Selamat membaca..
***
“Nih carrot cakenya...” Malia menyodorkan piring berisikan satu potongan carrot cake setelah pesanannya dan
Reiji telah diantarkan ke meja mereka.
“Buat kamu aja, Li ..”
“Ya udah bagi dua aja, Rei”
“Aku ga suka kalau wortel dijadiin cake gitu”
‘Laah??...’
Malia membatin heran.
“Nah tadi kamu bilang ini carrot cakenya enak? ...”
“Ya itu kata Shirly sih ...”
“Shirly?....” Malia sontak berucap dengan nada bertanya.
“Dia temanku”
“Oh” Malia hanya ber oh ria.
“Ya udah cobain itu carrot cakenya”
“Iya”
“Enak?..”
“Iya enak”
Malia menyahut setelah memasukkan potongan kecil carrot cake yang sudah ia telan juga.
***
“Rei ...”
Malia memanggil Reiji saat ia telah menelan potongan kecil kedua carrot cake dalam mulutnya.
“Aa ...” Dan tangan Malia kini sudah memegang sebuah garpu kecil dengan potongan kecil carrot cake yang ada di
atas garpu tersebut, lalu mengarahkannya pada Reiji.
Reiji sedikit terkejut, sampai menarik spontan pelan kepalanya ke belakang. “Kan aku bilang aku ga suka wortel
dibikin kue begini, Lia..” Ucap Reiji.
“Aku maksa..”
Malia berkata.
“Aa ...” Malia kukuh ingin menyuapi Reiji sedikit carrot cake yang sudah ia potong tersebut.
Reiji nampak ragu.
Dan tak lama Malia tersenyum lebar, karena Reiji mau membuka mulutnya dan Malia sukses membuat Reiji mencoba rasa carrot cake yang katanya Reiji enak, itupun berdasarkan pendapat seorang cewe yang katanya temennya Reiji, tapi Reiji sendiri tak pernah merasakannya.
“Gimana? ... enak?...”
“Not bad... (Lumayan ...)”
Reiji manggut-manggut. Malia mesam-mesem.
**
“Toilet dimana Rei?...”
“Itu disana...” Reiji menunjuk ke satu sudut dalam kafe tersebut.
“Ya udah gue ke toilet dulu, ya?...”
“Oke”
Reiji yang duduk disamping Malia itu segera berdiri dari tempatnya, dan bergeser keluar dari area meja.
Malia yang juga sudah berdiri, lalu berjalan keluar dari tempat duduknya.
“Bentar ya?”
“Iya...” Reiji pun mengangguk, dan Malia berjalan menuju sudut yang ditunjuk Reiji.
**
Reiji kembali fokus pada ponselnya saat Malia sudah melangkahkan kakinya untuk pergi ke toilet.
“Ji???...” Sebuah suara membuat Reiji yang sedang duduk bersandar dan tertunduk itu kemudian sedikit mendongak, tak lama setelah Malia masuk ke dalam toilet yang berada berjarak dari meja tempat Reiji dan Malia.
“Weh, Bas!”
Reiji langsung tersenyum lebar seraya berdiri saat melihat seorang laki-laki yang kurang lebih seumur Reiji yang menegurnya barusan adalah orang yang Reiji kenal.
“Anjiiiir Reiji Shakeelll. Makin tamvan aja lo gue liat!”
Reiji terkekeh sejenak, lalu berpelukan layaknya lelaki dengan laki-laki yang Reiji panggil ‘Bas’ tersebut.
“Pa kabar Bapak Abbas Ramdan sang aktor yang digilai banyak perempuaannn!!...”
“Sa ae lo Bambang!”
Reiji dan laki-laki bernama Abbas yang merupakan teman Reiji itu sama-sama terkekeh.
“Duduk Bas. Ngomong-ngomong sama siapa lo? ...” Tanya Reiji setelah mempersilahkan Abbas untuk duduk bergabung di mejanya dan Malia.
“Elo aja yang gabung sama gue diluar, gimana?”
Namun Abbas balik menawarkan Reiji untuk bergabung bersamanya, sambil menunjuk area outdoor.
“Lo sama siapa?...”
Reiji bertanya pada Abbas dengan posisi mereka yang masih berdiri.
“Cewek gue” Jawab Abbas.
“Artis siapa lagi yang jadi korban playboy cap kakap macam lo nih, heh? ..”
“Hahahahaha” Abbas tergelak. “Playboy cap kakap ini sedang berada di jalan menuju pensiun jadi playboy”
Reiji dan Abbas kemudian terkekeh bersama.
“Terus ini cewek lo yang sekarang yang bikin lo berpikir buat insaf? ..”
Reiji dengan pertanyaan yang sekedar iseng saja. Abbas pun manggut-manggut sembari cengengesan pada Reiji.
“Begitulah kira-kira”
“Jadi penasaran gue sama cewek yang bisa bikin playboy cap kakap macam lo ini menuju keinsyafan soal
perempuan....” Seloroh Reiji.
“Ya udah ayo gue kenalin...” Ajak Abbas.
“Ya udah lo duluan aja.... Nanti gue ke meja lo...”
