...~ Happy Reading ~...
...___________________...
...*...
...*...
...*...
Mobil yang dikendarai oleh Jihan, menempuh jarak yang agak jauh, hingga tiba di kawasan The Grange. Sebuah tempat yang terletak di pinggiran kota, tepat di sebelah selatan pusat Edinburgh.
Sebuah kawasan konservasi yang dicirikan dengan rumah besar bergaya Victoria. Area ini merupakan idealisasi kehidupan pedesaan dalam lingkungan perkotaan, dan merupakan kawasan tempat tinggal beberapa orang terkaya di Edinburgh.
Ford focus milik Jihan, kini berhenti tepat di depan gerbang sebuah kediaman mewah dan mega. Menatap gerbang yang menjulang tinggi di hadapan, seberkas keraguan kini berusaha menahan inginnya untuk masuk di dalam sana.
"Kenapa berhenti, Onty?" tanya Given sembari menoleh menatap wajah Jihan.
Bocah lelaki berwajah tampan itu berhasil dibujuk oleh Jihan, setelah drama panjang tidak ingin meninggalkan ibunya sendirian. Kini ia tengah duduk manis di kursi samping kemudi.
"Onty jadi ragu untuk masuk, Giv. Apa sebaiknya kita pulang saja?" Jihan menggaruk pelipisnya dengan menggunakan telunjuk.
"Memangnya kenapa, Onty?" Bocah itu mengerutkan keningnya.
"Rumahnya pasti bagus di dalam sana, Giv. Gerbangnya saja mewah gini, apalagi di dalam. Onty jadi malu, takut, dan nervous," ucap Jihan dengan raut memelas dibuat-buat.
"Kenapa harus takut? Kita kan cuman mau bertamu Onty, bukan mau mencuri di sini," balas Given membuat Jihan seketika tertawa.
Baru saja hendak membalas ucapan anak dari sahabatnya, gerbang besi di hadapan keduanya terbuka lebar. Tampak dua orang penjaga yang berdiri di sana, mempersilahkan Jihan untuk segera masuk.
Ragu-ragu, Jihan kembali menjalankan mobil melewati gerbang tinggi nan kokoh itu, bahkan ia masih harus menempuh jarak sepanjang 30 meter untuk mencapai bangun megah di sana. Wanita itu terkagum-kagum melihat keindahan di samping kiri dan kanan jalan.
Hamparan luas dipadati Zoysia japonica yang dipenuhi kembang berwarna-warni, membentang indah bak permadani hijau yang permai. Percikan bunga-bunga kristal bening dari beberapa aliran air mancur yang berjejer rapi, menambah elok. Tak ketinggalan, beberapa arca berbentuk kuda, berdiri kokoh di tengah taman bak pengawal sejati.
Jihan sampai tidak sadar jika ia memberhentikan mobilnya di tengah jalan, saking mengagumi jamal di depan mata. Hal yang sama pun dirasakan Given. Bocah enam tahun itu sampai harus menurunkan kaca mobil dan melongokan kepalanya keluar.
Entah sudah berapa lama keduanya betah dengan berdiam di dalam mobil, hingga bunyi klakson panjang dari arah belakang, membuyarkan kekaguman itu.
"Astaga!" Jihan kaget dan langsung menepikan mobilnya, sedangkan Given kembali memperbaiki posisi duduknya dengan benar.
Sebuah Lamborghini Aventador SVJ Roadster Grigio Telesto, melesat lambat melewati mobil Jihan. Bagain atap mobil yang terbuka, memperlihatkan dua orang berbeda genre di dalam sana. Mereka pun saling menatap sekilas satu sama lain.
"Cantik dan ganteng banget," gumam Jihan yang masih bisa didengar oleh Given.
"Lebih cantik mommy," ucap Given dengan santai.
Jihan menoleh ke arah bocah itu, dan senyum kecil tersungging di bibirnya.
"Iya, mommy kamu tidak ada duanya deh. Tapi daddy kamu tidak seganteng yang tadi lewat kan?" tanya Jihan dengan alis yang naik turun.
Ia hanya menggoda putra dari sahabatnya, dan tidak ada tindak membantah ataupun membenarkan sama sekali dai bocah itu. Mode kalem si ganteng itu kembali on.
Jihan lalu segera menjalankan mobilnya kembali, hingga berhenti tepat di belakang Lamborghini tadi. Mata Jihan masih fokus menatap dua oang yang keluar dari mobil mewah itu.
