Pembawa Sial

"Kamu haid?" Bisik Erkan tepat di telinga Lisa. Refleks Lisa pun berbalik.

Deg!

Jantungnya seperti mau copot karena jarak wajah mereka begitu dekat. Karena kaget, Erkan pun mundur beberapa langkah.

"Tembus." Gumam lelaki itu yang masih bisa dipahami oleh Lisa. Sontak pipi Lisa pun semakin merona.

"Terima kasih." Karena sangat malu, Lisa pun langsung membayar barang belanjaannya dan bergegas pergi.

"Lah, kenapa si Neng Lisa? Kok lari terbirit-birit gitu." Tanya Buk Een yang tidak tahu menahu soal 'tembus' yang memalukan itu.

"Mungkin buru-buru, Buk. Ini uangnya, ambil aja kembaliannya." Erkan pun memberikan uang pecahan dua puluh ribu.

"Makasih Mas."

"Sama-sama, Buk." Erkan pun melanjutkan perjalaannya. Sebenarnya Erkan sama sekali tidak berniat untuk membeli susu kaleng. Karena jalanan di ujung sana buntu, jadi Erkan pun memutar haluan. Namun saat di depan warung, ia tidak sengaja melihat rok yang Lisa kenakan kotor seperti kena noda darah. Bahkan noda itu tidak sedikit. Karena itu ia mencoba menegur gadis itu jangan sampai malu karena banyak yang melihatnya. Dia gak tau saja, hanya mendapat teguran darinya Lisa sudah sangat malu. Malunya itu seperti kepergok nyuri sama orang satu kampung.

Di rumahnya, Lisa terus menggerutu.

"Kok bisa tembus sih? Padahal dari tadi aku tuh sengaja gak duduk. Lagian biasanya juga hari pertama gak sebanyak ini. Apa jangan-jangan karena aku lihat ketampanan Pak Erkan ya? Makanya hormonnya berubah?" Lisa tampak berpikir keras.

"Ih... mana ada seperti itu? Kok aku baru sadar ya? Setiap kali ketemu dia, pasti aku sial. Apa jangan-jangan dia itu pembawa sial? Ck, gak boleh mikir buruk gitu, Lisa. Bodo ah, mending aku bersih-bersih dari pada mikirin duda itu." Lisa pun masuk ke kamar mandi dengan perasaan kesal.

****

Keesokan harinya....

Saat ini Lisa sudah terlihat cantik dengan kebaya hitam yang mencetak jelas tubuh seksinya. Dan membiarkan rambutnya tergerai indah. Pagi ini satu keluarga akan menghadiri undangan pernikahan salah satu warga.

"Mamah!" Panggilnya. Tidak lama Mamah Endang pun datang ke kamarnya.

"Naon atuh Neng teriak-teriak wae."

"Di mana jepitan rambut Eneng yang punya SMA dulu? Yang Eneng beli di toko Pak Haji." Tanya Lisa sambil mengobrak-abrik isi laci.

"Lah... Mamah mana tahu. Kan kamu yang simpen, lagian buat apa nyari barang yang udah lama?"

"Jepitannya masih bagus, Mamah. Sekarang lagi ngetrend lagi."

"Udah pake aja yang ada, gak usah cari yang gak ada. Ribet banget kamu mah."

"Ih... si Mamah mah, orang itu barang berharga juga. Ya udah hayuk, udah beres semua kan?"

"Udah, tinggal nunggu kamu aja yang kelamaan."

Lisa pun nyengir tanpa dosa. "Ayok, Eneng udah siap dihalalin." Candanya seraya menggandeng tangan sang Mamah.

"Duh... sekali aja gak becanda gak bisa kayaknya." Keluh Mamah yang langsung memboyong Lisa keluar.

"Pagi menjelang siang Aa jelek." Sapa Lisa pada Aa tercinta yang sebenarnya sangat tampan dengan kemeja batik.

"Dih... kayak situ cantik aja. Molornya aja ngences."

Lisa mendengus kesal. "Bodo, woee."

"Ck, kok pada ribut sih. Ayok berangkat. Kasian daging rendangnya udah pada nunggu di santap." Abah ikut menimbrungi.

"Si Aa yang salah, Bah. Eneng mah dari tadi diem aja."

Asep terkejut mendengarnya perkataan adiknya. "Lah... perasaan dia yang mulai duluan, kok jadi aku yang disalahin. Aneh si Eneng mah, untung adek kandung. Mun lain mah udah di masukin empang." Omelnya.

Lisa yang masih bisa mendengar itu pun menjulurkan bibirnya dan langsung keluar dari rumah.

Saat sampai di depan gerbang. Mereka pun berpapasan dengan Erkan dan Rayden yang juga sudah terlihat rapi.

"Wah... mau kondangan juga ya?" Sapa Mamah.

Lisa yang masih ingat kejadian kemarin pun memalingkan wajahnya dari Erkan. Rasa malu itu masih belum hilang sepenuhnya.

"Iya, Buk. Solanya dapat undangan juga." Jawab Erkan sempat melirik Lisa. Namun itu tidak berlangsung lama karena takut ketahuan.

"Ya udah atuh hayuk kita berangkat sama-sama." Ajak Mamah.

"Mari, Pak Erkan. Jangan sungkan." Kali ini Abah pun ikut menimpali.

"Iya, Pak."

"Papa, aku mau sama Kakak cantik." Rayden langsung berlari mendekati Lisa. Bahkan anak itu langsung menautkan jemari kecilnya di antara jari-jari lentik Lisa.

Lisa tersenyum manis. "Ganteng benget sih."

Rayden mendongak sambil tersenyum manis. "Kakak juga cantik, Ray suka."

Semua orang tertawa mendengarnya.

"Udah atuh hayuk, nanti keburu habis rendangnya." Ajak Aa Asep berjalan paling depan.

"A, jangan lupa jemput Teh Devi dulu."

"Gak usah, udah janjian di tempat acara. Tadi Aa udah minta dia buat jagain bangku."

"Lah, pake dijagain segala. Emangnya itu bangku bakal lari?" Celetuk Lisa.

"Kamu mah gak tau aja bangku di sini mah punya banyak kaki." Sahut Asep mempercepat langkahnya.

"Emang iya, Mah?" Tanya Lisa terlihat serius.

"Lah... ucapan Aa kamu kok malah di denger. Udah fokus lihat jalan, tar keinjak taik kucing." Jawab Mamah sekenanya.

"Ih si Mamah mah malah doain yang enggak-enggak."

Hanya butuh waktu lima menit mereka pun tiba di tempat acara. Mereka pun disambut ramah oleh pemilik acara.

"Udah sana kalian masuk, Abah di sini nyambut tamu undangan." Ujar Abah.

"Ya udah, Mamah masuk ya Bah."

"Iya."

Lisa, Mamah, Rayden dan Erkan pun masuk ke tenda. Tempat itu masih agak sepi karena belum banyak tamu yang datang. Mempelai pria diperkirakan baru datang setengah jam lagi.

"Neng, Mamah ke dalam dulu ya? Mau nyapa Ibu-ibu yang lain."

"Iya, Mah." Jawab Lisa tersenyum ramah. Dan sekarang hanya ada dirinya, Erkan dan Rayden di sana.

"Wah, udah kayak keluarga kecil aja ini Pak Erkan sama Neng Lisa. Mana bajunya coupelan lagi." Celetuk salah seorang Ibu-ibu sambil terkekeh geli.

Mendengar itu refleks Lisa pun melihat ke arah Erkan. Meneliti penampilan lelaki itu.

Ya ampun, kenapa aku gak sadar kalau batik yang dia pake sama kayak rok aku sih? Aduh... kok bisa kebetulan gini sih? Gak mungkin juga jodoh kan? Tapi kalau jodoh aku kayak gini, auto sianida. Siap nikah sana duda. Lisa terkekeh dalam hati.

Bukan hanya Erkan yang memakai batik itu, ternyata Rayden juga memakai motif yang sama.

"Iya nih, gak nyangka kalian teh pasangan. Kiraian mah Pak Erkan cuma kebetulan tinggal di depan rumah Pak Kades. Ternyata menjalin hubungan sama Neng Lisa. Selamat ya, kapan mau nikahnya?"

Eh?

"Maaf, Buk. Kami cuma kebetulan aja gak sengaja pake baju yang hampir mirip. Saya dan Lisa tidak punya hubungan apa-apa." Jelas Erkan tidak ingin menyulitkan Lisa. Padahal dalam lubuk hatinya yang terdalam ia berharap Lisa benar-benar jodohnya.

