain bersama, dan Kevin sangat menyayangi Audrey adiknya.
Tetapi keberadaan Kevin sebagai anak dari Eldric dan Elif sengaja disembunyikan dari pihak luar, hanya mereka sekeluarga yang mengetahuinya.
Mereka melakukan hal itu demi mengantisipasi hal - hal buruk yang mungkin terjadi dimasa depan.
Sejak bayi hingga berusia 3 tahun, Audrey dan Elif mommynya masih menetap di Inggris. Sedangkan Eldric lebih sering menetap di Indonesia demi memajukan perusahaan.
Hingga akhirnya pada saat usia Audrey 4 tahun mereka menyusul Daddy Eldric dan memutuskan menetap di Indonesia.
Kevin tetap tinggal di Inggris dan menetap diasrama demi menyelesaikan sekolahnya.
Awalnya mereka juga ingin membawa Kevin tinggal bersama di Indonesia tetapi Kevin sendiri yang meminta untuk tetap tinggal di Inggris agar keberadaannya tidak ada yang mengetahui.
Walau dengan berat hati mereka terpaksa menyetujui keputusan Kevin tersebut. Terutama Audrey yang saat itu masih sangat kecil sangat sedih karena harus berpisah dengan kakak kesayangannya.
Tetapi itu semua perlahan terobati karena hampir setiap liburan Audrey selalu mengunjungi Kevin yang kini sudah menempati mansion mereka di Inggris.
Seperti biasa dipagi hari dikediaman keluarga Cartwrigh selalu ditaburi dengan kebahagiaan.
Walau terkadang kedua orang tuanya harus sering pergi keluar negeri meninggalkan Audrey untuk menjalankan bisnis - bisnis mereka namun tidak mengurangi sedikitpun perhatian terhadap putri mereka Audrey.
Pagi ini seperti biasa mereka sarapan bersama sebelum masing - masing sibuk dengan aktivitasnya.
"Honey, jam berapa nanti selesai kekampusnya ?" tanya Eldric pada putri kesayangannya.
"Iya baby .. selesainya jam berapa ?" Mommy Elif ikut menimpali pertanyaan Eldric.
"Jam 12 dad, mom .. kenapa emangnya ?" jawab Audrey.
"Nanti selesai urusan dikampus langsung kekantor Daddy ya honey ... ada yang mau daddy dan mommy bicarakan sama kamu.
Setelah itu kita makan siang bareng diluar."
"Mau ngomongin apa sih dad, mom ? Kog ga sekarang aja .. " tanya Audrey heran.
"Ntar aja ya baby ... okey." kata mommy Elif.
"Hmm ... Oke deh." jawab Audrey sambil mengacungkan jempolnya.
Eldric dan Elif tertawa lebar melihat tingkah anak gadis kesayangan mereka.
Sambil menikmati sarapan mereka saling melemparkan candaan. Sehingga suasana pagi dimanaion keluarga Cartwrigh dipenuhi tawa dan kebahagiaan.
Para pelayan yang melayani keluarga ini setiap hari ikut merasakan kebahagiaan mereka.
"Dad, mom ... Audrey berangkat ke kampus ya," ucap Audrey lalu mencium pipi kedua orang tuanya.
"Okey baby, hati - hati dijalan. Jangan terlalu ngebut bawa mobilnya." ujar Elif dan Eldric bersamaan.
"Siap boss ..." Audrey membalas ucapan keduanya dengan memberi hormat.
Elif dan Eldric lagi - lagi tertawa melihat tingkah Audrey.
Mobil sport merah Audrey segera keluar dari mansion yang sangat mewah itu dengan cepat.
Diperjalanan menuju kampus, hp Audrey berdering. Melihat nomer yang tertera dilayar hpnya Audrey tersenyum dan segera menjawabnya.
"Drey ... lo dimana ?" teriak Zia.
"Aduh .. budeg gue dengar teriakan lo Zi, " ucap Audrey.
"Hehehe ... Sorry honey. Abis tumben lo blom datang, biasanya kan gue yang telat." jawab Zia
sambil tertawa.
"Gue kan ga ada kelas lagi Zia sayang. Ke kampus cuma buat liat jadwal sidang doang terus jumpain doping gue ..."jawab Audrey menjelaskan.
"Iya, ya ... lupa gue. Lo udah dimana nih ?" tanya Zia.
"Ini udah mau nyampe kog. Dea Ama Bella udah pada datang blom ?"
