Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah

Nada hanya memilih margarin sebagai bahan pelengkapnya. Dengan gesit ia memilih tomat yang ukurannya paling kecil, mencuci bersih, mengeringkan serta mengambil sumpit sebagai pengganti tusuk sate. Ia memanggang di atas kompor dengan api cenderung kecil dan mengolesinya dengan margarin.

Semoga waktuku cukup. Batin Nada sembari sedikit mengintip ke arah lawan yang sudah setengah jalan.

10 menit telah berlalu, kini di atas meja terdapat 7 jenis makanan yang semuanya berbahan dasar tomat. Finna mulai berjalan dan mencicipi makanan tersebut, diikuti manajer restoran, dan Samuel.

"Makanan apa yang kau buat ini?" tanya Finna kepada salah satu kandidat.

"Saya membuat Creamy Tomato Soup, Nona," ucapnya penuh bangga karena hasil masakannya lebih baik daripada yang lain.

"Ini terlihat segar."

Pujian dari Finna sontak embuat kandidat tersebut tersenyum bangga. Namun, ucapan Finna selanjutnya seketika membuat ia diam mematung.

"Tapi ...."

"Untuk membuat Creamy Tomato Soup kau harus memasukkan minimal 5 bahan ke dalamnya agar rasanya balance dan dapat dinikmati," ucap Finna menatap tajam ke arahnya dengan tangan yang bersilang di depan dada.

"Sepertinya kau hanya memasukkan garam dan air saja. Rasanya sungguh aneh. Ini lebih cocok disebut jus tomat."

Ucapan sarkas dari Finna membuat mereka semua diam. Wanita itu memang terkenal sangat teliti dalam hal makanan, hanya saja berbanding terbalik dengan karakter aslinya.

Itulah alasannya, mengapa Samuel masih mempertahankan Finna menjadi kepala chef di sini. Wanita itu memiliki pengetahuan yang sangat banyak. Samuel berharap sifat Finna yang buruk bisa membentuk karakter Nada menjadi lebih kuat.

Manager restoran dan juga Samuel pun memiliki tanggapan yang sama dengan Finna, bahkan saat ini Samuel mengkritik pedas hasil masakan itu.

Kenapa dia juga menjadi juri dadakan? Ya ampun, perkataannya sangat jahat. Batin Nada.

Dia terus memperhatian Samuel yang berkomentar sarkas terhadap beberapa kandidiat yang telah selesai dilakukan penilaian. Kini giliran Nada yang harus dihadapkan pada situasi yang sama. Mereka mulai mencicipi makanan yang Nada hasilkan.

"Kenapa kau membuat hidangan ini?" tanya Finna sambil menatap lekat wajah cupu itu. Ia seperti pernah melihatnya, namun lupa di mana.

"Karena waktunya tak cukup," ucap Nada polos hingga membuat Samuel tertawa. Merasa semua tatapan mengarah padanya, ia pun mencoba bersikap tenang kembali walaupun dalam hati menertawaan kepolosan Nada.

"Tomat panggang, bukan pilihan yang buruk. Meskipun sedikit gosong, tapi itu menambah rasa smokey yang unik," ucap Finna yang masih menikmati.

"Menurutmu, berapa harga yang pantas untuk makananmu ini?" tanyanya lagi, sedangkan Samuel sudah dibuat gugup menunggu jawaban dari wanita itu.

Bisa saja Samuel langsung memasukkan Nada tanpa perlu melalui proses seleksi, namun tentu itu bukan hal yang baik bagi Nada. Ia ingin Cherry nya itu berusaha dengan kemampuannya sendiri, kecuali hal yang menyangkut nyawa wanita itu, tentu ia akan berdiri digarda terdepan.

"Seribu rupiah," ucap Nada singkat.

Semua orang kaget dan terdiam mendengar jawaban tersebut dengan Finna yang diam menatap lekat pada Nada. Mereka semua menunggu alasan dibalik harga tak masuk akal itu.

"Seribu, itu cukup untuk membayar makanan ini ...."

"Tentu itu hanya khayalan kalau disajikan menjadi menu di restoran ini. Sekarang pun tak akan ada restoran mewah yang mau memberikan harga seperti itu karena saya sendiri menargetkan harga itu untuk kalangan bawah yang kekurangan uang," ucap Nada penuh keyakinan.

