Pagi menjelang asgar terlihat sedang menuruni anak tangganya, ia sudah rapi dengan stelan jas mahalnya, ia menemui mommy dan daddy yang memang sedang menunggunya
"Jangan lupa pesan mommy ya as" mommy masih kekeh meminta asgar untuk meminta maaf pada gita
"Mom please" asgar memelas
Mommy menghela nafasnya
"Mommy baru tahu jika anak kesayangan mommy kasar sama perempuan dad" mommy memulai dramanya
"Moooomm, ok ok asgar akan minta maaf tapi nanti g sekarang, asgar akan cari waktu" jawab asgar
Seperti yang sudah-sudah tahta utama dipegang oleh mommy, mommy menunjukkan senyumnya yang paling manis lali ia berpindah dan mencium putranya, asgar hanya mengernyit
"Gitu donk baru anak gantengnya mommy"
Daddy hanya bisa tersenyum, drama istrinya selalu berhasil meluluhkan asgar, atau bukan karena drama mommy, tetapi karena asgar begitu menghormati dan mencintai mommy, mungkin asgar berpikir apa yang dikatakan mommy benar adanya
"Asgar berangkat dulu mom, dad" asgar mencium kedua pipi mommy and daddy, dan ia berlalu pergi dengan mengendarai mobil sportnya
Setibanha dikantor asgar melewati ruangan gita dan ia melihat disana sudah ada arvin dan gita yang sedang mendiskusikan sesuatu, ia pun masuk untuk bergabung
"Selamat pagi" asgar masuk keruangan gita
Arvin dan gita sontak berdiri dan membalas salam asgar
"Pagi pak" jawab arvin dan gita serentak
"Gimana ar? jadi cuti?" tanya asgar
"Jadi pak, berkasnya sudah saya siapkan, sebentar saya ambil" arvin keluar mengambil berkas izin cutinya untuk ditanda tangan asgar
Asgar dan gita terlihat canggung, mereka hanya diam saja, gita mengalihkan pandangan pada bahan diskusinya bersama arvin, ia membacanya
"Ehem...gimana tanganmu? apa masih merah?" asgar berdehem, bukan karna grogi atau apapun, ia hanya menjaga gengsinya, ia merasa bersalah dan juga malu
"Ooh sudah tidak pak" gita melihat tangannya
Mendengar tangan gita yang sudah baik, asgar tidak melanjutkan permintaan maafnya, mulutnya sangat beerat sekali untuk meminta maaf, tangan gita sudah baik jadi ya sudah itulah yang dipikirkan asgar
Arvin masuk kembali keruangan gita, ia memberikan beberapa dokumen dan izin cutinya pada asgar
"Gita sudah mengerti dari awal pak soal proyek kita diluar kota, saya rasa gita sangat bisa mempresentasekannya besok" arvin menjelaskan kinerja gita bahwa gita mudah mengerti akan sesuatu hal dan ia juga cerdas hanya sekali saja arvin menjelaskan gita sudah mengerti
Asgar mengangguk cuek
"Baiklah saya permisi dulu, gita jangan lupa besok jam 8 saya tunggu dikantor" asgar memberikan titahnya lalu berlalu pergi
"Besok berangkatnya dari kantor gitu maksudnya?" tanya gita pada arvin
Arvin mengagguk mengiyakan, gita duduk melemaskan bahunya
"Gue harus apa kalau berangkat sama dia berdua?" tanya gita lemas
"Yang g harus ngapa-ngapain, paling lu diem aja, asgar irit bicara soalnya" jawab arvin
"Huuhh lemes besti orangnya g asik"
Arvin tertawa melihat tingkah gita
Arvin kembali mengajarkan gita tentang proyek yang akan ditangani gita besok, setelah selesai menjelaskan kepada gita, mereka kembali bekerja
Hari ini gita bekerja sebagaimana layaknya sekretaris, ia mencatat dan menjadwalkan segala kegiatan asgar dan meetingnya
Interkom gita berbunyi dan ia menghentikan pekerjaannya lalu menjawab panggilan interkom
"Ya hallo dengan gita disini"
"Keruangan sekarang!" asgar langsung menutup panggilannya
Gita menghembus nafasnya pelan
"Keruangan sekarang!" gita mencibirkan bibirnya mengikuti kata-kata asgar " g bisa lebih sopan apa" gita bersungut
Tok tok tok....
Gita mengetuk pintu ruangan asgar lalu masuk menemui asgar
"Silakan duduk"
"Terima kasih pak" gita duduk berhadapan dengan asgar
"Bagaimana dengan perencanaan pembangunan hotel besok?" tanya asgar, ia masih sibuk dengan dokumen-dokumennya
"Maaf pak, saya ambil dulu bahannya"
"Tidak perlu, pakai ini saja" asgar yang ketus menyodorkan bahan perencanaan hotelnya nanti diluar kota
"Baik pak" gita menjelaskan dengan lugas, ia seolah memang sudah paham betul dengan perencanaan hotel tersebut, padahal ia baru saja memperlajarinya 1 malam
Ia memang cerdas dan bisa dengan cepat memahami apa yang ia pelajari, asgar hanya menganggukkan kepalanya
"Oke bagus, bagaimana dengan presentase besok? apa bahannya sudah selesai?" tanya asgar
"Belum pak, sedang saya kerjakan" jawab gita seperlunya
"Jika sudah selesai kirim ke email saya, saya akan memeriksanya" asgar kembali sibuk dengan komputer dan dokumennya
"Baik pak" . . . hening sunyi mereka sama-sama diam
Gita yang belum dapat perintah apapun hanya berdiam diri, sementara asgar ia merasa urusannya sudah selesai dengan gita dan ia kembali bekerja
Melihat gita yang masih duduk, ia mengalihkan pandanganny ke arah gita
"Ada apa-apa lagi?" tanya asgar mengangkat kedua alisnya
"Maksudnya pak?" gita balik bertanya, ia bingung mengernyit dahi
"Ya kamu kenapa masih disitu?"
"Ya karena bapak g nyuruh saya keluar"
"Ya uda silahkan keluar"
"Baik pak" saat gita hendak keluar dari ruangan asgar
"Oh ya git" asgar menghentikan langkah gita tanpa melihatnya. " Buatkan saya kopi"
"Baik pak" jawab gita melengos keluar ruangan asgar
Tak lama kemudian gita membawa secangkir kopi untuk asgar
"Silahkan pak"
"Siapa yang membuatnya?"
"Saya pak"
"Kenapa kamu?"
"Bukannya bapak yang nyuruh saya?"
"Maksud saya OB?" Asgar menyoba kopi buatan gita, rasa enak seperti kemaren
"Baik pak, ada lagi pak?" tanya gita mulai jengah
"Tidak silahkan keluar"
"Baik pak" gita keluar dan merebahkan diri dikursinya
"Ketus dingin tapi cerewet" sungut gita
Tak terasa waktu sudah menunjuk pukul 11.30 waktunya makan siang, gitapun keluar dari ruangannya, ia berjalan menuju kantin yang berada dikantornya
.
.
.
Jangan lupa vote like dan komen
Terimakasih semoga suka 🥰
🌟🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments