Selamat membaca..
***
REIJI
Tak lama setelah Malia mencekokiku dengan carrot cake yang rasanya masih aneh di mulutku itu, ia pamit untuk pergi ke toilet.
Beser apa itu dia?. Setiap berhenti di satu tempat pasti nyariin toilet.
Entah kenapa perempuan gemar sekali ke toilet?.
Ah ya sudahlah! ...
Aku kembali pada ponselku saat Malia sudah pergi ke toilet.
“Ji???...”
Sampai sebuah suara yang sepertinya aku kenal membuatku yang sedang duduk bersandar dan tertunduk itu kemudian sedikit mendongak, tak lama setelah Malia masuk ke dalam toilet yang berada berjarak dari meja tempat kami duduk.
“Weh, Bas!”
Ternyata si Abbas, temanku waktu di SMA.
Akupun langsung tersenyum lebar seraya berdiri saat melihat, ternyata si Abbas, kawan akrabku sejak SMA.
Padahal baru aku mau menyapa dia dan beberapa kawan akrabku yang lain yang tergabung disatu grup chat dalam sebuah aplikasi, karena tempat ini mengingatkanku pada mereka, yang sudah lama tidak kutemui.
Aku dan Abbas kemudian berpelukan layaknya lelaki lalu terkekeh kecil bersama, setelah kami saling menyapa dengan dicampur guyonan.
Abbas balik menawarkanku untuk bergabung bersama dia dan ceweknya di meja Abbas yang ada di outdoor. Tapi berhubung Malia belum balik, ya jadi aku dan Abbas ngobrol ngalor ngidul dan juga masih sama-sama berdiri.
Sampai akhirnya si Abbas nanya, “Eh iya, ngomong-ngomong lo sama siapa kesini, Ji?”
“Calon bini!”
Aku menyahut cepat.
Dan seperti yang aku duga, si Abbas pasti kaget dengernya.
Sampai si Abbas memastikan lagi sembari nanya soal keseriusan ucapanku soal calon bini dan melepas masa lajang.
Dan aku menjawab dengan sangat yakin kalau emang itu benar adanya.
Yah, soalnya Malia udah memastikan dia ga akan berubah pikiran buat nikah sama aku kan?. Jadi sekarang kalau aku begitu pedenya ngomong sama si Abbas kalau aku akan menikah boleh dong?.
Abbas pun geleng-geleng sembari tersenyum lebar saat aku bicara dengan yakinnya soal calon bini dan melepas masa lajang. Habis itu Abbas ga lagi memastikan.
Toh Abbas tahu kalau dari sejak SMA aku bukan cowok yang suka godain cewek-cewek cakep di sekolah macam dia. Jadi saat aku bilang secara tidak langsung aku akan menikah, Abbas pun percaya.
Emang harus percaya.
Kan aku ngomong bener juga?.
Abbas yang kayaknya penasaran dengan perempuan yang aku katakan sebagai calon bini itu kemudian langsung menanyakan si calon bini yang lagi pergi ke toilet.
Lalu aku dan Abbas kembali mengobrol ringan yang disertai kekehan-kekehan kecil.
***
Ditengah obrolan ringanku dan Abbas dan Malia belum juga balik dari toilet, (betah banget lama-lama didalem toilet).
“Ini...”
Si Abbas menunjuk ke arah carrot cake yang tinggal setengah potongan pada sebuah piring kecil.
Aku tanya kenapa, dan si Abbas langsung ngucap yang terdengar macam gumaman.
“Carrot cake ..”
Habis itu Abbas lalu memandang padaku dan menampakkan senyum lebar yang aneh banget menurutku.
“Aigoo!.. jangan bilang kalo lo calon bini lo itu si Shirly, Ji?!”
Hah?.
Kata si Abbas jodoh ga kemana.
Apaan?. Dia mikir calon istri aku itu Shirly gara-gara carrot cake gitu?. Aku jadi geli sendiri.
Tapi ga salah juga sih, kalo si Abbas ngiranya begitu.
Shirly termasuk dalam geng kami kalo bisa dibilang.
Abbas dan tiga teman kami lainnya tahu betul kalau si Shirly itu suka banget sama carrot cake, dan selalu memesan itu dessert setiap kali kami kumpul di suatu tempat, kalau tempat tersebut menyediakan itu satu dessert berbahan dasar wortel.
