Malu-maluin

Byur....

Baik Erkan maupaun Rayden kaget saat menyaksikan Lisa kecemplung empang yang dalamnya cuma sebatas dada itu.

"Mamah." Teriak Lisa sangking malunya. Sontak Mamah dan Abah yang sedang mengobrol di dalam pun berlari keluar.

"Buahahaha...." terdengar suara gelak tawa dari lantai atas. Siapa lagi kalau bukan Aa Asep yang tidak sengaja menyaksikan bagaimana sang adik kecebur empang karena salting sama duda ganteng.

Seketika wajah Lisa pun merah padam.

"Mamah... lihat tuh si Aa. Bukannya dibantu adeknya kecebur malah diketawain." Rengek Lisa dengan bibir menyebik satu inci.

Erkan yang melihat itu tersenyum tipis. Apa yang dialami Lisa seolah menjadi hiburan untuknya. Lumayan... dapat tontonan lawak gratis.

"Sekalian di suruh mandi siang itu mah, ngojai aja ngojai." Ledek Aa Asep yang belum puas meledeki sang adik.

"Mamah!" Teriak Lisa tidak terima diledek.

"Aduh... kok malah ribut sih? Ayok naik." Ujar Mamah. Sedangkan sang Abah malah bersidekap sambil tertawa kecil. Anak gadisnya yang satu itu memang selalu saja punya bahan tawaan.

"Biar saya bantu." Tawar Erkan mengulurkan tangan kekarnya pada Lisa.

Wah... lumayan nih bisa megang tangannya. Sayang kalau ditolak.

Dengan senang hati Lisa menerima uluran tangan Erkan. Dan dengan sekali tarikan Lisa pun keluar dari dalam empang.

Namun seketika tubuh Erkan membeku kala melihat bayangan di balik pakaian basah Lisa. Bra hitam milik Lisa terlihat begitu jelas karena kontras dengan bajunya yang putih, benda itu terlihat ketat dan menutupi dua aset berharganya. Bisa ditebak isi benda itu cukup mengkal dan sangat padat. Oh... sesuatu di balik celana Erkan terasa sangat sesak.

"Emm... terima kasih sudah bantu." Ucap Lisa yang berhasil membuat Erkan terkesiap.

"Sama-sama." Jawabnya berusaha menutupi kegugupan. Namun matanya masih sempat melirik benda itu lagi.

"Maaf ya Nak Erkan. Anak yang satu ini emang suka malu-maluin." Ucap Mamah yang berhasil membuat Lisa menyebikkan bibirnya.

Dan apa yang Lisa lakukan justru membuat Erkan gemas sendiri. Bibir merah merona alami itu terlihat begitu seksi dimatanya. Ah... apa ini terjadi karena ia sudah terlalu lama menyendiri? Sampai imajinasi liarnya terus berkelana. Erkan sendiri tidak memahami reaksi tubuhnya saat ini. Padahal di kantor ia sudah biasa melihat wanita berpakain seksi, tapi reaksinya tidak pernah seperti ini.

"Tidak apa, Buk. Kalau gitu kami pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab mereka kompak.

"Kakak, besok kita mancing lagi ya?" Teriak Rayden.

"Okay." Jawab Lisa mengacungkan jempol sambil tersenyum lebar.

"Eh... malah senyum-senyum sendiri. Sana mandi, malu-maluin aja." Tegur Mamah yang tidak habis pikir dengan tingkah anak bungsunya itu. Bisa-bisanya anak itu kecebur di depan tetangga baru. Mana ganteng lagi. Gak ada kesan baikknya sama sekali.

"Ish... udah tahu kecebur malah di marahin. Kayak anak tiri aja." Kesal Lisa sambil masuk ke rumah dengan menghentakkan kakinya ke lantai.

"Eh... basah atuh Neng lantainya. Baru Mamah pel. Lewat belakang Neng, ya ampun anak itu."

Abah yang melihat itu malah tertawa. "Buah itu jatuh gak bakal jauh dari batangnya." Ledek si Abah yang langsung masuk ke rumah.

"Ih si Abah mah malah ikut ngeledek. Meni pikasebelen." Setelah mengomel Mamah pun menoleh ke atas di mana A' Asep masih berdiri di sana.

"Apa? Mau ngeledek juga?" Semburnya.

