"Ulangi, aku menyuruhmu untuk membuatkan kopi bukan OB, apa kau kurang mengerti dengan bahasaku?" asgar memberikan titahnya, pandangannya diarahkannya kepada komputer
"Baik pak" jawab gita, ia mengambil kembali gelas kopi dimeja asgar
Setelah sampai diluar ruangan asgar, gita mencoba kopi buatan OB dan ketika ia meminum kopinya ia dikejutkan dengan kedatangan yang ntah dari mana
"Kau sedang apa?" tanya arvin
Seperti tertangkap basah oleh hansip, jantung gita berpacu dan ia menoleh kebelakang, untung saja arvin, ia sudah mengira jika asgar yang menegurnya
"Iiih ngagetin aja, untung g rumpah ni kopi" jawab gita kesal, ia menetralkan degupan jantungnya
"Ya lo ngapain? bukannya tu kopi untuk asgar?"
"Tau tu dia g mau, dia menyuruhku untuk membuatkannya lagi, makanya aku coba kopinya, tapi enak kok, ngerjain gue tu boss tua" jawab gita kesal
Arvin terkekeh, gita pergi ke pantry meninggalkan arvin dengan tawanya, gita membuat kopi yang sangat enak, ia memang pandai meracik kopi dan memasak, karena dulu dikeluarganya dialah wanita satu-satunya pengganti ibunya
Tak lama kemudian gita kembali membawakan kopi yang dibuatnya, dipantry ada beberapa merk kopi yang memang dibeli untuk karyawan, sebelum membuatkan kopi untuk asgar, gita terlebih dulu menanyakan kepada OB kopi apa yang biasanya diminum asgar
Gita mengetuk pintu ruangan asgar dan masuk, ia meletakkan kopi buatannya diatas meja asgar
"Ini pak kopinya"
Gita mundur beberapa langkah kebelakang, ia tetap ditempatnya memandang asgar, ia menunggu reaksi asgar
Melihat gita yang tak beranjak dari ruangannya, ia yang tadinya sibuk dengan komputernya kini mengalihkan pandangannya kearah gita
"Kenapa masih disitu?" tanya asgar
"Nungguin bapak mencoba kopinya, siapa tahu mau diganti lagi" gita bicara dengan berani dan sedikit ada nada sindiran dibalik ucapannya
Asgar mencoba kopinya dan lama ua menyesapi kopi, ia seolah meresapi dan merasakan kopi buatan gita
"Ini kopi apa?" tanya asgar heran, karena rasanya tidak seperti tadi
"Ini kopi yang biasa saya minum pak" jawab gita
Asgar kembaki meminum kopi buatan gita
"Silahkan lanjutkan pekerjaanmu" asgar menyuruh gita keluar daei ruangannya, ia tidak memuji dan juga tidak memaki
Gita keluar dari ruangan asgar melenggang dengan senyum, saat memasuki ruangan arvin, arvin heran melihat gita seperti mendapatkan angin segar
"Wuih diterima ni kopinya" tanya arvin
"Diterimalah, orang enak, lo tau g padahal gue bikininnya pake kopi murah yang biasa gue beli hahahaa.... tu orang kaya g bisa bedain kopi ya" gita terkekeh begitu juga arvin
"Ya g bisalah, orang dia ngopinya cuma dikantor doang biar g ngantuk" jawab arvin
"Ooh pantes bukan pecinta dan penikmat kopi, tapi cuma mau ngerjain gue" gita kembali melakukan kerjanya
"Tak, besok ruangan lo disini dan ruangan gue disana, ntar bantuin gue beresin barang-barang ya" ucao arvin
Arvin akan pindah keruangannya yang biasa agak sesikit jauh dari ruangan gita dan asgar, kemaren kenapa arvin pindah karena arvin double job jadi ia lebih memilih ruangan yang berdekatan dengan asgar, agar ia tidak jauh-jauh untuk bolak balik
"Oke, berarti ni ruangan gue ya, terserah mau gue apain?" tanya gita
"Ya boleeh, kecuali yang itu" Arvin menunjukkan 1 lemari cantik berwarna pastel, itu lemari peninggalan sarah dan semua barang sarah ada dilemari itu
"Jangan sekali-kali lo gangguin lemari itu, lo belum liat singa didalem itu marah kan? bisa-bisa lo dipecat dan diblacklist, g bisa kerja dimana-mana" sambung arvin
"Sadis amat, mangnya tu lemari siapa?" tanya gita kepo
"Itu lemari peninggalan calon istrinya, dia meninggal ketabrak mobil, uda mau nikah padahal, sedih ya" jawab arvin ia sibuk mengemas berkasnya untuk pindah ruangan
"Ooh kasian ya, trus sekarang dia g nikah-nikah?" gita juga membantu arvin mengemas berkasnya
"Ya gitu deh, dia nyalahin dirinya sendiri yang g bisa jagain kekasihnya, dengan sekejab takdir bahagianya berubah menjadi takdir yang mengerikan baginya, sarah meninggal didepan matanya" lanjut arvin
"Sedih sih emang dan dia kuat, bisa ngelewatinnya sampe sekarang, mungkin bukan jodohnya asgar dan balik lagi ke takdir, kita g tau gimana kedepannya, mati jodoh rejeki itukan rahasia Tuhan" gita dalam mode serius, ia bisa merasakan apa yang asgar rasakan karena ia sudah merasakan kehilangan orang yang paling ia butuhkan dalam hidupnya yaitu ibunya
"Sedih lo?" tanya arvin heran
"G sih, gue bisa rasain aja apa yang pak asgar rasakan, kehilangan orang yang paling kita butuhkan dalam hidup itu rasanya ancue banget vin, gue uda ngerasain" gita menghentikan aktifitasnya, ia bercerita serius memandang arvin
"Lo pernah kehilangan calon suami juga tak?" tanya arvin penasaran
"Ya bukaaan, gue kehilangan ibu gue, uda lama sih, tapi masih berasa ampe sekarang, gue gantiin dia dirumah setiap" gita menhembuskan nafasnya pelan seolah melepaskan sesak didadanya
Arvin mengangguk dan ia berusaha untuk merubah topik pembicaraan mereka agar gita tidak lagi bersedih
"Eh tak lo da siap belum? yuk keruang gue" arvin mencoba mencairkan suasana haru
"Oh gue uda siap kok, yuk" seketika mood gita berubah dan arvin pun tersenyum
Mereka sibuk menata ruangan baru arvin, gita dan arvin seperti dua orang yang uda berteman lama, mereka cepat sekali akrab dan mereka saling berbagi cerita sambil berkemas diruangan baru arvin
Setelah selesai arvin mengajak gita untuk makan siang
Eeitts jangan lupakan asgar yang sedang menunggu arvin untuk makan siang
🌟🌟🌟🌟🌟
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments