Sudah sampai di rumah, Raga tengah didudukkan dihadapan sang ayah dengan menatap ke sembarang Arah.
"Mau ditaruh dimana muka keluarga kita, kalau sampai kamu melakukan hal yang sangat memalukan seperti tadi." Ucap sang ayah dengan tatapan penuh dengan kekesalan terhadap putra sulungnya.
Raga sama sekali tidak menatap orang tuanya, sama halnya terasa dongkol dan juga sangat kesal.
"Keputusan Papa sudah bulat, bahwa besok siang kamu akan menikah secepatnya. Tidak ada alasan apapun darimu, titik." Ucapnya lagi oleh Beliau dengan keputusannya.
"Pa! kenapa mesti aku sih? kan, ada Lindan?"
Dengan pikirannya yang mulai memanas dan terasa dongkol, Raga tidak peduli jika dirinya harus membentak orang tuanya sendiri.
"Suatu saat nanti kamu akan mengetahui sendiri, kenapa Papa tetap bersikukuh untuk menikah dengan perempuan yang sudah menjadi keputusan Papa." Jawab Tuan Hamas tetap bersikukuh.
"Oh, jangan-jangan Papa yang melaporkan aku ke polisi." Tuduh Raga lewat tebakannya, lantaran dirinya dipaksa untuk menikah.
"Kamu salah besar menuduh Papa, yang jelas keputusan Papa sudah bulat untuk menikahkan kamu dengan Leyza, titik." Kata Tuan Hamas yang tetap akan menjodohkan putranya dengan perempuan yang sudah menjadi kesepakatan sebelum orang tua Leyza meninggal.
"Aku tahu sekarang, pasti Lindan yang sudah memata-mataiku dan melaporkan aku ke polisi. Kesini kau Lindan! cepat."
Suara yang cukup lantang serta dengan tuduhannya, Raga memanggil adiknya, yakni Lindan.
Lindan yang baru saja lewat dari ruang keluarga, ia menoleh pada sang kakak yang tengah memanggil namanya yang cukup keras.
Dengan santai, Lindan berjalan mendekati Raga yang seperti tengah dihakimi oleh ayahnya.
"Kak Raga menuduhku? apa untungnya aku melaporkan Kakak, tidak ada untungnya sama sekali." Kata Lindan dengan santai, Raga semakin kesal mendengarnya.
"Kamu memang pendiam, tapi otak dan hatimu benar-benar sangat kotor, bahkan licik." Ucap Raga yang semakin geram saat menatap adik laki-lakinya.
Lindan tersenyum tipis, seakan apa yang diucapkan oleh kakaknya sendiri tak bermutu sama sekali.
"Terserah Kak Raga mau menuduhku apa saja, aku tak 'kan peduli." Kata Lindan dengan santainya dan memilih untuk pergi dari hadapan sang kakak begitu saja.
Tuan Hamas yang melihat perseteruan antara Lindan dan Raga, Beliau memilih untuk diam sejenak. Setelah selesai dan putra bungsunya sudah kembali ke kamarnya, Tuan Hamas kembali mengajak Raga untuk bicara.
"Tidak ada hubungan apapun terhadap Lindan, karena pelaku yang melaporkan kamu itu memanglah bukanlah adik kamu maupun Papa. Tetapi, masa lalu kamu sendiri." Ucap sang ayah yang akhirnya memberi kode pada putranya.
Raga yang penasaran, berusaha untuk mengingat dengan masa lalunya, tetap saja tidak mendapatkan titik temu siapa yang sudah melaporkan dirinya.
"Memang siapa masa laluku, Pa?" tanya Raga yang mana rasa ingin tahunya sangat besar.
"Mana Papa tahu, Pak Polisi yang bicara seperti itu. Pokoknya, besok akan menikah dengan Leyza, tidak ada alasan apapun untukmu menolak." Jawab Tuan Hamas dan tetap bersikukuh dengan keputusannya.
Raga yang tidak mempunyai cara lain untuk menggagalkan pernikahannya, mau tidak mau dirinya tetap menerima keputusan dari ayahnya.
Meski terasa sangat dongkol sekalipun, Raga tidak bisa menolaknya.
"Terserah Papa, aku akan terima keputusan dari Papa dengan perjanjian yang sudah kita sepakati. Jika aku tidak bisa jatuh cinta dengan Leyza, maka aku akan menceraikannya." Ucap Raga yang teringat dengan perjanjian yang sudah disepakati oleh Tuan Hamas dan putranya.
"Ya, sebaliknya juga. Jika sampai kamu jatuh cinta dengan Leyza, Papa akan memisahkan kamu. Ingat, jaga baik-baik ancaman dari Papa ini. Sampai kamu melanggar dan merengek, hukuman akan semakin berat untuk kamu." Kata Tuan Hamas yang tidak tanggung-tanggung memberi ancaman kepada putranya, Raga Dirwagana.
"Ok, dil." Jawab Raga sambil mengulurkan tangannya, sang ayah menerimanya dan keduanya saling berjabat tangan.
Sedangkan di tempat lain, Leyza tengah disibukkan dengan kegiatan barunya. Saat itu juga, Leyza mendapatkan panggilan.
"Leyza, ada telpon nih untuk kamu, Nak." Panggil ibu pengasuhnya, Ley segera menoleh dan menerima gagang telpon.
Dengan sangat hati-hati, Leyza menerima panggilan dari seseorang yang menurutnya sangat penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
gk sbr nunggu sih raga bucin terossss dipisahlan langsung.. wkwkwkk
2022-05-12
0
Tufa Hans
Up Thor... semangat ayo semangat 💪💪💪
2022-05-09
0