**Terkadang untuk menutup luka, lebih baik tersenyum dari pada menjelaskan pada orang yang tidak mengerti sama sekali.
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹**
Ara tersenyum saat melihat Ayah nya sudah menunggu didepan gedung.
"Ta aku duluan ya". Senyum Ara "Permisi Tuan saya duluan dan hati-hati dijalan". Senyum Ara melambai tangan kearah Kayhan dan Nathan. Senyum yang terlihat sangat terpaksa.
Ara berjalan pelan menghampiri Ferarer, sambil memegang perutnya.
"Apa Ara lapar ya, kenapa dia terus memegang perutnya?". Gumam Martha masih terdiam dan masih didengar oleh Kayhan dan Nathan.
"Kenapa dia tidak makan siang?". Tanya Nathan heran.
"Kata nya tidak lapar Tuan". Sahut Martha "Tapi kalau tidak lapar kenapa dia terlihat pucat? Apa dia sakit? Kalau dia sakit kenapa tidak cerita?". Martha terus saja berceloteh sendiri tapi dia maish tidak menyadari bahwa Kayhan dan Nathan serta Cody masih berdiri disampingnya.
"Ada apa dengan Ara?".
Martha menuju mobilnya dan masuk kedalam mobil.
"Ayah". Sapa Ara tersenyum hangat saat sudah sampai didepan Ayahnya.
"Ehhh anak Ayah". Ferarer mengacak rambut Ara dengan gemesnya.
"Maaf Ayah pasti sudah lama menunggu Ara". Ucap Ara merasa bersalah.
"Berapa lama pun Ayah siap menunggu putri cantik Ayah ini". Ferarer mencubit hidung Ara
"Ayah". Pekik Ara kesal dengan wajah cemberut nya.
"Bagaimana hari ini? Perut Ara masih sakit?". Tanya Ferarer memperhatikan salah satu tangan Ara yang berada diperut.
Ara gugup "Tidak Ayah. Hari ini berjalan dengan lancar". Ara memaksakan senyum.
"Ya sudah ayo kita pulang. Sini Ayah pasangin helm nya". Ferarer memasangkan helm munggil itu dikepala Ara. Ara tersenyum, Ayahnya ini memang sangat perhatian padanya.
"Yuk. Kalau terlalu kencang bilang ya sayang. Perut Ara dipegang saja dan di elus-elus biar sakitnya berkurang. Ara ada minum obat tadi?". Cerocos Ferarer sambil mengedipkan mesin motornya.
"Sudah Yah". Bohong Ara. Ara tahu betapa kuatnya efek obat itu jika tidak makan dulu, bisa-bisa dirinya hilang kesadaran. Karena dosis yang diberikan Dokter terlalu kuat.
Kayhan, Nathan dan Cody mendengar semua percakapan Ayah dan anak itu. Dalam hati mereka bertanya-tanya obat apa? Kenapa perut Ara harus dielus-elus?
"Apa dia sakit? Sakit apa? Kata Cody dia cuti, tapi hari itu aku bertemu dengannya dirumah sakit dan dia memakai baju pasien dan duduk dikursi roda? Apa dia memang sakit?". Batin Kayhan.
"Kay, aku pamit duluan". Nathan masuk kedalam mobilnya tanpa menunggu jawaban dari Kayhan. Dia tahu sahabat sekaligus Boss nya itu adalah orang yang irit bicara, jika orang-orang yang baru mengenalnya pasti menganggap sikap Kayhan sangat membosankan dan datar.
Kayhan menatap keluar jendela dengan tatapan kosong dan tajam. Entah apa yang dipikirkan CEO muda itu, hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Cody mengintip wajah Tuan-nya lewat jendela mobil. Dia heran, kenapa Kayhan belum juga mendapatkan jodohnya? Padahal banyak wanita yang mengantri untuk menjadi pasangan Kayhan, namun Kayhan malah bersikap dingin pada setiap wanita. Bahkan pria itu tak pernah pacaran seumur hidupnya, lucu dan aneh padahal umurnya sudah 30 tahun. Teman-teman seusianya malah sudah ada yang mempunyai dua anak.
Tidak ada yang kurang dari kehidupan Kayhan. Dia tampan dan juta kaya raya, kekayaan nya tidak akan habis sampai tujuh turunan, delapan tanjakkan dan sembilan tikungan belok-belok sampai simpang.
Kayhan juga terlahir dari keluarga yang hangat dan saling mengasihi satu sama lain. Keluarga Bagaskara memang terkenal dengan keharmonisan nya bahkan tak pernah terdengar kabar miring tentang keluarga ini.
