Sebulan kemuadian, setelah keberangkatan cika dengan keluarga meninggalkan negara B dan menuju ke negara korea, dan kini cika menetap di daerah seoul memulai hari barunya, dengan orang sekitar yang mungkin baru juga. Rasa rindu Cika kepada Yunho mungkin tidak dapat terbendung, berharap sosok itu ada dan slalu menemani di sisinya.
Angin sore yang dingin, dan pasir lembut terkena air yang di pijaknya, air pantai yang menyapu jejak kaki, gadis cantik itu menyusuri pantai dengan deburan ombak yang menemani setiap langkahnya,tapi tidak tau arah kemana kakinya berjalan, kenangan demi kenangan yang terlintas, senyum getir terukir diwajah dengan pandangan kosong melihat keaarah depan , semua yang sudah berlalu hilang begitu saja. matahari yang akan kembali pada tempatnya menandakan bahwa akan datangnya malam, tapi gadis bernama cika masih setia terdiam disisi pantai menikmati angin yang menerpa rambut cantiknya.
"Kamu tau rindu ini sekarang hanya beban untukku, hanya kesunyian yang sekarang berdampingan bersamaku, kenanganmu yang slalu menemani kemana aku pergi" cika terduduk di sebuah batu yang mengarah ke pantai jumunjin dengan ombak yang menerpa.
"Dulu tempat ini yang kita ingin datangi, tapi sekarang aku yang berada disini, sendiri" cika menyeka air mata dan menundukan pandangannya meyakinkan diri jika dirinya kuat, tapi hatinya menolak untuk itu.
"Aku menyerah Yunho aku menyerah ini berat bagiku, aku terlalu lemah saat ini, mengiklaskan adalah pilihan buruk bagiku jika kaitannya denganmu" isakan demi isakan, apakah cika kuat dengan semua ini, tentu tidak, ini begitu rumit untuk dirinya.
"Aku ingin semua orang tau jika aku merindukanmu, tapi tanpa dengan tangisan itu sulit Yunho, aku ingin memutar waktu untuk melarangmu pergi dan kejadian itu mungkin takan terjadi" kau terduduk lemas di pasir berteriak sekencang yang kau bisa meluap kan semua emosi yang kau pendam, tidak ada yang bisa mengobati hingga saat ini .
"Aku rasa kau tau keaadanku saat ini, kau tau aku sangat berharap kau kembali, aku menyerah Yunho aku menyerah hikss"
seketika pandangan gadis itu mulai kabur dan kepala yang berdenyut hebat, tubuh cika yang lemah saat ini , mulai kehilangan kesadaran tubuh kecil dan lemah itu ambruk.
tapi seseorang tidak sengaja melihat keluh kesah cika, melihat cika yang mulai kehilangan keseimbangan dan tergeletak jatuh , dengan cepat datang dengan tangan kekar dan kuat menyangga tubuh kecil cika, pria mecoba membangunkan tapi tidak ada respon dari cika, dengan panik mau tidak mau pria itu mengangkat tubuh cika dengan kehati - hatian.
Saat mobil melaju dengan kencang cika berbicara dan membuka matanya "aku merindukanmu, jangan pergi" saat suara cika tidak terdengar pria itu mengguncang tubuh saat tidak ada respon dari cika, pria itu melanjutkan mobilnya membawanya ke rumah sakit terdekat.
"kenapa tubuhnya sangat dingin tuan" tanya suster yang ikut membawa tubuh cika " yang aku lihat tadi dia kehilangan kesadarannya" setelah di ruang rawat dokter pun datang dan mencoba melihat keadaan cika.
"Tuan bisa ikut saya untuk mengisi identitas pasien" pria itu mengikuti arah suster itu berjalan. "Tapi saya tidak mengetahui dia siapa, tapi mungkin ada identitas di dalam tas ini, saya serahkan kepada anda"
"Baik tuan, sementara saya akan tulis nama anda sebagai wali pasien". Pria itu hanya terdiam didalam fikirannya tidak tau harus pergi atau menunggu sampai gadis di ruang rawat itu sadar.
"Tuan silahkan tulis nama anda" pertanyaan suster itu membuyarkan lamunan pria itu, dengan cepat pria itu menulis "apa ada lagi?saya akan keruangan rawat gadis itu" pria itu berlalu pergi, dan melihat keaadan cika.
"Apakah masa lalumu sangat menyiksamu, hingga membuatmu seperti ini. Bersabarlah orang tuamu secepatnya akan datang kesini" ucap si pria itu dengan lembut.
...----------------...
...----------------...
Beberapa jam berlalu orang tua cika datang dengan sangat panik dan khawatir menanyakan keaadan cika saat ini.
"Apa yang terjadi pada putri kami dok" ucap Wilson dengan nada yang panik .
"Keaadan putri tuan dan nyonya sekarang berangsur baik, tapi akan lebih baik jika pasien tidak stres itu akan menjadi penyebab lemah keaadan tubuh pasien" mendengar hal itu menambah khawatir kedua orangtua cika karna meraka tau sebab yang dialami putrinya saat ini .
"Permisi, saya yang membawa pasien kesini, saya harap pasien akan terus sehat, saya izin untuk pergi"
"Ah nee gomawoyo nak (ah ya terimakasih) kau telah membawa putri kami kesini dan memastikan keadaannya baik - baik saja"
"ah gwenchana eommanim (ah tidak apa - apa) melihat putri anda baik - baik saja itu membuat saya lega"
Setelah perbincangan hangat, Pria itu langsung berpamitan dan meninggalkan rumah sakit. beberapa jam saat pria itu pergi, cika perlahan membuka mata.
