CS1 Seratus Satu Mawar Putih

Anjani fokus membuat satu buket mawar merah imitasi. Pita emas bercampur perak melengkapi tampilannya. Tidak lupa, beberapa semprot parfum menjadi sentuhan akhir yang semerbak. Satu lagi, sebuah pesan ucapan selamat telah tertulis rapi. Akhirnya, satu buket bunga pesanan Paman Sam telah jadi.

"Ahaha, pintar sekali kau. Teman paman kau ini pasti senang melihat ini. Wow!" puji Paman Sam. Dia puas dengan hasil buket bunganya.

"Paman Sam, kenapa nggak bawa amplop isi duwit aja?" tanya Meli.

"Yang nikah ini sahabat baik. Sama-sama mantan preman. Ahaha. Biar kelihatan beda dikit." Paman Sam menjelaskan dengan girang.

"Oh, jadi kalau sudah jadi mantan sukanya mawar," tutur Meli membuat kesimpulan sendiri.

Mendengar itu Anjani langsung menyikut Meli. Sementara Meli yang merasa diberi kode oleh Anjani untuk tidak melanjutkan kata-katanya, hanya tertawa sendiri sambil beberapa kali mengulang lagi kalimatnya tadi. Rupanya Paman Sam tidak keberatan dengan pemikiran Meli.

"Ah! Biarkan saja teman kau itu. Paman berangkat dulu, ya. Doakan pula biar segera dapat jodoh lagi."

Paman Sam meninggalkan toko dengan membawa buket bunga. Penampilannya rapi dengan gaya khas seorang yang hendak pergi ke kondangan. Celana hitam, batik lengan panjang, rambut disisir rapi, dan aroma segar dari parfum yang disemprotkan ke badan. Lengkap sudah, Paman Sam siap menghadiri resepsi pernikahan sahabatnya, mantan sesama preman.

"Kalian berdua minggu depan sudah mulai masuk kuliah, kan?" tanya Kak Lisa memulai topik baru.

"Iya, Kak. OSPEK dulu. Pasti bakalan seru nanti," tutur Meli. Dia mulai larut dalam bayangannya.

Memperhatikan Meli dan Kak Lisa yang sedang membahas persiapan kuliah, Anjani jadi teringat gadis yang semalam sempat melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar. Anjani sempat menduga bahwa gadis itu kemungkinan besar satu angkatan dengannya. Namun, dugaan lain juga muncul, bisa saja gadis itu adalah kakak angkatannya. Banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi. Yang jelas, Anjani sungguh tidak ingin bermusuhan dengan siapa pun.

"Hei, hei, hei .... Kalian masih ingat pelanggan kita yang sering memesan mawar putih?" tanya Kak Lisa tiba-tiba.

"Itu Ken dan Juno. Aku sudah kenal," jelas Meli. Dia terlihat bangga karena sempat berkenalan dengan pelanggan yang dimaksud Kak Lisa.

"Ada apa memangnya, Kak?" tanya Anjani. Berbeda dengan Meli yang kegirangan, Anjani lebih logis lagi dalam bersikap dan langsung bertanya pada Kak Lisa.

"Hari ini mereka pesan seratus satu mawar putih segar. Nggak dalam bentuk buket, kok. Kita letakkan saja di beberapa keranjang. Kita hias yang cantik, ya." Kak Lisa membacakan pesan masuk dengan antusias.

Tidak hanya Kak Lisa yang senang mendengar pesanan tersebut, Anjani dan Meli juga tidak kalah senang. Sadar bahwa mawar putih yang dibutuhkan banyak, Kak Lisa bergegas menelepon agen yang biasa mengirim bunga untuk memastikan kesediaan mengantarkan dalam beberapa jam ke depan. Namun, Kak Lisa sedikit kecewa karena permintaannya tidak bisa dipenuhi. Akhirnya, Kak Lisa pun memutuskan untuk memetik mawar putih yang tertanam di halaman rumahnya. Sebelum berangkat, Kak Lisa berbagi tugas dengan Anjani dan Meli. Menyiapkan keranjang dan hiasannya adalah tugas mereka berdua.

Satu jam kemudian ....

Kendaraan roda tiga yang sangat dikenal Anjani berhenti di depan toko. Itu adalah kendaraan roda tiga milik Kak Lisa, dan Kak Lisa sendiri yang mengemudikan. Di bak kendaraan sudah ada satu keranjang besar berisi mawar putih, dan sedikit mawar merah. Rupanya Kak Lisa sekalian memetik beberapa tangkai mawar merah. Sepertinya mawar merah yang dipetik akan dikombinasikan dengan mawar putih, kemudian dirangkai menjadi buket bunga dan diberikan ke pelanggan sebagai bonus pesanan. Anjani sudah hafal dengan kedermawanan Kak Lisa.

