"Kamu jangan sok tahu Nyu. Kita harus belok kanan!"
"Tidak Al, aku ingat betul jalan ini. Dari tempat ini kita seharusnya belok kiri untuk bisa sampai ke pos dua."
"Cih, memang sudah berapa kali kamu mendaki gunung Slamet, Nyu? Aku sudah dua kali mendaki, seharusnya kamu yang mengikuti perkataanku!"
"Tapi Al...?"
"Sudah, sudah, sudah. Mengapa kalian justru ribut sendiri? Karena Aldo yang sudah dua kali mendaki gunung ini, kita ikuti instruksi dari Aldo saja, Nyu. Kita tinggal mengikutinya dari belakang."
Pada akhirnya, perdebatan antara dua lelaki bernama Banyu dan Aldo itu terhenti di saat salah seorang teman perempuan mereka menghentikan perdebatan itu. Banyu pada akhirnya mengalah. Ia ikuti kemana langkah kaki Aldo meski hati kecilnya mengatakan seharusnya mereka belok kiri.
Empat orang pendaki itu melanjutkan perjalanannya untuk turun menuju pos dua. Seperti biasa, mereka menyusuri hutan ini diiringi dengan canda tawa untuk mengusir segala rasa lelah yang mulai terasa. Tiga jam mereka berjalan menyusuri hutan padahal seharusnya dalam waktu dua jam saja mereka sudah bisa sampai di pos dua. Mereka sadar bahwa jalan yang mereka ambil keliru sehingga membuat mereka tersesat.
"Al, ini mengapa kita masih berputar-putar di dalam hutan? Seharusnya hanya dalam waktu dua jam kita sudah bertemu dengan pos dua tapi mengapa tidak kunjung bertemu?"
"Ahh... diam kamu Sel, aku yakin ini jalannya. Kamu saja yang tidak tahu. Sebentar lagi kita pasti akan tiba di pos dua."
Entah apa yang ada di dalam kepala Aldo namun ia mencoba untuk menyanggah ucapan Selly. Padahal ia tahu bahwa jalan yang ia tunjukkan keliru. Namun lelaki itu mencoba untuk tetap tenang sehingga tidak membuat para wanita merasa cemas ataupun ketakutan.
Banyu semakin yakin bahwa jalan yang dipilih oleh Aldo merupakan jalan yang salah. Sebuah jalan yang justru mengantarkannya ke jalur larangan. Karena sedari tadi ia sama sekali tidak berpapasan dengan para pendaki lain yang melewati tempat ini.
Langit yang semula nampak terang kini mendadak gelap. Pohon-pohon yang tinggi menjulang dan rapat membuat suasana gelap semakin terasa. Banyu semakin yakin bahwa saat ini ia bersama ketiga temannya tengah tersesat.
Banyu yang berada di posisi belakang entah mengapa tiba-tiba saja bobot tubuhnya terasa berat sekali. Padahal tidak ada sesuatu yang berat yang ia masukkan ke dalam carrier. Tak ayal bobot tubuh yang terasa berat itu membuat napasnya ngos-ngosan.
"Hei, ada apa denganmu Nyu? Mengapa kamu malah duduk-duduk di sana?"
Aldo berteriak lantang saat melihat Banyu duduk berselonjoran di salah satu sisi hutan. Mungkin ia teramat heran karena melihat Banyu malah bersantai-santai padahal langit sudah terlihat mendung dan bisa dipastikan sebentar lagi kabut akan turun.
"Tunggu sebentar Al. Badanku rasanya berat sekali. Lihatlah, napasku ngos-ngosan seperti ini!"
Lelaki bernama Aldo itu hanya bisa berdecak kesal. Ia berpikir jika tidak cepat-cepat keluar dari area hutan ini, bisa dipastikan sampai malam mereka akan berada di hutan ini. Dan hal itu akan sangat berbahaya sekali karena masih banyak binatang buas yang berkeliaran.
"Ayolah Nyu jangan seperti itu. Kita harus segera keluar dari hutan ini. Jika tidak, kita akan menjadi santapan binatang buas," ucap Aldo yang justru semakin membuat bulu kuduk berdiri.
"Sebentar Al, tubuhku benar-benar terasa berat sekali. Aku ingin istirahat sejenak!"
"Baiklah kalau begitu, kamu beristirahat sembari kita berjalan pelan ya. Jika kamu sudah tidak merasa lelah, kamu bisa berlari untuk menyusul kita!"
Merasa sudah tidak berdaya, Banyu menganggukkan kepala begitu saja. Saat ini, ia hanya ingin mengistirahatkan tubuhnya yang terasa berat sekali. Pada akhirnya, Aldo dan dua temannya kembali melangkahkan kaki dengan perlahan. Sesekali mereka berteriak memanggil nama Banyu dan disahuti oleh Banyu sendiri sebagai pertanda bahwa mereka tidak sama-sama kehilangan jejak. Hingga pada akhirnya, Banyu merasakan sesuatu yang berbeda. Kondisi yang ada di hadapannya tiba-tiba semakin gelap dan jarak padangnya semakin terbatas.
Banyu bangkit dari posisinya. Sedikit berlari ia mencoba untuk mengikuti ke mana perginya ketiga temannya.
"Aldo ... Selly .... Anggi!!!"
Banyu meneriakkan nama-nama temannya, namun sayang tidak ada sahutan dari mereka...
.
.
. bersambung
Nah, sekarang sudah tahu siapa nama Kukuh yang sebenarnya ya Kak... Hehe hehe ternyata namanya Banyu.. ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
oh namanya banyu artinya air dong😅
fiks si banyu ada yg ngikut itu
2022-06-15
1
⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺
namanya banyu y jangan kukuh ahhh kuranh sreg hehehehe ✌ thorr
2022-05-23
1
𖣤᭄ اندي وحي الد ين
Ngga semestinya dan di larang keras untuk meninggalkan teman satu perjalanan pendakian wlwpun teman itu sedang terluka! Tetap harus dalam kelompok😤
2022-05-20
5