"Eomma appa, ada apa kenapa aku berada disini" menatap sekitar bingung, kau tak ingat kejadian terakhir di pantai.
"Kau pingsan dan ada yang membawamu ke sini nak, kenapa kau keluar sendiri tanpa orang yang kau kenal nak?" Pertanyaan khawatir sarah kini yang menyadarkanmu dalam ingatan terahir kau di pantai.
" fikiranku yang membawa aku ketempat itu eomma"
"Sudah, jangan fikirkan soal itu sekarang fikirkan keadaan dan kesehatanmu nak? Jika kau bosan di rumah kau bilang ke eommamu ne" dengan nada tegas wilson menyudahi pembahasan antara kau dan eommamu.
Setelah pemeriksaan terahir dokter sudah memberi izin untuk cika pulang dan meyakinkan bahwa keaadaan cika baik - baik saja.
Saat mobil berjalan menyusuri jalan pertanyaan eomma yang membuyarkan lamunan cika "cika sayang, apa kau tau bagaimana hati eomma saat kau seperti tadi, terbaring lemah? Nak jika memang melepaskan Yunho kau belum sanggup, setidaknya jaga dirimu dan keaadanmu"
"Aku akan berusaha sedikit demi sedikit memulai mengiklaskan Yunho" sarah tidak melanjutkan percakan, karena itu bisa memancing kesedihan pada putrinya.
"Yunho, aku bukan melupakanmu tapi mungkin aku harus terbiasa tanpa adanya kehadiranmu, mungkin kamu diciptakan untuk menjadi orang satu - satunya yang menghiasi masalaluku bukan untuk masa depanku." berat mungkin bagi cika tapi takdir memaksanya untuk melakukannya.
Mobil sudah memasuki halaman rumah, cika turun dari mobil yang mengantarkannya pulang, cika melihat sosok pria bertubuh tegap menunggunya dengan merentangkan tangannya dengan raut wajah yang menengkan dan senyuman manisnya yang menjadi khasnya, cika berlari sekuat tenaga menjemput rentangan yang diketahui itu adalah kaka cika yang tinggal di korea.
Alex adalah kaka angkat cika, pria keturunan korea itu diangkat oleh orang tua cika saat berumur 7 tahun saat kedua orang tua Alex telah tiada dan hanya dia seorang diri, kebaikan dari orang tua cika lah yang membantunya menjadi sosok pria hebat seperti sekarang, Alex menjadi pengusaha sukses dan di juluki sebagai "pembisnis muda".
Saat cika dan Alex kecil mereka sangat amat dekat dan sulit untuk di pisahkan, dan pada saat Alex mulai memasuki sekolah tinggi kedua orang tua cika mempunyai rencana untuk memasukan anak laki - laki kesayangan mereka universitas ternama di korea dan setelah itu meneruskan perusahaan yang di tinggalkan oleh orang tua Alex, mau tidak mau cika dan Alex terpaksa menerima rencana dari kedua orangtuanya.
Dekapan yang dirindukan oleh cika, penguat saat cika rapuh, apapun yang cika inginkan ada pada sosok Alex.
"Menangislah" satu kata yang membuat semua isi hati cika pecah. Alex dengan setia mendekap tubuh cika dengan membelai pucuk kepala adiknya itu.
Saat tangisan cika mulai mereda Alex melonggarkan dekapannya itu dan melihat wajah cantik adiknya itu "apa gunanya aku sebagai kakamu jika kamu masih berkeluh kesah sendiri hemm?? Jangan ulangi lagi, apapun yang ada di hatimu katakan padaku berjanjilah" dengan pelan Alex menghapus air mata yang terus menerus membasahi pipi adiknya itu .
"jangan melakukan hal itu untuk kedua kali demi aku cika, hapus air matamu dan liat aku" dengan tatapan nanar kau melihat kearahnya "masih ada aku dan eomma appa yang menemani mu, jika kamu ingin cerita keluh kesahmu cari aku" diam cika yang menjadi jawaban kesedihannya.
cinta memang terkadang tidak adil bagi sebelah pihak, cinta juga menjadi awal senyum itu ada, tapi setelah cinta itu masuk dan mendalam tangisan itu tercipta. semua orang tau itu tapi seseorang pun tau bagaimana mengatasinya. -Cika amira
Satu cahaya bahkan bisa menerangi satu ruangan, tapi sekarang satu cahaya itu mati dan membuat ruangan itu gelap, pada saat ini cika memcari sedikit cahaya untuk ruangannya.
Dulu kamu datang sebagai harapan untuk terus menjadi alasan aku tersenyum, dan sekarang kamu pergi sebagai harapan untuk aku bisa kuat tanpa kamu.
Takdirlah yang mengatur semuanya, jika ada pilihan untuk mengubah takdir itu, aku yang menjadi orang pertama yang menginginkan pilihan itu.
"keaadaan lah yang akan mengajariku melupakanmu, jika akan lebih baik seperti itu akan aku coba" batin cika
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Haii guys
aku update lagi nih😁
gimana nih apa udahin aja sedih - sedihnya, cika baru mau lupain Yunho nih.
semoga kalian suka ya dengan cerita yang aku tulis, maaf kalo banyak kosa kata yang salah dan ketikan aku yang salah yang buat kalian keganggu bacanya atau penempatannya pun salah aku masih belajar🙏 kalo emang ada yang kurang bisa tulis di kolom komentar di bawah ini ya guys 🥰.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments