" Sekarang cerita Ama gue apa masalah Lo, Rin ... ? " tanya Audrey begitu berada di kamarnya.
Terlihat Rina menghela nafas dengan berat. Sepertinya ia merasa kesusahan untuk memulai ceritanya pada Audrey.
" Udah, cerita sama gue. Gak usah terlalu banyak mikir." sambung Audrey.
" Sebenarnya gue gak enak cerita sama Lo, Drey. Kita baru aja kenal dan temenan. Gue gak mau di anggap mau manfaatin kebaikan Lo. Tapi sumpah gue gak tau harus minta tolong sama siapa lagi." ucap Rina dengan perasaan gak enak menatap Audrey.
" Lo jangan mikir kaya gitu. Sekarang elo ceritakan dulu apa masalahnya, kalau memang gue bisa bantuin masalah yang sedang elo hadapin, Insya Allah gue akan bantu." Audrey berkata dengan lembut.
" Baiklah, gue akan cerita.
Ibu gue sedang sakit parah di kampung. Gue kerja di sini ninggalin Ibu di kampung buat nyari uang untuk berobat Ibu." ujar Rina sedih.
" Loh, kalau elo pergi ... siapa yang jagain ibu elo di kampung ?" tanya Audrey heran.
" Adik gue, Drey ... dia baru tamat sekolah, karena gak ada biaya buat kuliah, jadi saat ini tugasnya cuma ngurusin Ibu di rumah sedangkan tugas gue buat cari uang." ucap Rina menjelaskan.
" Oh, adik Lo cowok apa cewek, Rin ... ? " tanya Audrey lagi.
" Cowok, Drey ... kami cuma berdua. Setelah ayah meninggal gue yang harus mencari nafkah dan biaya berobat Ibu." sahut Rina.
" Ibu Lo sakit apa, Rin ? " tanya Audrey prihatin.
" Ginjal, Drey ... dan harus segera di operasi untuk transplantasi.
Selama ini kami berpikir, Ibu cuma sakit perut biasa, jadi hanya berobat kampung aja. Tapi semakin hari penyakit Ibu bertambah parah, bahkan Ibu tidak bisa bangkit dari tempat tidur kalau lagi sakit. Akhirnya, adikku membawa Ibu ke rumah sakit di kota dan di sanalah baru di ketahui kalau Ibu ginjalnya udah rusak ... Awalnya Ibu melakukan cuci darah aja, setiap gajian gue mengirimkan semua buat biaya cuci darah Ibu. Bahkan, kemarin Ibu diputuskan untuk menginap di rumah sakit karena ginjal Ibu sudah tidak berfungsi lagi. Dokter mengatakan sama Rifky, adek gue kalau Ibu harus segera di operasi agar bisa menjalani transplantasi ginjal." Rina menjelaskan panjang lebar pada Audrey.
" Kapan Ibu Lo harus di operasi ?"
tanya Audrey.
" Dua hari lagi, Drey ... makanya gue bingung harus minta tolong sama siapa. Gue udah coba minjam ke bos cafe tempat gue kerja, mereke tidak bisa memberikan pinjaman sebanyak itu. Adek gue juga udah coba pinjam sama saudara - saudara di kampung tapi mereka semua tidak ada yang bersedia meminjamkan, takut gue gak akan mampu untuk membayarnya." Rina mulai mengeluarkan air matanya yang sudah di tahannya sejak tadi.
" Yang sabar, ya Rin ... Semoga penyakit Ibu Lo bisa segera sembuh. Memangnya berapa biaya operasinya ?" tanya Audrey serius.
" Mahal, Drey ... sekitar dua ratus lima puluh juta atau tiga ratus juta." jawab Rina masih menangis.
" Ya, udah ... Lo jangan nangis lagi. Besok pagi kita pergi ke kampung Lo agar Ibu Lo bisa segera di operasi dan satu lagi, elo tinggal disini aja mulai sekarang sama gue biar uang gaji Lo bisa di gunain buat beli obat atau yang lain. Gimana setuju ? "
ucap Audrey santai.
Rina yang gak percaya dengan pendengarannya sendiri, mencoba menanyakan lagi pada Audrey.
" Maksudnya, gue belum ngerti, Drey ? " tanya Rina.
" Besok kita berangkat ke kampung Lo agar Ibu Lo bisa di operasi dan mulai hari ini elo tinggal di sini bareng gue." jawab Audrey.