Anjani, Meli, dan Kak Lisa mulai berkutat dengan bunga dan hiasannya. Kurang dari satu jam, paket mawar putih siap diantar. Diantar? Ya, mawar-mawar itu akan diantar ke alamat tujuan yang diminta oleh pelanggan.

"Anjani, kamu bisa mengemudikan kendaraan roda tiga kan?" tanya Kak Lisa.

"Bisa, Kak." Anjani menjawab mantap.

"Hah? Sejak kapan Anjani? Terus kalau kamu bisa, ngapain waktu itu minta tolong Mario mengemudikan?" tanya Meli. Dia terlihat kaget sampai melontarkan beberapa pertanyaan.

"Aku sudah biasa sejak di desa. Ma punya satu di rumah, tapi sudah dijual. Hehe, waktu itu aku lagi malas, Meli. Jadi, minta tolong, deh." Anjani membela diri.

"Oke kalau begitu kalian berdua yang antar ke tempat tujuan, ya. Ini kuncinya." Kak Lisa menyerahkan kunci kendaraannya pada Anjani.

Benar, Anjani benar-benar bisa mengemudikan kendaraan roda tiga. Meli duduk di bak belakang sambil tetap mengenakan pelindung kepala, tentu saja bersama bunga-bunga pesanan. Awalnya Meli berteriak takut dan berpegangan erat pada pembatas. Namun, beberapa saat kemudian sudah tidak lagi. Meli sekarang percaya dengan Anjani.

"Anjani, kapan-kapan ajari aku juga, ya!" ujar Meli, sambil berteriak dari bak kendaraan.

"Aku kira kamu nggak tertarik." Anjani menanggapi sambil tertawa.

Dua puluh menit berlalu. Anjani dan Meli mendekati tempat tujuan. Anjani kaget. Meli pun tidak kalah kaget. Lokasi tujuan pengiriman bunganya bukan di tempat yang diduga oleh Anjani maupun Meli. Di sekeliling tampak beberapa rumah yang kondisinya bisa dikatakan kurang layak, dan lebih mendekati kumuh. Tidak disangka, sisi lain kota menampakkan pemandangan lain yang belum diketahui oleh Anjani. Semula Anjani mengira bahwa kehidupan kota akan dipenuhi hal yang serba ada. Akan tetapi, saat itu juga Anjani memahami bahwa kehidupan manusia itu beragam warnanya, tidak peduli hidup di kota ataupun di desa.

"Mel, kamu hafal kota, kan? Bener di sini tempatnya?" tanya Anjani untuk memastikan sekali lagi.

"Alamatnya bener, kok. 100% yakin." Meli membenarkan.

Tidak lama, dari jauh terlihat sosok yang sangat dikenal Anjani. Itu Juno, dan dia sedang melambai serta memberi isyarat agar mendekat. Anjani sudah tidak lagi bersembunyi dari Juno, apalagi dia dan Juno sudah menjadi teman satu angkatan. Langsung saja Anjani mengemudikan kendaraan roda tiganya ke arah Juno.

"Rupanya kamu bisa mengemudikan kendaraan ini. Keren!" puji Ken.

"Halo Ken .... Halo Juno." Meli yang merasa akrab mencoba menyapa.

"Ini rumah siapa?" tanya Anjani.

"Kalau ingin tahu masuk saja. Ayo, sambil kita bawa bunga-bunganya!" ajak Juno.

Ken dan Juno masuk lebih dulu, diikuti oleh Anjani dan Meli. Rumah yang saat ini mereka masuki bisa dibilang kecil karena hanya terdiri dari dua ruang yang dinding-dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Saat masuk di ruangan yang pertama, Anjani melihat kursi plastik yang telah usang warnanya. Di sisi lainnya terdapat tembikar yang tergulung rapi. Selain dua benda itu, tidak ada apa-apa lagi di sana. Masuk di ruang yang kedua, Anjani sedikit terkejut. Ada Mario sedang menemani seorang bocah perempuan yang tampak sedikit pucat, dan dia botak.

"Wah, mawar putih lagi. Terima kasih, Kak." Bocah perempuan berterima kasih, matanya tampak berbinar.

