Selamat membaca..
***
REIJI
Aku menyukai wortel memang.
Tapi wortel yang dijadikan kue, rasanya tidak akan bersahabat dengan lidahku.
Aku tidak pernah mencobanya, bahkan dari saat aku mengetahui jika ada kue yang dibuat dengan berbahan dasar buah berwarna oranye itu.
Bahkan Shirly sudah beberapa kali membujukku untuk mencobanya setiap kali ia memesan dessert tersebut, baik di kafe ini maupun di tempat lain. Aku selalu menolak untuk membuka mulutku setiap kali Shirly mencoba menyuapiku.
Tapi ..
“Rei ...”
Malia memanggilku saat ia telah menelan potongan kecil kedua, dari satu slice carrot cake dalam mulutnya.
“Aa ...”
Seperti yang sering Shirly lakukan dulu saat aku sedang hangout dengannya, tangan Malia kini sudah
memegang sebuah garpu kecil dengan potongan kecil carrot cake yang ada di atas garpu tersebut, lalu mengarahkannya padaku.
Hendak menyuapiku carrot cake tersebut. Aku sedikit terkejut, sampai aku spontan menarik pelan kepalaku ke
belakang.
“Kan aku bilang aku ga suka wortel dibikin kue begini, Lia..” Begitu kataku, dengan sehalus mungkin berbicara pada Malia.
Tapi lagi..
“Aku maksa..”
Malia berkata begitu.
“Aa ...”
Seperti halnya Shirly juga, (Bukan bermaksud membandingkan antara Malia dan Shirly loh ya)..
Malia kukuh ingin menyuapi aku sedikit carrot cake yang sudah ia potong tersebut.
Dulu, sampai dengan terakhir aku hang out bareng sama Shirly, perempuan setengah tomboy yang akrab denganku itu tak pernah bisa membuat aku membuka mulut untuk mencoba carrot cake yang selalu Shirly coba masukkan ke mulutku, dengan bujukan apapun.
Tapi kini..
Entah sihir apa yang Malia pakai, hingga aku pada akhirnya mau membuka mulutku dan membuat potongan kecil carrot cake yang sudah berada pada garpu kecil dalam pegangan Malia itu masuk ke dalam mulutku ini.
Malia tersenyum lebar, setelah aku mau menerima suapan carrot cake dari tangannya.
Dan rasanya aku tidak menyesal mencoba carrot cake yang selama ini tidak pernah mau aku coba rasakan, karena
senyuman lebarnya Malia yang nampak itu.
Ga tau, seneng aja gitu kalau Malia tersenyum lepas seperti itu.
Meskipun tetep aja rasanya aneh di mulutku rasa carrot cake yang selama ini ku hindari untuk kumakan.
Namun kemudian, Malia bertanya,
“Gimana? ... enak?...”
Aneh rasanya!.
Pengennya sih jujur ngomong begitu.
“Not bad... (Lumayan ...)”
Tapi malah itu yang keluar dari mulutku, sembari aku manggut-manggut.
Ku lirik Malia, dan dia mesam-mesem. Kayaknya dia ngerjain aku, dan dia tahu aku tetap tidak bisa
menerima rasa carrot cake itu di mulutku.
Tapi aku tidak protes akan itu.
Melihat meseman Malia, rasanya aku terkena mantra Semar Mesem.
Apakah Malia menggunakan itu ilmu pelet untuk memikat ku?.
Ah entahlah!.
Masa bodoh deh dengan itu.
Yang jelas ini anak, sedang bikin aku gemas karena meseman nya itu.
***
MALIA
Aku sudah berada di sebuah kafe berkonsep casual dining di daerah Dago, Bandung.
Aku dan Avi juga sebenarnya udah pernah punya planning buat ngunjungin ini kafe, waktu ga sengaja kita nemuin
sebuah blog yang reviewnya tentang kafe tempatku dan Reiji berada sekarang ini.
Eh malah aku datengnya sama kakaknya si Avi, Reiji, si calon suamiku.
Ga planning juga sih dateng ke tempat ini, karena aku tadinya hanya sekedar ngajak Reiji ngopi santai aja, saking ga tega liat muka Reiji yang kayaknya agak lelah akibat kelamaan nyetir.
Jadi usulan spontan dari mulutku buat ngajak Reiji rehat sebentar di sebuah coffee shop tercetus dari mulutku ini.
Soalnya Reiji ga mau aku gantiin buat nyetir.
