Bab 3 : Melamar Kerja

Kediaman Nada

2 hari kemudian

****

"Nad, apa kau yakin memakai baju ini? Dan kenapa juga harus memakai kacamata? Matamu minus?" tanya Adel beruntun.

Nada membuang nafasnya perlahan sambil memperhatikan penampilannya di depan cermin.

Kalau bukan karena gaji yang ditawarkan, tentu ia akan memikirkan kembali untuk mengambil pekerjaan ini atau tidak. Ia mengingat kejadian 2 hari yang lalu setelah pembicaraan mereka di meja makan, keesokan harinya ia memutuskan mengantarkan CV miliknya ke Admadewa Grup.

"Nona Dianada, silakan ikuti saya," ujar seorang pria yang dibuat gagal fokus oleh bidadari itu.

Nada sedang menunggu di ruang tunggu yang terlihat sangat elegan dan tentu saja ia menjadi santapan lapar para pria dan rasa iri dari para wanita yang melewati tempat itu.

Rok putih selutut, kemeja biru langit dengan taburan mutiara tiruan yang melingkar di kerah kemeja semakin mempercantik dirinya. Kaki jenjangnya dibalut heels putih setinggi 7 cm menambah tinggi badannya yang awalnya hanya mencapai 165 cm. Rambut panjang hitam indah miliknya dikuncir seperti ekor kuda serta tas putih dan berkas miliknya yang ia genggam erat.

Sudah terlihat seperti wanita karir, bukan?

Siapa yang bisa menolak pesonanya?

Jawabannya, tak ada.

"Terima kasih," sahut Nada sopan dengan suara lemah lembutnya.

Tok.tok.tok

Pria itu mengetuk pintu dan perlahan masuk setelah mendengar sahutan dari dalam sana.

"Tuan, Nona Dianada sudah datang."

Lelaki itu berkata sembari mempersilahkan Nada untuk duduk di kursi yang berada di depan meja kerja pemiliknya.

"Hm," sahut datar dari seorang pria yang duduk di bangku kekuasaannya itu.

Eh, bukankah yang mewawancaraiku adalah orang dari HRD? Kenapa malah dia? Batin Nada.

Ia mencoba menutupi kegugupannya, namun entah mengapa setiap kali bertemu dengan ciptaan sempurna dari Tuhan itu, ia seakan berubah menjadi jeli. Bagaimana tidak, sosok lelaki di depannya sangat tampan dengan jas hitam yang melekat indah di tubuh atletisnya.

Poster tubuh tegap dan tinggi sekitar 187 cm, kulit putih bersih, bibir seksi dan merah merekah, alis tebal, tahi lalat kecil yang menempel indah di dagu sebelah kiri, dan juga kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancung itu.

Eh, tunggu ... kenapa dia memakai kaca mata hitam di dalam ruangan seperti ini? Apa matanya bintitan? Dan kenapa tahi lalat itu terlihat sangat imut sih? Batin Nada.

"IPK 4,00 dan semua nilaimu sangat bagus," puji Samuel pada Nada yang seketika memerah wajahnya.

"Ah ya, sebenarnya saya pun tak menyangka bahwa akan mendapatkan nilai seperti itu. Mungkin karena saya sedang beruntung saja, Pak," jawab Nada sopan.

"Ceritakan tentang dirimu," pinta Samuel.

Nada menarik nafas sejenak sebelum ia menjawab pertanyaan itu.

"Saya baru saja menyelesaikan study beberapa hari yang lalu dari Universitas Budi Mulia Jakarta dan mengambil jurusan Ekonomi," ucapnya sambil tersenyum ke arah Samuel yang langsung memerah wajahnya.

"Umur saya saat ini sudah menginjak 21 tahun dan belum memiliki pengalaman kerja sebelumnya ... saya juga memiliki hobi memasak. Memang tak sesuai dengan posisi lamaran yang diberikan, namun saya harap anda bisa mempertimbangkan saya," lanjutnya lagi.

