Bab 15 : Kesakitan Samuel

Admadewa Grup

Pukul 2 siang

2 hari sesudahnya

****

Sejak pembicaraan terakhir bersama Leo, Samuel disibukkan dengan segala kegiatannya tentang perusahaan. Kabar pertunangannya pun menjadi sorotan utama para akun gosip dan stasiun berita di seluruh dunia.

Seperti sekarang ini, di depan perusahaan Admadewa telah berdiri berjejer para wartawan. Mereka melakukan tugasnya meskipun tak mendapatkan hasil apa pun sejak dua hari yang lalu. Samuel memang sangat pintar mengelabui mereka hingga sampai detik ini pun sosok tampan itu tak terlihat batang hidungnya.

"Apa tuan muda belum datang? Aku sangat lelah."

"Aku belum mandi sejak dua hari yang lalu karena tak ingin melewatkan berita panas ini."

"Kau benar. Aku bahkan harus menahan diri untuk tak pergi ke kamar mandi."

Para wartawan terlihat mulai mengeluh dan putus asa. Besok adalah hari pertunangan Samuel dan Finna. Siapa yang tak mengenal kedua sosok itu? Nama dan wajah mereka selalu terpampang indah di halaman depan majalah.

Mereka rela seharian penuh menunggu kedatangan pria itu, namun yang ditunggu sedang tertidur lelap di dalam kamar yang dijadikan tempat istirahat di ruang kerjanya itu.

Samuel belum lama mengistirahatkan tubuhnya setelah menyibukkan dirinya sendiri agar pikirannya tak tertuju pada Nada yang sekarang sedang membersihkan taman bunga ibunya.

Tentu dia mengetahui apa saja yang dilakukan Nada dari Pak Ujang. Sopir setianya itu sedang menjelma menjadi mata-mata dadakan dengan menyamar sebagai tukang bersih lingkungan di daerah tempat tinggal Nada.

Dret

Dret

Samuel langsung terbangun dan melihat isi pesan dari Pak Ujang. Ia sengaja memberikan nada khusus untuk nomor Pak Ujang sejak 2 hari lalu. Samuel tersenyum senang memandangi sosok cantik yang sedang mencium bunga berwarna merah.

"Cih! Bunga itu terlalu beruntung!" ketus Samuel lalu berbaring kembali sambil menatap lekat layar handphone miliknya.

Ia sangat cemburu pada bunga tersebut yang jelas-jelas tak memiliki salah apa pun. Bukankah itu terlalu berlebihan? Tentu saja. Kalau tak berlebihan, bukan Samuel namanya.

"Sam," panggil Leo yang sudah melangkah masuk ke dalam kamar.

"Ada apa? Kau mengganggu waktuku."

"Cih! Sudah, bersiaplah kita harus pergi ke butik untuk mencoba baju yang akan kau kenakan besok."

Samuel dengan niat yang sangat tak tulus pun akhirnya berdiri dan melangkah pelan mengikuti Leo dari arah belakang.

"Kau lihat. Mereka sedang menunggumu."

Leo berkata sembari menunjuk kerumunan semut di luar sana. Mereka saat ini sedang berada di dalam lift yang dapat melihat seluruh pemandangan di depan kantor, namun sebaliknya orang-orang tak akan bisa melihat dari arah luar.

"Cih, biarkan saja."

.........

Hotel Sky

Kamar 306

21+ yang gak suka bisa skip

****

Suara yang membuat bulu kuduk merinding itu berasal dari sepasang manusia yang sedang melakukan adegan panas di atas ranjang sana. Kamar yang mulanya tertata rapi kini telah luluh lantak akibat pergulatan panas yang mereka lakukan sejak tadi.

Lelaki yang telah berkeluarga itu nampaknya sangat menikmati keindahan tubuh wanita yang sedang berada diatas tubuhnya. Tangannya leluasa bergerak, tak melewatkan satu inci pun tubuh molek dihadapannya termasuk dua gundukan kenyal yang kerap ia rindukan.