Sontak A' Asep pun menggeleng dan langsung melesat masuk. Bisa gawat kalau si Mamah ngambek mah.

****

Lisa masuk ke kamar mandi dengan dongkol. Bisa-bisanya ia kecebur di depan cowok cool kayak Erkan. Huhu... malunya sampe ubun-ubun tuh.

"Ih... benaran malu-maluin ini mah. Masak iya aku kecebur di depan Pak Erkan. Kan malu. Harusnya aku tuh buat kesan yang menarik di depan Pak Erkan. Ini mah malah kecebur. Udah kayak kecebong aja pake nyebur ke empang segala." Omelnya seraya melepas semua pakaian basahnya. Kemudian langsung mengguyur tubuhnya di bawah shower.

Sedangkan di rumah besar, Erkan terlihat gelisah. Ia masih belum bisa lupain pemandangan tadi. Bayangan dibalik pakaian basah itu masih terekam jelas dikepalanya.

"Sial! Kenapa otakku gak waras gini sih?"

"Papa kenapa?" Tanya Ray merasa heran karena Erkan bicara sendiri.

"Eh.. enggak kok. Gak ada apa-apa, sayang. Sekarang kamu masuk kamar dan tidur siang ya? Jangan lupa ganti baju, cuci tangan sama kaki."

"Iya, Papa. Love you."

"Love you too."

Rayden tersenyum dan langsung masuk ke kamarnya. Begitu pun dengan Erkan, ia bergegas masuk ke kamarnya dan berlari menuju kamar mandi. Tidak bisa dibiarkan, ini harus dituntaskan.

Setelah menuntaskan seusuatu yang mengganjal itu. Erkan keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar. Dengan handuk kecil yang melilit di pinggangnya dan rambut yang masih meneteskan air, membuat seorang Erkan Nadeo Argawinata terlihat semakin seksi.

Setelah berganti pakaian, lelaki itu pun kembali berkutat dengan laptopnya. Namun sesekali ia tersenyum saat mengingat wajah cantik Lisa.

"Gak nyangka di desa ada gadis secantik dia. Anak kepala desa lagi. Apa karena kelamaan di kota kali ya makanya auranya beda gitu?"

"Ck, lupakan soal gadis konyol itu. Saatnya kembali kerja, Erkan." Setelah bergumam sendiri ia pun mulai fokus melanjutkan pekerjaannya yang segudang.

Erkan merupakan pengusaha properti yang lumayan sukses di kota. Namun ia harus pindah rumah ke desa karena rumah di kota sedang di renovasi. Tidak menyangka ia akan bertemu gadis secantik Lisa di tempat tinggal barunya.

Sore hari, Erkan keluar rumah untuk mencari udara segar. Terlalu lama duduk di depan laptot membuat matanya lelah dan menginginkan suasana fresh.

"Sore, Pak Erkan." Sapa Lisa yang entah berasal dari mana. Yang jelas gadis itu sudah berdiri di depan gerbang. Untung saja jantung Erkan tidak lepas karena kaget.

"Sore." Balas Erkan tersenyum tipis.

"Ray masih bobok ya, Pak?"

Kenapa dia manggil aku Bapak sih? Emangnya muka aku tua benget ya? Padahal belum juga kepala empat udah dipanggil Pak. Omel Erkan dalam hati.

"Eh si Bapak di tanya malah bengong. Itu... dedek Ray udah bangun apa belum?" Ulang Lisa karena belum mendapat jawaban dari Erkan. Sontak lelaki itu pun sadar.

"Belum, biasanya juga dia bagun kalau mau magrib."

"Lah... lama juga tidurnya. Ya udah atuh, kalau gitu saya ke warung depan dulu. Rencananya mau ngajak Ray jajan, tapi dianya masih bobok. Kalau gitu saya pamit, punten."

"Mangga." Jawab Erkan masih setia menatap punggung Lisa.

Kenapa gak ngajak aku aja sih yang udah di depan mata? Malah ngajak Ray yang lagi tidur. Gumamnya dalam hati. Ia tidak sadar jika dirinya sudah tua dan tidak mungkin di ajak jajan lagi.

Erkan menggelengkan kepalanya, kemudian ia pun memilih jalan yang berlawanan dengan Lisa. Bisa-bisa ia khilaf kalau ketemu gadis itu lagi.