“Eh iya, ngomong-ngomong lo sama siapa kesini, Ji?”
“Calon bini!”
Reiji menyahut cepat.
“Anjrit! Serius lo?!”
Abbas nampak terkejut seraya memastikan dan Reiji langsung manggut-manggut.
“Jadi ceritanya lo mau melepas lajang nih Ji?” Tanya Abbas lagi dan Reiji juga manggut-manggut lagi.
“Yup!” Kemudian Reiji menjawab pasti.
“Seriously?!”
“Totally serious!”
“Gila, gila... “
Abbas geleng-geleng dan tersenyum lebar.
Kemudian Abbas celingukan. “Terus mana calon bini lo?”
“Lagi ke toilet ...” Sahut Reiji. “Kalo lo mau balik ke tempat lo, balik aja duluan. Nanti gue nyusul. Sekalian gue mau kenalan sama cewek yang bisa bikin playboy cap kakap mau insaf!”
Abbas dan Reiji pun terkekeh kecil.
Didetik berikutnya, Abbas sedikit mengernyitkan dahinya.
“Wait, wait.. ( Tunggu, tunggu .. )” Ucap Abbas yang matanya melirik ke meja Reiji.
Dan Reiji langsung bertanya pada kawannya itu dengan gerakan kepalanya.
“Ini...”
Abbas menunjuk ke arah carrot cake yang tinggal setengah potongan pada sebuah piring kecil.
“Kenapa?”
“Carrot cake ..”
Abbas sedikit menggumam sembari melihat ke arah carrot cake yang ada di meja Reiji, lalu memandang pada Reiji
dan menampakkan senyum lebar.
“Aigoo!.. jangan bilang kalo lo calon bini lo itu si Shirly, Ji?!”
“Eh..”
“Gila ya, jodoh ga kemana Bro ..”
“Eh Bas..” Reiji hendak meralat dugaan Abbas.
“Rei...”
Namun sebelum Reiji sempat melanjutkan, suara Malia berikut sosoknya sudah berada di belakang Reiji dan Abbas.
Reiji dan Abbas pun sama-sama menoleh kebelakang, dimana Malia sudah berdiri sedikit berjarak dari mereka
berdua dan menampakkan senyuman wajar.
“Eh ini...”
Abbas berucap sembari menoleh pada Reiji.
“Ini calon bini gue, Bas...” Tukas Reiji. “Lia, ini temen aku A- ...”
“Abbas Ramdan? ....” Sambar Malia sebelum Reiji menyelesaikan kalimatnya untuk memperkenalkan temannya yang bernama Abbas itu.
Reiji menaikkan satu alisnya.
“Apa kalian saling kenal?”
Reiji sontak bertanya setelah Malia menyebutkan nama Abbas dengan lengkap.
“Ih, siapa juga ga kenal sama Abbas Ramdan sih? ...” Sahut Malia pada Reiji. “Eh ralat, siapa yang ga tau Abbas Ramdan?...”
“Oh iya, gue lupa kalo temen gue satu ini digilai banyak perempuan disini” Celetuk Reiji cepat dan Abbas
terkekeh kecil.
Malia tersenyum saja menanggapi celetukan Reiji barusan.
“Hai, aku Abbas ....” Sapa Abbas sembari mengulurkan tangannya pada Malia dengan tersenyum ramah.
Malia juga menunjukkan sikap yang sama seperti halnya Abbas.
“Malia ....” Ucap Malia sembari menerima uluran tangan Abbas.
“Udah ga usah lama-lama salaman nya..” Reiji melepaskan jabatan tangan Malia dan Abbas dengan bercanda.
Abbas pun kembali terkekeh kecil, dan Malia masih mempertahankan senyumnya.
“Ya udah yuk, gabung di meja gue?” Ajak Abbas kemudian sembari melihat pada Reiji dan Malia. “Kasian juga
cewek gue udah nunggu kelamaan disana..” Sambung Abbas.
“Iya oke ....”
Reiji menyahut.
“Lo duluan aja, Bas ..” Reiji menambahkan dan Abbas langsung mengangguk.
“Sorry Ji soal tadi” Abbas berbisik pelan di telinga Reiji saat ia hendak kembali ke area outdoor.
Reiji menganggukkan kepalanya sekali pada Abbas. “Santai ..” Kata Reiji pada temannya itu.
“Habis seinget gue yang suka sama carrot cake kan si Shirly”
“Iya it’s okay....” Ucap Reiji pada Abbas yang nampak menjadi tak enak hati, sembari menepuk-nepuk pelan
pundak temannya itu.
Malia sudah bergeser ke mejanya dan Reiji, namun ia masih berdiri. Reiji dan Abbas kemudian menoleh pada Malia.
“Mudahan dia ga denger gue ngomong soal Shirly tadi, jadi ga salah paham ..” Bisik Abbas.
Reiji tersenyum kecil.
‘Rasanya ga mungkin Malia salah paham sampai cemburu .... dia ga cinta sama gue, gimana punya rasa cemburu??’
Reiji membatin.
****
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 296 Episodes
Comments
Et Koestanti
lagi maak 😄
2022-05-09
0
Aura Zahra Salsabila
kurang ...
2022-05-09
0