Sang pria seharusnya sadar bahwa ia sudah menikah dan mempunyai dua orang anak yang masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ayah, sedangkan istrinya yang saat ini tengah mengandung anak ketiga mereka, tahu bahwa suaminya itu sedang bertugas di luar kota.

Begitu pun dengan sang wanita yang sedang menari indah di atas tubuh lelaki tersebut yang selalu membuatnya puas. Wanita itu tak memiliki rasa bersalah sama sekali setelah menggoda suami temannya sendiri. Ia bergerak bagaikan menunggangi kuda dengan sangat cepat hingga suara leng*han itu semakin menjadi-jadi membuat siapa pun yang mendengarnya akan malu bukan kepalang.

Suasana di sana semakin panas hingga teriakan keduanya mengakhiri sesi panas itu dengan sang pria menyemburkan bibitnya untuk kesekian kali di dalam sana.

"Kau sangat nikmat, sayang," ucap sang pria.

"Hm, kau harus menemaniku sampai besok pagi. Aku akan bertunangan jadi mungkin waktu kita tidak akan terlalu banyak seperti sebelumnya," sahut sang wanita.

"Tentu saja," ucap lelaki itu dengan senyum liciknya.

"Akhirnya, Samuel tunggu pembalasanku," batinnya kegirangan.

Cup

Keduanya semakin larut dalam fantasi liar yang saling bertautan satu sama lain.

Kecupan, suara cecapan dan lenguhan dari keduanya bagaikan sebuah lagu kenikmatan tiada tara yang mereka rengkuh dalam kamar itu.

.........

Kediaman Nada

Pukul 9 malam

****

Nada sedang duduk santai di depan rumah bersama Yuni sambil memainkan handphone dan memakan mangga miliknya, sedangkan Adel sudah kembali ke kediamannya yang jaraknya cukup jauh dari rumah Nada.

"Nada, kau sudah tahu tentang berita yang heboh?"

"Hm."

Nada hanya menjawab datar terkesan cuek padahal dalam hatinya ia sudah sangat ingin berteriak kesal entah karena apa.

Yuni pun akhirnya tak membahas lagi dan melanjutkan mengemas bungkusan kue yang akan dijual besok di toko mereka yang ada di Pasar Senen. Keduanya larut dengan kegiatan masing-masing sebelum mobil yang sudah Nada tahu siapa pemiliknya, berhenti di sisi jalan depan rumahnya.

Nada menahan nafas dan berusaha menormalkan detak jantungnya yang sekarang seperti ingin meloncat dari tempatnya, sedangkan Yuni langsung melangkah masuk ke dalam rumah.

Kini Samuel tengah berdiri tepat di hadapan Nada terlihat biasa saja atas kemunculan mendadak pria itu. Setelan jas yang berantakan dan rambut yang acak-acakan semakin menambah keseksiannya.

"Apa kau sudah sehat?" tanya lelaki itu.

"Ah ... i-iya, Pak."

"Vio, panggil aku Vio."

"Ah, iya. Aku sudah lebih baik, Vio. Ada apa kau ke sini malam-malam begini?" tanya Nada mempersilahkan Samuel untuk duduk.

"Aku hanya ingin memastikan sesuatu ... apa kau sudah berpacaran dengan Leo?" tanya Samuel tak mengalihkan tatapannya sedari tadi. Ia sangat menyukai ketika Nada memanggilnya dengan sebutan itu.

"I-itu ... hm ... ya, kami sudah memutuskan untuk berpacaran," ucap Nada santai, namun entah kenapa hatinya terasa sakit. Ia sudah menerima Leo ketika lelaki itu menghampiri dirinya di rumahnya.

Samuel seketika terdiam. Ia berusaha menunjukkan wajah datarnya, namun bahasa tubuhnya justru berkata lain. Badannya mulai bergetar dan pandangannya mulai tak fokus karena menahan semua rasa sakit itu seorang diri.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Nada khawatir.

Pertanyaan itu sontak membuat Samuel tersenyum hangat. Mungkin bagi orang lain, pertanyaan tersebut hanya sekedar rasa simpati. Namun baginya, itu adalah salah satu bentuk perhatian Nada. Ya, walaupun hanya sedikit atau bahkan dia yang salah mengartikan.

"Apa kau tahu besok aku akan bertunangan?"

Nada hanya menjawab dengan anggukan kepala saja lalu suasana menjadi hening seketika. Hanya terdengar suara dari dedaunan pohon yang saling bergesekan karena tertiup angin yang cukup kencang, namun itu tak membuat Samuel merasa kedinginan sama sekali. Hatinya bahkan sudah terlalu biasa menerima kenyataan yang membuat dirinya diterjang rasa menggigil sejak 13 tahun yang lalu.

"Apa kau memiliki perasaan padaku? Sedikit saja?"

Akhirnya, pertanyaan yang sedari dulu ingin Samuel tanyakan, terlontar pada malam itu. Wajah tampannya terlihat menegang disertai semburat kemerahan terpampang jelas di sana. Samuel menggenggam erat pegangan kursi yang didudukinya karena jawaban Nada akan menentukan tindakannya selanjutnya.

Samuel memang sudah mengetahui dari Leo tentang hubungan keduanya, namun ia ingin mendengarnya sendiri dari mulut wanita itu. Dia pun menyadari bahwa dirinya lah yang membukakan jalan bagi Leo dan Nada, namun bukankah manusia adalah makhluk hidup yang pada dasarnya memiliki sifat paling egois? Kembali bersikap seperti itu mungkin tak masalah, pikirnya.

Nada terdiam cukup lama dan sebelum ia menjawab, bunyi pesan masuk pun terdengar dari handphone miliknya yang ternyata dari Leo. Seketika Nada langsung menggigit bibir bawahnya dan menatap kembali ke arah Samuel yang masih menunggu jawabannya dengan tatapan penuh harapan.

"Tidak," ucap Nada datar lalu melangkah masuk dengan sangat cepat dan mengunci pintu rumahnya.

Deg

Samuel terdiam membisu dan memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Ia menoleh ke arah pintu sana dengan nafas yang kian berat dan mata yang berkaca-kaca.

Cukup lama dia menunggu di luar sana berharap agar Nada datang menghampirinya lagi. Mungkin bisa saja dia menerobos masuk, namun dia bukan lelaki yang kurang ajar. Samuel selalu mengutamakan etika jika bertamu di rumah orang.

Lelaki itu kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan perlahan menuju mobil. Dia sama sekali tak menoleh ke arah belakang karena itu hanya akan menambah rasa sakit dalam hatinya. Terlalu sakit hingga pandangannya kian memburam diiringi dengan isakan kecil yang tertahan. Tangannya terkepal sangat kuat seolah mencari kekuatan, namun nyatanya rasa sakit itu tertancap semakin dalam.

Sekali lagi, Samuel harus menerima kenyataan pahit malam itu. Bisa saja ia membatalkan pertunangannya dengan Finna dan membawa Nada pergi sejauh mungkin. Namun, Samuel adalah lelaki yang bertanggung jawab dan penuh perhitungan.

Bukankah menilai lelaki yang baik adalah dari rasa tanggung jawabnya? Walaupun bagi Samuel sendiri, dirinya harus menerima kekalahan lagi dan lagi.

Sedangkan wanita yang sejak tadi berdiam diri di balik jendela sana, berusaha menahan langkah kakinya agar tak berlari menerjang sosok tegap itu yang sedang berjalan menundukkan kepalanya. Terlihat jelas bahwa lelaki itu sangat rapuh dan terluka.

"Maafkan aku ..." ucap Nada lirih.

****

..."Tuhan, kenapa kau tak pernah berpihak kepadaku? Kau tahu, aku harus terluka lagi setiap harinya. Tanpa henti, tanpa istirahat."...