Berbeda dengan Erkan yang terus menggelengkan kepala. Lisa justru mesem-mesem sendiri karena bisa melihat wajah tampan itu lagi.

"Duh... gimana ini, jantung aku debar terus kalau habis ketemu dia. Jadi inget lirik lagu. Alhasil Lisa pun bersenandung sepanjang jalan.

"Saat kujumpa dirinya... Di suatu suasana. Terasa getaran dalam dada. Kucoba mendekatinya. Kutatap dirinya. Oh dia sungguh mempesona. Ingin daku menyapanya. Menyapa dirinya

Bercanda tawa dengan dirinya. Namun apa yang kurasa. Aku tak kuasa. Aku tak tau harus berkata apa. Inikah namanya cinta... oh inikah cinta. Cinta pada jumpa pertama. Inikah rasanya cinta...Inikah cinta. Terasa bahagia saat jumpa... dengan dirinya. Yey...."

Sangking asiknya bersenandung. Lisa sampai tidak sadar jika dirinya sudah sampai di warung tujuan.

"Duh... anak gadis Pak Kades keliatannya lagi seneng banget. Mana suaranya bagus lagi. Lagi jatuh cinta ya?" Sapa pemilik warung.

"Ih si Ibu, mana ada jatuh cinta. Emangnya kalau pengen nyanyi harus jatuh cinta aja?"

"Kan mana tahu, Neng. Mungkin aja si Eneng kesemsem sama duda di depan rumah. Udah ketemu belum sama si kasep?"

Seketika wajah Lisa merona bak kepiting rebus. Tahu aja nih si Ibu sama yang cake-cakep.

"Udah, Papanya Ray kan?" Jawab Lisa pura-pura cuek. Padahal dihatinya menggebu-gebu.

"Iya bener, gimana kasep kan? Banyak anak gadis di sini pada kesemsem. Sebenernya bukan gadis aja sih, Ibu aja resep pisan lihat si kasep."

"Lah si Ibu, kok malah ikutan. Tar Pak Nanang marah loh."

Pemilik warung yang bernama Buk Een itu pun tertawa renyah. "Cuma hiburan aja itu mah Neng. Sok atuh mau beli apa?"

"Pembalut yang pake sayap satu. Kehabisan stok soalnya di rumah." Jawab Lisa sekenanya. Ia memang baru dapat tamu bulanan sehabis bangun tidur tadi.

"Eh... Mas Erkan. Mau beli apa?"

Seketika tubuh Lisa membeku saat mendengar suara lelaki tampan itu. "Susu kalengnya satu aja Buk."

Lisa tebak saat ini lelaki itu tepat di belakangnya. Sepertinya ada hawa-hawa tidak enak nih. Kenapa dia gak kedepan dan malah berdiri dibelakang aku sih?

"Kamu haid?"