Tidak lama setelah itu, terlihat perempuan yang sudah berumur datang memasuki ruangan. Bocah perempuan tadi memanggilnya 'ibu'. Rupanya ibu dari bocah perempuan tadi baru saja pulang dari mengumpulkan botol plastik bekas. Juga, ibu itu terlihat bahagia dengan kedatangan Mario, Ken, dan Juno.

Tidak lama setelah itu, Ken, Mario, dan Juno pamit. Begitu pula dengan Anjani dan Meli. Tidak lupa, Ken memberikan amplop yang sepertinya berisi uang.

Di luar rumah, Anjani, Meli, Mario, Ken, dan Juno berkumpul di dekat kendaraan roda tiga. Lebih tepatnya, Meli memaksa Mario, Ken, dan Juno untuk menceritakan tentang bocah perempuan tadi. Hal itu memang terkesan kurang sopan saat tiba-tiba bertanya pada pelanggan. Akan tetapi, itu bukan lagi masalah karena mereka sudah merasa saling kenal.

"Mereka adalah saudara kita yang butuh pertolongan," jelas Mario.

"Bocah perempuan tadi beberapa bulan dirawat di rumah sakit karena kanker yang dideritanya. Dua hari lalu dinyatakan sembuh, dan kemarin sore diperbolehkan pulang," imbuh Ken.

"Bocah tadi suka mawar putih," imbuh Juno juga.

"Siapa yang membayar biaya pengobatannya selama beberapa bulan? Kalian?" tanya Meli.

Juno tidak bisa menjawab karena memang dia tidak tahu. Sementara Ken terlihat melirik ke arah Mario, seolah meminta persetujuan untuk mengungkapkan bahwa Mario-lah yang sukarela membayar semua biaya pengobatan bocah perempuan tadi. Sebelum Ken mengatakannya, Mario lebih dulu menjawab.

"Ada banyak orang baik di luar sana. Kami hanya membantu sedikit." Mario menjawab dengan nada santai.

"Ah!" seru Ken sambil tepuk jidat.

"Oh iya, ada satu buket bonus untuk pelanggan setia. Terima kasih sudah memesan banyak hari ini," tutur Anjani dengan sopan. Dia baru saja mengeluarkan buket bunga mawar kombinasi dari keranjang.

Anjani menyodorkan bunga itu pada Ken, karena dia mengira bahwa Ken adalah pelanggan yang selama ini memesan bunga. Melihat adegan pemberian bunga itu, Juno terkaget melongo. Dia ingin berada di posisi Ken. Namun, Ken justru kelagapan. Dia tidak bergegas menerima bunga itu, karena merasa bukan dirinya yang selama ini memesan mawar. Tingkahnya aneh sambil sesekali melirik ke arah Mario.

"Ini milikku!" ujar Mario. Dia tiba-tiba merebut buket bunganya dari tangan Anjani. Setelah berhasil merebut, dia bergegas ke motornya.

"Kalau begitu kami pamit, permisi, dan terima kasih." Ken menarik Juno agar mengikutinya.

"Anjani, sampai jumpa di acara OSPEK kampus kita. Ingat, sekarang aku satu jurusan denganmu. Aku temanmu. Jangan sungkan jika ingin ngobrol denganku. Salam!" teriak Juno dengan kencang, jaraknya sudah semakin jauh karena ditarik oleh Ken.

Anjani tersenyum. Dia sama sekali tidak menyesal telah menghindari perjodohan, kabur ke kota, dan memantapkan hati untuk kuliah. Nyatanya, kisahnya tidak hanya tentang sebutan Bunga. Sosok baru, teman, juga pengalaman di kota membuatnya selangkah lebih dewasa.

Dan ... tentang OSPEK, seperti apa rasanya? Juga ... kalau dipikir-pikir lagi, kenapa aku sedikit penasaran dengan sosok Mario. Siapa dia sebenarnya? Kenapa kami terus-terusan bertemu? batin Anjani dipenuhi tanya.

***

Bagi yang suka, jangan lupa like dan tinggalkan jejak komentar di bawah. Tunggu lanjutan ceritanya, ya. OSPEK. See You.

Terpopuler

Comments

miqaela_isqa

miqaela_isqa

Jangan patah semangat kakak

2020-10-21

0

Priskila Wi

Priskila Wi

Aku udh mampir dengan bom like dan rate 🌟 5.

Semangat berkarya ya thor

2020-06-20

1

Mimi Dhava

Mimi Dhava

sampai sini dulu.. feedback ya

My Husband Is-Cuek

tinggalkan jejak, nanti aku ke sini lagi buat like eps lainnya.. 😊😊

2020-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!