Episode 2

" Sialan, tuh si kulkas ... " ucap Zia kesal.

" Iya, benar banget lo Zi ... " timpal Bella.

" Sorry ya honey ... tadi gue gak bisa bantu kalian berdua. " kata Audrey sambil merangkul Zia dan Bella. Dea pun juga ikutan memeluk teman - temannya.

" Bukan salah Lo, Drey ... si Kulkas itu aja yang kebangetan killer nya." jawab Zia.

" Iya, gak sangka gue tadi ujian ... kalo tau gue udah nyiapin contekan. " Bella berceloteh sambil tertawa.

Mendengar perkataan Bella, mereka bertiga pun ikutan tertawa.

" Drey, jam berapa Lo ketemu Ama Doping skripsi ? " tanya Dea.

" Nih, bentar lagi. " jawab Audrey.

" Abis ini kami bertiga masih ada kelas lagi. Lo gak papa kan sendiri nunggunya honey ? " tanya Zia.

" Ya, gak papa lah ... kaya anak kecil aja harus ditemani emaknya," Audrey menjawab lalu tertawa.

" Lo kan emang masih kecil dibandingkan kami ... hehehe." ledek Zia.

" Iya sih .. tau gue kalo Lo udah tua, Zi ... ," balas Audrey.

" Sialan Lo ... " umpat Zia pura - pura marah.

Audrey cuma tersenyum melihat Zia.

" Udah ah, gue mau ketemu doping dulu. Ntar menghilang lagi tuh, dosen." kata Audrey.

" Setan dong bisa menghilang." celetuk Zia.

Audrey dan yang lain pun tertawa lebar mendengar candaan yang di ucapkan Zia. Zia memang yang paling konyol dan paling cepat emosi di antara mereka berempat.

" Gila, lo ya Drey ... gue aja yang yang cuma ngambil satu jurusan. Kepala udah mau pecah.

Nah, Lo ... ngambil 2 jurusan, dua - dua nya udah selesai. Otak Lo terbuat dari apa sih, honey ? " ucap Zia kagum.

" Tau, nih Audrey ... Apa sih yang Lo cari ? Orang tua kaya - raya, Lo anak tunggal jadi tuh kekayaan cuma buat Lo sendiri. Kalo gue jadi Lo, gue tinggal nyantai nikmatin hidup." Bella menimpali dengan nada iri.

" Yang kaya kan orang tua nya bukan Audrey. Benar kan, Drey ... ?" ujar Dea.

" Benar banget De ... gue pengen berhasil dan di akui karena kemampuan sendiri. Jadi, kalau suatu saat gue harus meneruskan perusahaan Daddy ... gak akan buat orang tua gue malu." jawab Audrey lugas.

" Girls, gue jalan dulu udah waktu nya nih .. " ucap Audrey lagi.

" Ya udah ... ntar kita ketemuan lagi setelah urusan Lo selesai. Kami juga mau masuk kelas." balas Zia.

" Oke ... bye. " jawab Audrey.

Lalu ia pun bergegas pergi menjauh dari teman - temannya.

" Yuk ah masuk kelas ... gue mau belajar biar pintar kaya Audrey." ucap Zia dengan mimik dibuat serius.

" Hahaha ... gaya Lo Zi. " Dea dan Bella tertawa.

Audrey yang sudah sampai di ruangan doping nya terkejut melihat Pak Abdi juga berada disana.

Ia mendadak khawatir, jangan - jangan Pak Abdi mau memarahi nya karena hal tadi.

" Permisi pak ... ada yang ingin saya tanyakan sama bapak. " ucap Audrey pelan.

" Baik ... tapi Pak Abdi tadi ijin ke saya buat bicara sama kamu. sebentar. " jawab Pak Rizal dosen pembimbing Audrey.

Audrey tidak bisa menutupi rasa terkejut nya mendengar perkataan dopingnya. Ia pun melirik kearah Pak Abdi dan ternyata Pak Abdi juga sedang menatapnya dengan tatapan serius.

" Aduh .. mati gue. Pasti Pak Abdi marah karena hal tadi." ucapnya dalam hati.

" Audrey ... " panggil Pak Abdi.

" Eh, Iya pak ... " jawab Audrey terkejut.

" Bisa saya bicara sama kamu ? "

tanya Pak Abdi dengan nada dingin.

" Bisa Pak .... Silahkan." jawab Audrey dengan cepat menutupi rasa khawatirnya.

" Tapi bukan disini, di ruangan saya. " ucap Pak Abdi melihat Audrey.