" Tapi gimana dengan orang tua, Lo, Drey ... apa mereka setuju ? " tanya Rina gak percaya.
" Pasti, orang tua gue pasti setuju. Lo gak usah mikirin hal itu, sekarang yang penting fokus sama operasi Ibu, Lo ... Okey." ucap Audrey.
" Drey .... " Rina tak bisa melanjutkan kata - katanya, ia begitu terharu.
Audrey yang baru saja di kenalnya, bersedia menolong, bahkan tanpa menanyakan sama sekali kapan Rina bisa membayar uang yang akan di gunakan buat biaya operasi Ibunya. Bahkan di saat saudara Rina sendiri tak ada yang peduli, Audrey yang bukan siapa - siapa hanya orang yang baru saja di kenalnya bersedia melakukan hal seperti ini.
Mengingat hal ini, Rina benar - benar merasa sangat bersyukur bisa di pertemukan dengan orang sebaik Audrey di dalam hidupnya. Ia bersumpah dalam hati, akan membalas kebaikan Audrey dan akan melakukan apapun buat Audrey, sepanjang hidupnya.
" Hei, malah melamun. Sekarang sebaiknya Lo mandi biar segar.
Mata Lo bengkak itu kaya di cium tawon ... hehehe." ledek Audrey.
" Drey ... makasih." ucap Rina gak tahu harus berkata apa lagi.
" Udah, mandi sana ... gue mau turun dulu buat bilang sama bik Imah kalau besok kita mau pergi sekalian pesan tiket buat besok. " ucap Audrey dengan wajah santai.
" Sekali lagi makasih, Drey ... " kata Rina dengan wajah lega.
" Ya ... " jawab Audrey singkat lalu pergi meninggalkan Rina sendiri di kamarnya.
Sepeninggal Audrey, Rina segera menuju kamar mandi. Ia akan berendam sejenak agar tubuh dan pikirannya lebih segar.
Setelah selesai berbicara dengan bik Imah, Audrey kembali menuju kamar nya. Ia akan memberikan beberapa barang yang di perlukan nya untuk di bawa besok.
Begitu ia selesai meletakkan barang - barangnya di dalam koper, Rina pun keluar dari kamar mandi.
" Ini baju tidur buat Lo pakai, Rin ..., ".
" Maaf, Drey ... gue udah ngerepotin Lo."
" Bicara apa Lo, santai aja. Lo itu teman gue, jadi gak ada istilah ngerepotin kalau buat teman."
" Makasih, Drey ... gue bersyukur bisa ketemu dan punya teman kaya elo."
" Sama, gue juga. Sekarang gue mau mandi dulu."
Rina tersenyum melihat sikap Audrey.
Setelah dua puluh menit berada di kamar mandi, Audrey pun selesai.
" Drey ... gue mau pulang ke kost dulu buat ngambil yang mau gue bawa buat pergi besok." ucap Rina.
" Gak usah, lebih baik sekarang kita istirahat biar besok enak perginya, lagian udah jam segini.
Masalah pakaian Lo gak usah mikirin, gue udah nyuruh pelayan buat beli beberapa buat Lo pakai." sahut Audrey sambil berbaring di tempat tidur.
" Tapi, Drey ... gue gak mau terlalu ngerepotin Lo. Biar gue pulang aja dulu." ucap Rina segan.
" Kalau Lo nolak, berarti elo gak anggap gue teman. " Ucap Audrey dengan mimik serius.
" Bukan gitu, Drey ... gue gak enak.
Lo udah terlalu baik sama gue, gue gak tahu harus balas kebaikan elo pake apa." sahut Rina lirih.
" Cukup Lo balas jadi teman gue buat selamanya. Sekarang kita tidur." Audrey lalu memejamkan matanya.
Sambil memandang wajah Audrey yang memejamkan matanya, Rina mengucapkan janjinya pada Audrey. " Baik, gue akan menjadi teman Lo buat selamanya, baik dalam senang maupun duka. Itu janji gue sama Lo, Drey ... ".
Audrey hanya tersenyum mendengarnya tanpa membuka kedua matanya yang terpejam.
Rina akhirnya ikut merebahkan tubuhnya di samping Audrey. Karena terlalu lelah, akhirnya mereka pun tertidur.
Visual Rina
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Harry Gusman Black Light
Audrey - Angel 😍
2022-07-05
0