Bab 7. Hanya bisa menunduk.

**Bagaimana pun perasaan mu takkan ada yang paham. Kadang mereka hanya mendengar karena penasaran bukan benar-benar peduli.

Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹**

"ARA". Pekik suara kearah pintu masuk. Ara yang tengah serius dengan komputer yang ada didepannya sontak kaget, begitu juga dengan semua yang berada diruangan itu termasuk Martha.

Ara sontak berdiri "I-ya Tuan Nathan". Ucap Ara sambil menundukkan kepalanya dia bahkan meremas roknya saking takutnya.

"Maju". Bentak Nathan

Ara maju dan berusaha menenangkan dirinya.

"Kemana saja kau? Kau tahu Ara gara-gara kau tidak masuk Tuan Kay marah besar dan bahkan semua laporan pendapatan tidak ada yang bisa menyelesaikan nya? Kau tahu perusahaan yang sudah mengajukan kerja sama, langsung membatalkan semuanya". Pekik Nathan membentak Ara.

Ara masih menunduk. Sedangkan Saka mengusap wajahnya kasar, bagaimana tidak selama sebulan Ara tidak masuk tidak ada satu karyawan pun yang membackup pekerjaan karena mereka tidak secerdas Ara.

Sebenarnya Nathan tidak tega membentak Ara, tapi gadis ini sudah benar-benar keterlaluan.

"Maaf Tuan, saya......".

"Sudah, cepat selesai kan laporannya sekarang juga". Suara Saka semakin naik satu oktaf.

"B-baik Tuan". Sahut Ara.

"Yang lain kembali bekerja". Suruh Nathan.

Ara kembali duduk dengan pelan. Badannya sampai bergetar menahan sakit dan diperut operasi nya. Namun Ara berusaha menahan rasa sakitnya.

Ara menekan tombol demi tombol keyboard komputer yang ada didepan nya, tanpa komando dan tanpa permisi air mata Ara jatuh dipipi cantiknya. Ara terkejut dengan suara Nathan yang membentaknya begitu menggema. Ingin Ara jelaskan bahwa dia sakit tapi Ara tahu tidak akan ada yang peduli pada gadis miskin seperti dirinya.

Dua jam kemudian Ara sudah menyelesaikan laporan yang tertunda selama satu bulan itu. Berkas-berkas menumpuk sangat banyak dimeja kerja Ara.

"Ini, Tuan". Ara menyerahkan dokumen pada Nathan.

Nathan menatap Ara dari ujung kaki sampai ujung rambut. Nathan merasa bersalah karena sudah membentak Ara tadi dirinya terpancing emosi karena Kay terus saja mendesak nya untuk meminta laporan itu. Sedangkan didivisinya tidak ada yang bisa mengerjakan pekerjaan Ara, bahkan Nathan sekalipun.

"Baik". Sahut Nathan "Buatkan laporan selama lima tahun ini, dan ini berkasnya". Nathan memberikan setumpukkan berkas didepan Ara.

Ara mengangguk "Baik Tuan". Ara mengambil berkas itu.

Jam makan siang Ara masih saja berkutat dengan pekerjaan nya.

"Ra". Panggil Martha.

Ara mengangkat kepalanya "Iya Ta?". Sahut Ara.

"Sudah waktunya makan siang. Ayo". Ajak Martha.

"Aku belum selesai Ta. Kau duluan saja, aku juga belum lapar". Senyum Ara menolak halus.

"Ya sudah aku makan siang dulu. Apa kau mau titip sesuatu?". Tanya Martha lagi menawarkan

"Tidak Ta".

Padahal Ara merasakan lapar sekali apalagi dia harus minum obat yang diberikan dokter. Tapi perutnya akan sangat sakit dipaksa berjalan dan dia juga tidak punya uang untuk membeli makanan dikantin, jadi Ara hanya menahan lapar dengan terus meminum air.

Tangan munggil Ara masih setia menekan tombol demi tombol keyboard komputer yang ada didepannya. Otak cerdas Ara tak perlu lama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut

"Akhirnya selesai juga". Ara merenggangkan otot-otot tangannya.

"Ra, belum lapar?". Tanya Martha yang sudah kembali setelah makan siang.

