Hari ini rumah Fara sedang ramai, karena semua keluarga sedang berkumpul untuk menengok ayah Fara yang sakit. Ada keluarga dari sang ibu yaitu sepupu ibunya Fara yang tinggal di desa sebelah. Ada juga adik tiri ayahnya yang beda desa dan ada juga adik kandung ayahnya yang beda kecamatan. Keponakan ayah dan ibu Fara pun sedang berkumpul juga untuk menjenguk ayah Fara. Fara mengajak sepupu dan keponakannya yang usianya gak jauh beda sama Fara untuk main di teras dan ruang tamu, karena yang lainnya sedang ada di kamar ayahnya. Hubungan Fara dan sepupu juga keponakannya terbilang tak terlalu dekat, karena Fara yang jarang keluar rumah untuk sekedar main dengan mereka.
Apalagi para sepupu dan keponakannya juga jarang main ke rumah Fara. Saat bermain Fara tidak lupa membawa handphonenya agar saat Adi telepon ataupun mengirim pesan Fara bisa tahu. Memang sejak pagi Adi sudah bilang kalau hari ini Adi sedikit sibuk soalnya proyek yang lagi di kerjakan olehnya akan segera selesai. Fara pun mengerti kondisi Adi yang sekarang menjadi tulang punggung keluarganya karena sang ayah sudah pensiun dan kakak-kakaknya sudah menikah semua. Fara berbincang dan bermain dengan sepupu dan keponakannya. Mereka bermain berbagai macam permainan. Fara dan sepupu juga keponakan yang cewek pun main monopoli sambil bercanda dan bergurau.
Di sela permainan Cicik pun bertanya kepada Fara tentang cowok yang lagi dekat dengan Fara. "Kamu lagi Deket sama cowok mana mbak?" tanya Cicik. "Ada lah orang jauh. Kenapa memangnya?" jawab Fara heran. "Gpp cuma tanya aja mbak. Mbak Fara kenal dimana?" sahut Cicik lembut. "Kenal lewat handphone. apa ada yang salah?" jawab Fara lagi. "Gak salah mbak. Aku boleh kenal gak? namanya siapa sih?" tanya Cicik beruntun. "Nanti aja kalau dia telepon kamu aku kenalin. Kalau sekarang dia lagi kerja" jawab Fara lembut. "Aku tunggu mbak. Jangan bohong ya mbak?. Aku cuma gak mau mbak nanti salah langkah" sahut Cicik lagi.
"Iya gpp kok. mbak ngerti" sahut Fara. Obrolan mereka pun berhenti dan meneruskan permainan mereka. Fara pun tertawa dengan riang, karena para sepupu dan keponakannya itu pada bercanda dan lucu-lucu semua. Ak terasa waktu sudah semakin siang, Fara pun menanti telepon dari Adi. Tiba-tiba handphone Fara pun berbunyi pertanda ada telepon masuk. Fara pun bergegas melihat handphonenya dan melihat ada nama 'my prince' di layar handphonenya. Fara pun segera mengangkat teleponnya sambil menjauh dari sepupu dan keponakannya yang lagi berisik.
"Assalamualaikum sayangku" salam Adi.
"Waalaikumsalam juga cintaku" jawab Fara.
"Kamu lagi apa Bun?" tanya Adi.
"Aku lagi kumpul sama semua saudara pah" jawab Fara.
"Oh lagi kumpul-kumpul ya. Berarti aku ganggu kamu dong yank?" sahut Adi.
"Gak lah, malahan nih ya aku nungguin papah telepon dari tadi. Apalagi ada keponakan aku yang mau kenal nih sama papah" jawab Fara lembut.
"Siapa sayang?" tanya Adi.
"Bentar aku panggilin anaknya dulu" jawab Fara.
"Wek.. Sini bentar ada yang mau ngomong sama kamu nih" panggil Fara kepada Cicik. Cicik pun berjalan menuju ke arah Fara. "Siapa mbak?" tanya Cicik. "Nih kamu ngomong aja sendiri" jawab Fara sambil memberikan ponselnya ke arah Cicik.
"**Iya halo, dengan siapa ini?" tanya Cicik.
"Emangnya mbak Fara gak ngomong siapa aku ini?" jawab Adi dengan pertanyaan juga.
"Ini aku dek. Pacarnya mbak kamu yang cantik itu" lanjut Adi lagi.
"Oh. kenapa mas panggil aku?" tanya Cicik.
"Kata mbak Fara kamu mau kenalan sama mas?" sahut Adi lagi.
"Iya mas. Kalau boleh tau siapa nama mas?" tanya Cicik.
"Namaku Adi. Kamu panggil mas Adi aja dek. Kalau nama kamu siapa dek?" sahut Adi sambil menanyakan nama Cicik.
"Namaku Cicik mas. Kalau mbak Fara panggil aku Wek. Gak tau maksudnya apa? dari dulu manggilnya gitu" jawab Cicik.
"Aneh emang mbak mu yang satu itu" ucap Adi.
"Ih.. ada yang ngomongin aku nih di belakang aku" sahut Fara pura-pura merajuk.
"Loh ada mbak mu ta disana kok ada suaranya? tanya Adi.
"Ada lah mas dari tadi juga mbak Fara dengerin kita ngomong" jawab Cicik.
"Aku loudspeaker emang kenapa yank? apa kamu marah?" sahut Fara lagi.
"Iya gak dong sayang, aku gak marah sama kamu cuma aku kan gak denger suara kamu dari tadi kok tiba-tiba aja Uda nyahut" jawab Adi.
"Uda dek kasih ponselnya ke mbak mu lagi biar gak cemberut dia" ucap Adi.
"Kok tau kamu mas kalau mbak Fara lagi cemberut?" tanya Cicik heran.
"Tau lah Uda kebiasaan. Apalagi nanti kalau gak langsung di bujuk pasti bakalan tambah ngambek dia. Udah kasih ponselnya ke mbak mu, Sebelum dia tambah marah" ucap Adi**.
Cicik pun mengembalikan ponsel kepada Fara. Fara yang sudah marah pun mengambil ponselnya dan langsung mematikan telepon dari Adi tanpa berbicara lagi kepadanya. Fara memang kalau sudah marah sama Adi ya pasti begitu kelakuannya. Tanpa mendengar penjelasan langsung matiin telepon aja. Sementara di kota J sana Adi lagi kalang kabut karena tiba-tiba Fara memutuskan panggilannya tadi. Adi pun mencoba untuk melakukan panggilan lagi dengan Fara untuk meminta maaf.
Sampai panggilan ketiga baru di angkat lagi sama Fara.
"Iya kenapa?" sahut Fara jutek.
"Jangan marah dong sayangku kan aku tadi cuma bercanda Bun" ucap Adi.
"Gak marah kok cuma bete aja" sahut Fara masih jutek.
"Gak marah tapi, ngomongnya jutek banget. Aku minta maaf sayang kan aku cuma bercanda tadi. Kan aku pengen Deket juga sama keponakan kamu sayang" ucap Adi lagi.
"Iya udah gak kok pah. Maaf juga ya tadi udah jutek" sahut Fara lembut.
"Nah gitu dong kan cantik kalau gak jutek. Udahan dulu ya sayang nanti papah hubungi lagi. Papah lanjutin kerja lagi ya bundaku sayang. Bye cantik. Jangan marah. Eemmmmuuuuaaaacccchhhh" pamit Adi ke Fara.
"Iya pah. Semangat kerjanya sayang. Bye juga. Emmuuaacchh" jawab Fara.
Setelah mematikan telepon dari Adi Fara pun bergabung dengan sepupu dan keponakannya. Mereka bermain dan bercanda seharian ini. Fara pun sedikit terhibur dengan adanya mereka. Fara pun sedikit melupakan kesedihannya tentang ayahnya yang sakit.
Sementara di kota J, setelah menghubungi Fara tadi, Adi pun kembali bekerja dan mengecek proyek yang sedang di kerjakan agar tidak salah nantinya. Adi sudah berencana untuk menabung agar nanti kalau Fara sudah selesai sekolahnya bisa langsung Adi lamar. Adi pun sudah membicarakan masalah ini dengan keluarganya dan keluarga Adi pun setuju dengan hubungan Adi dan Fara ini. Walaupun jarak usia mereka yang terpaut jauh.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continue..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments