8

Fara merasa bosan di rumah seharian karena masih libur sekolah setelah ujian nasional kemarin. Setelah belajar tadi Fara memutuskan untuk menonton televisi di ruang keluarga tapi, lama-kelamaan Fara bosan dengan tanyangan di televisi itu, Fara pun mematikan televisi itu.

Fara keluar rumah duduk manis di teras rumahnya. Tiba-tiba Fara kedatangan Ifa dan Cicik di rumahnya. "Tumben kalian kesini, ada apa?" tanya Fara kepada keduanya. "Iya nih mau ngajakin kamu jalan-jalan keliling kampung, bosan di rumah mulu Ra" jawab Ifa senang.

"Ayo deh, aku juga bosan nih di rumah" sahut Fara sambil beranjak masuk. "Aku ganti pakaian dulu, kalian tunggu disini aja dulu" lanjut Fara sambil berjalan masuk menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Lima belas menit kemudian Fara sudah selesai mengganti pakaiannya dan langsung keluar kamarnya untuk menemui Ifa dan Cicik di teras. Mereka bertiga pun berjalan-jalan di sekitar kampungnya untuk menghilangkan stres karena liburan sekolahnya.

"Ra, tuh liat banyak yang liatin kita loh" ucap Ifa senang karena merasa di perhatikan banyak cowok di kampungnya itu. "Ih, aku kalau Uda dewasa gak mau kalau nikah sama tetangga sendiri atau masih satu kota, aku pengennya yang bisa mudik gitu enak kali ya" sahut Fara sambil berandai-andai menghayal saat dirinya dewasa nanti.

"Kalau aku sedikasihnya aja sama yang maha kuasa kalau Uda jodoh mah gak akan ketuker" sahut Cicik bijak. "Halah sok-sokan kayak gitu padahal pengennya dapet yang Korea" ejek Ifa ke Cicik. "Iya gak apa-apa kalau dapat oppa Korea mah aku nambah syukur" ucap Cicik menghalu.

"Hai Ra" sapa Arif tiba-tiba dari belakang tubuh mereka bertiga. "Astaghfirullah, loe jangan ngagetin Napa Rif?" sahut Ifa sambil mengelus dadanya yang terkejut tadi. "Kamu ini mau bikin kita bertiga jantungan ya" timpal Fara kesal. "maaf,,maaf,, habis dari tadi aku panggil-panggil gak ada yang nyahut sih" sesal Arif kepada mereka bertiga. "Tumben loe sendirian kemana dua sohib loe itu Rif?" tanya Cicik yang melihat Arif jalan sendirian saja.

"Mereka berdua di rumahnya lah, kan ini jalan arah rumah gue Ci" sahut Arif sambil menunjuk jalan ke rumahnya. "Eh iya ya,, ini jalan ke rumah kamu kan Ren?" tanya Fara yang baru sadar kalau jalan itu menuju ke arah rumah Arif. "Iya bener banget" jawab Arif santai. "Kalian bertiga mau mampir ke rumahku?" lanjut Arif sambil bertanya kepada mereka bertiga untuk mampir ke rumahnya.

"Boleh-boleh aja sih soalnya lagi gabut di rumah" sahut Fara sambil melihat kearah Ifa dan Cicik. "Iya deh boleh" lanjut Cicik menimpali. Mereka berempat pun berjalan bersama untuk mampir ke rumah Arif.

Sesampainya di rumah Arif mereka pun duduk santai di teras rumah Arif yang sejuk. Arif masuk ke dalam rumahnya dan membuatkan minuman untuk Fara dan kedua temannya itu. Setelah selesai membuat minuman Arif pun keluar sambil membawa minuman dan camilan.

"Gak usah repot-repot kenapa Ren" ucap Fara saat melihat Arif membawa nampan berisi minuman dan cemilan. "Uda gak apa-apa cuma minuman sama cemilan aja kok" sahut Arif santai.

Mereka berempat pun ngobrol sambil bercanda di teras rumahnya Arif itu. Tak terasa waktu sudah menunjukkan siang hari dan mereka bertiga pun pamit pulang ke Arif.