Terpopuler

Comments

Julia Juliawati

Julia Juliawati

eh paduda nanya dtg bln? 🤣🤣

2025-03-04

0

Julia Juliawati

Julia Juliawati

dasar paduda haha

2025-03-04

0

iecha fathir

iecha fathir

🤣🤣🤣

2023-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Pindahan
2 Duda Anak Satu
3 Pengen Peluk
4 Malu-maluin
5 Pembawa Sial
6 Mama, Ray mau pipis
7 Gosip di Pagi Hari
8 Mendadak Emosi
9 Ganjennya Keluar
10 Blushing
11 Eneng Tuh Lagi Kesel
12 Ketemu calon mertua
13 Calon mantu saya
14 Mama Dinar vs Bayu
15 Kejahilan si Abah
16 Duo Cabe-cabean
17 Saya itu suka yang agresif
18 Mendadak Heboh
19 Tamu Tak Diundang
20 Hot News
21 Hareudang
22 Kepatil Lele
23 Cuap-cuap Manjah
24 Serangan Dadakan
25 Kencan (1)
26 Kencan (2)
27 Kang Erkan
28 Burung Tetangga Lebih Berkicau
29 Saya Cemburu, Pak
30 Kamu Seksi
31 Mama Sayang Rayden
32 Prewedding
33 Menjelang Sah
34 Akhirnya Sah
35 Berangkat Bulan Madu
36 Malam Pertama
37 Malu-Malu Tapi Mau
38 Mantan Erkan
39 Dasar Pengganggu
40 I Love You
41 Sekretaris Cantik
42 Bang Elkan Selingkuh?
43 Nyetak Gol
44 Partner Curhat
45 Biang Rusuh
46 Gigitan Manja
47 Serangan Nenek Sihir
48 Isi Hati Elkan
49 Olahraga Pagi
50 Gibah
51 Selingkuhan
52 Kemarahan Erkan
53 Hari Libur
54 Kecemburuan Erkan
55 Gara-gara Bodyguard Cantik
56 Masa Lalu Erkan
57 Liburan
58 Sidang Dadakan
59 Tamu Tak Diundang
60 Circle Absurd
61 Erkan Sakit
62 Hot News
63 Zia Berulah Lagi
64 Dasar Kucing Liar
65 Kolam Renang
66 Harga Diri Kejora
67 Tidak Mau Rugi
68 Istri Saya Memang Hebat
69 Kumpulnya Keluarga Besar
70 Mandul?
71 Janda Dadakan
72 Udah Ada Isi
73 Kejutan Buat Paksu
74 Lima Pandawa
75 Kabar Bahagia
76 Sindrom Couvade
77 Ray vs Erkan
78 Meet Up
79 Dasar Bocah Tengil
80 Emak-emak Rumpi
81 Bayi Kolot
82 Erkan Semakin Posesif
83 Asep vs Violla
84 Erkan Takut Ulat
85 Lagi Sensi
86 Episode Terakhir
87 Part Bonus 1
88 Part Bonus 2
89 Part Bonus 3
90 Happily Evil After
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pindahan
2
Duda Anak Satu
3
Pengen Peluk
4
Malu-maluin
5
Pembawa Sial
6
Mama, Ray mau pipis
7
Gosip di Pagi Hari
8
Mendadak Emosi
9
Ganjennya Keluar
10
Blushing
11
Eneng Tuh Lagi Kesel
12
Ketemu calon mertua
13
Calon mantu saya
14
Mama Dinar vs Bayu
15
Kejahilan si Abah
16
Duo Cabe-cabean
17
Saya itu suka yang agresif
18
Mendadak Heboh
19
Tamu Tak Diundang
20
Hot News
21
Hareudang
22
Kepatil Lele
23
Cuap-cuap Manjah
24
Serangan Dadakan
25
Kencan (1)
26
Kencan (2)
27
Kang Erkan
28
Burung Tetangga Lebih Berkicau
29
Saya Cemburu, Pak
30
Kamu Seksi
31
Mama Sayang Rayden
32
Prewedding
33
Menjelang Sah
34
Akhirnya Sah
35
Berangkat Bulan Madu
36
Malam Pertama
37
Malu-Malu Tapi Mau
38
Mantan Erkan
39
Dasar Pengganggu
40
I Love You
41
Sekretaris Cantik
42
Bang Elkan Selingkuh?
43
Nyetak Gol
44
Partner Curhat
45
Biang Rusuh
46
Gigitan Manja
47
Serangan Nenek Sihir
48
Isi Hati Elkan
49
Olahraga Pagi
50
Gibah
51
Selingkuhan
52
Kemarahan Erkan
53
Hari Libur
54
Kecemburuan Erkan
55
Gara-gara Bodyguard Cantik
56
Masa Lalu Erkan
57
Liburan
58
Sidang Dadakan
59
Tamu Tak Diundang
60
Circle Absurd
61
Erkan Sakit
62
Hot News
63
Zia Berulah Lagi
64
Dasar Kucing Liar
65
Kolam Renang
66
Harga Diri Kejora
67
Tidak Mau Rugi
68
Istri Saya Memang Hebat
69
Kumpulnya Keluarga Besar
70
Mandul?
71
Janda Dadakan
72
Udah Ada Isi
73
Kejutan Buat Paksu
74
Lima Pandawa
75
Kabar Bahagia
76
Sindrom Couvade
77
Ray vs Erkan
78
Meet Up
79
Dasar Bocah Tengil
80
Emak-emak Rumpi
81
Bayi Kolot
82
Erkan Semakin Posesif
83
Asep vs Violla
84
Erkan Takut Ulat
85
Lagi Sensi
86
Episode Terakhir
87
Part Bonus 1
88
Part Bonus 2
89
Part Bonus 3
90
Happily Evil After

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!