Jika dipikir-pikir wanita mana yang akan menolak pesona seorang Kayhan? Kehidupan nya sempurna secara fisik dan materi. Apa yang dia inginkan selalu saja bisa dia dapatkan dengan sekali kedipan mata.
Orangtua Kayhan memang tidak mau tahu menahu tentang masalah pribadi Kayhan, dan mereka tak pernah berpikir untuk menjodohkan Kayhan dengan anak rekan bisnis mereka.
Mereka yakin Kayhan bisa memilih pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria pria tersebut. Bukan mereka tak khawatir melihat Kayhan belum juga menikah padahal usianya sudah matang. Mereka hanya tidak mau memaksa, jika putra mereka harus menikah pasti akan ada waktu jika pun tidak juga mungkin sudah jalan dan garis kehidupan Kayhan.
Mobil sport yang hanya ada tiga didunia itu berhenti didepan sebuah Mansion mewah yang tidak lain adalah tempat tinggal keluarga Bagaskara.
Kayhan turun dari mobilnya tanpa menunggu Cody membukakan pintu.
"Cody, pulang dan istirahat lah". Ucapnya tanpa berbalik kearah sang asisten.
"Baik Tuan". Meskipun pria itu dingin tapi dia cukup perhatian pada orang-orang yang ada didekatnya.
Cody menghela nafas kasar menatap punggung sang Tuan sebelum akhirnya masuk kembali kedalam mobil.
"Apa Tuan itu impoten ya? Atau dia tidak suka wanita? Kalau tidak suka wanita masa ia suka sesama jenis?". Cody bergidik ngeri dan menjalankan mobilnya membelah kota Jakarta.
Kayhan masuk kedalam Mansionnya. Rasanya dia benar-benar lelah hari ini.
"Baru pulang Nak?". Sapa seorang pria berumur yang tidak lain adalah Kakek Kayhan.
"Iya Grandfa. Grandfa sudah makan?". Tanya Kayhan sambil duduk disofa melepaskan jas yang melekat ditubuhnya dan dasi yang terasa mencekik lehernya.
"Sudah". Sahut Bagaskara pada cucunya.
"Huffhhhhh". Kayhan menarik nafas dalam sambil bersandar.
"Apa kau tidak ada kepikiran untuk mencari istri Kay?". Tanya Bagaskara.
Kayhan memincingkan matanya kearah Bagaskara, tidak biasanya Kakeknya itu membahas tentang istri.
"Kenapa Grandfa bertanya tentang gal itu?". Tanya Kayhan.
Bagaskara menghela "Grandfa hanya ingin melihatmu bahagia Kay. Apa kau tidak ingin ada yang menyambutmu setiap kali pulang kerja? Masa iya selalu Grandfa yang menyambut? Apa tidak ingin disambut oleh seorang istri". Goda Bagaskara terkekeh, melihat wajah kesal cucu lelakinya itu.
"Kay, belum mendapatkan yang sesuai dengan perasaan Kay, Grandfa". Sahut Kayhan.
"Memangnya kau mau yang bagaimana?". Tanya Bagaskara mulai tertarik. Sepertinya Kayhan masih ada keinginan untuk menikah jika didengar dari nada bicara nya. Bagaskara sempat berpikir jika cucunya itu impoten.
"Kay, ingin dia yang memahami Kay dan kehidupan Kay. Kay ingin dia yang mencintai Kay baik dalam suka maupun duka, bukan hanya mengincar harta Kay. Satu lagi, Kay ingin yang tidak tergila-gila pada Kay". Jelas Kayhan pada Kakeknya.
Bagaskara memincingkan matanya dan mendelik kearah Kayhan "Kay, jika kau ingin mendapatkan wanita yang tidak gila harta, lebih baik request saja langsung pada Tuhan". Ketus Bagaskara "Wanita itu butuh materi Kay. Wanita mana coba yang ingin diajak susah? Semua wanita memandang materi itu karena mereka memang membutuhkannya". Jelas Bagaskara.
Kayhan terkekeh "Justru Kay ingin mencari yang tidak butuh materi, Kay ingin yang butuh dan mencintai Kay". Timpal Kayhan.
Bagaskara kalah telak dengan cucunya. Selalu saja cucunya itu punya jawaban jika sudah membahas tentang pernikahan.
**Bersambung.......
Salam hangat.
Ara ❤️ Kay**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Rika Hari
ara kan masih sakit thor ngapain d suruh kerja sekali 😔😔😏😏😏
2024-10-14
0
Nina Stepi
Ada apa dengan ara Thor???
Jangan suka buat penasaran dehhhh 🙂
2022-07-10
1