"Aku masih kenyang Ta". Ara berdiri dengan pelan dari duduknya sambil menghampiri meja Nathan.

"Tuan". Nathan mengangkat pandangan nya dan melihat Ara yang sedang tersenyum. Senyum Ara terlihat manis membuat sudut bibir Nathan terangkat.

"Bagaimana Ra, apa sudah selesai?". Tanya Nathan.

"Ini Tuan". Ara meletakkan dokumen itu kedepan Nathan "Ini sudah saya bilah pertahun dan perbulan, masing-masing tahun sudah saya pisahkan". Jelas Ara.

"Baik Terima kasih Ra". Senyum Nathan.

"Ra".

"Iya Tuan?".

"Saya minta maaf". Ucap Nathan tulus.

"Tidak apa-apa Tuan". Senyum Ara kembali ke meja kerja nya.

Nathan masuk kedalam ruang CEO sambil membawa beberapa dokumen ditangannya.

"Ini semua dokumen yang kau minta". Nathan meletakkan berkas itu didepan Kayhan.

Kayhan mengambilnya dan memeriksa isi dokumen yang dibawa Nathan.

"Kenapa bisa diselesaikan secepatnya ini? Bukankah katamu, Administrasi pendapatan itu sudah lama tidak masuk?". Tanya Kayhan heran dan bingung.

"Ya dia memang menyelesaikan nya hanya dalam waktu beberapa jam saja. Dia pintar dalam hal keuangan dan hitung menghitung". Jelas Nathan sudut bibirnya terangkat saat mengingat wajah Ara.

"Siapa namanya?".

"Kimara Ferarer". Jawab Nathan.

"Baik! Peringatkan dia supaya displin. Karena mulai besok pagi kita akan mengadakan briefing setiap paginya dan jangan sampai terlambat". Perintah Kayhan.

"Baik Boss". Goda Nathan. Kayhan memutar bola mata malas.

Nathan adalah kaki tangan Kayhan, dia merupakan sahabat nya yang Kayhan percayakan untuk mengelola perusahaan nya selama lima tahun.

"Apa ada lagi?". Tanya Nathan sebelum beranjak pergi dari ruangan Kayhan.

"Tidak ada". Sahut Kayhan "Apa boleh Kimara jadi sektarisku saja?". Pinta Kayhan sambil mengetuk-ngetuk pulpennya keatas meja.

Nathan mendelik kearah Kayhan "Hei Tuan Kayhan, jangankan untuk menjadi sekretaris mu dia tidak masuk satu bulan saja perusahaan sudah mengalami kerugian total karena tidak ada yang mengerjakan laporan. Apalagi jika dia harus meninggalkan Administrasi pendapatan?". Celetuk Nathan.

Kayhan memincingkan matanya "Apa kau menyukainya dan tidak mau melepaskannya?". Tanya Kayhan curiga dengan sikap sahabat nya itu.

Nathan terkekeh "Ya sebagai laki-laki normal aku sangat menyukai gadis itu, hanya saja dia tidak mudah untuk ditaklukan". Jawab Nathan.

"Cih, playboy sepertimu tidak bisa menaklukkan hati seorang gadis. Apa sudah turun pasaran?". Ejek Kayhan.

"Sudahlah aku mau kembali bekerja. Jika butuh sesuatu panggil Asissten mu jangan panggil aku". Ketus Nathan mellengang pergi meninggalkan ruangan Kayhan.

Jam menunjukkan pukul lima sore. Ara membereskan barang-barang nya dan mematikan komputer sebelum pergi meninggalkan meja kerjanya.

"Ra, pulang dengan siapa?". Tanya Martha menghampiri meja Ara.

"Dijemput Ayah". Sahut Ara sambil memgantung tasnya di bahu.

"Lho, motormu kemana?". Tanya Martha

Ara gegelapan "Ehem, sedang dibengkel". Sahut Ara asal takut Martha curiga.

"Ya sudah bareng yuk". Ajak Martha.

Keduanya meninggalkan ruangan devisi pemasaran.

Ting

Pintu lift terbuka, Ara dan Martha masuk sambil keduanya berbincang dan bercanda.