Seorang gadis cantik bertubuh mungil, tampak lebih muda darinya, dan seorang pria tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung, membuat Jihan tidak bisa sepenuh menikmati mahakarya Sang Pencipta satu itu.
Keduanya berjalan masuk, tanpa menoleh sedikitpun pada Jihan, meninggalkan wanita itu dalam keterpukauan. Tiba-tiba saja, sudah ada dua orang lain yang berdiri di depan mobil dengan costum berwarna hitam putih.
Salah satu dari mereka mendekat dan mengetuk kaca mobil Jihan.
"Maaf, Nona! Mari ikut saya, Nyonya besar sudah menunggu di dalam," ucap salah satunya.
Jihan pun mengajak Given, lalu keduanya segera keluar dari mobil dan mengikuti dua orang tadi. Lagi dan lagi, decak kagum terlontar dari mulutnya, kala netra pekat itu menatap heran bangunan mega di hadapannya.
Oemji ... mimpi apa semalam sampe bisa nginjak kaki di istana ini?
"Waow ... ini seperti dalam dongeng yang sering diceritakan mommy," ucap Given ikut takjub.
"Mari, Nona dan Tuan kecil, lewat sini." Dua orang tadi menginterupsi fokus tante dan keponakan itu.
Sepanjang kaki Jihan dan Given melangkah, manik mereka tak henti-henti menyapu seluruh isi bangunan itu, hingga ke sudut-sudutnya.
Keduanya pun dituntun masuk ke sebuah ruangan yang amat besar. Di sana, tampak sesosok wanita paruh baya yang amat cantik, sudah menunggu kedatangan mereka.
"Selamat siang, Nyonya!" ucap Jihan sembari sedikit menunduk sopan. Tangannya bergerak kilat menarik ujung baju Given. Saat bocah itu menengadah ke arahnya, ia pun sedikit membungkuk dan berbisik, "Berikan salam, Giv."
Anak lelaki berwajah tampan nan rupawan itu, tidak langsung melakukan yang diperintahkan Jihan. Ia masih setia berdiri dalam diam, menatap wajah tua di hadapannya dengan datar.
"Giv," panggil Jihan pelan.
Ternyata bukan saja Given yang terpaku, tetapi wanita tua di sana pun tengah melakukan yang sama seperti bocah itu.
"Selamat siang, Grandma!" ucap Given dengan lantang pada akhirnya.
Jihan tersentak dan langsung membekap mulut bocah menggemaskan itu. Berulangkali ia meminta maaf pada wanita yang kemarin berkunjung ke butiknya.
Berbeda dari dugaan Jihan, wanita itu justru terlihat senang dengan panggilan Given. Segaris senyum terlukis di wajah tua nan cantik yang seolah tidak pernah termakan usia.
"Hae," gumam wanita tua di sana.
...🌷🌷🌷...
...To be continued .......
...*...
...*...
...*...
...Ritualkan jempolnya setiap kali selesai membaca, epribadeeehhh ❤️...
...__________________________...
Jagan lupa mampir ke karya taman AG yang satu ini :
Nabila Aurelia Jasmin adalah gadis populer di sekolah Bina Harapan Internasional, salah satu Sekolah elit di Jakarta. Dia idaman para laki – laki di sekolahnya. Hampir semua pria di sekolah menginginkan Nabila menjadi kekasihnya. Selain itu dia juga ketua cheerleader sekolah dan sekretaris Osis. Siapa yang tidak mengenal Nabila yang popular. Apa jadinya jika Nabila menyukai pria paling tidak dikenal di sekolah?
Nathan Fernando Lathif, laki – laki dingin yang pendiam, kutu buku, penyendiri dan misterius. Dia hanya menginginkan hidup yang tenang. namun dunianya berubah saat Nabila si gadis populer mengejar – ngejarnya. Tidak hanya jadi amukan para pria di sekolah, hidupnya yang tenang menjadi penuh drama. Dia kesal karena terus – terusan diikuti gadis berisik itu.
Bagaimana kisah mereka?
Bisakah Nabila menaklukan si pria es?
Atau Nabila akan menyerah dan menerima cinta pria popular Sekolah yang memang menyukainya, karena berkali – kali diabaikan dan dianggap pengganggu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dev
aku rasa given itu bukan anaknya Tristan..
jadi gk sabar nunggu plot twist.nya..
2022-04-23
4
Lavinka
ruamh siapa itu sebenarnya? lalu kenapa given manggil sintuan rumah dengan panggilan 'grandma'.
2022-04-14
2
🐌KANG MAGERAN🐌
tuh oma-oma sape
2022-04-05
2