Kediaman Nada
Pukul 6 pagi
Kembali ke masa Nada terbangun
****
Nada menatap lekat ke arah ayahnya yang hanya diam mematung. Lelaki itu seperti memikirkan sesuatu yang sangat berat hingga guratan di dahinya terlihat jelas di mata Nada.
"Kenapa, Pa?"
"Ah, tidak ada apa-apa, Nak. Papa akan menyuruh mama menyiapkan sarapan untukmu dulu."
Steve langsung melangkah pergi mengundang tatapan penuh tanya dari Nada yang diam mematung. Wanita itu sudah menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sambil menatap sekeliling kamar.
"Semalam bagaimana aku bisa sampai ke rumah?" Dia bertanya pada dirinya sendiri hingga teriakan dari luar kamar sana memekikkan telinganya.
"Nada!"
Seorang wanita cantik seusianya datang berlari ke arahnya dan memeluknya dengan sangat erat. Terlihat dari badannya yang bergetar pertanda bahwa dia sedang menangis.
"Hei, kau kenapa, Adel?"
"Kau yang kenapa? Apa ada yang terluka? Untung aku sudah kembali ke Jakarta. Apa kau masih sakit?"
Adel membolak-balikan tubuh Nada yang hanya pasrah menerima perlakuan tersebut, sedangkan Adel akhirnya bisa bernafas lega karena sahabatnya itu tak memiliki sama sekali luka di tubuhnya.
"Aku baik-baik saja, tenanglah, hem?"
"Kau jangan membuatku khawatir lagi. Aku membawakan banyak mangga untukmu. Nanti makan, ya. Rasanya sangat segar dan manis."
Seperti biasa, Adel akan selalu bersikap ceria di hadapan semua orang, namun sejak dulu ia tak bisa membohongi Nada. Wanita itu sangat peka dengan keadaan.
"Apa ada masalah?"
"Ti-tidak ada." Adel mencoba menyembunyikan raut wajahnya yang sendu dengan memeluk tubuh Nada yang senang hati membalas pelukannya.
"Kau tak bisa membohongiku, Adel. Ada apa?"
"A-aku ... hanya sedang sedih saja ..." ucap Adel lirih dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Kau tahu, lelaki yang selalu aku ceritakan padamu, bukan? Hmm ... dia ternyata masih mencintai cinta pertamanya." Adel melepaskan pelukannya dan menatap lekat ke arah Nada yang masih setia mendengarkan.
"Kau tahu, ketika aku menghubunginya, dia berkata bahwa masih sangat mencintai wanita itu," ucap Adel sembari menatap lekat wajah Nada menunggu reaksi wanita itu seperti apa, sedangkan Nada lebih memilih diam mendengarkan.
"Meskipun mereka akhirnya tak bersama, namun ia hanya mencintai satu wanita saja. Aku sudah lama mencintainya dalam diam, tapi perasaanku seakan tak berarti."
Air mata seketika luruh di wajah cantik Adel. Dia sangat mencinta lelaki itu sejak kecil, namun seberapa besar usaha yang dilakukannya, dia akan selalu gagal karena lelaki itu tetap memilih cinta pertamanya.
"Kau wanita yang sangat baik, Adel. Aku yakin kau akan mendapatkan orang yang baik juga." Nada mengelus lembut punggung Adel untuk memberikan kekuatan dan dorongan pada wanita itu untuk tak berkecil hati.
"Jangan pikirkan lagi pria itu, bukankah kau masih memiliki aku yang sama-sama jomblo ini?" lanjutnya lagi dengan tersenyum cantik pada Adel yang juga ikut tersenyum.
"Ya, kita memang sama-sama jones kalau kata anak muda zaman sekarang ... jomblo ngenes."
Mereka pun sama-sama tertawa dan berpelukan kembali. Adel memang tak menceritakan lebih detail tentang subjek yang dimaksudkan olehnya. Ia takut, itu mungkin akan melukai Nada dan merusak pertemanan mereka.
"Nak, ini mama bawakan bubur untukmu."
Yuni berjalan ke arah dua wanita muda itu dan mengecek sebentar kondisi Nada yang terlihat semakin membaik.
"Kau tak perlu masuk kantor hari 3 hari ke depan. Dan juga untuk kerjaan di restoran, manajer di sana sudah memberikanmu izin agar kau tak masuk dulu," sambungnya lagi dan memberikan mangkuk bubur pada Adel yang langsung menyuapi Nada.
"Oh iya, apa kau sudah tahu berita yang sedang jadi trending topic sekarang?"
Adel bertanya sembari menyuapi Nada yang mengerutkan dahi, sedangkan Yuni sudah kembali ke dapur.
"Apa?"
Dengan rasa penasaran tingkat tinggi, Nada mengambil handphone milik Adel dan melihat berita yang langsung menyebar luar padahal baru di beberkan satu jam yang lalu.
..."Samuel Admadewa akan Bertunangan dengan Finna Eleora 2 Hari Lagi"...
Deg
Nada yang awalnya lupa, tiba-tiba teringat kembali pada kejadian semalam yang membuat hatinya bagai ditusuk ribuan pisau.
"Ternyata itu bukan mimpi ..." ucapnya lirih.
"Hm, begitulah hidup. Orang kaya pasti akan memilih menikahi orang kaya juga ..." ucap Adel menghela nafas lalu melanjutkan perkataannya.
"Makanya sebisa mungkin aku menghindari orang yang seperti itu walaupun mereka memang sangat menarik."
Ucapan Adel kembali menorehkan sayatan di dalam hati Nada. Kenapa dia melupakan hal itu? Tentu saja dia dan Samuel tak akan pernah bersanding. Apa yang dia harapkan? Dia bukan cinderella yang tiba-tiba disukai oleh pria kaya raya lalu menikah dan hidup bahagia.
"Kau kenapa, Nad?"
Jelas saja pertanyaan itu Adel lontarkan karena tangan Nada mulai bergetar dan wajahnya kembali pucat. Entah apa yang ada dalam pikiran Nada hingga handphone milik Adel jatuh ke lantai.
"Ah, ma-maafkan aku, Del." Nada berusaha turun dari atas kasur, namun langsung dicegat oleh Adel.
"Bukan apa-apa, Nad. Tenang saja," jawab Adel tersenyum.
"Lalu kenapa dengan dirimu? Apa ada yang sakit?"
"Tak ada. Aku hanya masih sedikit lelah saja."
Nada kembali membaringkan tubuhnya karena ia sudah tak memiliki niat untuk melanjutkan sarapannya.
Bagus, berhasil! Batin Adel kegirangan.
****
... "Kehidupan ini bagai papan catur, jika tak memiliki strategi tentu akan kalah. Siapa tak berkawan tentu takkan pernah menemukan jalan keluar."...
...- Anonim -...
...♡♡♡♡...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta hadir...aku nyicil bacax
2022-06-04
1
Yukity
semangat 🆙😍
2022-05-28
1
Viv 💐
Adel suka sama Leo kan, masa iya dia suka Samuel 🤔, ada rahasia apa sama Adel, mencurigakan 😏
2022-05-15
1