Ting

Pintu lift kembali terbuka, terlihat Kayhan dan Nathan serta Cody sang Asisten yang selalu berada disamping Tuan-nya.

"Selamat sore Tuan". Sapa Martha ramah sambil tersenyum kearah tiga pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Sore". Sahut Nathan dan Cody bersamaan.

Sedangkan Ara menyenderkan belakangnya didinding lift, sakit bekas operasi nya kembali lagi.

"Ra". Panggil Martha, membuat ketiga orang itu juga ikut melihat kearah Ara

Ara memaksakan senyum "Iya Ta". Sahut Ara tanpa peduli dengan ketiga orang itu. Ya Ara memang memiliki sifat cuek dan sedikit pendiam.

"Kenapa wajahmu pucat sekali?". Tanya Martha menyelidik wajah Ara "Apa karena tidak makan siang?". Cecar Ara, membuat Kayhan dan Nathan menoleh kearah Ara lagi

"Tidak Ta. Aku tidak lapar, ini hanya sedikit kecapean". Sahut Ara tenang tapi masih bersandar di dinding lift.

**Bersambung...........

See u next episode.

Salam hangat

Ara ❤️ Kay**

Terpopuler

Comments

Nina Stepi

Nina Stepi

pasti nanti jauhan bucin parah sama ara...
tebak kan ku sihhh😭

2022-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh.
2 Bab 1. Sakit Luar Biasa
3 Bab 2. Operasi
4 Bab 3. Tak Lagi Sama.
5 Bab 4. Mulai terbiasa.
6 Bab 5. Surat panggilan 1
7 Bab 6. Masuk kerja Kembali.
8 Bab 7. Hanya bisa menunduk.
9 Bab 8. Ada apa dengan Ara?
10 Bab 9. Lelah
11 Bab 10. Menahan sesak.
12 Bab 11. Kenyataan Pahit
13 Bab 12. Terlambat lagi.
14 Bab 13. Tahan Banting
15 Bab 14. Kepergian Ayah
16 Bab 15. Belum siap kehilangan
17 Bab 16. Kalian tidak akan mengerti
18 Bab 17. Dia sudah cukup menderita
19 Bab 18. Maaf
20 Bab 19. Kembalilah Bekerja.
21 Bab 20. Tidak Pantas
22 Bab 21. Kehilangan kedua kalinya.
23 Bab 22. Perpisahan abadi.
24 Bab 23. Penyesalan
25 Bab 24. Aku bisa memilih
26 Bab 25. Dia berbeda.
27 Bab 26. Mulai terbiasa.
28 Bab 27. Nyaman denganmu
29 Bab 28. Cinta tidak harus memiliki
30 Bab 29. Kagum
31 Bab 30. Pengorbanan Ara
32 Bab 31. Operasi Mey
33 Bab 32. Kepergian Mey
34 Bab 33. Dear Kak Ara
35 Bab 34. Mencintai tanpa syarat
36 Bab 35. Terpaksa direstui
37 Bab 36. Wedding Day, Kay & Ara
38 Bab 37. Akan selalu bersama.
39 Bab 38. Berbeda
40 Bab 39. Mulai dari Nol
41 Bab 40. Melupakan mu
42 Bab 41. Tinggalkan dia.
43 Bab 42. Aku tidak akan meninggalkanmu
44 Bab 43. Kita akan melewatinya bersama.
45 Bab 44. Bahagia bersamamu.
46 Bab 45. Berjuang bersama
47 Bab 46. Sedikit demi sedikit
48 Bab 47. Berjanjilah padaku untuk tidak pergi.
49 Bab 48. Tak berkesudahan
50 Bab 49. Maafkan aku
51 Bab 49. Maafkan aku
52 Bab 50. Rencana
53 Bab 51. William dan Martha.
54 Bab 52. Dipecat
55 Bab 53. Kado Terindah
56 Bab 54. K2 Painting
57 Bab 55. Kecelakaan