"Seribu, dan saya akan menambahkan dengan tiga mangkuk nasi," lanjutnya lagi dengan lugas hingga membuat Samuel terpana akan jawaban yang diluar ekspektasinya itu.

Perlahan senyuman Samuel mekar dengan indah. Tentu saja Nada akan berpikir demikian, kenapa dia bisa lupa? 13 tahun yang lalu, Nada kecil pernah berkata akan membangun restoran mewah suatu hari nanti, namun semua menu seharga seribu rupiah.

Ketika ia bertanya alasannya, hanya satu jawaban yang diberikan wanita itu dan langsung membungkam Samuel kecil.

"Aku hanya ingin semua orang bisa memakan masakanku dengan wajah bahagia. Tentang rezeki, itu urusan Tuhan."

Akhirnya, sekali lagi Samuel jatuh cinta pada wanita yang sama. Wanita yang memiliki hati yang sangat baik dan memiliki pesonanya sendiri. Wanita yang menjadi cinta pertamanya dan akan ia pastikan menjadi cinta terakhirnya.

.........

Nada tersenyum bahagia ketika melangkahkan kakinya keluar dari pintu restoran. Ia membalikkan badan dan melangkah mundur untuk bisa melihat gedung mewah itu.

"Aku akan datang lagi besok dengan seragam chef."

Ia berjingkrak layaknya anak kecil sambil memeluk erat setelan baju chef yang baru saja ia terima, sedangkan Samuel terus memperhatikannya dari dalam mobil sana. Lelaki itu bisa sedikit bernafas lega karena rencananya berhasil.

"Tuan, apa kau yakin dengan ini?" tanya Pak Ujang, sopir Samuel.

"Hm ... tentu saja."

Perlahan, ia melangkah mendekati Nada yang sekarang tengah berputar-putar melakukan pose dansa dengan baju tersebut sebagai pasangannya.

Dukk

"Argh!" teriak Nada kaget karena baru saja menabrak seseorang, namun sebelum ia meminta maaf, ia terkejut melihat orang yang ia tabrak adalah Samuel.

"P-pak," ucapnya berbata-bata, "maaf saya tak melihat anda," sambungnya lagi.

"Apa kau akan pulang sekarang?" tanya Samuel datar.

"Ah ... ya. saya pamit du-"

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, tubuhnya kembali ditarik masuk ke dalam mobil. Kenapa rasanya seperti déjà vu? Rasanya ia pernah mengalami hal serupa, pikirnya. Kembali lagi ia harus mengalah dan menurut pada lelaki keras kepala itu. Nada menarik nafasnya perlahan sebelum membuka suara.

"Pak, kenapa anda belum kembali ke kantor?" Wajar saja Nada berpikir demikian, karena ketika ia dipanggil ke dalam ruangan bersama Finna, ia tak melihat batang hidung lelaki itu.

"Aku menunggumu," jawab Samuel datar.

Deg

Wajah Nada memerah bak kepiting rebus. Meskipun diucapkan dengan nada datar, tapi ia menangkap sebuah perhatian kecil dari kalimat itu. Ia mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup sangat kencang dan menggerakkan kakinya gelisah. Samuel yang melihat bahasa tubuh itu pun tahu bahwa Nada sedang merasa malu. Ia hanya tersenyum dan geleng kepala saja. Memang tak pernah berubah, pikirnya.

Lelaki itu mengantarkan Nada dengan selamat sampai di depan rumah. Perjalanan hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit karena jalanan masih cukup sepi.

"Terima kasih, Pak."

Langkah kakinya tertahan ketika Samuel menahan lengannya. Nada berbalik dan menatap Samuel yang memandangnya lembut.

"Kau lupa satu hal," ucap Samuel masih menahannya.

"Apa?" tanya Nada bingung.

"Bukankah kau berkata tak akan bersikap formal padaku ketika hanya ada kita berdua?" tanya Samuel yang mulai mendekatkan dirinya.

"Ah ... itu ... itu ... ada sopir anda di sini, Pak," jawab Nada semakin gugup karena Samuel semakin mengikis jarak.

"Jangan hiraukan dia. Bersikaplah informal padaku," pinta Samuel.

