Mendadak Emosi

Mendengar teriakan Rayden, Mamah dan Lisa pun langsung berlari ke ruang tengah karena takut terjadi sesuatu pada anak itu. Lisa yang belum selesai pakai baju dan masih mengenakan handuk pun terlihat panik dan ngos-ngosan. Sedangkan si Mamah masih memegang centong ditangannya. Wajah keduanya terlihat panik bukan main.

"Ada apa?" Tanya Lisa dan Mamah kompak.

Rayden terkekeh lucu saat melihat penampilan Lisa dan Mamah saat ini. "Uncle jelek gangguin Ray tadi." Adunya dengan santai pula.

"Uncle jelek?" Tanya Lisa bingung. Sedangkan si Mamah yang tahu siapa orang yang dimaksud langsung mengacak pinggang.

"Duh... si Asep mah gak ada bosan-bosannya gangguin si kasep. Asep! Sini kamu biar Mamah jitak." Teriak Mamah memanggil anak sulungnya yang suka bikin rusuh. Namun sepertinya anak itu sudah mengambil langkah seribu.

Melihat itu Rayden pun semakin terhibur. Dan anak itu malah tertawa lucu.

"Lah... dia malah ketawa." Ujar Mamah sambil ikut tertawa.

Tidak lama dari itu, tiba-tiba Erkan muncul di depan pintu. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab Lisa dan Mamah menoleh secara bersamaan. Dan Lisa pun masih terlihat santai karena tidak sadar dengan penampilannya saat ini.

Astagfirullah. Kaget Erkan dalam hati saat tidak sengaja melihat dada dan paha mulus Lisa yang terpampang jelas.

"Lisa." Gumam si Mamah mencoba mengingatkan putrinya. Sontak Lisa pun menoleh dan...

"Astagfirullah Mamah." Teriaknya dan langsung melesat ke kamarnya dengan segenap rasa malu. Sepertinya ia selalu bersikap konyol di depan lelaki itu. Sejak pertama kali bertemu tidak ada kesan baik sama sekali yang ia berikan. Gimana ceitanya Erkan bisa tertarik?

Rayden mendekati sang Papa dengan santai. "Papa kenapa balik lagi?"

"Iya Nak Erkan, ada apa ini? Maaf atas penampakan tak enak tadi. Ada apa ya? Bukannya tadi udah pergi." Mamah juga ikut mendekati Erkan.

Erkan tersenyum ramah. "Maaf, Buk. Tadi saya kelupaan, ini kunci rumah. Takutnya Rayden perlu sesuatu jadi tinggal ambil aja ke sana."

"Eh? Gak papa nih kunci sama kami?" Tanya Mamah merasa ragu menerimanya.

"Saya percaya sama keluarga Ibu. Ambil aja Buk, Rayden pasti perlu baju ganti."

"Oh, ya udah deh Ibu ambil ya?" Mamah Endang pun menerima kunci rumah Erkan.

"Iya, Buk. Mohon maaf jika nanti Rayden merepotkan."

"Ah, si kasep mah gak pernah nakal selama main di sini. Iya kan sayang?"

Rayden tersenyum sambil mengangguk. "Papa jangan khawatir, aku pasti jadi anak baik kok."

Erkan tersenyum. "Ya sudah, Papa pergi lagi. Mari, Buk. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

****

Siang hari mentari terlihat begitu terik, rasanya siapa pun akan malas bepergian karena cuaca yang tak mendukung.

"Kak." Rengek Rayden bergelayut manja di lengan Lisa yang sedang bermain gawai.

"Apa sayang?" Lisa pun menaruh perhatian pada Rayden.

"Ray mau susu."

"Susu?" Tanya Lisa bingung. Pasalnya tidak ada stock susu di rumahnya saat ini.

"Iya." Rayden mengangguk dengan wajah memelas. "Di rumah banyak susu, Papa simpan di kulkas."

"Emangnya Ray setiap hari minum susu ya?"

"Heem." Rayden mengangguk kecil.

"Ya udah, kita ambil ke rumah ya? Sebentar, Kakak ambil blazer dulu. Panas banget di luar soalnya." Lisa pun bergegas mengambil blazer miliknya di dalam lemari.

"Ayok." Ajak Lisa meraih tangan kecil Rayden. Lalu keduanya pun beranjak menuju rumah Erkan.

"Ya ampun, gede banget rumahnya. Ini mah gak bakal habis dikelilingin selama seminggu." Ucapnya sedikit berlebihan.

Rayden yang sudah hafal seluk beluk rumahnya pun berlari ke arah dapur. Dan Lisa pun cuma bisa mengekorinya.

"Di sini Kak biasa Papa taruh." Ujarnya seraya membuka pintu lemari es. Dengan sigap Lisa pun membantu Rayden. Lalu mengeluarkan sebuah kaleng susu dan menyeduhnya.

"Ray, emang gak kesepian ya tinggal di sini berdua?"

"Sepi." Jawab Rayden naik ke atas kursi, menunggu Lisa selesai menyeduh susu.

"Emang Ray gak pengen gitu punya Mama baru?"

"Pengen." Jawab Rayden lagi dengan entengnya. Sontak senyuman di wajah Lisa pun terbit.

"Terus Ray sukanya Mama baru yang kayak apa?"

"Kayak Kakak. Baik dan cantik."

Lagi-lagi jawaban Rayden mengundang senyuman Lisa. "Tapi... Papa Ray kira-kita suka gak ya sama Kakak?"

Rayden menatap Lisa lekat. "Gak tahu."

Sabar Lisa, namanya juga anak kecil.

"Ini susunya." Lisa memberikan gelas susu itu pada Rayden. Lalu ikut duduk di sebelahnya. Anak itu pun langsung meneguknya sampai tandas. Semua itu tentu tak lepas dari pengawasan Lisa.

Rayden meletakkan gelas kosong di atas meja. Kemudian ia pun turun dari kursi, lalu menarik tangan Lisa.

"Kak, ayok ikut."

"Eh? Kamana?" Kaget Lisa sedikit sempoyongan karena Rayden menariknya cukup kuat.

"Bermain." Jawab anak itu membawa Lisa ke sebuah ruangan yang diepenuhi berbagai jenis mainan.

"Wah... banyak ya mainannya?"

"Iya, ini semua Papa yang belikan. Ada juga yang dibelikan Omah dan Opah." Jelas Rayden mengeluarkan semua mainan yang harganya sudah bisa dipastikan di atas rata-rata.

Lisa tersenyum dan duduk di sana. "Jadi setiap hari kamu main sendirian?"

Ray mengangguk. "Tapi biasanya Papa juga nemenin Ray kok."

"Beneran?"

"Heem."

Lisa tersenyum. "Ray beneran pengen punya Mama baru kan?"

Ray mengangguk antusias.

"Mau bantu Kakak tidak?"

"Bantu?"

"Iya. Ray cari tahu atau tanya sama Papa, apa Papa sudah punya pacar atau calon istri belum. Tapi jangan bilang kalau Kakak yang tanya." Jelas Lisa begitu semangat.

Rayden menatap Lisa, kemudian mengangguk pelan. Entah paham atau tidak, yang jelas Lisa sudah mencoba. Ia harap Rayden bida di ajak kerja sama kali ini.

Hihi... apa salahnya di coba kan?

Tidak lama dari itu, terdengar suara deru mobil. Sontak Rayden pun terkejut. "Papa?"

Eh? Kok cepet banget pulangnya? Bukannya ini masih siang ya?

"Papa!" Seru anak itu langsung bangkit dan berlari ke depan.

"Rayden jangan lari, sayang." Lisa pun mengikutinya. Namun langkah kaki Rayden dan Lisa pun tertahan karena yang masuk bukanlah Erkan melainkan seorang wanita berpakain elegan dengan wajah yang menor.

Lisa terkejut saat Rayden bersembunyi di belakangnya.

"Teteh ini siapa ya?" Tanya Lisa memegang Rayden. Mencoba meyakinkan anak itu jika semuanya baik-baik saja.

"Jadi kau baby sitter Rayden?" Sahut wanita itu malah balik bertanya.

