WAKTU ( Untuk Sebuah Rasa )
Happy reading ..
***
Malia’s POV
Namaku Malia.
Malia Leonard dan aku anak tunggal.
Aku seorang perempuan yang Independen.
But wait, Independen dalam artian berpikir loh ya.
Bersikap juga sih, hehe. Karena kedua orang tuaku tidak terlalu mengatur hidupku kala aku telah beranjak dewasa.
Tapi bukan berarti sejak kecil hingga sampai aku belum dewasa kedua orang tuaku itu sempat terlalu mengekang ku juga.
Karena Papa dan Mama, begitu aku memanggil kedua orang tuaku, termasuk orang tua yang berpikiran terbuka, tapi dengan catatan-catatan kecil yang, yaaaah.. lumayan banyak.
Hehehe, maklum, namanya juga orang tua yang cuma punya anak satu aja. Perempuan lagi, ya kan?.
Meskipun orang tuaku itu tidak terlalu mengatur hidupku dan tidak membatasi pergaulanku, tapi aku tetap menjaga pergaulanku sendiri.
Dan yah, aku juga sedikit pilah-pilih dalam berteman. Bukan berarti sombong loh ya, aku menjalin pertemanan dengan banyak kalangan. Tidak melihat seseorang dari latar belakang kehidupan atau keluarganya.
Kalau pertemanan biasa ya seperti itu. Tapi soal sahabat, aku hanya punya satu.
Avi namanya. Adik dari seseorang yang .... kiranya akan cukup banyak kusebut dalam ceritaku.
Ehem,
Dia ..
Reiji!
Namanya.
Nama panggilannya.
Dan Reiji adalah kakaknya Avi.
Dan pria bernama Reiji itu .. adalah suamiku.
Yang membuatku harus menikahinya, karena perjodohan yang dibuat oleh kedua orang tuaku dan orang tuanya Reiji dan Avi, sahabat kentelnya Papa sama Mama. Dan bodohnya aku..
Bukan bodoh sih ya, lebih ke rasa ga tega sama Papa dan Mama yang kayaknya menaruh harapan besar pada perjodohanku dan Reiji, lebih tepatnya.
Dan ini adalah ceritaku ..
Malia’s POV off
***
Reiji’s POV
Namaku Reiji.
Reiji Shakeel dan aku merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Dimana aku memiliki satu orang adik perempuan. Avi namanya.
Aku seorang Pilot pesawat komersial.
Seorang Pilot yang hobi masak. Jago malah!.
Ganteng?, Of course!.
Pilot kan jarang yang jelek, ye ga?.
Hehehehehe ...
Don’t judge me, sebagai orang yang narsis, oke beibs?.
( Walaupun mayan narsis juga aslinya ). Hahaha!!! ... Tapi aku cowok penyayang, catet!.
Dan aku korban perjodohan.
Hahaha.. lebay banget..
Tapi soal dijodohkan itu bener.
Kalau dibilang korban ya engga sih. Yang dijodohin dengan aku itu cewe cakep soalnya. Hehe ..
Yap, aku dijodohkan oleh putri semata wayang sahabat dari kedua orang tuaku.
Malia.
Sahabat adikku.
Dan ini adalah ceritaku ..
Reiji’s POV off
***
Malia’s side ...
Sebagai anak tunggal, dan lagi orang tuaku termasuk dalam kalangan yang bisa dikatakan berada. Berkecukupan.
Aku terbiasa mendapatkan apa yang aku inginkan.
Tapi Reiji, suamiku itu, tidak pernah masuk dalam daftar keinginanku meskipun Reiji dari sejak dulu aku mengenalnya, tidak perlu diperhatikan secara seksama pun bukan rahasia jika wajah dan perawakannya masuk kedalam daftar most wanted man yang ingin wanita-wanita jadikan pendamping mereka.
Apalagi, profesi Reiji yang seorang pilot itu seolah melengkapi kesempurnaan dirinya untuk menjadi suami idaman.
Dahlah tampan, tubuh atletis yang pas, serta mapan dalam pekerjaan. Jangan lupakan dadanya yang senderable itu.
Rasanya perempuan normal tidak mungkin tidak menoleh jika Reiji lewat didepan mereka.
Termasuk, ya, aku.
Meski begitu, aku hanya sebatas mengagumi Reiji saja.
Pernah sangat mengagumi si Reiji sih waktu SD.
Catet tuh ya, waktu SD!.
Tapi hanya sebatas itu aja sih.
Tak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranku untuk menarik perhatian Reiji sebagai seorang perempuan pada lawan jenisnya, apalagi sampai menikah dengannya.
Apalagi dia kakaknya Avi, sahabatku yang akrab denganku sejak kecil. Dan karena itu pula, dari sejak kecil aku sudah mengenal Reiji.
Jadi mungkin saja karena sudah mengenal Reiji begitu lama, sebagai kakaknya Avi, dan sudah terbiasa dengan Reiji dalam kehidupanku, jadi pesona Reiji tidak menggubris hatiku dan aku tidak pernah berpikir untuk hidup bersama dengannya sebagai suami istri terlebih lagi.