Mereka bertiga pun berpisah di jalan untuk menuju rumah mereka masing-masing. Sesampainya di rumah Fara masuk ke dalam dan berbaring di ranjangnya sampai tertidur.

Fara terbangun dari tidurnya dan melihat keluar jendelanya ternyata hari sudah sore. Akhirnya Fara bergegas mandi dan melakukan kewajibannya.

Setelah selesai Fara keluar kamarnya untuk membantu ibunya memasak di dapur untuk makan malam. Setelah siap Fara sekeluarga pun makan malam bersama. Setelah makan malam bersama Fara dan kedua orangtuanya duduk santai di ruang keluarga sambil bercanda dan nonton televisi.

Saat sudah larut Fara berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk tidur di kamarnya. Fara pun bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya untuk tidur. Setelah sampai di kamar Fara langsung tidur di atas ranjangnya.

Beberapa Minggu Kemudian

Tepat di hari ini Fara menerima hasil ujian nasionalnya. Fara datang ke sekolahannya dengan hati yang deg-degan. Fara takut kalau hasil nilainya nanti tidak akan memuaskan kedua orangtuanya.

"Gimana hasilnya nanti ya?" tanya Fara ke teman-temannya. "Pasti bagus Ra, tenang aja" sahut Ifa santai. "Gimana nanti kalau hasilnya gak memuaskan?" tanya Fara lagi. "Insyaallah hasilnya pasti baik" sahut Devi teman sekelas Fara.

Wali kelas Fara pun datang ke kelas mereka dan membagikan hasil ujian mereka, semua siswa termasuk Fara pun bergembira karena hasil ujian mereka semua hasilnya memuaskan tinggal menunggu hasil pendaftaran saja.

Setelah wali kelas Fara keluar kelas Fara dan teman-temannya pun bersorak kegirangan. Tapi, itu cuma sebentar saat mereka ingat bahwa hasil pendaftaran kemarin belum keluar mereka pun masih deg-degan menunggu hasilnya.

Fara dan teman-temannya pun memutuskan untuk pergi ke kantin untuk duduk-duduk disana sambil bercanda dan tertawa bersama, karena saat mereka keterima di sekolah yang berbeda pasti waktu mereka akan banyak disita untuk belajar dan sekolah.

Setelah bel pulang berbunyi Fara pun pulang dengan hati yang gembira. Saat sampai di rumah ibu Farah sudah menyambut Fara di teras rumah. "Gimana hasilnya sayang?" tanya ibu Fara was-was. "Alhamdulillah Bu hasilnya memuaskan sekali Fara dapet nilai 9,8 dan 7" jawab Fara dengan gembira.

"Alhamdulillah, ya Allah, nilai kamu lumayan juga nak" syukur ibu Fara kepada sang kuasa. "Iya Bu, semoga dengan nilai ini aku bisa masuk sekolah yang sama kayak Ifa dan Cicik" doa Fara. "Iya nak, amiiin.. Semoga doa kamu terkabul sayang" sahut ibu Fara sambil mengaminkan doa Fara.

Fara dan ibunya pun masuk kedalam rumahnya dengan hati yg berbunga-bunga. Fara jadi tidak sabar menunggu kepulangan sang ayah untuk memberitahukan kabar gembira ini.

Fara memilih untuk masuk kedalam kamarnya untuk bersih-bersih dan berganti seragam sekolahnya dengan baju santai. Setelah berganti pakaian dan mengerjakan kewajibannya Fara berbaring di atas tempat tidurnya.

Mungkin karena kelelahan Fara pun tertidur di atas kasurnya yang empuk itu. Fara pun tidak tau jika ayahnya sudah pulang, karena dia ketiduran di kamarnya. Ibu Fara pun tidak ingin mendahului sang anak untuk menyampaikan kabar bahagia tadi, jadi ibu Fara membiarkan Fara saja yang memberitahukan kabar itu nanti malam kepada ayahnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

to be continue.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!