"Kok baby sitter sih Teh? Saya ini...."

"Tolong buatkan saya minum." Titah wanita itu sengaja memotong ucapan Lisa. Lalu melenggang pergi menuju ruang tamu.

"Maaf ya Teh, tapi saya mah bukan pembantu. Teteh salah orang." Ujar Lisa yang berhasil menahan langkah wanita itu.

Wanita bermake up tebal itu berbalik. "Kau baby sitter bukan? Apa salahnya membuatkan minuman untukku."

"Teteh ini siapa sih? Datang-datang langsung nyelonong dan nyuruh-nyuruh. Gak sopan tahu gak."

"Eh... berani kamu ya." Wanita itu hendak mendekati Lisa. Akan tetapi Rayden lebih dulu bergerak dan mendorong wanita itu.

"Tante jahat! Jangan sakitin Kakak cantik."

Tubuh wanita itu sedikit terhuyung kebelakang karena dorongan Rayden.

"Sialan." Umpatnya hendak melayangkan tamparan pada Rayden. Namun dengan sigap Lisa mencekal tangan wanita itu dan memutarnya sekuat tenaga.

"Awhh... sakit sakit."

"Sakit? Udah tahu sakit, berani banget mau mukul anak kecil. Gak punya otak apa?" Kesal Lisa mendorong wanita itu sampai tersungkur ke lantai. Lalu ia langsung menarik Rayden menjauhi wanita itu.

"Ingat ya nenek lampir. Sekali lagi aku liat kamu ngangkat tangan sama Rayden. Habis kamu." Ancam Lisa penuh penekanan. Matanya memerah karena amarah.

Melihat itu si wanita langsung bangun dan kabur. Setelah kepergiannya, Lisa berjongkok. "Kamu gak papa kan? Jangan takut, Kakak ada di sini."

Rayden tersenyum sambil mengangguk. Lalu memeluk Lisa dengan erat. Lisa menghela napas berat, di usapnya punggung Rayden dengan lembut.

"Jadi dia Tante jahat yang kamu maksud?"

Rayden mengangguk lagi.

"Udah, mulai sekarang gak perlu ikut lagi ke kota. Ray sama Kakak aja ya di sini, biar lebih aman." Dan Rayden pun kembali mengangguk. Anak itu merasa aman dan nyaman dalam dekapan Lisa.

Terpopuler

Comments

LANY SUSANA

LANY SUSANA

jangan2 tante jahat tuh sdr istri erkan ya
yg pingin jd ibu ke 2 unt raydan

2023-01-05

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Udah muncul hama pengganggu nya