Lagipula sepanjang aku mengenal Reiji, selain ketampanan dan kelebihan profesinya sebagai seorang pilot dengan kehidupan yang mapan, bagiku tidak ada poin lebih dari Reiji. Dari dulu sampai sekarang, laki-laki itu adalah orang yang miskin ekspresi. Juga, pelit ngomong.
Tapi Reiji juga punya sisi cerewet.
Membuatku kadang merasa canggung kalau dia suka ikut nimbrung bersamaku dan Avi. Jangankan memulai pembicaraan sampai bicara panjang lebar, kalo ditanya aja, Reiji jawab sekenanya.
Menyebalkan!.
Saat itu bahkan aku berpikir, perempuan yang jadi pendamping atau pacar Reiji pastilah perempuan yang berhati besar dan punya stok sabar yang berlimpah.
Maka aku pernah berucap, “Pacar atau istrinya Reiji, selain bahagia punya suami ganteng dan mapan, harus ekstra sabar tuh menghadapi cewe-cewe yang pasti banyak ngegodain Reiji. Belom lagi si Reiji dingin banget kayak***freezer frozen food\,***tapi cerewet juga"
Setidaknya aku sudah beberapa kali kena 'kecerewetan' nya Reiji.
"Entah beruntung atau sial itu cewe yang bakal jadi pendamping Reiji ....”
Terus lagi aku bilang,
“Jangan sampe deh gue dapet pasangan kayak si Reiji itu”
Malaikat pun mencatat ucapanku itu. Dan Tuhan mengabulkan.
Sial!.
Ah, maaf Tuhan ... bukan aku mengumpat padamu.
Aku sungguh berterima kasih pada Tuhan yang selama ini baik padaku dan mengabulkan segala doaku.
Tapi doaku yang satu itu, mengapa terkabul sih?.
Bukan apa... Saat aku bilang ‘Jangan sampe aku dapet pasangan kayak si Reiji itu’, iya itu sungguh-sungguh aku katakan.
Iya Tuhan mengabulkan.
Aku memang tidak diberikan pasangan macam si Reiji itu.
Tapi lebih parah!.
Malah si Reiji-nya bulat-bulat yang Tuhan berikan padaku.
Oh Tuhaaaannnn!... Entah aku harus bersyukur atau merutuki nasibku ini.
Tapi ya sudahlah, toh nasi sudah jadi bubur. Tangan yang Kuasa sudah menunjuk Reiji sebagai suamiku.
Hhhh ...
Maafkan jika aku banyak mengeluh akhir-akhir ini padamu oh Tuhan ...
Tapi ya sudah, biar bagaimanapun aku menerima ketentuan Tuhan yang membuat aku harus menikah dengan Reiji.
Setidaknya tampang Reiji bisa sangat dibanggakan buat dibawa ke kondangan, pekerjaan Reiji bisa aku banggakan jika aku berkumpul dengan para ahli gibah di tempatku bekerja.
Ya sudah.......
Meski aku tidak pernah menginginkan Reiji untuk menjadi suamiku, aku terima saja jalan takdir ini.
Aku pun tak tahu bagaimana perasaan Reiji padaku. Yang jelas dia nampak terima-terima saja dijodohkan olehku.
Perjodohan yang dilakukan orang tuaku dan sahabat mereka, yakni orang tua Reiji dan Avi tanpa sepengetahuanku dan bahkan Reiji juga tidak tahu.
Biarlah, tak mengapa. Asal orang tuaku bahagia. Alasan Reiji pun sama denganku.
Toh orang tua Reiji dan Avi sudah layaknya orang tuaku sendiri, mengingat aku mengenal mereka sepanjang hidupku ini. Begitupun hubungan Reiji dan orang tuaku.
Meski kurasa juga belum ada cinta yang tumbuh dalam hatiku untuk Reiji, dan mungkin juga Reiji sama denganku.
Tapi mungkin saja, seiring waktu kami sering menghabiskan waktu bersama, perlahan cinta itu akan tumbuh dihatiku dan hati Reiji untuk kami berdua saling merasakannya kelak.
Matahari saja memiliki sinar yang redup saat pertama kali muncul di ufuk timur.
Namun seiring hari, akan semakin kuat cahayanya.
Mungkin saja aku dan Reiji akan menjadi seperti matahari yang baru muncul itu. Dan kami akan saling merasa terikat melalui hati, mengenal apa itu ‘Cinta dan Mencintai’ seiring waktu kebersamaan kami.
*****
To be continue ....
Enjoy cerita barunya Emak ini yah,
Semoga syuka.
Makasih udah mampirrr....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
harie insani putra
aku absen jg akh siapa tahu dpt kunjungan balik....hahahaha...salam knal thooorrrr
2022-10-16
0
Lindra
hadirr lagiii ...
2022-06-23
1
Irma Ya
hadir ma
2022-06-15
1