"Ah, ba-baiklah, Sa-"

"Panggil aku Vio, hanya Vio," potong Samuel.

"Vio?"

****

..."Biarlah rasa ini bersemayam dalam hati. Dan jika kau kembali lalu bertanya padaku lagi. Rasa ini masih sama dan masih menunggumu kembali."...

...- Anonim -...

...♡♡♡♡...

Translate :

Cream tomato soup \= Sup krim tomat

Smokey \= Aroma asap

déjà vu \= Pernah dialami

Terpopuler

Comments

R⃟•Dinaa

R⃟•Dinaa

😂😂😂sate tomat..

2022-05-29

1

Yukity

Yukity

membayangkan masakannya😋

2022-05-27

1

El_Tien

El_Tien

banyak sekali akalnya

2022-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2 Bab 2 : Pertengkaran
3 Bab 3 : Melamar Kerja
4 Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5 Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6 Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7 Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8 Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9 Bab 9 : Hanya Mencintainya
10 Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11 Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12 Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13 Bab 13 : Teman atau Lawan?
14 Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15 Bab 15 : Kesakitan Samuel
16 Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17 Bab 17 : I Love You
18 Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19 Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20 Bab 20 : Berhenti Bernafas
21 Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22 Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23 Bab 23 : Mari Kita Pulang
24 Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25 Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26 Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27 Bab 27 : I Love You, Vio
28 Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29 Bab 29 : Ciuman Pertama
30 Bab 30 : Tertangkap?
31 Bab 31 : Sifat Asli Leo
32 Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33 Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34 Bab 34 : SAH!
35 Bab 35 : Bisakah Kita ....
36 Bab 36 : Kembali Bekerja
37 Bab 37 : Pelarian Nada
38 Bab 38 : Kebenaran
39 Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40 Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41 Bab 41 : Perang Dimulai
42 Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43 Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44 Bab 44 : Tak Akan Muat
45 Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46 Bab 46 : Penculikan Nada
47 Bab 47 : Akhirnya ...
48 Bab 48 : Hukuman Dika
49 Bab 49 : Keterkejutan
50 Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51 Bab 51 : Menuju Bandung
52 Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53 Bab 53 : Aksi Epik Nada
54 Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55 Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56 Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57 Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58 Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59 Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60 Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61 Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62 Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63 Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64 Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65 Bab 65 : Andre Abiyaksa
66 Bab 66 : Buku Diari Mikael
67 Bab 67 : Pengorbanan Andre
68 Bab 68 : Mental yang Terganggu
69 Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70 Bab 70 : Bertemu Kembali
71 Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72 Bab 72 : Lembaran Baru
73 Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74 Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75 Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2
Bab 2 : Pertengkaran
3
Bab 3 : Melamar Kerja
4
Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5
Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6
Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7
Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8
Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9
Bab 9 : Hanya Mencintainya
10
Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11
Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12
Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13
Bab 13 : Teman atau Lawan?
14
Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15
Bab 15 : Kesakitan Samuel
16
Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17
Bab 17 : I Love You
18
Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19
Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20
Bab 20 : Berhenti Bernafas
21
Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22
Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23
Bab 23 : Mari Kita Pulang
24
Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25
Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26
Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27
Bab 27 : I Love You, Vio
28
Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29
Bab 29 : Ciuman Pertama
30
Bab 30 : Tertangkap?
31
Bab 31 : Sifat Asli Leo
32
Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33
Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34
Bab 34 : SAH!
35
Bab 35 : Bisakah Kita ....
36
Bab 36 : Kembali Bekerja
37
Bab 37 : Pelarian Nada
38
Bab 38 : Kebenaran
39
Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40
Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41
Bab 41 : Perang Dimulai
42
Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43
Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44
Bab 44 : Tak Akan Muat
45
Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46
Bab 46 : Penculikan Nada
47
Bab 47 : Akhirnya ...
48
Bab 48 : Hukuman Dika
49
Bab 49 : Keterkejutan
50
Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51
Bab 51 : Menuju Bandung
52
Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53
Bab 53 : Aksi Epik Nada
54
Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55
Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56
Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57
Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58
Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59
Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60
Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61
Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62
Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63
Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64
Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65
Bab 65 : Andre Abiyaksa
66
Bab 66 : Buku Diari Mikael
67
Bab 67 : Pengorbanan Andre
68
Bab 68 : Mental yang Terganggu
69
Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70
Bab 70 : Bertemu Kembali
71
Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72
Bab 72 : Lembaran Baru
73
Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74
Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75
Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!