"Keunggulan apa yang kau miliki?" tanya Samuel sambil memajukan badannya dan menopang dagu tegasnya.

"Saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan bukan orang yang mudah menyerah untuk menggapai tujuan saya," tegas Nada dengan mantap.

"Contohnya?"

"Hobi saya, cita-cita saya. Saya akan selalu berjuang untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik agar bisa mencapai cita-cita saya sebagai Master Chef."

Ya, inilah dirimu. Cherry kecil. Batin Samuel.

"Baiklah, kau diterima. Besok silakan datang pukul 8 pagi. Apa kau sudah membaca syarat yang aku ajukan?"

"Belum saya baca, Pak."

"Baiklah. Aku akan jelaskan sekarang. Hanya ada satu syarat yang perlu kau patuhi."

Tiba-tiba aura di ruangan itu terasa mencekik bagi Nada karena lelaki di hadapannya terlihat sangat menakutkan meskipun tetap tampan.

"Pakailah baju yang tertutup dari ujung kaki sampai di leher dan pakailah kacamata. Tak perlu memakai riasan wajah dan rambutmu jangan pernah digerai," ujar Samuel tegas.

Nada yang mendengarkan syarat tak masuk akal itu sontak dibuat tak berkutik. Nada mencoba bernegosiasi, namun ditolak mentah-mentah. Bagaimana dia bisa berpenampilan seperti itu? Dia yang selalu diagungkan sebagai dewi kecantikan di kampus harus menjadi cupu. Sungguh lelaki aneh, pikirnya.

"Aku akan memberi gaji 2X lipat," sahut Samuel.

What? 2X lipat? Berarti 20 juta? OMG ... aku bisa mendirikan restoranku sendiri 5 tahun ke depan. Batin Nada girang.

Melihat ekspresi Nada yang sangat lucu membuat Samuel tak bisa menahan rasa gelinya. Ia sangat jelas melihat di bola mata Nada terdapat gambar dollar yang bergerak naik turun sangat cepat.

"3X lipat?" tanya Samuel lagi.

Bisa saja ia memberikan gaji ratusan juta untuk Nada, namun itu akan terasa tak masuk akal. Gaji sebesar 30 juta saja rasanya aneh diberikan pada karyawan magang, bukan?

OMG ... 30 juta? Dengan gaji sebanyak itu, membangun restoran dalam 3 tahun pun aku bisa. Batin Nada lagi yang semakin pusing memikirkan gaji besar itu.

"Saya terima," ucap Nada cepat.

"Baik, sekarang kau tanda tangani kontrak perjanjiannya," sahut Samuel sambil menyerahkan sebuah dokumen pada Nada yang langsung menerimanya ringan tanpa beban.

"Seperti ucapanku kemarin, kau akan magang selama 3 bulan dengan jam kerja selama 6 jam setiap harinya dari hari senin sampai dengan hari jumat," ujar Samuel yang sedari tadi tak pernah mengalihkan pandangannya.

30 juta, 30 juta. Batin Nada, sambil menandatangani kontrak kerja miliknya.

Teriakan dari luar kamar menyadarkan kembali dirinya dari lamunannya.

"Nada, ayo cepat! Kau hampir terlambat!" teriak Yuni dari luar kamar.

"Astaga!" pekik Nada melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi.

"Del, kenapa tak mangajakku tadi?" gerutu Nada pada Adel yang hanya menggaruk tengkuknya.

Ia dan Adel sudah berteman sejak SMP dan memang wanita itu sering menginap di rumahnya karena keluarga besar Adel berada di Bandung, sedangkan di Jakarta bersama neneknya.

"Nak, apa kau harus berpenampilan seperti ini?" tanya Yuni.