Jadi ya udah, sambil jalan pulang terus nantinya mampir ke tempat belanja oleh-oleh dimana tempat itu adalah
tempat asalnya bolen kesukaan aku, aku ajak Reiji buat Rehat dulu, cari coffee shop yang searah dengan jalan kami menuju tempat oleh-oleh tersebut.
Dan tau-tau kafe tempatku dan Reiji berada sekarang inilah yang tercetus di mulutku, meski aku lupa namanya.
Tapi ternyata Reiji tau Kafe yang aku maksud.
Heran, katanya Reiji jarang ke Bandung, tapi dia tahu ini Kafe yang lumayan nge-hits sekarang.
Ah sebodo lah, yang penting akhirnya aku bisa sampai di Kafe yang pernah aku dan Avi rencanakan untuk kami
berdua kunjungi.
Dan yah, memang sesuai dengan beberapa review yang aku baca, kalau Kafe yang bernama NB ini memang cozy
banget tempatnya.
Singkat kata, aku dan Reiji sudah masuk ke dalam Kafe, memilih tempat di bagian dalam, padahal sih sebenarnya aku pengennya duduk di outdoor karena lebih asik tempat berikut ambiance nya.
Tapi kata Reiji takut akunya ga nyaman dengan asap rokok dari mereka yang sedang duduk di bagian outdoor Kafe.
Padahal sih aku juga ga masalah dengan asap rokok. Meski aku bukan perokok, dan sekalipun tidak pernah mencoba itu batangan nikotin.
Aku hanya sudah terbiasa dikelilingi oleh para perokok saja dari sejak kuliah hingga di tempatku bekerja sekarang. Bahkan papa juga seorang perokok, jadi aku biasa aja dengan yang namanya asap rokok.
Tapi melihat gelagat Reiji yang sepertinya sangat mengutamakan kenyamananku, ya akhirnya aku menyetujui saja
untuk duduk di tempat kami duduk sekarang.
Hingga seorang pelayan kafe datang dan menanyakan pesananku dan Reiji.
Aku memesan secangkir cappucino panas dan Reiji memesan secangkir kopi gayo.
Aku memang menyukai cappucino, baik dingin maupun panas.
Dan aku tidak berpikir untuk memesan yang lain lagi selain itu, karena aku sudah cukup juga ngemil, nyobain
makanan ini itu di tempat wisata yang aku dan Reiji kunjungi sebelumnya.
“Itu aja Kak? ....”
Si pelayan kafe itu melontarkan pertanyaan saat aku dan Reiji telah menyebutkan pesanan kami.
“Kamu mau pesan apalagi Li? ....”
Lalu Reiji bertanya padaku.
“Itu aja kayaknya Rei” Jawabku pada Reiji.
“Ga mau coba dessert disini? ....”
Reiji menawarkan.
“Eeemm....”
Akupun berpikir sejenak.
“Carrot cakenya enak loh”
Reiji berkata sebelum aku sempat memberikan jawaban.
Membuat aku sedikit merasa heran sih sebenarnya. Katanya si Reiji jarang maen ke Bandung, tapi dia buktinya tau
ini Kafe yang udah ada lumayan lama, meski baru ngehits sekarang-sekarang ini.
Dan Reiji bisa tahu salah satu dessert disini, plus Reiji bilang enak. Berarti Reiji sering dong dateng ke ini Kafe?. Mau nanyain hal itu, tapi si pelayan sudah keburu menginterupsi, dan akhirnya aku iyakan untuk memesan satu slice carrot cake yang Reiji bilang enak itu.
Yah, perut agak masih berasa kenyang sih, tapi aku selalu saja sulit untuk menolak makanan manis.
Hehehe ...
Well, aku punya sedikit rasa penasaran dalam hati soal ucapan Reiji yang ga sinkron dengan kenyataan. Menurutku.
“Katanya lo jarang maen ke Bandung?....”
Dan pada akhirnya pertanyaan itu tercetus dari mulutku.
Reiji pun mengiyakan.
“Tapi kok kayaknya lo udah sering kesini?. Buktinya lo tau aja itu carrot cake disini enak?....”
Aku masih dengan rasa penasaranku yan sedikit itu.
“Memang jarang aku ke Bandung, tapi kalau pas lagi main kesini, ya kafe ini yang sering aku datengin ....”
Akupun hanya ber-oh ria sembari manggut-manggut, setelah mendengar jawaban dari Reiji.
Setelahnya, aku dan Reiji sibuk dengan ponsel kami masing-masing sampai saat pesanan kami pun datang.
“Nih carrot cakenya...”
Aku segera menggeser piring berisikan satu potongan carrot cake setelah pesananku dan Reiji telah diantarkan ke meja kami.
