Eneng Tuh Lagi Kesel

Sepanjang mereka berlari, Lisa tidak bisa fokus karena ucapan Erkan beberapa menit yang lalu.

Ih... kenapa pake ngomong segala sih kalau mau nikah. Kalau mau nikah ya nikah aja, ngapain pake pemer ke aku. Ngeselin ih si Akang mah. Bikin hati hancur aja.

"Kakak."

Suara teriakan Rayden pun berhasil menarik Lisa dari lamunannya. Tapi tunggu! Kenapa suara anak itu lumayan jauh?

Sadar ada yang janggal, Lisa pun berbalik. Benar aja, Rayden sudah ketinggalan jauh darinya. Untung tidak ada yang menculik anak tampan itu.

Si kasep pun berlari mengejar Lisa.

"Kok Kakak ninggalin Ray sih? Tadi kan Ray bilang kalau Ray capek," keluh Rayden yang sudah ngos-ngosan.

Eh... kapan dia ngomong gitu? Kok aku gak denger sih?

"Itu... tadi Kakak gak dengar hehe. Minta maaf ya?" Lisa pun cuma bisa nyengir kuda.

Rayden mengangguk. "Ray mau duduk dulu, capek." Keluh anak itu menyeka keringat di keningnya. Wajar saja, mereka sudah mengelingi hampir setengah komplek. Dan Lisa gak sadar karena melamun.

"Ya udah yuk duduk di sana." Lisa pun menunjuk halaman depan rumah orang yang sengaja di tamami rumput negri.

Rayden pun setuju. Lalu keduanya pun duduk di sana.

"Haus."

"Gak boleh minum dulu, tunggu sampe detak jantungnya agak normal. Sabar ya?"

"Tapi Ray haus Kakak." Rengeknya sambil memegangi botol minum yang menggantung di lehernya.

"Sabar sebentar lagi. Emang Ray mau kecil-kecil punya penyakit jantung?"

Rayden pun langsung menggeleng.

"Sabar."

"Iya."

Cukup lama mereka duduk di sana sampai Lisa pun memperbolehkan Rayden minum.

"Kakak gak minum?"

Lisa menggeleng. "Gak cukup kalau air segitu mah. Kalau abis olah raga Kakak bisa abisin satu teko air."

Rayden pun manggut-manggut antara paham dan tidak.

"Oh iya, Ray. Emang bener ya Papa kamu mau nikah?"

Rayden menatap Lisa. Kemudian mengangguk. "Papa bilang mau nikah bulan depan."

"Hah? Bulan depan?" Kaget Lisa.

"Iya." Rayden mengangguk. Lisa tampak kecewa. Benar-benar tidak ada kesempatan sepertinya. Bahkan perihal memaksakan diri itu pun meluap begitu saja ke udara. Uh... kasian banget si Eneng.

Setelah itu Rayden pun meneguk lagi sisa air minumnya.

"Yah... habis air minumnya."

"Lah... baru setengah jalan udah habis."

Rayden terkikik sendiri. "Haus."

"Ya udah, gak usah lari habis ini. Kita jalan santai aja biar gak terlalu capek."

Rayden pun manggut-manggut. Lisa menatap wajah anak tampan itu begitu dalam. Ada rasa tidak rela jika wanita lain nantinya mencium pipi anak itu.

"Ray."

"Em?" Rayden melihat ke arah Lisa. Tatapan polos itu semakin menambah rasa tidak rela dalam hati Lisa.

"Nanti jangan lupa sama Kakak ya kalau udah punya Mama baru. Kakak sayang sama Ray." Lisa menarik Rayden supaya lebih dekat dengannya. Lalu mengusap kepala anak itu dengan lembut.

"Ray juga sayaaaaang banget sama Kakak. Habis Kakak cantik sih."

Lisa tertawa lucu. "Bisa aja kamu mah. Jadi makin sayang."

Rayden tersenyum begitu manis.

"Lanjut lagi yuk." Ajak Lisa saat matahari semakin hangat.

Rayden pun mengangguk. Lalu keduanya bangun dan melanjutkan perjalanan kembali.

Sesampainya di rumah Erkan, Lisa mengantar Rayden sampai pintu gerbang. "Sana masuk, jangan lupa mandi."

"Sudah pulang?" Suara bariton itu pun menyita perhatian Lisa. Sontak gadis itu terpaku saat melihat penampilan Erkan yang cukup membuat imannya goyah. Lelaki itu kelihatan tampan dengan balutan kemeja hitam dengan celana waran senada. Rambutnya yang tersisir rapi membuat pesonanya semakin memancar.

Duh... kalau gini mah mana bisa aku move on. Tuh lihat, ototnya meni nonjol kitu. Ya Allah, kuatkan hati ini untuk menerima kenyataan.

Erkan yang sadar akan tatapan Lisa padanya pun tersenyum tipis. Ia tahu tidak akan ada yang tahan dengan pesonanya. Sejak dulu juga seperti itu.

"Neng."

Lisa terkejut saat tiba-tiba tangan seseorang menepuk pundaknya. Lalu ia pun menoleh, ternyata Mamah.

"Lah... kok malah bengong. Dari tadi Mamah panggilin juga. Hayuk temenin Mamah ke pasar. Si Aa masih molor gak mau dibangunin."

"Nenek, Ray mau ikut." Rayden terlihat begitu antusias.

"Gak boleh, kamu belum mandi." Larang Erkan. Seketika wajah Rayden pun merengut.

"Gak papa atuh Ray ikut. Lagian cuma beli sayuran aja ke pasar. Hayuk kalau mau ikut." Jawab Mamah. Sedangkan Lisa masih bungkam.

Ada yang aneh.

"Neng, hayuk atuh buruan. Kok masih bengong, nanti kalau kesiangan sayurannya tinggal yang jelek-jelek."

"Hm." Dengan malas Lisa pun melangkah pulang.

Erkan yang melihat itu justru tersenyum geli.

Kena kan dia.

"Papa, Ray pergi ke pasar dulu. Dadah Papa." Rayden memberikan botol minumnya yang kosong pada Erkan.

"Mari Nak Erkan."

"Mari Buk."

"Hayuk." Mamah pun menuntun tangan Rayden. "Tunggu di sini aja."

Tidak lama dari itu Lisa keluar dengan motor metiknya.

"Kakak, Ray di depan ya?" Pinta Rayden yang langsung di jawab anggukan kecil oleh Lisa tanpa berniat menjawab. Dan dengan semangat Rayden naik di depan. Begitu pun dengan si Mamah yang langsung duduk di belakang.

"Mari Nak Erkan."

"Mari, Buk." Sahut Erkan.

Dan tanpa basa-basi Lisa langsung menancap gas. Erkan yang melihat itu justru tertawa renyah.

"Gemesin banget sih. Jadi pengen halalin. Tapi aku gak mau secepat itu, tar dia malah ke geeran lagi kalau aku suka sama dia." Erkan menggeleng, kemudian menutup pintu gerbang dan kembali masuk ke rumah.

Sesampainya di pasar, Lisa masih saja diam sambil mengekori sang Mamah belanja. Sedangkan si kecil Rayden ia pegang erat karena takut hilang.

"Neng, bantu pilih bawang nya?"

"Lagi males, Mah."

Mendengar itu Mamah pun langsung menoleh. "Lah... kamu teh kenapa sih? Dari tadi perasaan diam aja. Kesambet apa?"

"Ck, udah Mamah fokus aja milih sayurnya. Eneng tuh lagi kesel."

"Lah... kesel kuanon atuh Neng? Masak iya ujuk-ujuk kesel aja. Kayak mau ditingal nikah aja sama pacar, da pacar geh gak punya." Cerocos Mamah yang tidak sengaja menyenggol hati Lisa.

"Ih si Mamah mah." Lisa menyebikkan bibirnya karena kesal.

"Udah gak usah pake kesel-kesel. Buruan bantuan Mamah milihan bawang. Nanti keburu panas."

"Ish iya... iya... Eneng pilih sekarang." Dengan kesal Lisa melepas genggamana tangannya dari Rayden, mengambil kantong plastik dan memilih bawang dengan asal. Lagian bawang bawang bagus-bagus pake di pilihin segala.

"Si Eneng mah lucu banget sih?" Ujar si pedangan. Kemudian matanya menangkap sosok mungil Rayden. "Ya ampun, anaknya ganteng banget sih. Anak si Enengnya ya?"

Mendengar itu Lisa pun menatap Rayden yang terlihat kepanasan. "Iya, anak saya ini. Bapaknya kasep makanya anaknya juga kasep."

"Loh... kan Eneng juga geulis. Wajar sih anak na kasep."

"Hehe... makasih Buk."

Terpopuler

Comments

iecha fathir

iecha fathir

lanjut ah..seru banget liat neng lisa n kang erkan ...🥰🥰🥰😍😍

2023-04-26

0

Debbie Teguh

Debbie Teguh

ntar bayu dtg baru deh blingsatan, sukurin wkwkwk

2022-12-04

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Hahahahaha...sabar neng

2022-05-22

1

lihat semua
Episodes
1 Pindahan
2 Duda Anak Satu
3 Pengen Peluk
4 Malu-maluin
5 Pembawa Sial
6 Mama, Ray mau pipis
7 Gosip di Pagi Hari
8 Mendadak Emosi
9 Ganjennya Keluar
10 Blushing
11 Eneng Tuh Lagi Kesel
12 Ketemu calon mertua
13 Calon mantu saya
14 Mama Dinar vs Bayu
15 Kejahilan si Abah
16 Duo Cabe-cabean
17 Saya itu suka yang agresif
18 Mendadak Heboh
19 Tamu Tak Diundang
20 Hot News
21 Hareudang
22 Kepatil Lele
23 Cuap-cuap Manjah
24 Serangan Dadakan
25 Kencan (1)
26 Kencan (2)
27 Kang Erkan
28 Burung Tetangga Lebih Berkicau
29 Saya Cemburu, Pak
30 Kamu Seksi
31 Mama Sayang Rayden
32 Prewedding
33 Menjelang Sah
34 Akhirnya Sah
35 Berangkat Bulan Madu
36 Malam Pertama
37 Malu-Malu Tapi Mau
38 Mantan Erkan
39 Dasar Pengganggu
40 I Love You
41 Sekretaris Cantik
42 Bang Elkan Selingkuh?
43 Nyetak Gol
44 Partner Curhat
45 Biang Rusuh
46 Gigitan Manja
47 Serangan Nenek Sihir
48 Isi Hati Elkan
49 Olahraga Pagi
50 Gibah
51 Selingkuhan
52 Kemarahan Erkan
53 Hari Libur
54 Kecemburuan Erkan
55 Gara-gara Bodyguard Cantik
56 Masa Lalu Erkan
57 Liburan
58 Sidang Dadakan
59 Tamu Tak Diundang
60 Circle Absurd
61 Erkan Sakit
62 Hot News
63 Zia Berulah Lagi
64 Dasar Kucing Liar
65 Kolam Renang
66 Harga Diri Kejora
67 Tidak Mau Rugi
68 Istri Saya Memang Hebat
69 Kumpulnya Keluarga Besar
70 Mandul?
71 Janda Dadakan
72 Udah Ada Isi
73 Kejutan Buat Paksu
74 Lima Pandawa
75 Kabar Bahagia
76 Sindrom Couvade
77 Ray vs Erkan
78 Meet Up
79 Dasar Bocah Tengil
80 Emak-emak Rumpi
81 Bayi Kolot
82 Erkan Semakin Posesif
83 Asep vs Violla
84 Erkan Takut Ulat
85 Lagi Sensi
86 Episode Terakhir
87 Part Bonus 1
88 Part Bonus 2
89 Part Bonus 3
90 Happily Evil After
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Pindahan
2
Duda Anak Satu
3
Pengen Peluk
4
Malu-maluin
5
Pembawa Sial
6
Mama, Ray mau pipis
7
Gosip di Pagi Hari
8
Mendadak Emosi
9
Ganjennya Keluar
10
Blushing
11
Eneng Tuh Lagi Kesel
12
Ketemu calon mertua
13
Calon mantu saya
14
Mama Dinar vs Bayu
15
Kejahilan si Abah
16
Duo Cabe-cabean
17
Saya itu suka yang agresif
18
Mendadak Heboh
19
Tamu Tak Diundang
20
Hot News
21
Hareudang
22
Kepatil Lele
23
Cuap-cuap Manjah
24
Serangan Dadakan
25
Kencan (1)
26
Kencan (2)
27
Kang Erkan
28
Burung Tetangga Lebih Berkicau
29
Saya Cemburu, Pak
30
Kamu Seksi
31
Mama Sayang Rayden
32
Prewedding
33
Menjelang Sah
34
Akhirnya Sah
35
Berangkat Bulan Madu
36
Malam Pertama
37
Malu-Malu Tapi Mau
38
Mantan Erkan
39
Dasar Pengganggu
40
I Love You
41
Sekretaris Cantik
42
Bang Elkan Selingkuh?
43
Nyetak Gol
44
Partner Curhat
45
Biang Rusuh
46
Gigitan Manja
47
Serangan Nenek Sihir
48
Isi Hati Elkan
49
Olahraga Pagi
50
Gibah
51
Selingkuhan
52
Kemarahan Erkan
53
Hari Libur
54
Kecemburuan Erkan
55
Gara-gara Bodyguard Cantik
56
Masa Lalu Erkan
57
Liburan
58
Sidang Dadakan
59
Tamu Tak Diundang
60
Circle Absurd
61
Erkan Sakit
62
Hot News
63
Zia Berulah Lagi
64
Dasar Kucing Liar
65
Kolam Renang
66
Harga Diri Kejora
67
Tidak Mau Rugi
68
Istri Saya Memang Hebat
69
Kumpulnya Keluarga Besar
70
Mandul?
71
Janda Dadakan
72
Udah Ada Isi
73
Kejutan Buat Paksu
74
Lima Pandawa
75
Kabar Bahagia
76
Sindrom Couvade
77
Ray vs Erkan
78
Meet Up
79
Dasar Bocah Tengil
80
Emak-emak Rumpi
81
Bayi Kolot
82
Erkan Semakin Posesif
83
Asep vs Violla
84
Erkan Takut Ulat
85
Lagi Sensi
86
Episode Terakhir
87
Part Bonus 1
88
Part Bonus 2
89
Part Bonus 3
90
Happily Evil After

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!