58 Bab 56. Koma
59 Bab 57. Putus hubungan
60 Bab 58. Kumohon
61 Bab 59. Selamat berpisah cinta
62 Bab 60. Move to Belanda
63 Bab 61. Welcome to Amsterdam, Belanda
64 Bab 62. Kehangatan keluarga Van Derg
65 Bab 63. Malam kelabu
66 Bab 64. Kedatangan Seem
67 Bab 65. Ancaman Seem
68 Bab 66. Pindah ke Australia
69 Bab 67. Benci dan Rindu
70 Bab 68. Terapi
71 Bab 69. Mencari
72 Bab 70. Merindukanmu
73 Bab 71. Sedikit informasi
74 Bab 72. Keluarga Bagaskara
75 Bab 73. Memulai lembaran baru
76 Bab 74. Hamil
77 Bab 75. Ado sayang Bunda Ara.
78 Bab 76. Sindrom Couvade
79 Bab 77. Ngidam
80 Bab 78. Pupus
81 Bab 79. Masih merindu
82 Bab 80. Rencana Martha dan Bagaskara
83 Bab 81. Kepulangan Jolenta
84 Bab. 82. Dia
85 Bab 83. Teknik Bone Marrow Aspiration.
86 Bab 84. Fibroid Rahim.
87 Bab 85. Rindu
88 Bab 86. Dimana dirimu?
89 Bab 87. Joana Lee Van Derg dan Michelle Lavigne
90 Bab 88. Ultrasonografi (USG).
91 Bab 89. Kemoterapi.
92 Bab 89. Kemoterapi.
93 Bab 89. Kemoterapi.
94 Bab 89. Kemoterapi.
95 Bab 90. Efek Kemoterapi.
96 Bab 91. Wanita kuat
97 Bab 92. Impian Ara
98 Bab 93. Nickho Darma Bagaskara
99 Bab 94. Dilema.
100 Bab 95. Kekhawatiran Kayhan
101 Bab 96. Mencarimu
102 Bab 97. Kecelakaan Martha
103 Bab 98. Penyesalan William
104 Bab 99. Rencana Bagaskara
105 Bab 100. Perasaan Seem
106 Bab 101. Kelahiran Quadruplets.
107 Bab 102. Kembalilah
108 Bab 103. Dia kembali
109 Bab 104. Gelisah
110 Bab 105. Dia masih istriku.
111 Bab 106. Penyesalan Wena
112 Bab 107. Tidak ada hak.
113 Bab 108. Menghapus tentangmu.
114 Bab 109. Melepaskan mu.
115 Bab 110. William dan Martha 2
116 Bab 111. Terbangun dari tidur panjang
117 Bab 112. Quardruplets KM
118 Bab 113. Kebahagiaan Ara
119 Bab 114. Tertahan
120 Bab 115. Menahan
121 Bab 116. Nathan dan Naira.
122 Bab 117. Menyesal
123 Bab 118. Pencarian
124 Bab 119. Kedatangan Bagaskara
125 Bab 120. Maafkan Grandma
126 Bab 121. Ara & Aldo
127 Bab 122. Janji suci Roger dan Joana
128 Bab 123. Salut
129 Pengumuman
130 Bab 124.
131 Bab 125. Twins N dan Double Z
132 Bab 126. Kebersamaan Quardruplets
133 Bab 127. Crazy rich CEO
134 Bab 128. Karma
135 Bab 129. William family's
136 Bab 130. Masa lalu Bagaskara
137 Bab 131. Masa lalu Bagaskara 2
138 Bab 132. Fakta.
139 Bab 133. Rencana pulang
140 Bab 134. Kembali ke Indonesia
141 Bab 135. Rumah Baru.
142 Bab 136
143 Bab 137
144 Bab 138.
145 Bab 139. Bertemu Seem
146 Bab 140. Kekhawatiran Jovan.
147 Bab 141. Pertemuan dengan Bagaskara
148 Bab 142. Dingin
149 Bab 143. Ketakutan Jovan.
150 Bab 144. Gagal Ginjal Terminal.
151 Bab 145. Apa kami punya Daddy?
152 Bab 146. My Daddy is Crazy Rich CEO
153 Bab 147. Tikus Kecil.
154 Bab 148. Pertemuan
155 Bab 149. Pertemuan tak terduga