Audrey melihat kearah dosen pembimbingnya begitu mendengar perkataan yang baru diucapkan oleh Pak Abdi. Tapi dopingnya cuma mengangguk pelan ke arah Audrey.

Dengan menarik napas pelan, ia pun menganggukkan kepalanya.

" Baik, Pak ... Tapi maaf sebenarnya saya harus segera ke Fakultas Desaign begitu selesai dengan Pak Rizal." jawabnya.

" Saya tahu. " jawab Pak Abdi singkat.

" Permisi, Pak Rizal .. saya pinjam sebentar mahasiswi kesayangan bapak." ucap Pak Abdi mencoba bercanda.

" Hahaha ... Silahkan, Pak Abdi bisa aja. " jawab Pak Rizal tertawa.

Pak Abdi melangkah keluar dari ruangan yang terpaksa diikuti oleh Audrey dari belakang. Ia sudah dapat menduga apa yang akan dikatakan Pak Abdi nanti padanya.

Begitu mereka hampir sampai di depan ruangan Pak Abdi, Audrey heran melihat Pak Abdi tiba - tiba menghentikan langkahnya. Hingga tak sengaja kepala Audrey membentur dada Abdi.

" Maaf .. Maaf pak, saya gak sengaja. " ucap Audrey gugup.

" Hmm .. Lain kali kalau jalan hati - hati. " jawab Abdi menutupi tawanya agar tidak keluar melihat wajah Audrey yang merah karena gugup.

" Baik, Pak ... " jawab Audrey cepat.

" Silahkan masuk .. " Abdi membuka pintu ruangannya yang disediakan pihak kampus.

" Iya Pak ..."

" Ayo .. Silahkan duduk." kata Abdi.

" Terima kasih, Pak ... " jawabnya sopan lalu segera duduk.

" Kamu tahu kenapa saya memanggil keruangan ini ? " tanya Abdi lalu melihat Audrey dengan tatapan yang sulit di artikan.

" Saya tahu, Pak ... Saya salah dan saya minta maaf. " ucap Audrey dengan wajah bersalah.

" Apa kesalahan kamu ? " tanya Abdi singkat.

" Tadi saya masuk dan ikutan ujian di kelas bapak ..." jawabnya menyesali perbuatannya tadi.

" Kenapa kamu lakukan kalau sudah tahu salah ?. "

Audrey hanya diam tak menjawab, karena dia bingung harus menjawab apa.

" Saya tahu kamu udah lulus mata kuliah saya. Benarkan ... ? " tanya Abdi lagi.

" Iya, Pak ... " jawabnya lirih.

Abdi yang melihat mata Audrey merasa sangat bersalah jadi merasa iba. Sebenarnya Abdi tidak ingin memperbesar kesalahan Audrey, tapi ia harus melakukannya.

" Saya tahu kamu itu pintar dan baik. Tapi bukan berarti karena kamu pintar bisa sembarangan.

Baik itu bagus tapi jangan karena kamu ingin membantu teman - temanmu, kamu malah merugikan diri kamu sendiri. " ujar Abdi panjang.

Audrey tertunduk menyesal karena merasa bersalah. Baru kali ini dia mengalami hal yang memalukan.

Kalau tahu jadi seperti ini, ia tidak akan menuruti ajakan Zia.

" Saya hanya ingin mengingatkan kamu ... kalau kamu benar - benar perduli pada teman - teman terdekatmu seharusnya kamu membantu mereka dalam hal belajar. Kamu bisa mengajari yang tidak mereka mengerti.

Bukan membantu dengan cara memberi mereka contekan. " Abdi melanjutkan lagi.

" Saya minta maaf, pak ... " ucap Audrey dengan nada sedih.

" Saya gak marah sama kamu. Saya juga yakin kalau kamu sebenarnya terpaksa karena merasa gak enak menolak ajakan temanmu. Tapi jangan karena kamu baik lantas bisa dimanfaatkan oleh orang lain."

" Kalau mereka ingin dapat nilai bagus seperti kamu, mereka juga harus berusaha belajar. Bukan dengan memanfaatkan kamu."

" Tapi mereka tidak sedang memanfaatkan saya, pak ..." jawabnya tidak setuju dengan perkataan Pak Abdi.

" Baik kalau kamu berkata seperti itu. Mungkin kamu tulus buat membantu mereka. Tapi sampai kapan kamu bisa membantu mereka. Bukankah kamu sudah mau wisuda ? Itu berarti mereka harus sudah terbiasa tanpa kamu yang selama ini menolong agar nilai - nilai kuliah mereka bagus."

Audrey membenarkan dalam hati apa yang baru saja dikatakan Pak Abdi.

Ia akan segera meninggalkan kampus dan teman - temannya setelah wisuda. Ia tidak mungkin bisa selalu bersama teman - temannya. Apalagi seusai wisuda sudah ada tanggung - jawab besar yang akan dikerjakannya.

Selama ini ia ternyata telah membuat kesalahan besar. Niatnya yang baik ingin membantu mereka agar dapat nilai bagus malah membuat Zia dan Bella semakin malas.

Karena mereka tahu kalau ada Audrey yang bisa diandalkan.

" Sekali lagi saya minta maaf, pak.

Saya baru menyadari kalau selama ini yang saya lakukan bukannya untuk membantu malah semakin menjerumuskan mereka." ujar Audrey.

" Saya senang kamu sudah mengerti apa yang saya maksud.

Saya harap kamu juga melakukan hal yang sama di saat kamu nanti menghadapi dunia kerja." Abdi memberikan nasehatnya.

" Iya pak ... Terima kasih."

" Baiklah, saya melakukan hal ini karena saya peduli sama kamu.

Kamu itu mahasiswi kesayangan banyak dosen di kampus ini termasuk ...." Abdi menghentikan perkataannya karena sadar tidak mungkin dia membiarkan Audrey tahu perasaannya.

Audrey yang mendengar ucapan Pak Abdi tiba - tiba terhenti langsung melihat dengan wajah bertanya.

" Ya sudah .. karena kita sudah selesai. Silahkan kamu lanjutkan urusan dengan Pak Rizal. " ujar Abdi.

Mendengar hal itu, Audrey pun merasa lega. Ia pun ingin segera keluar dari ruangan ini.

Ia lalu bangkit dari tempat duduknya.

" Terima kasih, pak. Saya permisi keluar. " katanya sopan.

" Ya ... silahkan, " jawab Abdi.

Audrey pun menganggukkan kepalanya pada Pak Abdi dan bergegas keluar dari ruangan.

Begitu keluar dari ruangan ia menghela nafas dengan sangat lega.

Sementara Abdi melihat Audrey yang telah keluar dari ruangannya merasa dapat bernafas dengan bebas lagi. Sedari tadi saat bersama Audrey di ruangan ini, ia merasa sesak karena sulit bernafas dengan baik.

Selama ini ia berusaha mengakhiri perasaan sukanya pada Audrey. Karena ia tahu ada seseorang yang sangat mencintai Audrey sejak lama. Bahkan sebelum Abdi mengenal Audrey.

Jadi walau dengan terpaksa, ia harus mengakhiri perasaan sukanya tanpa bisa memulainya.

Siapa yang bisa menolak pesona dari kecantikan Audrey. Begitu juga dengan Abdi.

Walaupun awalnya ia ditugaskan untuk menjaga Audrey dari jauh oleh orang yang mencintai Audrey.

Ia tidak menyangka kalau bisa jatuh cinta. Bahkan ia sempat mengejek orang tersebut karena mencintai anak kecil.Karena saat ia ditugaskan menjaga Audrey usianya masih sangat muda.

Tapi seiring waktu, semakin dia mengenal sifat Audrey yang sangat baik pada orang - orang di sekitarnya. Abdi semakin menyukainya.

Sikap Audrey jauh lebih dewasa dibandingkan dengan teman - temannya yang lebih tua usianya.

Karena itu Abdi selalu bersikap dingin agar tidak ada yang menyadari tentang perasaannya.

Abdi tersadar dari pikirannya yang mengingat tentang Audrey ketika mendengar hp nya berbunyi. Ketika ia melihat nama yang ada dilayar, ia berusaha menutupi rasa gugup yang hadir di dirinya.

" Halo ... " Abdi menyahut panggilan tersebut.

" Halo, my bro ... Sehatkan ? " tanya orang disana.

" Alhamdulillah aku sehat. Kamu sehat jugakan ? " balas Abdi.

" Gue lagi gak sehat. "

" Kamu sakit ... sakit apa ? "

" Sakit rindu ... rindu sama my honey Audrey. " jawab pria ditelepon bercanda.

Abdi yang mendengarnya langsung tersenyum kecut. Ia terdiam lalu menghela nafas dengan berat.

" Hei, haloooo ... Lo masih disana di ? " teriak pria tersebut karena tak mendengar suara Abdi.