"Aku tetap cantik walaupun penampilanku begini, Ma," ucap Nada dengan sombong. Untuk bisa menggapai sesuai yang lebih besar, bukankah kita perlu keluar dari zona nyaman? Dan inilah pilihannya.

"Kau tetap cantik, Nak," puji Steve yang sudah melupakan masalah 2 hari yang lalu.

"Terima kasih, Pa." sahut Nada

Beberapa saat kemudian, Nada sudah bersiap berangkat untuk memulai hari pertamanya bekerja sebagai karyawan bagian keuangan di Admadewa Grup.

Deg Deg Deg

"Kenapa hatiku berdebar-debar?" Nada memegang dadanya dan berusaha menormalkan detak jantungnya. Entahlah, setiap mengingat wajah Samuel maka ia akan seperti ini.

"Tidak, tidak! Kau kesana untuk bekerja. Fokus pada tujuan." Nada bermonolog sendiri.

Jalan yang akan ditempuh olehnya tak akan berhenti di sini karena inilah awal dari semuanya. Awal perjalanan panjang untuk mencapai cita-cita dan mengubah takdir masa depannya. Jalan yang penuh lika-liku, kesakitan, kebahagiaan, harapan, dan putus asa serta cinta yang akan selalu menguatkan dan menopangnya kuat untuk berdiri tegar telah menunggunya di ujung jalan sana.

****

..."Orang yang memindahkan gunung dimulai dengan membawa batu-batu kecil."...

...- Confucius -...

...♡♡♡♡...

Terpopuler

Comments

Nathasya90

Nathasya90

wah aku jg mau klo 30jt🤣

2022-06-10

0

Liliana

Liliana

Semangat ka caca. rajin up ya biar aku baca maraton. aku smpe donlot aplikasi ini krn baca cerita ini yg ka caca promosiin di fb 😅

2022-05-23

1

Liliana

Liliana

Semangatttt nada. aku sampe rela2in donlot aplikasi ini liat ka caca promo di fb 😂😂

