...~ Happy Reading ~...
...____________________...
...*...
...*...
...*...
Suara pintu yang membentur keras pada dinding-dinding kamar, berhasil menginterupsi perdebatan memanas di antara sepasang suami-istri itu. Vlora dan Tristan berbarengan menoleh kilat ke arah pintu.
Sosok bocah lelaki tengah berdiri di sana dengan wajah memerah serta tatapan tajam, menyorot dua orang dewasa berbeda genre di hadapannya.
Tristan, suami Vlora, langsung melangkah dan mendekat ke arah putranya.
"Halo, jagoan!" Mengusap kepala bocah itu lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan sang anak. "Jangan dengarkan apapun tadi yah! Mommy sama daddy ...." Ucapan Tristan menggantung. Ia bingung ingin menjelaskan seperti apa.
Sementara itu, Vlora hanya diam dan langsung menoleh ke tempat lain, sembari menyetel ulang suasana hatinya agar kembali normal. Dalam diam wanita itu berpikir, bagaimana caranya agar bisa menghentikan sang suami dari kebiasaan buruknya?
Tidak bisa dibiarkan. Selamanya hatiku tidak mungkin bisa sanggup menerima dikhianati terus-menerus. Tapi apa? Apa yang harus aku lakukan? Aku ... aku tidak bisa apa-apa tanpa dia.
Vlora membatin merutuk dirinya yang selalu saja bergantung pada sang suami.
Tristan adalah seorang womanizer. Label itu sudah melekat padanya sejak ia masih duduk di bangku kuliah dulu. Ia adalah senior Vlora, waktu gadis itu baru masuk di The University of Edinburgh.
Melihat junior yang cantik, pintar, dan yang paling penting adalah ia berasal dari Ibu Pertiwi, membuat Tristan jatuh hati padanya. Pesona Vlora pada masa itu memang sulit untuk dihindari. Saking tergila-gila pada Vlora, Tristan nekat melamarnya, padahal status mereka masih sama-sama mahasiswa.
Baru beberapa bulan menjalani kuliah, cukup bagi Vlora untuk mengenal Tristan, dari seringnya berkumpul bersama komunitas mahasiswa Indonesia yang berada di sana.
Sudah tahu akan kebiasaan senior yang satu itu dengan label womanizer, tetapi entah takdir macam apa yang malah menambatkan hati Vlora padanya. Tidak ada yang tahu alasan gila Vlora menerima bad boy itu. Jihan sekalipun.
Meskipun begitu, sepanjang pernikahan mereka yang sudah menginjak tujuh tahun ini, Tristan selalu memperlakukan Vlora dan anak mereka dengan baik. Ia cukup dalam memanjakan Vlora dengan banyak hal. Satu poin saja yang kurang dari lelaki tampan dengan senyum manis ini yaitu, senang bermain wanita.
Namun, akhir-akhir ini Vlora menangkap lagat berbeda dari lelaki berstatus suaminya itu. Dia tidak pernah membiarkan Vlora tidur sendirian dan menunggunya dalam ketakutan. Dia tahu, bahwa wanita cantik yang telah menemani harinya di rumah selama ini adalah wanita lemah dengan phobia terhadap gelap dan kesendirian.
Kenyataannya, hal itu justru yang terjadi sekarang. Tristan kerap dengan sadar meninggalkan Vlora, berperang bersama gelap dan kesendirian.
Ia tahu bahwa wanita cantik itu tidak akan bisa apa-apa tanpa dirinya. Oleh karena itu, Tristan mulai bersikap seenaknya tanpa memikirkan lagi alasan dia meminang wanita itu tujuh tahun silam.
Tanpa membalas ucapan sang ayah, Given berlalu dari sana begitu saja.
"Lihat? Kau membuatnya menutup diri dariku. Dia sudah jarang bercerita ataupun meminta apa-apa sama aku seperti dulu. Itu semua gara-gara kamu!" bentak Tristan.