156 Bab 150. Bergetar
157 Bab 151. Patah
158 Bab 152. Tak menyangka.
159 Bab 153. Pertanggungjawaban
160 Bab 154. Kebenaran
161 Bab 155. Dia Papi Ado
162 Bab 156. Maafkan Papi dan Mami
163 Bab 157. Penyesalan Kayhan
164 Bab 158. Wanita Impian.
165 Bab 159. Perlombaan
166 Bab 160. Penjelasan.
167 Bab 161. Maafkan Daddy.
168 Bab 163. Pengorbanan dan Kepergian Bagaskara
169 Bab 164. TAMAT Wedding Party Kayhan dan Kimara Wedding Day Seem dan Shella.
170 THE END Love Story' CEO
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Pengenalan Tokoh.
2
Bab 1. Sakit Luar Biasa
3
Bab 2. Operasi
4
Bab 3. Tak Lagi Sama.
5
Bab 4. Mulai terbiasa.
6
Bab 5. Surat panggilan 1
7
Bab 6. Masuk kerja Kembali.
8
Bab 7. Hanya bisa menunduk.
9
Bab 8. Ada apa dengan Ara?
10
Bab 9. Lelah
11
Bab 10. Menahan sesak.
12
Bab 11. Kenyataan Pahit
13
Bab 12. Terlambat lagi.
14
Bab 13. Tahan Banting
15
Bab 14. Kepergian Ayah
16
Bab 15. Belum siap kehilangan
17
Bab 16. Kalian tidak akan mengerti
18
Bab 17. Dia sudah cukup menderita
19
Bab 18. Maaf
20
Bab 19. Kembalilah Bekerja.
21
Bab 20. Tidak Pantas
22
Bab 21. Kehilangan kedua kalinya.
23
Bab 22. Perpisahan abadi.
24
Bab 23. Penyesalan
25
Bab 24. Aku bisa memilih
26
Bab 25. Dia berbeda.
27
Bab 26. Mulai terbiasa.
28
Bab 27. Nyaman denganmu
29
Bab 28. Cinta tidak harus memiliki
30
Bab 29. Kagum
31
Bab 30. Pengorbanan Ara
32
Bab 31. Operasi Mey
33
Bab 32. Kepergian Mey
34
Bab 33. Dear Kak Ara
35
Bab 34. Mencintai tanpa syarat
36
Bab 35. Terpaksa direstui
37
Bab 36. Wedding Day, Kay & Ara
38
Bab 37. Akan selalu bersama.
39
Bab 38. Berbeda
40
Bab 39. Mulai dari Nol
41
Bab 40. Melupakan mu
42
Bab 41. Tinggalkan dia.
43
Bab 42. Aku tidak akan meninggalkanmu
44
Bab 43. Kita akan melewatinya bersama.
45
Bab 44. Bahagia bersamamu.
46
Bab 45. Berjuang bersama
47
Bab 46. Sedikit demi sedikit
48
Bab 47. Berjanjilah padaku untuk tidak pergi.
49
Bab 48. Tak berkesudahan
50
Bab 49. Maafkan aku
51
Bab 49. Maafkan aku
52
Bab 50. Rencana
53
Bab 51. William dan Martha.
54
Bab 52. Dipecat
55
Bab 53. Kado Terindah
56
Bab 54. K2 Painting
57
Bab 55. Kecelakaan
58
Bab 56. Koma
59
Bab 57. Putus hubungan
60
Bab 58. Kumohon
61
Bab 59. Selamat berpisah cinta
62
Bab 60. Move to Belanda
63
Bab 61. Welcome to Amsterdam, Belanda
64
Bab 62. Kehangatan keluarga Van Derg
65
Bab 63. Malam kelabu
66
Bab 64. Kedatangan Seem
67
Bab 65. Ancaman Seem
68
Bab 66. Pindah ke Australia
69
Bab 67. Benci dan Rindu
70
Bab 68. Terapi
71
Bab 69. Mencari
72
Bab 70. Merindukanmu
73
Bab 71. Sedikit informasi
74
Bab 72. Keluarga Bagaskara
75
Bab 73. Memulai lembaran baru
76
Bab 74. Hamil
77
Bab 75. Ado sayang Bunda Ara.
78
Bab 76. Sindrom Couvade
