...~ Happy Reading ~...
...___________________...
...*...
...*...
...*...
Malam merangkak jauh, tetapi kelopak mata Vlora tidak dapat terpejam. Wanita itu masih terus memikirkan ucapan Jihan tentang sikap anaknya yang tidak biasa.
Given segitu akrabnya sama orang baru? Sihir apa yang mereka berikan pada anakku? Nonsense banget, orang kaya raya seramah itu.
Vlora membatin dengan pikiran yang tidak tenang. Dalam gelisahnya, tiba-tiba dari arah belakang ia merasakan sesuatu menjalar perlahan, kemudian menindih dan membelit perutnya.
Wanita itu menundukkan pandangan lalu menatap hambar lengan kokoh yang telah mengurungnya. Hangat yang menempel di punggungnya terasa berbeda dari yang pernah ia rasakan dulu.
"Kenapa belum tidur?" tanya Tristan. Ia menyandarkan dagunya di pundak kecil Vlora.
Issh, apa sih ini? Apa stok wanitanya sedang berkurang?
Vlora berdesis dalam hati sambil memutar bola mata dengan malas. Akhir-akhir ini, Tristan tidak pernah lagi bersikap manis padanya. Laki-laki yang enam tahun lalu mengikrarkan janji suci padanya, tidak lagi sebaik dan seharmonis dulu.
Kebiasaannya yang suka mengoleksi wanita-wanita cantik, perlahan menggugurkan cinta dan kasih sayang di antara mereka, seiring musim berganti di perjalanan rumah tangga.
"Lagi mikirin Given," ucap Vlora dengan nafas tertahan.
Wanita itu menggeliat pelan, berusaha melepaskan diri dari rangkulan suaminya. Namun, tubuh ceking itu malah semakin terlilit seiring eratnya pelukan sang suami.
"Ada apa dengan dia?" Tristan semakin merapatkan tubuhnya. "Kamu tidak menanyakan kenapa aku pulang lebih awal hari ini?" tanyanya lagi.
Astaga kenapa aku malah kesal yah? Harusnya 'kan seneng ....
Vlora merasa risih dengan sikap suaminya, entah untuk alasan apa. Satu kata yang mendeskripsikan rasa Vlora saat itu, muak.
"Aku rasa, tidak lagi penting untuk membahas tentang pergi dan kembalinya kamu di rumah. Toh, tidak berdampak apapun karena kamu akan selalu begitu." Vlora semakin berusaha melepaskan diri, tetapi Tristan semakin mengencangkan lilitannya.
"Kau menyakitiku, Tristan!" pekik Vlora sembari mencubit lengan suaminya.
Lelaki itu mengalah dan melerai dekapannya. "Maafkan aku. Apa kamu masih marah soal tadi pagi?" Menyorot datar wajah cantik Vlora yang baru saja berbalik menatap langit-langit kamar.
What the fu*ck. Kau merendahkan dan membandingkan aku dengan wanita lain, dan kau pikir mudah saja untuk melupakannya? Seandainya membunuh tidak dosa ....
Vlora memalingkan wajahnya sebentar ke arah sang suami, lalu menatap lekat untuk beberapa detik.
"Kalau aku jelaskan bagaimana perasaan aku, kamu tidak akan mengerti, Tan. Sesekali posisikan dirimu jadi aku, maka kamu akan dengan mudah memahami rasanya jadi aku itu seperti apa, tanpa perlu aku jelaskan." Vlora berucap lembut tetapi menyiratkan perih.
Wanita cantik itu tersenyum hambar lalu kembali memunggungi suaminya.
"Ra, maafin aku! Liat aku, please!" Tristan kembali mendekat dan meraih tubuh kecil Vlora.
"Sudah larut, Tan. Tidurlah, kita bicara besok!" Vlora sama sekali tidak ingin berbalik.
Ia menipis tangan Tristan yang kembali ingin memeluknya. Hal itu malah membuat sang suami marah dan membalikan tubuh kurus Vlora secara kasar. Ia pun langsung mengungkung tubuh ceking itu.
"Ada apa denganmu?" sentak Tristan. "Kenapa jadi berbeda malam ini?" Menangkup kasar pipi Vlora dengan sebelah tangannya.
"Aku?" Vlora menunjuk dirinya sendiri. "Aku berubah? Hah, itu perasaan kamu saja, Tan. Stop it, you hurt me!" Lagi ia menepis tangan Tristan yang mencengkram pipi.
Tristan melepaskan cengkeramannya, tetapi tidak jua berpindah dari atas tubuh kecil sang istri. Matanya menyorot netra Vlora penuh damba, dan Vlora kenal tatapan itu.
"Menyingkirlah, Tristan! Aku mau tidur," ucap Vlora dengan wajah kesalnya.
Lelaki itu menggeleng. "Aku baru akan menyingkir setelah kau melakukan tugasmu sebagai seorang istri dengan benar malam ini," sahut Tristan dengan nada beratnya.
Hah, jadi ini tujuanmu bersikap manis? Maafkan aku, suamiku tersayang. Tapi aku rasa ... aku jijik terhadapmu.
Menyedihkan, hal itu hanya dapat ia ucapkan dalam hati. Vlora memaksakan senyum, tetapi di dalam sana merutuki setengah mati.
"Lain kali saja, Tan. Malam ini tidak bisa!" jawab Vlora dengan tegas.
Tristan menggeram kesal. "Kau menolakku? Kau menolak suamimu? Sudah mulai berani rupanya." Kembali mencengkram pipi tirus itu.
"Bukan begitu, Tan. Sebenarnya aku tidak bisa karena ...."
"Apa?" sergah Tristan dengan cepat. "Karena kamu sudah punya kekasih?" tebak lelaki itu dengan asal.
Vlora terkekeh. "Otakmu masih berfungsi dengan benar 'kan? Aku sedang datang bulan, bukan sedang kedatangan orang baru kayak kamu. Udah sana minggir!" Mendorong tubuh atletis suaminya.
"Sh*it!"
Lelaki itu akhirnya menggulingkan tubuh dengan malas ke samping, lalu menelungkup menyembunyikan wajahnya di atas bantal.
Melihat itu, Vlora bersorak kegirangan dalam hati.
*Emang enak dibohongi? Di saat wanita-wanita jahanam itu tidak ada, kau jadikan aku pelarian? Yang berstatus istri di sini siapa sebenarnya? Tristan, Tristan ... aku tidak ingin lagi senaif dulu. Enough*!
...🌷🌷🌷...
...To be continued .......
...*...
...*...
...*...
...Jempolnya dikondisikan yah 😉...
..._______________________________...
Baca juga karya taman AG yang satu ini yuk :
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yunaeni Fadilah
bagus vlo aku dkubg kamu
2022-07-14
1
Lavinka
diiihhhh aku ikutan pengin nendang tauh laki. jijik banget. 🤮🤮🤮🤮🤮🤮
2022-04-19
2