Gita mengangguk dan sedikit membungkukkan tubuhnya tanda penghormatannya, lalu keluarga shawqi berlalu keruangan asgar, sedangkan arvin akan mengajarkan gita apa saja yang harus ia kerjakan
Di ruangan asgar, tampak sekeluarga sedang duduk dan asik mengobrol sambil meminum kopi, sementara asgar seperti biasa berkutat dengan berkas-berkas pekerjaannya
"Kenapa g keknya benci banget sih dek sama gita? ketus banget" tanya ayubbi
"Kenapa aku harus menyukainya?" jawab asgar singkat, matanya tidak beralih dari kertas kerjanya
"Ya seenggaknya kan ramah dikit gitu dek, jangan ketus banget, kesannya kamu benci banget ama dia, yakin deh kakak dia ngiranya gitu" sambung ayubbi
"Ya memang aku seperti itu kak" asgar masih sibuk dengan kertasnya, walaupun dia sibuk tetapi setidaknya dia mendengarkan
"Apa perlakuanku dengan gita dan yang lain berbeda?" tanya asgar, kini ia menghentikan kerjanya dan melihat kearah keluarganya
"Ya g sih, sama, cuma kan..." omongan ayubbi terputus
"Jangan berharap banyak, kisahku dulu takkan ku ulangi!!" asgar menyela omongan ayubbi dan perkataan asgar telak membungkam keluarganya
Tak dipungkiri mommy dan kakak-kakaknya sangat berharap asgar akan kembali membuka hati dan tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasihnya, tetapi mungkin mommy harus berpasrah hanya kepada Allah soal jodoh anak bungsunya, mommy yakin asgar akan menikah jika waktunya sudah tiba, seperti kematian yang hanya menunggu waktu
Setelah asik mengobrol, keluarga shawqi akan pulang kerumah karena kakak-kakak asgar akan segera kembali kekotanya masing-masing
"Ya uda deh, kakak pulang dulu ya, jangan terlalu sibuk bekerja, sekali-kali pergila main sama temen atau g arvin" ayubbi berpamitan dengan adeknya dan diikuti oleh suaminya
"Iya pergi main kemana gitu jangan kantor rumah kantor rumah, g bosen lo?" sambung naya
"Iya" jawab asgar singkat, ia menyalami kakak dan abang iparnya
"Mommy dan daddy juga pulang ya sayang, jangan lupa makam siang dan jangan galak-galak sama karyawan baru" mommy memberi nasehat pada anak bungsunya
"Daddy setuju sama mommy, waktu daddy yang memimpin perusahaan daddy paling berbaur dengan karyawan, dengan kita berbaur karyawan akan semakin segan dan betah bekerja dengan kita, jika kau hanya memarahinya ia merasa tidak dihargai nak"
"Yes dad, thank you dad"
"Cobala sedikit lebih banyak bicara jangan irit" naya yang hendak keluar dari ruangan asgar masih sempat menggoda adeknya
Asgar hanya tersenyum dan ia mengantarkan keluarganya hanya sampai dideoan pintu ruangannya, ia kembali masuk dan bekerja
Setelah duduk dikursi kebesarannya asgar memencet interkom ia menghubungi arvin
"Vin keruangan gue sekarang"
Arvin yang sedang mengajari gita bergegas untuk pergi keruangan asgar tak lupa ia membawa gita
Arvin mengetuk pintu asgar, ia melakukan demikian sekaligus untuk mengajari gita walau gita sendiri sudah tahu
"Yes boss" ucap arvin gita hanya diam saja memperhatikan arvin
"Kenapa kamu bawa dia? dia hanya membantumu arvin"
"Maaf boss" tanya arvin bingung
"Aku g butuh sekretaris arvin!! tempatkan dia diruangan lain"
Gita bukannya sedih, ia malah sangat senang mendengar titah raja asgar
"Benarkah pak? boleh saya diruangan lain? Alhamdulillah" gita mengucap syukur jika ia diperintah raja untuk pindah ruangan
Arvin yang bingung hanya diam saja
"Kenapa diam?" lanjut asgar
"Gar, ayola gar, aku g sanggup sendirian, lagipun sekretaris cowo g ada, lo g kasian liat gue g ada waktu buat pacaran? gue g kayak lo yang g butuh pacar, gue mau nikah as, pleaselah bantu gue" arvin memelas, ia tidak menggunakan bahasa bakunya pada asgar
Asgar hanya diam sambil terus memeriksa dokumen-dokumennya
"Kalau gue kerja sendirian kapan gue punya waktu tuk diri sendiri gar? pacar gue uda protes nih kapan nikah" sambung arvin
Asgar menghela nafasnya panjang, ia berpikir apa yang dikatakan arvin benar, arvin tidak seperti dirinya, arvin punya kehidupan sendiri, sedangkan dia, dia hanya mengalihkan perhatiannya untuk melupakan sarah dan tidak terus mengingatnya sehingga ia menjadi penggila kerja yang akan pulang ketika gelap
Asgar melihat gita, gita tidak sedikitpun menunduk, ia kembali memandang asgar, seperti menantang, tidak seperti sarah dulu yang baru pertama kali bekerja, sarah selalu menunduk seakan ketakutan ketika asgar yang dingin dengan mata tajam melihat dirinya
"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya asgar kepada gita, arvin hanya melihat mereka
"Maaf pak?" tanya gita tidak mengerti
Asgar membuang nafasnya kasar
"Baiklah, kau akan jadi sekretarisku tapi mulai besok, hari ini kau akan belajar seluruhnya dengan arvin, dan kau arvin kau akan tetap menjadi aspri ku, dia hanya urusan dikantor" asgar berbicara panjang dan itu membuatnya lelah
"Kalian boleh keluar, dan kau gita, buatkan kopi untukku" sambung asgar
Gita dan arvin keluar dari ruangan asgar
"Apa aku harus membuat kopinya?" tanya gita pada arvin
Arvin terkekeh "Ya g lah, telfon OB aja ntar kamu yang nganter kedalam" jelas arvin
"Oke" gita menelfon ruang OB dan meminta sesuai permintaan, disetiap lantai diperusahaan Infinity Company sudah tersedia pantry jadi setiap karyawan yang ingin minum tidak perlu jauh-jauh turun kelantai bawah
Tak lama kemudian gita mengetuk pintu ruangan asgar, ia sudah membawa secangkir kopi ditangannya
"Pemisi pak, ini kopinya" gita meletakkan secangkir kopi dimeja asgar
"Apa ini kopi buatanmu?" tanya asgar tanpa melihat gita, ia mencoba kopinya
"Bukan pak, OB yang membuatkan kopi bapak" jawab gita pandangannya lurus kedepan
Asgar menegakkan pandangannya dan mata mereka bertemu, gita tidak menundukkan kepalanya sedikitpun begitu juga asgar, lama mereka menatap dan asgar memutuskan pandangannya
🌟🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Rini Setyowati
eee yaa saling pandang
2022-06-02
1