Masih Pov Banyu
Kubuka kelopak mata ini perlahan saat kurasakan hawa dingin memeluk raga. Gelap, hanya ada bias-bias sinar rembulan yang memenuhi sudut-sudut tempatku berada. Kuedarkan manik mata ini ke sekeliling, yang aku lihat hanya stalaktit dan stalagmit yang mendominasi. Ya, aku semakin yakin bahwa saat ini aku berada di sebuah goa.
Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang aku alami. Terakhir, aku hanya ingat saat tubuhku terpeleset dari tebing curam dan kulihat tubuhku terkapar tiada berdaya setelah menghantam salah satu sisi tebing dan saat ini aku masih bisa tersadar? Apakah ini hanya sukmaku saja? Sedangkan ragaku berada di bawah tebing curam itu?
Semua pertanyaan yang berputar di kepala seketika terpangkas saat kulihat sosok makhluk yang tiba-tiba berdiri di hadapanku. Sosok makhluk perempuan yang sangat cantik dengan mengenakan kemben dan kain jarik. Sedangkan rambutnya di sanggul dengan sedikit hiasan bunga melati.
"Selamat datang calon rajaku!"
Kudengar sosok perempuan itu menyambut kedatanganku dengan seutas senyum yang tersungging di bibirnya. Senyum itu tidak nampak manis namun justru nampak begitu mengerikan yang membuat bulu kuduk ini kian meremang.
"Siapa kamu? Dan mengapa aku berada di tempat ini?"
Aku tersentak saat mendengar sosok perempuan ini terkikik seperti seseorang yang sedang dipenuhi oleh rasa bahagia. Jika mendengar dari cara perempuan ini tertawa, aku semakin yakin bahwa perempuan ini merupakan makhluk tak kasat mata. Dan saat ini sukmaku sedang terperangkap ke dalam sebuah dimensi yang berbeda.
"Bukankah kamu yang mengantarkan sukmamu sendiri kepadaku? Lihatlah, aku bahkan menyambutmu dengan sempurna dengan adanya dayang-dayangku ini."
Bibirku semakin menganga saat tiba-tiba saja beberapa makhluk berwujud perempuan layaknya dayang-dayang mulai berdiri di belakang sosok perempuan yang berkomunikasi denganku ini. Wajah mereka sama-sama pucat bak wajah orang-orang yang sudah mati.
"Aku mengantarkan sukmaku kepadamu? Bagaimana mungkin? Aku tidak merasa mendatangimu. Justru seharusnya aku yang bertanya bagaimana bisa aku sampai di tempat ini."
Aku tidak paham bagaimana cara menghadapi makhluk tak kasat mata seperti ini. Namun sepertinya aku harus berhati-hati agar makhluk itu tidak murka yang mungkin akan semakin membuatku di ambang bahaya.
Lagi, kudengar sosok perempuan itu terkikik. Kulihat, tubuh perempuan itu semakin mendekat ke arahku. Dia nampak melayang saat mencoba merapatkan tubuhnya ke tubuhku.
"Kamu sudah mengambil batu keabadian yang kumiliki. Dan siapapun yang mengambil batu itu, sudah selayaknya menjadi rajaku."
Aku semakin membelalakkan mataku lebar. Aku rasa makhluk ini salah sasaran karena aku merasa sama sekali tidak mengambil batu yang ia sebut dengan batu keabadian itu. Jangankan mengambil, melihat wujud batu itu seperti apa saja aku tidak tahu.
"Batu keabadian apa? Aku benar-benar tidak mengerti."
"Batu yang kamu ambil dari mata air di mana kamu mandi. Itulah batu keabadian milikku yang telah kamu ambil. Siapapun yang mengambil itu, sudah semestinya untuk menjadi rajaku!"
Menjadi raja? Itu artinya aku menjadi pendampingnya? Tidak, tidak, tidak, aku tidak mau. Aku ini manusia bukan makhluk tak kasat mata. Tidak seharusnya aku menjadi pendamping makhluk seperti ini. Meski makhluk ini terlihat sangat cantik namun aku sama sekali tidak tertarik. Aku masih ingin menghabiskan sisa hidupku bersama golongan manusia bukan golongan jin seperti ini.
"Aku sama sekali tidak mengambil batu keabadian itu. Bahkan wujudnya pun tidak aku ketahui."
Aku mencoba untuk menyanggah semua yang dilontarkan oleh makhluk ini. Karena memang kenyataannya aku tidak mengambil apapun dari tempatku berendam di mata air itu. Meski baru sekali aku mendaki gunung, namun aku paham betul tata krama saat berada di tempat seperti ini.
"Batu itu berada di saku celanamu dan jika kamu tidak bisa mengembalikan batu itu, aku pastikan kamu tidak pernah bisa keluar dari tempat ini."
Mendengarnya mengucapkan hal itu, sontak aku langsung meraba kantong celana. Namun tidak dapat aku temukan. Hal itulah yang semakin membuatku yakin jika sukmaku terperangkap di dimensi ini. Sedangkan batu itu, berada di saku celana yang dikenakan oleh tubuhku yang saat ini berada di bawah tebing berbentuk curug dimana aku terjatuh.
"Aku akan mengembalikan batu itu. Dengan begitu aku tidak harus menikah denganmu."
"Tidak semudah itu. Jika kamu ingin mengembalikan batu itu, aku ingin benda itu dikembalikan oleh seorang wanita yang berhati bersih dan masih suci. Dan aku juga tidak bisa menjamin bahwa kamu akan bertahan dengan kondisi tubuh yang terjatuh dari tebing curam. Jika tidak ada seorang pun yang menemukan tubuhmu, aku pastikan sukmamu akan tetap berada di dimensi ini."
Rasa-rasanya tubuhku melemas seketika. Wanita berhati bersih dan suci mana yang akan mengeluarkanku dari perangkap dimensi lain seperti ini?
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
mang harus beneran di taro lagi ya biar ruh banyu kembali ke jasad nya
2022-06-15
1
𖣤᭄ اندي وحي الد ين
Susah klw sudah terperangkap dalam dimensi lain! Apalagi hal hal mistis di luar nalar manusia biasa!🤧
2022-05-21
2
🍁Katrin❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ
Lanjut lg👍😊
2022-05-13
1