Aku tak tahu apa yang sedang kau rasakan dan alami, tapi jika butuh teman untuk sekedar bercerita atau butuh pundak untuk melepaskan dahaga. Datanglah padaku, aku selalu bersedia menjadi orang yang paling kau butuhkan kapan saja, meski setelah kau baik-baik saja aku akan kembali sendiri.
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹
Martha masih memeluk Ara yang menangis dalam pelukkan nya. Sahabatnya ini terlihat sangat rapuh dan tak berdaya, padahal Martha sangat mengenal Ara, gadis ini gadis yang tidak mudah menangis.
"Sudah Ra". Martha melepaskan pelukkannya dan mengusap pipi Ara "Kak Roger pasti baik-baik saja". Martha berusaha menyakinkan sahabatnya itu.
Ara menghapus air matanya dengan kasar, dirinya sudah terlalu banyak menanngis.
Lalu pandangan terarah pada dua orang pria yang menatapnya dengan intens.
"Tuan Kayhan, Tuan Nathan". Gumam Ara.
"Ra". Suara Nathan terdengar pelan, lalu dia berjalan kearah brangkar Ara "Maafkan saya". Ucap Nathan penuh penyesalan dan ketulusan.
Ara mengangguk tapi wajahnya dingin "Tidak perlu meminta maaf Tuan, anda tidak salah". Timpal Ara.
"Nona Ara, kembali lah bekerja diperusahaan kami. Surat pemecatan anda telah kami klarifikasi. Maaf atas kesalahan kami". Ucap Cody mewakili Kayhan.
Ara menatap kearah Kayhan, pria dingin itu hanya terdiam tanpa ada niat untuk menjelaskan. Ara menghembuskan nafas kasar, sebenarnya dia tak ingin kembali bekerja disana tapi Ara butuh pekerjaan dan sangat sulit zaman sekarang mencari pekerjaan walaupun hanya ingin menjadi kuli.
"Baik". Sahut Ara lalu beralih pada Nathan "Kenapa saya diterima kembali Tuan, bukankah saya sudah dipecat?". Tanya Ara. Martha mengelus lengan Ara memberi kekuatan pada sahabat nya karena dia tahu jika Ara sedang emosi.
"Maafkan kami Ra, kami hanya salah paham saja". Ucap Nathan merasa bersalah.
Ara menghembuskan nafas pelan. Lalu beralih pada Wati "Bu". Panggil Ara tersenyum dan tak peduli lagi pada Kayhan dan Nathan.
"Apa ada yang sakit Nak?". Tanya Wati khawatir.
Ara menggelleng kan kepalanya dengan senyum "Ara sudah merasa lebih baik Bu". Balas Ara "Mey, sebaiknya ajak Ibu pulang, sepertinya Ibu kelelahan". Suruh Ara pada adiknya.
"Tapi bagaimana dengan Kakak siapa yang akan menjaga Kakak?". Tanya Mey.
"Saya yang akan menjaganya". Sambung Nickho tersenyum kearah Mey dan Ara.
"Baiklah Dok, saya titip Kak Ara". Ucap Mey "Kak, Mey bawa Ibu pulang ya. Kak Ara cepat sembuh jika ada apa-apa, jangan lupa hubungi Mey dan Ibu". Mey memeluk Ara.
"Nak, Ibu pulang ya". Senyum Wati mengelus kepala putrinya dengan sayang lalu mengecup ujung kepala gadis itu.
"Ibu hati-hati". Balas Ara.
Sekarang hanya ada Ara, Kayhan, Nathan, Nickho, Martha dan Cody. Mereka terdiam sejenak, sedangkan Ara membaringkan badannya dibrangkar.
"Ra, aku izin pulang ya mau langsung ke kantor, pekerjaan belum selesai". Ucap Martha pada sahabatnya.
"Iya Ta, terima kasih sudah mengantar dan menjenggukku". Tandas Ara memaksakan senyum dibibirnya
"Dok saya duluan". Pamit Martha pada Nickho dan Nickho hanya membalas dengan anggukan.
"Tuan saya pamit duluan". Pamit Martha juga pada Nathan dan Kayhan.
"Ra, makan dulu biar saya suapin". Senyum Nickho mengambil mangkuk berisi bubur diatas nakas.
Entah kenapa dada Kayhan serasa sesak melihat Nickho perhatian pada Ara? Tidak mungkinkah Kayhan cemburu? Dia tidak menyukai gadis itu sama sekali.
"Kalau begitu kami pamit". Kayhan langsung mellengang dari sana tanpa menunggu jawaban Nickho dan Ara.
Mereka menatap Kayhan dengan heran terutama Nickho dan Nathan.
"Ra, cepat sembuh dan selamat bergabung kembali". Ucap Nathan sambil tersenyum manis pada Ara.
Ara mengangguk dengan senyum membalas ucapan Nathan. Nathan hampir salah tingkah melihat senyum Ara dan jujur saja itu justru mampu membuat hatinya bergetar hebat.