Tanpa Erkan sadari, Lisa terlihat kecewa dengan jawabannya itu. "Iya ibu-ibu, lagian mana mungkin saya pacaran sama Pak Erkan. Kami aja baru ketemu kemarin. Iya kan, Pak?"

Erkan menoleh. "Ya."

"Lah... kirain emang bener punya hubungan. Padahal kalau iya pun gak papa. Cocok banget soalnya, Neng Lisa cantik dan Pak Erkan ganteng. Serasi pokoknya mah."

"Hehe... maaf ya Buk. Kami permisi dulu, perut udah keroncongan soalnya belum sarapan." Pamit Lisa tidak mau terlibat jauh dengan obrolan absurd ibu-ibu itu.

"Oh enya silakan, Neng. Duh... si kecil meni kasep pisan nya."

Lisa pun cepat-cepat membawa Rayden menjauh dari ibu-ibu itu. Sedangkan Erkan memilih bergabung dengan bapak-bapak kampung.

"Ray mau makan apa?" Tanya Lisa.

"Ray mau nasi sama ayam aja, Kak." Jawan Rayden sambil menunjuk ayam goreng.

"Ya udah, Ray duduk dulu. Nanti Kakak ambilin ya."

"Iya." Dengan patuh Rayden pun duduk di kursi. Dan tidak perlu lama Lisa pun sudah kembali dengan dua buah piring di tangannya.

"Mau minum es buah gak?" Tanya Lisa seraya meletakkan piring nasinya di atas kursi.

"Mau."

"Tungguin nasi Kakak ya? Kakak ambil minum dulu."

"Iya." Rayden mengangguk patuh. Mereka terlihat sangat akrab dan membuat gadis lain yang melihat itu iri. Pasalnya banyak dari mereka yang mencoba mendekati Rayden, namun anak itu selalu saja menolak.

Setelah mengambil minuman, Lisa pun duduk di sebelah Rayden. Melihat Rayden yang kesulitan memotong daging, Lisa pun langsung menawarkan diri untuk menyuapinya.

"Sini Kakak yang suapin." Lisa meletakkan piringnya di kursi kosong. Lalu meraih piring dari tangan Rayden. Dan dengan telaten ia menyuapi anak itu.

Tanpa Lisa sadari, Erkan tersenyum tipis melihat kemesraan mereka. Baginya sangat sulit menemukan momen seperti sekarang ini, karena Rayden itu sangat pemilih dan sulit berteman dengan orang baru. Namun entah kenapa sejak dirinya membawa Rayden tinggal di desa. Anak itu lebih sering berbaur. Meski pun Rayden hanya dekat dengan kelurga Lisa. Setidaknya ada perubahan besar dalam diri anaknya.

Terpopuler

Comments

Titi

Titi

ya ampuuunnn kasian banget Lisa tiap ketemu kena sial terus yang kecebur empang lah ini lagi haid tembus besok apalagi nih 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-11-04

0

Sandra

Sandra

Sunda pisan, cung urang Sunda ☝ haturnuhun author☺

2022-10-12

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Ayo pak duda aku dukung pak duda buat halalin neng Lisa😁💪