2022-05-21

0

Fitriati

Fitriati

lanjut

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pindahan
2 Duda Anak Satu
3 Pengen Peluk
4 Malu-maluin
5 Pembawa Sial
6 Mama, Ray mau pipis
7 Gosip di Pagi Hari
8 Mendadak Emosi
9 Ganjennya Keluar
10 Blushing
11 Eneng Tuh Lagi Kesel
12 Ketemu calon mertua
13 Calon mantu saya
14 Mama Dinar vs Bayu
15 Kejahilan si Abah
16 Duo Cabe-cabean
17 Saya itu suka yang agresif
18 Mendadak Heboh
19 Tamu Tak Diundang
20 Hot News
21 Hareudang
22 Kepatil Lele
23 Cuap-cuap Manjah
24 Serangan Dadakan
25 Kencan (1)
26 Kencan (2)
27 Kang Erkan
28 Burung Tetangga Lebih Berkicau
29 Saya Cemburu, Pak
30 Kamu Seksi
31 Mama Sayang Rayden
32 Prewedding
33 Menjelang Sah
34 Akhirnya Sah
35 Berangkat Bulan Madu
36 Malam Pertama
37 Malu-Malu Tapi Mau
38 Mantan Erkan
39 Dasar Pengganggu
40 I Love You
41 Sekretaris Cantik
42 Bang Elkan Selingkuh?
43 Nyetak Gol
44 Partner Curhat
45 Biang Rusuh
46 Gigitan Manja
47 Serangan Nenek Sihir
48 Isi Hati Elkan
49 Olahraga Pagi
50 Gibah
51 Selingkuhan
52 Kemarahan Erkan
53 Hari Libur
54 Kecemburuan Erkan
55 Gara-gara Bodyguard Cantik
56 Masa Lalu Erkan
57 Liburan
58 Sidang Dadakan
59 Tamu Tak Diundang
60 Circle Absurd
61 Erkan Sakit
62 Hot News
63 Zia Berulah Lagi
64 Dasar Kucing Liar
65 Kolam Renang
66 Harga Diri Kejora
67 Tidak Mau Rugi
68 Istri Saya Memang Hebat
69 Kumpulnya Keluarga Besar
70 Mandul?
71 Janda Dadakan
72 Udah Ada Isi
73 Kejutan Buat Paksu
74 Lima Pandawa
75 Kabar Bahagia
76 Sindrom Couvade
77 Ray vs Erkan
78 Meet Up
79 Dasar Bocah Tengil
80 Emak-emak Rumpi
81 Bayi Kolot
82 Erkan Semakin Posesif
83 Asep vs Violla
84 Erkan Takut Ulat
85 Lagi Sensi
86 Episode Terakhir
87 Part Bonus 1
88 Part Bonus 2
89 Part Bonus 3
90 Happily Evil After
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pindahan
2
Duda Anak Satu
3
Pengen Peluk
4
Malu-maluin
5
Pembawa Sial
6
Mama, Ray mau pipis
7
Gosip di Pagi Hari
8
Mendadak Emosi
9
Ganjennya Keluar
10
Blushing
11
Eneng Tuh Lagi Kesel
12
Ketemu calon mertua
13
Calon mantu saya
14
Mama Dinar vs Bayu
15
Kejahilan si Abah
16
Duo Cabe-cabean
17
Saya itu suka yang agresif
18
Mendadak Heboh
19
Tamu Tak Diundang
20
Hot News
21
Hareudang
22
Kepatil Lele
23
Cuap-cuap Manjah
24
Serangan Dadakan
25
Kencan (1)
26
Kencan (2)
27
Kang Erkan
28
Burung Tetangga Lebih Berkicau
29
Saya Cemburu, Pak
30
Kamu Seksi
31
Mama Sayang Rayden
32
Prewedding
33
Menjelang Sah
34
Akhirnya Sah
35
Berangkat Bulan Madu
36
Malam Pertama
37
Malu-Malu Tapi Mau
38
Mantan Erkan
39
Dasar Pengganggu
40
I Love You
41
Sekretaris Cantik
42
Bang Elkan Selingkuh?
43
Nyetak Gol
44
Partner Curhat
45
Biang Rusuh
46
Gigitan Manja
47
Serangan Nenek Sihir
48
Isi Hati Elkan
49
Olahraga Pagi
50
Gibah
51
Selingkuhan
52
Kemarahan Erkan
53
Hari Libur
54
Kecemburuan Erkan
55
Gara-gara Bodyguard Cantik
56
Masa Lalu Erkan
57
Liburan
58
Sidang Dadakan
59
Tamu Tak Diundang
60
Circle Absurd
61
Erkan Sakit
62
Hot News
63
Zia Berulah Lagi
64
Dasar Kucing Liar
65
Kolam Renang
66
Harga Diri Kejora
67
Tidak Mau Rugi
68
Istri Saya Memang Hebat
69
Kumpulnya Keluarga Besar
70
Mandul?
71
Janda Dadakan
72
Udah Ada Isi
73
Kejutan Buat Paksu
74
Lima Pandawa
75
Kabar Bahagia
76
Sindrom Couvade
77
Ray vs Erkan
78
Meet Up
79
Dasar Bocah Tengil
80
Emak-emak Rumpi
81
Bayi Kolot
82
Erkan Semakin Posesif
83
Asep vs Violla
84
Erkan Takut Ulat
85
Lagi Sensi
86
Episode Terakhir
87
Part Bonus 1
88
Part Bonus 2
89
Part Bonus 3
90
Happily Evil After

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!