Rupanya setelah tubuh kecil sang anak menghilang, perang kecil itu kembali berlanjut. Tristan mempersalahkan Vlora atas sikap sang anak yang berubah dingin terhadapnya akhir-akhir ini.
Satu sudut bibir Vlora terangkat. "Drama apalagi ini, Tan? Apa ini semacam cara pengalihan topik?" Vlora terkekeh. "Yang berubah siapa? Yang dituduh berubah siapa coba? Lucu sekali kamu, Tristan."
Vlora tampak santai dalam menanggapi ucapan sang suami. Akan tetapi, jauh di dalam hatinya ingin sekali menyembur wajah tampan menyebalkan itu dengan berbagai sumpah serapah.
Bagaimana tidak, bukannya merasa bersalah, lelaki itu malah merasa tersakiti dengan sikap dingin sang anak.
"Kau ...." Ia teramat emosi melihat senyum ejek di wajah sang istri.
"Given sudah besar, dia sudah cukup peka dalam melihat dan memilah mana yang salah maupun yang benar." Menyorot sang suami dengan sengit. "Dan aku tidak perlu mengajarinya akan hal itu," lanjut Vlora.
Selesai mengucapkan itu, Vlora berlalu dari hadapan suaminya seraya melangkah keluar kamar. Langkah kaki wanita ceking itu bergerak menuju ke arah kamar anaknya.
"Mommy boleh masuk?" tanya Vlora setelah mengetuk pintu kamar anaknya.
Ia memutar handle pintu kamar itu, lalu sedikit melongokan kepalanya. Gelap tanpa cahaya, membuat Vlora yakin bahwa bocah berwajah rupawan itu tidak ingin berbicara atau menemui siapapun.
Vlora urung tuk masuk. Ia lalu hendak kembali menutup pintu itu, tetapi suara halus sang putra menahan geraknya.
"Masuklah, Mom!" ucap Given.
Vlora tersenyum kecil dan segara melangkah masuk. Ia menyalakan lampu kamar itu terlebih dahulu, agar terang memperlihatkan wajah tampan anaknya. Vlora kemudian mendekat ke arah putranya yang tengah duduk bersandar pada headboard.
"Apa Giv sedang marah?" tanya Vlora dengan lembut, tetapi tak ada jawaban. "Kenapa dobrak pintu kamar mommy sama daddy seperti tadi?" lanjutnya lagi dan masih tak ada jawaban.
"Itu tidak baik, tidak boleh, Giv. Anak-anak itu dilarang masuk ke kamar orang tua, apalagi sampai mendobrak pintu seperti tadi dan mendengar percakapan orang tua." Vlora menasehati dengan nada pelan dan selembut mungkin.
"Apa yang buat Giv seperti tadi? Apa saja yang Giv dengar?"
Bocah berwajah tampan itu baru menoleh pada ibunya. "Giv gak tidak suka sama daddy. Giv marah sama daddy!" jawabnya dengan suara sedikit meninggi. "Daddy ngomongnya baik sama onty Lala, tapi jahat sama Mommy. Giv tidak suka!" lanjut bocah itu penuh marah.
Vlora mengernyit heran mendengar apa yang diucapkan sang putra. Sederet tanya beratasnamakan curiga mulai membesuk pikirannya.
Lala? Maksudnya Clay? Kapan mereka ketemu? Bukannya ... ah, ada apa ini? Apa yang tidak kuketahui?
...🌷🌷🌷...
...To be continued .......
...*...
...*...
...*...
...Like dan komen jangan lupa ❤️...
...______________________________...
...AG mau merekomendasikan novel teman lagi nih. Mampir yah kalo ada waktu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Lavinka
banyak hama di sekitarmu ceking. tolong segera basmi mereka pakai Baygon
2022-04-05
3
Lavinka
ya ampun, nggak sadar diri ini bapak satu.
2022-04-05
1
Lavinka
nggak usah, biarin aja. tinggalin laku kek gitu. benci aku
2022-04-05
1