Nathan dan Cody juga izin pamit pulang meninggalkan ruang rawat Ara.
Kayhan pulang dengan wajah kesal, tangannya terkepal saat mengingat bagaimana perhatiannya Nickho pada Ara. Dokter sekaligus sepupunya itu tak pernah dekat dengan wanita selain Ibu dan adiknya. Tapi sekarang Nickho malah sangat perhatian pada Ara.
Ini lagi kenapa Kayhan yang marah dan kesal, dia mengumpat Nickho berbagai macam umpatan. Apalagi saat Nickho mengacam mereka berdua jika sampai terjadi sesuatu pada Ara, kemarahan Nickho seperti marah karena orang yang dia sayang tersakiti.
Kayhan melajukan mobilnya dan pulang ke Mansion nya. Tak peduli dengan ponselnya yang berdering, panggilan dari Cody untuk mengingatkan jadwal meetingnya.
Kayhan masuk kedalam kamarnya dengan wajah merah padam seakan siap menerkam siapa saja yang ada didepannya. Para pelayan hanya bisa menunduk takut melihat kemarahan diwajah Tuan-nya takut mereka akan menjadi sasaran, dari singa yang tengah dirada cemburu itu.
Kayhan melempar tubuhnya keatas kasur king size miliknya.
"Arggghhhhh". Teriak Kayhan mengusar rambutnya kasar "Siapa sebenarnya dirimu Kimara Ferarer? Kenapa aku bisa segelisah ini saat Nickho memperhatikan mu?". Kayhan mengusap wajahnya sambil terduduk kembali. Nafas pria itu memburu.
Kayhan meronggoh ponsel dalam saku celananya, lalu mencari satu nama kontak yang ingin dia hubungi.
"Hallo Tuan".
"Carikan informasi tentang Kimara Ferarer, semuanya. Jangan ada yang terlewatkan". Tanpa menunggu jawaban telpon dari seberang sana.
Sedangkan orang yang ditelpon sudah mengumpat dengan kasar pada sang Tuan.
"Untung saja di gaji, kalau tidak sudah kuledakkan kepala Tuan itu".Gerutunya sambil melangkah meninggalkan kantor
Kayhan masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang serasa lengket. Pria itu berguyur dibawah shower menghilangkan semua rasa panas ditubuhnya. Lagi dan lagi bayangan Ara yang sedang menangis terngiang didalam pikiran Kayhan. Pria itu tidak tahu, entah peson apa yang ditularkan gadis itu padanya.
Kayhan memakai pakaian nya dan tidak ada niat untuknya kembali ke kantor, meskipun banyak meeting dan pekerjaan yang dia tidak peduli.
Drt drt drt drt
Ponselnya berbunyi. Kayhan membuka satu pesan yang masuk kedalam ponselnya dan itu adalah dari sang Assisten Cody.
Kayhan membaca semua informasi tentang Ara yang tertera dilayar ponselnya. Entah kenapa dada Kayhan terasa sesak saat mengetahui betapa sulitnya Ara hidup. Yang paling membuat Kayhan serasa tak ingin bernafas adalah sebuah rekaman CCTV yang sedang merekam Ara dikamar mandi, dimana gadis itu mengoles luka bekas operasinya dengan sebuah salep anti nyeri.
Dalam rekaman itu terlihat Ara sedang meringgis kesakitan sambil menangis. Tanpa terasa air mata Kayhan berjatuhan, hati Kayhan terasa perih melihat penderitaan Ara dan yang membuat Ara menderita adalah dirinya sendiri.
Kayhan melempar ponselnya asal, dia segera mengambil jaket dan kunci mobil. Entah kemana tujuan pria itu yang pasti dia ingin ketempat yang bisa membuatnya merasa tenang dan melupakan semua perasaan dihatinya.
Mobil Kayhan terparkir disebuah rumah sakit, dengan langkah gontai pria itu menaiki lift untuk menuju sebuah ruangan.
Cekreekkkk
Kayhan membuka pintu dan melihat seorang wanita cantik tengah terbaring dan tertidur pulas tanpa beban.
Kayhan menghampiri ranjang gadis itu dan duduk dikursi samping ranjang, dia menatap wajah itu. Wajah lelah dan wajah beban. Tanpa sadar Kayhan mengelus kepala gadis itu dengan lembut, matanya berkaca-kaca ketika teringat bagaimana sulitnya gadis ini hidup.
"Maaf". Satu kata lolos dari mulutnya bahkan bibirnya bergetar, dia mengigit bibir bawahnya supaya tangisnya tak terdengar dia tidak mau menganggu tidur gadis itu.
**Bersambung.........
Salam hangat
Kayhan ❤️ Kimara**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Udo Fatan
cerita nya bagus thor👍
2022-10-06
0
Nina Stepi
Baru juga Ara mau jujur😚
2022-07-10
0
Sri Hayani
terharu,,kyk nya setelah ini kayhan yg bnyk mengalami dilema 😢
2022-06-26
0