"Udah, nih lagi ikutan nguping ... hehehe. Buruan, kami tunggu diparkiran," teriak Zia sengaja.
Sambil tertawa Audrey mematikan sambungan telepon dari Zia yang tersambung kemobilnya.
Sementara Zia yang melihat telefon udah ditutup Audrey cuma ngedumel "Dasar bule edan..."
Beberapa menit kemudian mobil sport Audrey memasuki pelataran parkir kampus.
Dari dalam mobil dia udah melihat ke 3 sahabat kesayangannya dengan setia berdiri menunggu kedatangannya.
Dengan sengaja Audrey menekan klakson mobil dengan keras begitu dekat dengan mereka.
Ia pun tertawa lebar melihat ke 3 nya melotot dengan kesal kearah mobilnya.
Setelah memarkirkan mobil, dengan tanpa rasa bersalah ia menghampiri mereka.
"Hai girls, morning ... buruan masuk ntar telat loh .. "sapa Audrey lalu memeluk sahabatnya.
"Gaya Lo drey, yang ada kita telat gara - gara nungguin Lo," omel Zia dan Bella barengan.
Sementara Dea cuma tersenyum tipis.
"Hahaha ... Sorry girls. Gue tadi gak begitu ngebut bawa mobilnya." jawab Audrey.
"Tumben lo gak ngebut,Drey ?" tanya Dea.
"Hmm ... gak ngerti gue De. Tapi tadi dijalan tiba - tiba keingat omongan Daddy n' mommy."
"Emang apa yang diomongin Daddy Ama mommy Lo ?".
"Gue gak boleh ngebut." jawab Audrey lalu membayangkan kedua orang tua nya.
"Ohh ... kalo gitu lo bener,Drey." ucap Dea.
"Honey, dari pada lo bengong sendirian diperpus mending ikutan kami masuk kelas aja."ajak Zia sambil merangkul Audrey.
"Tapi Pak Abdi tau kalo gue udah lulus mata kuliahnya, Zi .. " tolak Audrey.
" Segitu banyak mahasiswa dikelas kita. Pasti dia gak sempat merhatiin satu - satu. Yuk ah .." Zia memaksanya.
Audrey berfikir sejenak mendengar perkataan Zia. Lalu ia pun mengangguk setuju. Karena dosen pembimbingnya juga baru datang beberapa jam lagi.
Mereka berempat pun berjalan beriringan menuju kelas yang dulunya kelas Audrey juga.
Sepanjang koridor kampus banyak yang menyapa Audrey. Ada juga yang cuma menatap dengan mata penuh kekaguman.
Bahkan ada yang terang - terangan meneriakkan kata cinta pada Audrey. Sementara Audrey hanya menanggapi semua dengan memberi senyum manisnya.
Sampai dikelas mereka berempat menduduki kursi yang sudah setia menemani hari - hari mereka disini.
Suasana kelas yang awalnya bising tiba - tiba mendadak hening ketika mendengar langkah kaki Pak Abdi dosen yang terkenal killer.
"Pagi semuanya ... kita quis hari ini." ucap Pak Abdi begitu memasuki ruangan kelas mereka.
Kelas yang tadinya hening menjadi riuh seketika mendengar kata quis dari sidosen killer.
" Tapi pak, minggu lalu bapak gak ada memberitahu." protes Zia.
" Tanpa saya beritahu kalian harus tetap menyiapkan diri setiap saat, atau kamu keberatan karena gak belajar ? " tanya Pak Abdi dengan nada dingin.
Zia yang mendengar perkataan tersebut menjadi terdiam. Ia melirik kearah Audrey untuk meminta bantuannya.
" Mati gue,drey ... mana gue gak sempat belajar lagi tadi malam." ucap Zia sambil meringis.
" Iya, gue juga sama ..." timpal Bella.
Mendengar hal ini Audrey dan Dea pun tak dapat menahan tawanya.
" Emang kalian berdua pernah belajar ?" ledek Dea.
" Hee .. gak sih. Gak sempat ... " jawab Zia dan Bella bersamaan dengan santai.
" Emang dasar kaliannya aja yang males, pake alasan gak sempat lagi, " ledek Dea.
" Hehehe ... Iya sih Tapi Kitakan bisa ngandelin Lo berdua. Gak percuma punya teman jenius kaya Audrey dan pintar kaya lo, benarkan Bel ... " Zia menjawab sambil tertawa.
" Bener banget Zi ..." ucap Bella setuju mengacungkan jempolnya.
" Gue gak mungkin ujian lagi. Ntar kalo ketauan Pak Abdi bisa berabe. " ucap Audrey.
" Biarin aja Drey kali ini gak usah dibantuin ... biar tau rasa." ucap Dea pura - pura gak perduli.
Zia dan Bella memasang muka sedih kearah Audrey.
" Please ya honey, bantuin kami. Jangan pelit kaya Dea ... "
Audrey menahan tawanya sedangkan Dea melotot dengan lebar kearah Zia dan Bella.
" Tolong yang duduk dibarisan dekat jendela jangan ngobrol lagi.
Ujian sudah mau saya mulai." Pak Abdi menatap tajam kearah mereka.
Audrey yang takut Pak Abdi mengenalinya menundukkan kepalanya segera.
" Sst .. pada diam deh. Pak Abdi suami lo Zi ngeliatin kita tuh ... " ucap Audrey pelan.
" Sialan loe, Drey ..." umpat Zia pura - pura kesal.
" Selama ujian saya tidak mau lihat ada yang menyontek ataupun memberi contekan. Jika ketahuan sama saya maka keduanya akan saya beri nilai E ... Paham kalian !" ucap Pak Abdi dengan tegas.
" Paham pak ..." jawab mereka semua yang berada dikelas.
Sedangkan Zia dan Bella cuma bisa meringis mendengar peringatan Pak Abdi.
" Kamu yang duduk disudut siapa namanya. Tolong bagikan ke yang lain kertas soalnya." Pak Abdi menunjuk kearah Zia.
" Sial, kenapa gue sih yang ditunjuk sibatu es ..." omel Zia.
Ketiga sahabatnya Audrey, Dea dan Bella menutup mulut mereka agar tidak tertawa mendengar omelan Zia.
" Baik pak ..." Dengan kesal Zia bangkit dari tempat duduknya.
Begitu kertas soal dibagikan kelas menjadi sangat hening seperti gak ada penghuninya.
Tanpa mereka berempat sadari dari tempat duduknya Pak Abdi memperhatikan Audrey.
Ia sangat mengenali Audrey karena selain dikenal karena kecantikan wajahnya. Ia juga sangat pintar. Pak Abdi juga tau kalo sebenarnya Audrey sudah lulus mata kuliahnya saat masih disemester bawah.
Tidak ingin membuat malu Audrey, iapun membiarkannya berada didalam kelas.
Pak Abdi memperhatikan sekeliling kelas. Masing - masing mahasiswa sibuk mengerjakan soal yang diberikannya dengan serius.
Kecuali Zia dan Bella yang gelisah menunggu kertas jawaban dari Audrey.
Sebenarnya Audrey sudah menyelesaikan jawaban dari soal yang dibagikan sejak tadi.
Tapi ia juga gak berani memberikan pada Zia, karena gak mau mengambil resiko jika ketahuan sama Pak Abdi.
Karena itu ia pura - pura masih sibuk menyelesaikan lembar jawaban.
" Kalian yang duduk dibarisan ke 3 dekat jendela, saya tahu kalian sudah selesai mengerjakan soal.
Segera antar ke saya kertas kalian," tiba - tiba Pak Abdi menunjuk kearah Audrey dan Dea.
Audrey merasa terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka jika Pak Abdi memperhatikan.
" Baik pak ..." jawab Audrey dan Dea serempak lalu bangkit dari tempat duduk mereka.
Audrey melirik kearah Zia dan Bella yang kelihatan sangat gelisah. Melihat raut wajah keduanya ia merasa kasihan namun gak bisa berbuat apapun saat ini.
" Ini Pak ..." ucap Audrey dan Dea menyerahkan lembar jawaban mereka.
" Bagus ... buat yang lain contoh seperti mereka jika belajar dengan benar gak akan susah untuk mengerjakan soal dari saya. Jangan bangga dapat nilai bagus tapi hasil contekan ..." ucap Pak Abdi menyindir.
Zia dan Bella yang mendengar sindiran Pak Abdi cuma bisa meringis dan buru - buru mengisi lembar jawaban ujian mereka dengan asal karena waktu yang diberikan sudah hampir habis.
" Sekarang kumpul semuanya lembar jawaban kalian. Waktunya sudah habis."
" Baik pak ..." jawab mereka serentak.
Semua pada buru - buru bangkit dari tempat duduk dan segera mengumpulkan lembar jawaban mereka.
Begitu juga dengan Zia dan Bella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Harry Gusman Black Light
next!!
2022-05-21
1