79
Bab 77. Ngidam
80
Bab 78. Pupus
81
Bab 79. Masih merindu
82
Bab 80. Rencana Martha dan Bagaskara
83
Bab 81. Kepulangan Jolenta
84
Bab. 82. Dia
85
Bab 83. Teknik Bone Marrow Aspiration.
86
Bab 84. Fibroid Rahim.
87
Bab 85. Rindu
88
Bab 86. Dimana dirimu?
89
Bab 87. Joana Lee Van Derg dan Michelle Lavigne
90
Bab 88. Ultrasonografi (USG).
91
Bab 89. Kemoterapi.
92
Bab 89. Kemoterapi.
93
Bab 89. Kemoterapi.
94
Bab 89. Kemoterapi.
95
Bab 90. Efek Kemoterapi.
96
Bab 91. Wanita kuat
97
Bab 92. Impian Ara
98
Bab 93. Nickho Darma Bagaskara
99
Bab 94. Dilema.
100
Bab 95. Kekhawatiran Kayhan
101
Bab 96. Mencarimu
102
Bab 97. Kecelakaan Martha
103
Bab 98. Penyesalan William
104
Bab 99. Rencana Bagaskara
105
Bab 100. Perasaan Seem
106
Bab 101. Kelahiran Quadruplets.
107
Bab 102. Kembalilah
108
Bab 103. Dia kembali
109
Bab 104. Gelisah
110
Bab 105. Dia masih istriku.
111
Bab 106. Penyesalan Wena
112
Bab 107. Tidak ada hak.
113
Bab 108. Menghapus tentangmu.
114
Bab 109. Melepaskan mu.
115
Bab 110. William dan Martha 2
116
Bab 111. Terbangun dari tidur panjang
117
Bab 112. Quardruplets KM
118
Bab 113. Kebahagiaan Ara
119
Bab 114. Tertahan
120
Bab 115. Menahan
121
Bab 116. Nathan dan Naira.
122
Bab 117. Menyesal
123
Bab 118. Pencarian
124
Bab 119. Kedatangan Bagaskara
125
Bab 120. Maafkan Grandma
126
Bab 121. Ara & Aldo
127
Bab 122. Janji suci Roger dan Joana
128
Bab 123. Salut
129
Pengumuman
130
Bab 124.
131
Bab 125. Twins N dan Double Z
132
Bab 126. Kebersamaan Quardruplets
133
Bab 127. Crazy rich CEO
134
Bab 128. Karma
135
Bab 129. William family's
136
Bab 130. Masa lalu Bagaskara
137
Bab 131. Masa lalu Bagaskara 2
138
Bab 132. Fakta.
139
Bab 133. Rencana pulang
140
Bab 134. Kembali ke Indonesia
141
Bab 135. Rumah Baru.
142
Bab 136
143
Bab 137
144
Bab 138.
145
Bab 139. Bertemu Seem
146
Bab 140. Kekhawatiran Jovan.
147
Bab 141. Pertemuan dengan Bagaskara
148
Bab 142. Dingin
149
Bab 143. Ketakutan Jovan.
150
Bab 144. Gagal Ginjal Terminal.
151
Bab 145. Apa kami punya Daddy?
152
Bab 146. My Daddy is Crazy Rich CEO
153
Bab 147. Tikus Kecil.
154
Bab 148. Pertemuan
155
Bab 149. Pertemuan tak terduga
156
Bab 150. Bergetar
157
Bab 151. Patah
158
Bab 152. Tak menyangka.
159
Bab 153. Pertanggungjawaban
160
Bab 154. Kebenaran
161
Bab 155. Dia Papi Ado
162
Bab 156. Maafkan Papi dan Mami
163
Bab 157. Penyesalan Kayhan
164
Bab 158. Wanita Impian.
165
Bab 159. Perlombaan
166
Bab 160. Penjelasan.
167
Bab 161. Maafkan Daddy.
168
Bab 163. Pengorbanan dan Kepergian Bagaskara
169
Bab 164. TAMAT Wedding Party Kayhan dan Kimara Wedding Day Seem dan Shella.
170
THE END Love Story' CEO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!