Dan memang ga salah juga, kalau Abbas menduga Shirly lah calon istriku setelah melihat ada carrot cake di mejaku. Soalnya kan.......
Ah sudahlah, ga perlu dibahas.
“Eh Bas..”
Lebih baik aku segera meralat dugaan Abbas.
Tapi sebelum sempat meralat dugaan Abbas, Malia keburu muncul dan aku tak jadi meralat dugaan Abbas yang mengira perempuan yang kusebut sebagai 'calon bini' itu adalah Shirly. Orangnya udah nongol.
Malia.
Calon istriku.
***
Dan of course si Abbas terkejut saat melihat Malia. Dimana aku langsung mengatakan pada Abbas kalau cewek cakep yang baru aja muncul dibelakang kami itu, dialah calon istriku.
Bukan Shirly.
Bisa-bisanya si Abbas mikir kalau aku akan menikah dengan Shirly Cuma gara-gara carrot cake?.
Biarpun Shirly juga udah.. ah udahlah ga penting dibahas.
Yang penting aku harus buru-buru memperkenalkan Abbas dengan Malia agar si Abbas ga ngomong yang aneh-aneh soal Shirly dan membuat Malia salah paham nantinya.
Meski rasanya sih ga bakal juga Malia salah paham. Kayaknya ga bakal Malia anggap penting soal Shirly. Malia ga cinta kan sama aku?.
Jadi jika Malia salah paham apalagi cemburu, rasanya jauh.
Ga tau juga apa Malia notice dengan pembicaraanku dan Abbas sebelumnya.
Jadi aku mengatakan dengan yakin pada Abbas sambil mendekatkan Malia padaku, kalau cewek inilah calon istriku.
Lalu aku buka suara lagi sembari menatap sekilas pada Malia untuk memperkenalkan Abbas padanya.
“Lia, ini temen aku A- ...”
“Abbas Ramdan? ....”
Eh tau-tau Malia menyambar sebelum aku menyelesaikan kalimatku untuk memperkenalkan Abbas padanya.
Wait, wait ...
Malia dan Abbas saling kenal kah?.
Jangan bilang kalo mereka pernah pacaran?. Ah ga mungkin.
“Apa kalian saling kenal?”
Aku langsung saja bertanya setelah Malia menyebutkan nama Abbas dengan lengkap, sembari menatap keduanya.
“Ih, siapa juga ga kenal sama Abbas Ramdan sih? ...”
Malia langsung menyahut. Nampak antusias.
“Eh ralat, siapa yang ga tau Abbas Ramdan?...”
Malia bicara lagi.
Ya, ya gue lupa kalau si Abbas itu babang tamvan yang terkenal di negri ini. Mukanya sering banget wara-wiri di TV, apalagi si Abbas udah mulai debut main di film garapan sutradara Hollywood.
**
“Udah ga usah lama-lama salaman nya..”
Aku begitu saja melepaskan jabatan tangan Malia dan Abbas, meski aku melakukannya seperti orang bercanda.
Tapi ada rasa yang sedikit mengganggu aja kalo Malia lama-lama berjabat tangan dengan si Abbas. Haduh, masa aku posesif sih?.
No, it’s not me! ( Engga, itu bukan aku! ).
Aku bukan laki-laki yang posesif pada pasangan.
Cemburu?.
Masa cemburu sama Abbas?.. Enggalah.
*****
Sejenak sebelum kembali ke mejanya, Abbas merangkul pundakku dan berbisik pelan di telingaku.
“Mudahan dia ga denger gue ngomong soal Shirly tadi, jadi ga salah paham ..”
Aku sih tersenyum saja.
Rasanya ga mungkin Malia salah paham sampai cemburu .... dia ga cinta sama padaku, gimana bisa Malia punya rasa cemburu, kalau cinta aja ga ada di hatinya buatku?.
Bagaimana perasaan Malia yang sebenarnya pun aku masih tak tahu.
*****
“Abbas Ramdan itu temen lo Ji? ..”
Malia langsung bertanya padaku, saat Abbas sudah hengkang dari hadapan kami berdua.
Akupun mengangguk menanggapi pertanyaan Malia, sekaligus menyahut.
Lalu pertanyaan tak penting terlontar dari mulut Malia, tapi tetap aku jawab pertanyaan tak penting dari Malia itu.