2022-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Pindahan
2 Duda Anak Satu
3 Pengen Peluk
4 Malu-maluin
5 Pembawa Sial
6 Mama, Ray mau pipis
7 Gosip di Pagi Hari
8 Mendadak Emosi
9 Ganjennya Keluar
10 Blushing
11 Eneng Tuh Lagi Kesel
12 Ketemu calon mertua
13 Calon mantu saya
14 Mama Dinar vs Bayu
15 Kejahilan si Abah
16 Duo Cabe-cabean
17 Saya itu suka yang agresif
18 Mendadak Heboh
19 Tamu Tak Diundang
20 Hot News
21 Hareudang
22 Kepatil Lele
23 Cuap-cuap Manjah
24 Serangan Dadakan
25 Kencan (1)
26 Kencan (2)
27 Kang Erkan
28 Burung Tetangga Lebih Berkicau
29 Saya Cemburu, Pak
30 Kamu Seksi
31 Mama Sayang Rayden
32 Prewedding
33 Menjelang Sah
34 Akhirnya Sah
35 Berangkat Bulan Madu
36 Malam Pertama
37 Malu-Malu Tapi Mau
38 Mantan Erkan
39 Dasar Pengganggu
40 I Love You
41 Sekretaris Cantik
42 Bang Elkan Selingkuh?
43 Nyetak Gol
44 Partner Curhat
45 Biang Rusuh
46 Gigitan Manja
47 Serangan Nenek Sihir
48 Isi Hati Elkan
49 Olahraga Pagi
50 Gibah
51 Selingkuhan
52 Kemarahan Erkan
53 Hari Libur
54 Kecemburuan Erkan
55 Gara-gara Bodyguard Cantik
56 Masa Lalu Erkan
57 Liburan
58 Sidang Dadakan
59 Tamu Tak Diundang
60 Circle Absurd
61 Erkan Sakit
62 Hot News
63 Zia Berulah Lagi
64 Dasar Kucing Liar
65 Kolam Renang
66 Harga Diri Kejora
67 Tidak Mau Rugi
68 Istri Saya Memang Hebat
69 Kumpulnya Keluarga Besar
70 Mandul?
71 Janda Dadakan
72 Udah Ada Isi
73 Kejutan Buat Paksu
74 Lima Pandawa
75 Kabar Bahagia
76 Sindrom Couvade
77 Ray vs Erkan
78 Meet Up
79 Dasar Bocah Tengil
80 Emak-emak Rumpi
81 Bayi Kolot
82 Erkan Semakin Posesif
83 Asep vs Violla
84 Erkan Takut Ulat
85 Lagi Sensi
86 Episode Terakhir
87 Part Bonus 1
88 Part Bonus 2
89 Part Bonus 3
90 Happily Evil After
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pindahan
2
Duda Anak Satu
3
Pengen Peluk
4
Malu-maluin
5
Pembawa Sial
6
Mama, Ray mau pipis
7
Gosip di Pagi Hari
8
Mendadak Emosi
9
Ganjennya Keluar
10
Blushing
11
Eneng Tuh Lagi Kesel
12
Ketemu calon mertua
13
Calon mantu saya
14
Mama Dinar vs Bayu
15
Kejahilan si Abah
16
Duo Cabe-cabean
17
Saya itu suka yang agresif
18
Mendadak Heboh
19
Tamu Tak Diundang
20
Hot News
21
Hareudang
22
Kepatil Lele
23
Cuap-cuap Manjah
24
Serangan Dadakan
25
Kencan (1)
26
Kencan (2)
27
Kang Erkan
28
Burung Tetangga Lebih Berkicau
29
Saya Cemburu, Pak
30
Kamu Seksi
31
Mama Sayang Rayden
32
Prewedding
33
Menjelang Sah
34
Akhirnya Sah
35
Berangkat Bulan Madu
36
Malam Pertama
37
Malu-Malu Tapi Mau
38
Mantan Erkan
39
Dasar Pengganggu
40
I Love You
41
Sekretaris Cantik
42
Bang Elkan Selingkuh?
43
Nyetak Gol
44
Partner Curhat
45
Biang Rusuh
46
Gigitan Manja
47
Serangan Nenek Sihir
48
Isi Hati Elkan
49
Olahraga Pagi
50
Gibah
51
Selingkuhan
52
Kemarahan Erkan
53
Hari Libur
54
Kecemburuan Erkan
55
Gara-gara Bodyguard Cantik
56
Masa Lalu Erkan
57
Liburan
58
Sidang Dadakan
59
Tamu Tak Diundang
60
Circle Absurd
61
Erkan Sakit
62
Hot News
63
Zia Berulah Lagi
64
Dasar Kucing Liar
65
Kolam Renang
66
Harga Diri Kejora
67
Tidak Mau Rugi
68
Istri Saya Memang Hebat
69
Kumpulnya Keluarga Besar
70
Mandul?
71
Janda Dadakan
72
Udah Ada Isi
73
Kejutan Buat Paksu
74
Lima Pandawa
75
Kabar Bahagia
76
Sindrom Couvade
77
Ray vs Erkan
78
Meet Up
79
Dasar Bocah Tengil
80
Emak-emak Rumpi
81
Bayi Kolot
82
Erkan Semakin Posesif
83
Asep vs Violla
84
Erkan Takut Ulat
85
Lagi Sensi
86
Episode Terakhir
87
Part Bonus 1
88
Part Bonus 2
89
Part Bonus 3
90
Happily Evil After

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!