...~ Happy Reading ~...
...____________________...
...*...
...*...
...*...
Susana pagi hari di hunian Pratama, kembali didominasi aura menggigil. Hal itu bukan semata dipengaruhi oleh cuaca, tetapi juga oleh sikap seorang Tristan. Kali ini pun, Vlora bahkan ikut membekukan suasana.
Pada hari-hari sebelumnya, rumah dua lantai tersebut akan selalu berisik dengan omelan wanita ceking itu. Akan tetapi, tidak untuk pagi ini. Diamnya Tristan, malah menjadi hal yang dianggap baik bagi Vlora.
Pasca penolakan Vlora semalam, membuat Tristan hiatus semalam entah ke mana. Lelaki itu baru saja kembali pagi buta, tetapi tidak ada sambutan intimidasi maupun interogasi dari Vlora, istrinya. Ibu satu anak itu, tampak biasa saja dalam merespon.
"Giv, cepatlah! Daddy bisa terlambat, Sayang."
Tristan baru saja turun dari kamar dan bergabung di ruang makan. Namun, bukannya duduk menikmati sarapan, ia hanya meminta putra mereka agar segera menyelesaikan makanan.
"Tidak sarapan dulu, Tan?" tanya Vlora tanpa melihat ke arah lelaki itu. Perhatiannya terfokus hanya pada sang putra.
"Tidak perlu! Nanti saja kalau sudah di kantor. Aku sudah telat," jawab Tristan sembari menyingsing lengan bajunya.
Vlora mengangguk-angguk mengerti, sangat mengerti. Maksud di kantor saja, adalah tempat lain bersama para wanita jahanam. Hal itu sudah seperti garam yang ditelan Vlora tiap kali ia makan.
"Kalau begitugitu duluan saja, biar Given aku yang anterin." Vlora berucap sangat tenang.
Ayah dan anak itu, kompak dan spontan menoleh ke arah Vlora. Heran, satu kata yang mewakilkan segenap rasa dua adam berbeda generasi itu.
"Emang bisa?" tanya Tristan antara ragu dan meremehkan, tetapi Vlora mengangguk mantap. "Yakin?" tanyanya sekali lagi.
"Iya, Tan. Sesekali aku ingin mencobanya, biar kamu tidak kerepotan terus. Pergilah, aku bisa kok!" tandas Vlora meyakinkan.
Detik itu juga, Given bersorak kegirangan, membayangkan hari-harinya di sekolah akan lebih indah jika diantar jemput oleh sang mommy. Tidak terkecuali Tristan. Dia pun senang karena aktivitasnya tidak lagi terganggu.
Hal yang membuat Vlora tidak pernah mengantarkan anaknya ke sekolah, ataupun keluar rumah untuk tujuan yang tidak penting, hanyalah karena rasa minder.
Wanita cantik bertubuh ceking itu selalu merasa insecure. Tubuhnya yang kurus, dengan penampilan yang tidak secantik dulu, bahkan karamnya perjuangan di bangku kuliah, membuat perempuan itu merasa rendah di mata orang lain.
Hal paling menakutkan bagi mantan the most wanted satu itu adalah bertemu dengan teman-teman semasa kuliah dulu. Teman-teman setanah air lebih khusus yang tidak sepandai dirinya, tetapi kini sudah menjadi wanita karier dan sukses. Tidak seperti dirinya yang kini tampak kucel, meskipun ia mendapat uang bulanan yang cukup dari sang suami.
Kehidupannya benar-benar berubah 180° sejak menikah. Hal itu juga membuat Vlora bertahun-tahun selalu bergantung pada Tristan. Alasan klise lainnya karena situasi yang jauh dari orang tua.
Awalnya tidak masalah bagi Tristan sama sekali, tetapi seiring waktu berjalan, hal itu pun menjadi pemicu pertikaian di antara mereka. Oleh karena itu, Vlora ingin mengubah arah yang selama ini ia tuju, sesuai saran dan motivasi dari sahabatnya, Jihan.
"Baiklah, aku pergi! Giv, daddy duluan yah." Tristan berpamitan dan segera berlalu, tanpa menyentuh sarapan buatan istrinya sedikit pun.
Tidak lama setelah itu, Vlora juga bergegas menyudahi sarapannya, dan segera mengantarkan anaknya ke sekolah for the first time.
Ibu dan anak itu diantarkan oleh sopir pribadi. Sopir yang bertugas tidak seribet sopir lain, karena majikannya itu tidak pernah keluar rumah hampir setiap hari. Keluar pun, kadang dijemput sahabatnya atau memesan taksi online.
Vlora memang manja, tetapi dia tidak seribet wanita lain. Kemauannya banyak, tetapi hanya sederet hal-hal kecil dan yang sederhana.
"Belajar yang rajin yah, Sayang." Vlora mengusap kepala Given, setelah si ganteng itu mencium telapak tangannya.
Bocah itu mengangguk dan sekali lagi memeluk ibunya. "Nanti Mommy jemput lagi kan?" tanya Given dengan wajah berharap.
Vlora tersenyum dan mengangguk, setelah putranya berlari masuk ke dalam, ia masih saja berdiri di depan gerbang sekolah berstandar internasional tersebut. Netra legamnya mengantarkan langkah sang putra hingga menghilang dari pandangan.
Baru saja ia berbalik hendak masuk ke mobil, sebuah suara mengagetkannya.
"Jadi ini, ibunya si ganteng?"
...🌷🌷🌷...
...To be continued .......
...*...
...*...
...*...
...Like dan Komen jangan lupa...
...____________________...
Kalau ada waktu senggang, mampir juga yah di karya temanku 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
shanti rahayu
katanya pintar vlora masa seh ga bisa hidup mandiri drpd ribut aja sama suami bgitu kasian mental ank
2022-06-21
0
Lavinka
kenapa kau masih bertahan dengan lelaki seperti itu sih? aku berharap orang yang berbicara tadi adalah salah seseorang dari masa lalunya. biar bisa balikan sekalian
2022-04-19
3
🐌KANG MAGERAN🐌
anak2 emang lebih suka sama emaknya, biar cerewet juga tp paling betah ngrecokin emaknya dari pada bapak🤭
2022-04-10
2