2 hari yang lalu
Admadewa Grup
Pukul 8 pagi
****
Sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan gedung yang terlihat sangat indah dan menjulang tinggi. Ratusan kaca yang membingkai setiap sudut gedung itu, terlihat semakin indah diterpa cahaya matahari.
Secara perlahan, pintu mobil bagian belakang mulai terbuka dan sepatu pantofel hitam mengkilap terlihat menjulur keluar dari dalam mobil. Hal itu sontak saja membuat barisan para karyawan yang menyambutnya menjadi gemetar. Dengan langkah tegapnya, sosok tegap itu berjalan ke arah mereka penuh pesona.
"Selamat datang, Tuan Muda!" ucap mereka serempak yang hanya dianggap angin lalu oleh pria itu.
"Selamat pagi."
Sapaan itu terdengar dari pria yang berdiri di samping lelaki angkuh pemilik tempat mereka bekerja. Sangat berbanding terbalik jika dilihat dari sudut mana pun karena sang asisten selalu menebarkan senyum hangatnya di mana pun ia berada.
Terlihat sangat kontras, bukan?
Dua lelaki tampan itu berjalan menuju lift khusus bagi sang presdir. Bukan hal aneh jika pemimpin perusahaan besar memiliki lift sendiri. Tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin, kadang kala membuatnya harus bergerak cepat dan tepat waktu.
Ting
Lift terbuka dan mereka memasuki benda kotak yang didesain mewah itu. Benda tersebut secara perlahan mengantarkan mereka sampai ke tujuannya, yaitu lantai 35.
"Sam," panggil seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu ruangan miliknya.
Samuel hanya melewatinya tanpa memandang sedikit pun, sedangkan sang asisten dibuat geram dengan sosok kuntilanak yang ia beri nama sendiri.
“Sam, bisakah kau menemaniku hari ini?” tanya wanita itu lembut.
Melihat Samuel yang hanya mengacuhkan dirinya, membuat wanita itu dengan berani melangkah semakin dekat pada pria yang sudah ia kejar sejak mereka masih duduk di bangku SMA.
“Sam,” ucapnya lagi dengan suara mendayu-dayu, namun Samuel tetap tak menghiraukannya.
Wanita itu mendesah frustasi. Kalau saja bukan karena kesalahannya dulu, mungkin mereka masih tetap dekat dan bisa saja ia mendapatkan lelaki itu.
2 tahun yang lalu, dengan berani ia mencoba menjebak Samuel dengan pil **** ketika mereka sedang menghadiri acara perusahaan.
Samuel yang kala itu sedang berbicara dengan rekan bisnisnya, hanya menerima saja ketika wanita itu memberikan minuman padanya yang ternyata telah dicampur dengan pil tersebut.
Untung saja, Leo datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkan Samuel yang hampir menjerumuskan dirinya, sedangkan wanita itu dibuat gemetar karena Leo menamparnya dengan sangat keras.
“Dasar j*l*ng. Menjijikkan!” sarkas Leo pada waktu itu.
Dan di sinilah dia. Berjuang bertahun-tahun untuk bisa kembali dekat dengan Samuel, namun lelaki itu seakan tak bisa tersentuh lagi meskipun ia sudah meminta maaf.
“Sam, jawab aku!” teriak wanita itu dengan mata berkaca-kaca.
“Cih, dasar ular. Sebaiknya kau pergi dari sini. Aku sangat jijik melihat wajahmu," ucap Leo yang sudah tak tahan dengan kuntilanak itu.
“Kau!”
“Apa?!”
Sialan! Awas kau! Kalau aku sudah mendapatkan Sam, kau akan aku lempar keluar. Dasar anak yatim! Batin wanita itu geram.
"Sam, ak-"
Belum sempat wanita itu berkata, Samuel sudah memotong ucapannya.
“Pergi.”
Satu kata yang Samuel ucapkan seketika membuat wanita itu menangis. Sungguh ia sangat menyesali perbuatannya, namun ia sudah kehabisan cara membuat Samuel menjadi miliknya hingga ide licik itu ia lakukan berkat bujuk rayu temannya.
“Maafkan aku, Sam,” ucapnya penuh derai air mata.
“Apa kau tuli?”
Samuel masih berusaha mengendalikan dirinya agar tak terpancing emosi yang ia pendam sejak kejadian itu. Samuel pun hanya memandangnya datar dan tersirat penuh rasa jijik dari bola mata tajamnya. Melihat wanita itu masih menangis, bahkan sekarang sudah berlutut dan memegang kakinya, Samuel tanya diam saja tak berniat menanggapi lebih.
“Maafkan aku.”
Tangisan itu mengudara dan menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya, namun itu justru terdengar seperti tawa kuntilanak bagi Leo yang seketika merinding.
Sial! Dia memang sangat mirip dengan hantu yang memakai daster putih itu. Batin Leo.
“Aku masih menghargaimu sebagai seorang wanita. Jadi, bersikaplah seperti wanita yang memiliki harga diri."
Samuel berbicara sambil melangkah mundur dan membersihkan bagian celana yang dipegang wanita itu, seolah baru saja ada kuman yang menempel di sana.