" Ya, sorry bro .. aku sambil kerja soalnya." bohong Abdi.

" Owh ... kalau gitu gue tutup teleponnya biar gak ganggu kerjaan Lo. "

" Gak gitu juga bro .. aku gak sesibuk kamu. Makanya sampai sekarang kamu belum ada waktu buat menemui Audrey. " jawab Abdi lirih.

" Lo benar my bro ... tapi sebentar lagi begitu tiba waktunya, gue akan selalu berada di sisinya. Gimana keadaan my honey ? "

" Baik .. dia selalu baik. " jawab Abdi membayangkan wajah Audrey.

" Baguslah .. gue cuma dengar itu. Gue titip Audrey selagi gue belum bisa hadir di sana untuk menemaninya. "

Abdi berusaha keras menutupi rasa sakit di hatinya karena cemburu mendengar perkataan tersebut.

" Kamu jangan khawatir. Aku akan selalu memperhatikannya."

" Thanks bro .. see you later."

" Okey ... "

Panggilan telepon itu segera diakhiri oleh pria tersebut.

Abdi pun terasa lega, karena ia khawatir pria itu tahu isi hati nya.

Sementara itu Audrey yang telah menyelesaikan semua urusannya segera menuju kantin untuk menemui teman - temannya.

Ia melihat mereka sudah duduk manis di tempat biasanya.

Ia menghampiri mereka bertiga dengan tersenyum manis.

" Hai, ayang - ayangku ... udah pada selesai kuliah nih ? " tanyanya begitu duduk di samping Zia.

" Udah dong, Lo gimana ? " jawab Zia lalu balik bertanya.

" Alhamdulillah .. besok jadwal gue sidang. " kata Audrey dengan nada senang.

" Aseekk ... kalo gitu, abis ini kita nongkrong di mall biar Lo tambah semangat buat besok. " ujar Zia memberi usul.

" Maaf Zi, kali ini gue gak bisa ikut ya. " tolaknya dengan perasaan gak enak.

" Kenapa gak bisa .. kan Lo pasti gak perlu belajar buat sidang besok. Ayuk dong, honey ... " ujar Zia lagi.

" Sorry dear .. Tapi tadi pagi Daddy sama mommy menyuruh gue buat ke perusahaan kalau urusan gue udah selesai. " jelas Audrey.

" Owh, gitu ... ya udah deh. Kalau gitu kami bertiga aja yang pergi ya, honey ... buat ngilangin stress. " kata Zia. Dea pun mengangguk setuju.

" Ada urusan apa Lo disuruh kesana, Drey ? tanya Bella yang penasaran.

" Blom tau gue, Bel ... tadi Daddy bilang ada yang mau di omongin."

" Oh .. enak banget hidup kaya lo ya, Drey. Udah orang tua Lo kaya - raya, sayang banget lagi Ama Lo." ujar Bella dengan nada iri.

" Lo bertiga dari lahir udah kaya. Gak kaya gue, buat kuliah aja harus kerja paruh waktu dulu. Kalo gak gara - gara orang tua gue banyak hutang mungkin nasib gue gak separah ini." lanjut Bella dengan kesal dan menutupi tatapan iri nya ke Audrey.

Audrey dan yang lain langsung memeluk Bella. Mereka tahu kehidupan Bella memang agak sulit.

" Bel ... yang sabar ya. Lo jangan sedih, sekarangkan kami bertiga ada buat Lo." ucap Audrey lembut.

" Iya Bel ... ngapain sih Lo sedih. Seperti biasa kita senang - senang bareng. Apa yang kita pakai, Lo kan ikutan juga.

Bella yang mendengar itu merasa marah tapi memendamnya dalam hati. Lalu dengan cepat ia menutupi dengan tersenyum.

" Udah, ah ... gak kelar - kelar ntar kalau ngobrol terus. Gue jalan duluan ya, bye girls ... " ucap Audrey.

" Bye honey .. sampai ketemu besok. " jawab Zia diikuti Dea dan Bella.

" Drey, gue lupa bilang Ello titip salam Ama Lo. " teriak Zia pada Audrey.

Audrey menoleh lalu membuat isyarat oke dengan tangannya.

Terpopuler

Comments

Harpy Nasution

Harpy Nasution

asik ngobrol jadi lupa waktu yakan

2022-07-06

0

Harpy Nasution

Harpy Nasution

seruuuu

2022-07-06

0

Harry Gusman Black Light

Harry Gusman Black Light

next mbak

2022-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!