...- Samuel Oktavio Admadewa -...

...♡♡♡♡...

🤧🤧🤧🤧🤧🤧

Terpopuler

Comments

tria sulistia

tria sulistia

kak caca udah aku kasih bunga...

2022-05-17

1

tria sulistia

tria sulistia

tiiiidaaaakkkk... aku tim nada vio

2022-05-17

1

tria sulistia

tria sulistia

wah kebangetan nih lakik...

2022-05-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2 Bab 2 : Pertengkaran
3 Bab 3 : Melamar Kerja
4 Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5 Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6 Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7 Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8 Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9 Bab 9 : Hanya Mencintainya
10 Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11 Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12 Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13 Bab 13 : Teman atau Lawan?
14 Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15 Bab 15 : Kesakitan Samuel
16 Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17 Bab 17 : I Love You
18 Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19 Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20 Bab 20 : Berhenti Bernafas
21 Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22 Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23 Bab 23 : Mari Kita Pulang
24 Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25 Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26 Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27 Bab 27 : I Love You, Vio
28 Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29 Bab 29 : Ciuman Pertama
30 Bab 30 : Tertangkap?
31 Bab 31 : Sifat Asli Leo
32 Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33 Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34 Bab 34 : SAH!
35 Bab 35 : Bisakah Kita ....
36 Bab 36 : Kembali Bekerja
37 Bab 37 : Pelarian Nada
38 Bab 38 : Kebenaran
39 Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40 Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41 Bab 41 : Perang Dimulai
42 Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43 Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44 Bab 44 : Tak Akan Muat
45 Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46 Bab 46 : Penculikan Nada
47 Bab 47 : Akhirnya ...
48 Bab 48 : Hukuman Dika
49 Bab 49 : Keterkejutan
50 Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51 Bab 51 : Menuju Bandung
52 Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53 Bab 53 : Aksi Epik Nada
54 Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55 Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56 Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57 Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58 Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59 Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60 Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61 Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62 Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63 Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64 Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65 Bab 65 : Andre Abiyaksa
66 Bab 66 : Buku Diari Mikael
67 Bab 67 : Pengorbanan Andre
68 Bab 68 : Mental yang Terganggu
69 Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70 Bab 70 : Bertemu Kembali
71 Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72 Bab 72 : Lembaran Baru
73 Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74 Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75 Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2
Bab 2 : Pertengkaran
3
Bab 3 : Melamar Kerja
4
Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5
Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6
Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7
Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8
Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9
Bab 9 : Hanya Mencintainya
10
Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11
Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12
Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13
Bab 13 : Teman atau Lawan?
14
Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15
Bab 15 : Kesakitan Samuel
16
Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17
Bab 17 : I Love You
18
Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19
Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20
Bab 20 : Berhenti Bernafas
21
Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22
Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23
Bab 23 : Mari Kita Pulang
24
Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25
Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26
Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27
Bab 27 : I Love You, Vio
28
Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29
Bab 29 : Ciuman Pertama
30
Bab 30 : Tertangkap?
31
Bab 31 : Sifat Asli Leo
32
Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33
Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34
Bab 34 : SAH!
35
Bab 35 : Bisakah Kita ....
36
Bab 36 : Kembali Bekerja
37
Bab 37 : Pelarian Nada
38
Bab 38 : Kebenaran
39
Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40
Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41
Bab 41 : Perang Dimulai
42
Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43
Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44
Bab 44 : Tak Akan Muat
45
Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46
Bab 46 : Penculikan Nada
47
Bab 47 : Akhirnya ...
48
Bab 48 : Hukuman Dika
49
Bab 49 : Keterkejutan
50
Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51
Bab 51 : Menuju Bandung
52
Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53
Bab 53 : Aksi Epik Nada
54
Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55
Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56
Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57
Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58
Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59
Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60
Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61
Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62
Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63
Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64
Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65
Bab 65 : Andre Abiyaksa
66
Bab 66 : Buku Diari Mikael
67
Bab 67 : Pengorbanan Andre
68
Bab 68 : Mental yang Terganggu
69
Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70
Bab 70 : Bertemu Kembali
71
Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72
Bab 72 : Lembaran Baru
73
Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74
Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75
Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!