Dan setelahnya aku mengatakan pada Malia jika Abbas menawarkan aku dan dia untuk bergabung di mejanya yang berada di area outdoor kafe.
Tak butuh waktu lama untuk Malia mengiyakan dengan anggukan-nya.
But wait!
Kenapa Malia semangat banget kayaknya aku ajakin gabung di mejanya Abbas?.
“Jangan bilang kamu fansnya si Abbas?”
Dan pertanyaan itu spontan tercetus begitu saja dari mulutku.
“Hehehe.. iya ..”
Dan sialnya, Malia mengakuinya.
Habis itu, Malia nampak antusias sekali untuk segera menyambangi mejanya Abbas.
“Ayo .. katanya mau gabung ke mejanya Abbas?..”
Malia dengan antusiasnya sampai menarik pelan lenganku.
Aku mengiyakan hanya dengan deheman saja.
Rasanya jadi malas menyambangi mejanya Abbas.
Dan semakin malas saat Malia bertanya kalau dia mau minta foto sama Abbas. Apa-apaan?!.
“Ga bisa!”
Keinginan Malia langsung aku patahkan, sebodo deh meski Malia langsung mengerucutkan bibirnya setelah aku bilang ga bisa.
Aku aja belom pernah foto bareng berdua sama Malia, masa aku mesti biarin Malia malah foto berdua sama si Abbas?.
Meskipun konteksnya adalah foto fans sama idolanya, tetep aja aku ga merasa rela.
Dan dari sejak aku berteman dengan si Abbas, baru ini rasanya aku enggan kumpul sama itu babang tamvan satu. Padahal tadi sempat aku mau ngetik di grup dimana aku dan Abbas ada di dalamnya, buat ngajakin ngumpul bareng.
Hish, kenapalah Malia harus ngefans sama si Abbas?.
Dan apa?.... Minta foto sama Abbas?
Oh tidak bisaaa!.
****
MALIA
“Toilet dimana Rei?...”
Selepas aku mencekoki Reiji dengan sepotong kecil carrot cake, tiba-tiba kurasa alam memanggil dan aku langsung menanyakan pada Reiji, dimana letak toilet dalam kafe tempatku dan Reiji berada sekarang ini.
Dan aku segera bergegas menuju toilet setelah Reiji menunjukkannya.
Kafe tempatku berada sekarang ini, kalau dibilang sedang ramai banget sih engga juga.
Tapi taunya sedikit ngantri di toilet.
Untungnya sih ga ngantri-ngantri amat juga.
Dan untungnya juga tiga pengguna toilet sebelumku tidak terlalu lama menuntaskan panggilan alam mereka di bilik toilet tersebut.
Jadi hingga sampai giliranku aku tidak sampai menunggu hingga belasan menit.
**
Aku segera keluar dari toilet setelah menuntaskan panggilan alamku dan sedikit ber touch up ria. Memeriksa keadaan make up di wajahku.
Yah aku hanya make up natural aja sih, ga yang gimana-gimana. Orang jalan santai, bukan ke undangan.
Well, setelah memastikan wajahku ‘baik-baik’ saja.
Dan setelah memoleskan lagi sedikit lip tint di bibirku, aku pun bergegas untuk kembali ke mejaku dan Reiji.
**
Reiji sudah tidak ada lagi di bangku pada meja kami saat aku sudah keluar dari toilet. Melainkan ia sedang berdiri menghadap area outdoor di dekat pintu penghubung area dalam dan luar kafe. Dan juga Reiji tidak sendiri.
Entah siapa yang sedang bersama Reiji, yang jelas ia seorang laki-laki.
Mungkin temannya Reiji. Entahlah.
Aku meneruskan langkah.
Dua laki-laki dengan tinggi badan yang kayaknya sama itu, nampak asik sekali mengobrol.
Bahkan Reiji juga belum menyadari kehadiranku yang sudah mendekat padanya, begitu juga laki-laki yang sedang mengobrol dengan Reiji itu.
Aku baru saja hendak memanggil Reiji, tapi kemudian laki-laki yang sedang mengobrol bersama Reiji itu berucap,
“Aigoo!.. jangan bilang kalo lo calon bini lo itu si Shirly, Ji?!”
Shirly lagi.
**
Bersambung..
Jangan lupa tinggalkan jejak
Loph Loph
Emaknya Queen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Aura Zahra Salsabila
berasa ngulang² baca nya ..
2022-05-12
0