Tapi Reiji bilang buat aku aja katanya.
“Ya udah bagi dua aja, Rei”
Terus aku bilang begitu sama Reiji, berhubung Cuma satu slice carrot cake aja yang dipesan Reiji tadi.
Tapi kemudian ucapan Reiji membuatku merasa ambigu.
“Aku ga suka kalau wortel dijadiin cake gitu”
Gitu kata si Reiji.
Laah, gimana itu coba?? ....
Terus aku bilang dong,
“Nah tadi kamu bilang ini carrot cakenya enak? ...”
Dan jawaban Reiji membuatku menautkan alisku dengan spontan.
“Ya itu kata Shirly sih ...”
Shirly?.
Siapa itu Shirly?.
“Shirly?....”
Aku sontak berucap dengan nada bertanya.
Spontan aja sih.
“Dia temanku”
Jawaban si Reiji sih begitu
Dan aku hanya ber oh ria.
Lalu aku memasukkan potongan kecil carrot cake ke mulutku yang rasanya ternyata memang enak sih.
Bener kata Reiji yang bilang carrot cake di Kafe ini tuh enak. Eh bukan kata Reiji sih, kata si Shirly.
Siapa tau itu dia. Yang jelas cewek pasti wujudnya si Shirly itu.
Masa temen? ....
Mantan kali.
Bodo ah, siapapun si Shirly itu, I don’t care.
Yang jelas ini carrot cake enak.
*****
MALIA
Iseng!.
Ucapan Reiji soal carrot cake, yang menurut ‘teman’ nya yang bernama Shirly itu enak, aku rasa tanggapan Reiji
tidak seperti itu.
Jadi aku iseng memotong kecil carrot cake dan aku sodorkan tepat di depan mulut Reiji.
“Aa ...”
Aku seperti sedang hendak menyuapi seorang balita.
Reiji sedikit terkejut, sampai menarik spontan pelan kepalanya ke belakang.
“Kan aku bilang aku ga suka wortel dibikin kue begini, Lia..” Ucap Reiji, tepat seperti dugaanku yang berpendapat kalau Reiji ga suka sama carrot cake.
Tapi aku tetap iseng. Coba maksa si Reiji walau dengan ucapan yang halus, meski aku tau pasti Reiji akan
berusaha keras untuk menolak membuka mulut dan menerima suapan carrot cake dari tanganku.
“Aa ...”
Aku masih iseng pada Reiji.
Tapi kalau dia ternyata nolak lagi ya udah. Aku ga akan maksain lagi.
Tapi eh tapi, ternyata Reiji mau membuka mulut dan menerima suapan carrot cake dari tanganku dong?!.
Meski sebelumnya Reiji terlihat nampak ragu.
Tapi pada akhirnya dia mau memakan carrot cake dari tanganku.
Entah Reiji merasa tak enak padaku atau apa, tapi yang jelas aku tersenyum lebar setelah berhasil menyuapi Reiji carrot cake yang aku sadari, jika Reiji tidak menyukainya.
Aku iseng lagi tanya pendapat Reiji setelah potongan kecil carrot cake yang suapkan ke Reiji itu sedang ia kunyah kemudian Reiji telan.
“Not bad... (Lumayan ...)”
Reiji menjawab sembari manggut-manggut, dan aku mesam-mesem melihat ekspresi Reiji.
Lucu!
Aku tahu lidah Reiji nampak sulit menerima rasa carrot cake yang sudah ia telan barusan itu, sedikit ekpresi akan
itu bisa aku tangkap di wajah Reiji yang orangnya malah berusaha mengiyakan jika carrot cake itu enak dengan pendapatnya di hadapanku.
Sukurin!.
Lagian, sok-sok-an rekomendasi makanan atas dasar pendapat orang ke aku.
Pendapat cewek lagi!.
Yang entah siapa itu dia bagi Reiji.
Rasanya tuh sebel aja gitu.
Eh tapi tunggu, tunggu! .....
Ini aku ga lagi cemburu kan ya?.
Bukan! Pasti bukan!
Cemburu itu ada kalo kita suka, cinta.
Sementara aku kan engga begitu ke Reiji?.
Jadi bukan cemburu rasanya, Cuma sebel aja.
Ya, sebel!
Karena si Reiji menawarkan makanan yang sepertinya punya story dengan cewek yang bernama Shirly.
Rese!
*****
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Lindra
aku sering bikin tuh carrot cake makk ... kalau lagi ngga ada wortel , pisang pun jadi
2022-06-29
0