...~ Happy Reading ~...
...____________________...
...*...
...*...
...*...
"What?"
Vlora terperanjat tak percaya kala mendengar penuturan sang sahabat. Ekspresi heran tercetak jelas di wajah cantiknya yang tirus. Kalau saja itu bukan Jihan, sahabatnya, mungkin Vlora benar-benar tidak akan percaya.
Lama bersahabat dengan wanita super aktif itu, Vlora tidak pernah menemukan kebohongan sekecil apapun, bahkan keisengan yang berujung kepura-puraan. Alasan lainnya, Jihan selalu berhasil melakukan hal-hal yang tidak terduga sama sekali.
Salah satu bukti terbesar adalah pencapaiannya dalam berkarier di negeri sihir asal Harry Potter tersebut. Oleh karena itu, bukan lagi hal baru bagi Vlora jika menyangkut hal-hal di luar dugaan yang bisa ditaklukkan sahabatnya.
"Are you kidding me?" Seberkas ragu masih saja bergelayut di benaknya.
"Oh, jadi sekarang sudah tidak percaya lagi sama aku? Ok, fine, tapi kamu tidak mungkin tidak percaya sama Given 'kan? Tanya aja sama dia," ucap Jihan dan langsung bergegas naik ke kamarnya.
"Wait, wait! Bu-bukan gitu maksud aku, Jihan." Vlora menghentikan langkah sahabatnya. "You know that, di-dia ... dia temperamen. Dia tidak suka dengan orang asing, tidak suka banyak omong. A-aku gak percaya dia bisa sedekat itu dengan orang yang baru dia kenal, dan ... ngobrol selancar yang kamu ceritakan ... ini tuh, impossible banget, Jihan?" Vlora tidak habis pikir.
"Mana kutahu?" Jihan mengedikan bahunya. "Kenyataannya dia terlihat akrab dan senang sekali. Tanyakan saja sama orangnya, tuh," tunjuk Jihan pada Given, dan ia pun langsung beranjak dari hadapan Vlora.
Wanita ceking itu terlihat bingung dengan sikap anaknya yang ia anggap tidak wajar.
"Masa sih? Iya, dia memang agak rame kalau dekat sama Jihan. Tapi untuk ukuran orang baru ... rasanya sangat tidak mungkin sekali. Ada apa dengan anakku?" Vlora menatap putranya dengan heran.
Ingin memastikan semuanya, ia berjalan menghampiri sang putra yang tampak asik berbaring di sofa sambil menonton.
"Giv," sapa Vlora dengan lembut. Ia masih berdiri agak jauh dari posisi rebahan bocah itu.
Tidak ada jawaban, dan Vlora mencobanya sekali lagi. Masih tidak ada jawaban, Vlora memutuskan jarak dan semakin mendekat ke arah putranya. Senyuman manis diikuti gelengan kecil refleks terekspos dari wajah cantik Vlora, kala ia mendapati sang putra yang sudah tertidur.
"Giv," sapanya dengan lembut sambil membelai rambut hitam sang anak.
Sentuhan Vlora berhasil mengusik tidur bocah lelaki itu. Mungkin karena baru saja tertidur, si ganteng itu pun terbangun dengan mudah, tetapi tampak begitu malas.
"Kenapa, Mom? Giv ngantuk sekali," ucapnya dengan nada-nada malas berbaur kantuk.
"Kita mau pulang, Sayang. Nanti tidurnya di mobil saja yah, mommy tidak kuat menggendong Giv lagi." Vlora berbicara sambil menepuk lembut pipi anak itu, agar dia tidak kembali jatuh dalam lelap.
Bocah itu mengangguk dan langsung bangkit dari tidurnya meski dengan malas-malasan.
"Ayo, Mom!" ajaknya pada sang ibu.
Vlora tersenyum lalu menarik lembut tangan bocah itu agar duduk di pangkuannya.
"Sebentar, Sayang. Tunggu onty Jihan dulu yah," pinta Vlora.
Given mengangguk lalu memilih duduk bersandar pada sofa, ketimbang duduk di pangkuan ibunya. Bocah itu merasa sudah besar, dan tidak ingin diperlakukan seperti anak-anak pada umumnya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Jihan segera keluar dari kamarnya dan mengantar sahabat serta keponakannya itu untuk segera pulang.
Masuk di mobil, Given langsung tertidur di jok penumpang, sedangkan Jihan dan Vlora membunuh waktu dengan banyak mengobrol. Obrolan yang yang lebih banyak didominasi nasehat Jihan pada sahabatnya.
"Thanks, Beb!" ucap Vlora saat mobil sudah memasuki pelataran huniannya.
"Ingat apa yang sudah aku katakan tadi. Hargai dirimu sendiri jika memang hal itu tidak kamu dapatkan dari dia. Jangan pedulikan apapun, fokus pada dirimu sendiri dan Giv! Kalo ada apa-apa, hubungi aku langsung." Setelah mengucapkan itu, Jihan langsung melesatkan mobilnya dari sana.
Vlora tersenyum menatap mobil sang sahabat yang perlahan menghilang di tengah-tengah kegelapan kota. Ia kemudian berbalik dan melangkah masuk ke dalam, dengan Given yang tertidur dalam gendongan rapuhnya.
Selesai menidurkan bocah lelaki itu, Vlora berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"Dari mana saja kamu?"
Baru saja pintu kamar terbuka, suara Tristan sudah menyambutnya. Vlora terperanjat, tetapi secepat kilat menguasai diri.
"Biasalah, dari mana lagi kalo bukan dari Jihan," jawab Vlora dengan sangat tenang. Wanita itu terus melangkah menuju kamar mandi, tetapi suara Tristan kembali menahannya.
"Atas izin siapa kamu keluyuran sampai malam begini?" tanya Tristan dengan nada mengintimidasi.
Vlora yang posisinya sedang membelakangi saat itu, memejamkan mata sejenak dengan tarikan napas yang pelan dan dalam, sebelum akhirnya ia berbalik menatap sang suami.
"Aku kira kamu terlalu sibuk, Tan. Sorry," ucapnya kemudian berbalik dan segera masuk ke kamar mandi.
Kening Tristan sedikit berkerut melihat sikap istrinya malam itu.
Kenapa dia? Tumben gak nyerocos seperti biasanya. Bicaranya adem kek gak ada masalah, padahal pagi tadi kan lagi berantem? Aneh ... tapi bagus sih, biar aku gak pusing lagi.
...🌷🌷🌷...
...To be continued .......
...*...
...*...
...*...
...Tinggalkan like dan komen yah 😍...
..._________________________...
Rekomendasi novel bagus karya teman AG lagi nih 😁 Mampir kalo semapat yah ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Esther Nelwan
bagus ni ceritanya...
2022-08-04
0
Lavinka
suka dengan persahabatan antara Jihan dan vlora. abaikan Tristan saja! benci aku SMA cowok kek gitu
2022-04-17
3
Lavinka
kangen kan lo? dasar pria nyebelin.🤬🤬🤬
2022-04-17
2