CS1 Untuk Saat Ini

Rumah bercat kombinasi putih dan mint yang terletak di sudut kompleks perumahan elit, terlihat mewah dibanding rumah-rumah lainnya. Pagar besi dominan cokelat menjulang tinggi dan terlihat kokoh. Di sekeliling rumah tertanam beberapa pohon palem, mangga, juga markisa. Tidak heran jika tumbuh beberapa tanaman di sana, karena halaman depan rumah tersebut memang luas.

Melangkah lebih dalam, kemewahan semakin melekat. Tampak dari depan, empat pilar besar berdiri menjulang. Tidak berhenti di sana, di samping rumah terdapat garasi besar yang bagian atapnya dibuat unik mirip bentuk piramida. Entah ada berapa kendaraan yang terparkir di dalam sana.

Dari semua kategori mewah yang tampak dari depan rumah, hanya satu pemandangan tidak biasa. Terparkir rapi dua motor yang terlihat kumuh karena berlumur lumpur.

Rumah mewah tersebut adalah rumah keluarga Mario. Juga ... kedua motor yang terparkir di sana adalah kendaraan Mario dan temannya, yang pagi tadi digunakan untuk membagikan brosur sepatu di pasar.

"Mario, pinjam kolam renangnya, ya. Gerah, nih!" pinta lelaki yang memakai sarung penutup kepala.

"Buka dulu topengmu!" sahut Mario sambil menuang minuman dingin ke gelas yang dipegangnya.

"Okeh."

Lelaki yang baru saja melepas sarung penutup kepala adalah sahabat baik Mario sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama. Namanya adalah Ken. Dia memiliki postur tinggi yang hampir sama seperti Mario. Dia pun juga terlihat gagah dan tidak kalah tampan dari Mario. Bedanya, Ken berkacamata sementara Mario tidak.

Ken hobi berenang, lebih tepatnya meminjam kolam renang rumah Mario untuk berenang. Saat ini pun, usai kegagalan membagikan brosur di pasar tadi, dia memilih berenang lebih dulu dibanding aktivitas lainnya.

"Mario, kenapa juga kau repot-repot ikut bagi-bagi brosur. Karyawan ayahmu kan banyak." Ken membuka topik pembicaraan sambil bersandar di tepi kolam.

"Iseng aja," jawab Mario singkat.

"Yaelah. Terus lagi, nih. Kenapa juga kau pilih pasar buat tempat bagi-bagi brosur. Kan banyak tempat lain yang lebih oke. Duh, pakek acara brosur jatuh lagi. Tuh tuh, lihat tuh, motor kita kotor karena terjatuh di parkiran sana." Ken menggerutu.

"Sederhana saja, pasar itu ramai orang, penyebaran brosur juga akan lebih cepat. Akan lebih cepat tersebar andai tidak kau jatuhkan." Mario menjelaskan sambil sesekali meneguk minumannya.

"Haha, maaf. Itu kesalahanku karena maksain diri buat pakek penutup kepala dan lupa nggak pakai kacamata. Tunggu, jadi itu alasanmu ngasih bunga ke cewek tadi?" tanya Ken. Dia terlihat penasaran. Kali ini dia keluar dari kolam dan duduk di dekat Mario.

"Tepat sekali. Kau yang ceroboh, tapi membuat orang lain merasa bodoh."

Sejenak keduanya terdiam sambil tetap meneguk minuman dingin. Beberapa kue pukis yang sempat dibeli di pasar tadi tidak luput dari perhatian. Mereka menikmati kue sambil mencomot asal segala topik pembicaraan.

"Mario, boleh kepo nggak?" tanya Ken membuka topik pembicaraan baru.

"Apa?" tanya Mario singkat.

"Cewek yang bernama Anjani tadi itu siapa? Kayaknya sih bukan tipemu banget. Dari segi penampilan, cewek tadi itu jauh dari kata modis, nggak berkelas, je ...."

"Cukup, hentikan!" Mario memotong ucapan Ken.

"Ciee, kamu belain dia. Jangan-jangan kamu memang ada rasa. Ah, tapi mana mungkin. Dirimu mana mau kenal sama yang namanya jatuh cinta." Ken kembali menyerbu Mario dengan kata-katanya.

"Untuk saat ini, biasa saja. Tidak ada yang tahu kapan hati ini akan bertemu takdirnya."

"Hah? Sejak kapan sahabatku jadi puitis begini? Gawat, nih. Lebih baik aku berenang lagi biar nggak h ...."

Belum sempat Ken meneruskan kata-katanya, kue pukis potongan besar lebih dulu sukses menyumpal mulutnya.

***

Dua mangkuk bakso beberapa menit lalu telah terhidang. Anjani terlihat lahap menikmati bakso miliknya. Sesekali dia tampak menambahkan saos, kecap, juga sambal ke dalam mangkuknya. Tidak lupa, berkali-kali telah terseruput es teh pesanan.

Di seberang Anjani, Meli duduk diam sambil melihat tingkah lucu sahabatnya menikmati bakso pedas miliknya. Meli belum menyentuh bakso miliknya. Sedari tadi dia menunggu waktu yang tepat untuk berbincang.

"Mel, kalau ada yang mau disampaikan lebih baik segera sampaikan. Tuh, baksomu bentar lagi dingin karena dicuekin!" seru Anjani di sela-sela aktivitas menyantap bakso miliknya.

"Ehee ... kamu tahu rupanya. Satu pertanyaan, kau jawab, dan akan kumakan baksoku." Meli membujuk.

"Oke, akan kujawab singkat agar baksomu segera dimakan." Anjani setuju.

"Siapa nama lelaki tampan yang memberimu mawar di pasar tadi?" Meli cepat sekali melontarkan pertanyaannya.

"Namanya Mario," jawab Anjani.

"Siapa dia? Anak mana? Lalu apa hubunganmu dengan Mario?" Meli menyebutkan semua pertanyaan yang tadi disimpannya.

"Mel, itu lebih dari satu pertanyaan. Cepat makan saja baksomu!" tegas Anjani.

"Aku kepo," tutur Meli dengan wajah memelas.

Tak kuasa dengan rayuan sahabatnya, Anjani pun mengalah. Dia perbaiki posisi duduknya, lalu mendekatkan wajah ke arah sahabatnya itu. Meli yang mengetahui tanda dari Anjani pun terlihat senang. Sebentar lagi dia akan tahu siapa sebenarnya Mario. Akan tetapi, Anjani hanya memberikan satu kata saja.

"Rahasia!"

Meli terlihat kecewa dengan jawaban sahabatnya. Melampiaskan kekesalannya, dituangkan banyak-banyak saos sambal ke dalam mangkuk bakso miliknya.

"Aw! Pedas! Haah ...."

Anjani hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Meli. Selang beberapa saat setelahnya, hanya terdengar denting mangkuk dan suara pelayan warung yang lalu lalang. Ini pertama kalinya Anjani jalan-jalan dan makan di luar setelah 3 hari di rumah Paman Sam. Dan ... Anjani benar-benar menikmatinya.

Tidak perlu berlama-lama menghabiskan waktu di sana. Setelah mengosongkan isi mangkuk dan gelas, Anjani juga Meli bergegas membayar lalu keluar. Ada tempat lain yang harus dikunjungi. Toko kosmetik. Anjani harus membeli lipstik seperti yang paman bilang. Ya, daripada paman sendiri yang membelikan dan cerita macam-macam pada pemilik tokonya. Oh, itu tidak boleh terjadi ...!

"Mel, sepertinya aku terlalu awal ya datang ke kota? Kuliah dimulai masih bulan depan, lama." Anjani memulai topik.

"Terus? Mau balik ke desa?" tanya Meli sambil tetap berjalan santai.

"Ya enggaklah. Maksudku, emm ... Yuk cari kesibukan yang bisa dapat uang. Lumayan loh sebulan." Anjani bersemangat memberi ide.

"Yakin?"

"100℅, Mel."

"Ntar keasikan cari uang malah ogah-ogahan lanjut kuliah."

"Mel, kita coba dululah."

"Oke, besok kukenalkan dengan temanku. Aku yakin dia bisa bantu kita. Beberapa hari lalu dia bilang lagi butuh orang buat jaga toko bunganya. Ntar, coba kuhubungi dulu ya."

"Okeh!"

Langkah ringan kembali dilanjutkan. Kini, lipstik dan bedak pun sudah di genggaman. Tidak lupa pula Anjani membelikan 1 untuk Meli, sesuai permintaan pamannya melalui pesan singkat.

---- Anjani, belikan juga kosmetik buat sahabat kau, Meli. Ingat, pelit itu tak baik. Dan, sedekah itu lebih berharga. Kalau sudah selesai jalan-jalannya cepat kau pulang. Nih, ayam jagomu sudah datang. Cepat pulang dan kasih nama buat dia. ----

Meli terpingkal saat Anjani menunjukkan pesan Paman Sam beberapa menit sebelumnya. Sekarang, semua sudah terbeli. Anjani dan Meli pun bergegas untuk pulang.

Beberapa pertokoan mereka lalui. Sesekali ada pula karyawan toko yang membagikan brosur bagi pejalan kaki yang melintas di depan toko mereka. Lebih dari 3 lembar brosur, Anjani menerimanya. Kebanyakan dari mereka terlihat masih muda. Mungkin mereka adalah pekerja paruh waktu. Melihat hal itu Anjani semakin bersemangat menunggu waktu kuliah tiba. Sudah banyak sekali rencana-rencana yang akan segera diwujudkan olehnya.

Setibanya di persimpangan jalan, lampu lalu lintas pejalan kaki berwarna merah. Anjani dan Meli menunggu hingga tanda lampu berubah hijau. Akan tetapi, tiba-tiba ....

"Hai, Bunga!" sapa seorang lelaki yang suaranya datang dari belakang.

"Juno?" Anjani menoleh, memutar badan dan mencari sumber suara. Namun, rupanya sebutan 'Bunga' itu bukan untuknya. Melainkan untuk orang lain yang sepertinya memiliki nama Bunga. Anjani telah salah dengar, sekaligus salah paham.

Melihat gelagat Anjani, Meli tentu saja penasaran.

"Hei, siapa itu Juno?" tanya Meli penasaran.

"Bukan siapa-siapa, kok."

"Bohong, nih. Tadi Mario, sekarang Juno. Besok siapa lagi, hayoo. Ayo, cepat cerita!"

"Biarin aja kepo, wek ...! Hihi." Anjani semakin menggoda Meli. Dia pun seketika berlari menjauh sesaat setelah lampu pejalan kaki berwarna hijau.

"Hei, Anjani. Tungguin!"

***

Bersambung ....

Penasaran dengan lanjutannya. Tunggu update selanjutnya yaa. See You, Readers.

Terpopuler

Comments

ineyyy

ineyyy

like again

2020-08-21

1

Sept September

Sept September

cemunguttt

2020-08-19

1

ayyona

ayyona

lanjutin lg 😍😍

2020-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!