Shitt! Tak mempan! Batin wanita itu kesal.
Ia pun kembali berdiri lalu merapikan tampilannya. Ia tetap menatap penuh cinta pada lelaki itu dan menampilkan wajahnya yang polos, namun sangat licik.
“Baiklah, aku pergi. Nanti aku akan datang lagi,” ucap wanita itu lembut.
Aku tak akan melepaskanmu. Batinnya lalu melangkah pergi dari sana.
Helaan nafas terdengar jelas setelah kepergian medusa itu. Samuel menatap jendela besar di ruangan itu dan memperhatikan suasana Kota Jakarta yang selalu ramai.
“Sam, apa kau tak ingin menyingkirkan Finna dari sini?” tanya Leo.
Ya, wanita itu bernama Finna Eleora. Wanita yang penuh dengan kebohongan. Ia memang sangat tak menyukai wanita itu sejak SMA karena Finna sangat licik dan sombong. Entah bagaimana Samuel bisa berteman dengan ulat keket itu.
“Aku masih membutuhkan dia sebagai kepala chef di VC Restaurant. Masih belum ada yang bisa menyaingi kemampuannya.”
Tapi ada satu orang yang bisa mengalahkannya. Aku berharap kau sudah siap, Cherry. Batin Samuel.
Lamunannya buyar ketika Leo berbicara untuk mengingatkan kegiatan mereka hari ini.
“Sam, kita sebentar lagi akan mengikuti rapat, tapi bisakah aku pergi sebentar nanti? Aku harus pergi ke kampus Nada,” tanya Leo.
Samuel melirik jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 8.30 pagi. Seharusnya acara wisuda itu sudah dimulai.
“Nanti saja rapatnya. Ayo, kita pergi ke kampus Nada,” ucap Samuel seraya melangkah terburu-buru ke arah pintu dan disusul Leo dengan pandangan penuh tanya.
Perjalanan menuju kampus, memerlukan waktu 30 menit. Itu pun kalau tidak macet.
“Leo, apa kau tak ingin memberikan bunga untuknya?” tanya Sam yang sedang duduk manis di belakang sana.
“Toko bunga sangat jauh dari sini, Sam. Kita akan semakin terlambat jika harus membeli bunga sekarang,” tukas Leo.
“Hm, baiklah.”
40 menit kemudian, sampailah mereka di depan kampus yang paling populer di Kota Jakarta itu. Untuk masuk ke sana, memerlukan biaya yang tidak sedikit dan persaingan ketat pun selalu terjadi setiap kali memasuki tahun ajaran baru.
Mereka berjalan masuk ke arah hall kampus yang samar-samar terdengar riuh. Beberapa orang yang mengenali mereka pun memberikan salam hormat.
“Tuan Muda, silakan duduk di sini,” ucap seorang staf kampus.
Dua lelaki tampan itu memilih menduduki kursi yang berada paling pojok karena Samuel cukup risih jika berdempetan dengan orang lain.
Acara wisuda kali ini, entah kenapa terasa sangat indah dan juga mewah. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Panggung di atas sana didekorasi seindah mungkin dengan warna pink yang mendominasi, seakan acara itu dikhususkan bagi seseorang.
“Dianada Safaluna Abiyaksa, S.E.”
“Selamat telah menyelesaikan perkuliahanmu dengan nilai sempurna.”
Akhirnya, nama yang ditunggu-tunggu oleh dua pria itu seketika menggema di seluruh ruangan itu sampai ke sudut-sudutnya.
Leo yang mendengar nama itu pun sontak berdiri dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah, sedangkan Samuel hanya diam mematung berusaha menahan air mata dan semua rasa yang berkecamuk di hatinya.
Wanita yang telah ditunggu-tunggu olehnya sejak dulu, akhirnya bisa berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Tentu saja ia tahu tentang semua kesulitan yang wanita itu alami hingga bisa berdiri tegak di atas panggung sana dengan senyum merekah indah.
Kau berhasil, Cherry. Jadi ... apakah sekarang aku sudah bisa berjuang kembali dan tak hanya menjadi bayanganmu saja? Batin Samuel penuh harap. Ia terus memperhatikan Nada yang melakukan sesi foto di atas panggung sana.
Aku akan berusaha lebih baik lagi untuk melindungimu. 13 tahun ... bukankah itu waktu yang cukup untukku hanya memandangmu dari kejauhan? Batinnya lagi sambil menghapus air matanya yang sedikit tumpah.
"Bahkan sampai sekarang pun aku tetap setia padamu. Jadi mulai sekarang, kau harus mengingatku kembali. Tolong, ingatlah aku,” bisiknya kecil seraya memperhatikan Nada yang mulai melangkah turun.
****
..."Lalu perlahan-lahan aku sadar bahwa kamu adalah satu-satunya alasan mengapa aku rela tetap menunggu dan bertahan."...
...- *Ano**nim* -...
...♡♡♡♡...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Liliana
lelaki idaman 😭😭😭😭😭😭
2022-05-31
2
Liliana
kog sedihhh 😭😭😭
2022-05-31
1
Liliana
perjuangkan nada, sammmm
2022-05-31
1