2022-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2 Bab 2 : Pertengkaran
3 Bab 3 : Melamar Kerja
4 Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5 Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6 Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7 Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8 Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9 Bab 9 : Hanya Mencintainya
10 Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11 Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12 Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13 Bab 13 : Teman atau Lawan?
14 Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15 Bab 15 : Kesakitan Samuel
16 Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17 Bab 17 : I Love You
18 Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19 Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20 Bab 20 : Berhenti Bernafas
21 Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22 Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23 Bab 23 : Mari Kita Pulang
24 Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25 Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26 Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27 Bab 27 : I Love You, Vio
28 Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29 Bab 29 : Ciuman Pertama
30 Bab 30 : Tertangkap?
31 Bab 31 : Sifat Asli Leo
32 Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33 Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34 Bab 34 : SAH!
35 Bab 35 : Bisakah Kita ....
36 Bab 36 : Kembali Bekerja
37 Bab 37 : Pelarian Nada
38 Bab 38 : Kebenaran
39 Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40 Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41 Bab 41 : Perang Dimulai
42 Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43 Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44 Bab 44 : Tak Akan Muat
45 Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46 Bab 46 : Penculikan Nada
47 Bab 47 : Akhirnya ...
48 Bab 48 : Hukuman Dika
49 Bab 49 : Keterkejutan
50 Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51 Bab 51 : Menuju Bandung
52 Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53 Bab 53 : Aksi Epik Nada
54 Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55 Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56 Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57 Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58 Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59 Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60 Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61 Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62 Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63 Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64 Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65 Bab 65 : Andre Abiyaksa
66 Bab 66 : Buku Diari Mikael
67 Bab 67 : Pengorbanan Andre
68 Bab 68 : Mental yang Terganggu
69 Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70 Bab 70 : Bertemu Kembali
71 Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72 Bab 72 : Lembaran Baru
73 Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74 Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75 Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 : Mengejar Cita-cita
2
Bab 2 : Pertengkaran
3
Bab 3 : Melamar Kerja
4
Bab 4 : Cuek tapi Perhatian
5
Bab 5 : Tolong, Ingatlah Aku!
6
Bab 6 : Kau Pasti Bisa!
7
Bab 7 : Seharga Seribu Rupiah
8
Bab 8 : Hampir Buka Puasa
9
Bab 9 : Hanya Mencintainya
10
Bab 10 : Kenapa Ini Sangat Sakit?
11
Bab 11 : Takdir yang Sangat Kejam
12
Bab 12 : Sebuah Janji yang Terlupakan
13
Bab 13 : Teman atau Lawan?
14
Bab 14 : Ulat Keket Beraksi
15
Bab 15 : Kesakitan Samuel
16
Bab 16 : Pertunangan Samuel dan Finna
17
Bab 17 : I Love You
18
Bab 18 : Ada Apa Sebenarnya?
19
Bab 19 : Bukan Wanita Lemah
20
Bab 20 : Berhenti Bernafas
21
Bab 21 : Kesakitan Semua Orang
22
Bab 22 : Ayah Ibu, I Love You!!
23
Bab 23 : Mari Kita Pulang
24
Bab 24 : Nada Masih Hidup!
25
Bab 25 : Tak Akan Melepaskannya Lagi
26
Bab 26 : Tolong, Cintai Aku
27
Bab 27 : I Love You, Vio
28
Bab 28 : Kau Berselingkuh!
29
Bab 29 : Ciuman Pertama
30
Bab 30 : Tertangkap?
31
Bab 31 : Sifat Asli Leo
32
Bab 32 : Ayo, Kita Menikah
33
Bab 33 : Aku akan Menikahimu Besok!
34
Bab 34 : SAH!
35
Bab 35 : Bisakah Kita ....
36
Bab 36 : Kembali Bekerja
37
Bab 37 : Pelarian Nada
38
Bab 38 : Kebenaran
39
Bab 39 : Kekecewaan Samuel
40
Bab 40 : Trauma yang Kembali Datang
41
Bab 41 : Perang Dimulai
42
Bab 42 : Kau Sangat Hebat
43
Bab 43 : Maafkan Aku, Sayang
44
Bab 44 : Tak Akan Muat
45
Bab 45 : Bertemu dengan Musuh
46
Bab 46 : Penculikan Nada
47
Bab 47 : Akhirnya ...
48
Bab 48 : Hukuman Dika
49
Bab 49 : Keterkejutan
50
Bab 50 : Sedikit tentang Masa Lalu
51
Bab 51 : Menuju Bandung
52
Bab 52 : Tantangan Hari Pertama : Kepanikan Nada
53
Bab 53 : Aksi Epik Nada
54
Bab 54 : Mikael Abiyaksa
55
Bab 55 : Tantangan Hari Ke-2 : Ketakutan Nada
56
Bab 56 : Aku Percaya pada Mereka!
57
Bab 57 : Tantangan Hari ke-3 : Terpana!
58
Bab 58 : Sebuah Kenyataan
59
Bab 59 : Dirimu Penyebab Orang Tuamu Meninggal!
60
Bab 60 : 13 Tahun yang Lalu (1)
61
Bab 61 : 13 Tahun yang Lalu (2)
62
Bab 62 : 13 Tahun yang Lalu (3)
63
Bab 63 : Tantangan Hari Ke-4 : Kau Harus Menyelesaikannya
64
Bab 64 : Kebahagiaan dan Kesedihan
65
Bab 65 : Andre Abiyaksa
66
Bab 66 : Buku Diari Mikael
67
Bab 67 : Pengorbanan Andre
68
Bab 68 : Mental yang Terganggu
69
Bab 69 : Perubahan Kehidupan
70
Bab 70 : Bertemu Kembali
71
Bab 71 : Aku Ada Untukmu
72
Bab 72 : Lembaran Baru
73
Bab 73 : Si Posesif dan Si Dingin
74
Bab 74 : Anakku atau Anakmu
75
Bab 75 : Pertempuran Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!