CS1 Pertemuan Baru

Pagi sedikit mendung, tapi tidak menciutkan semangat kawanan burung untuk bersenandung. Tidak terdengar pula kokok ayam yang biasanya bersahutan saling membangunkan tetangga. Ya, ini bukan desa. Nuansa kehidupan kota memang sedikit berbeda.

Anjani terbangun dari tidur lelapnya karena silau sinar matahari pagi yang menerobos dari celah tirai jendela. Sekian detik dia mengucek mata, mencoba untuk segera terjaga. Segera setelah sadar sepenuhnya, jemari tangannya lincah meraih smartphone yang sengaja diletakkan di samping tempat tidurnya.

"Anjani, bangun! Anak gadis bangun siang itu tak baik. Ayo, bangun!"

Terdengar suara gedoran pintu kamar tidur Anjani semakin keras. Sementara suara yang menyuruhnya untuk segera bangun juga semakin gigih meneriakinya. Tidak ada pilihan lagi selain segera bangkit dan membuka pintu kamar.

Seseorang yang membangunkan Anjani adalah Paman Sam. Dia adalah adik kandung dari ibu Anjani. Sudah lama dia hidup sebagai duda, lantaran ditinggal pergi oleh istrinya. Sementara putra Paman Sam satu-satunya tidak jelas di mana keberadaannya.

Paman Sam adalah pria yang gagah dan ramah. Satu-satunya yang membuat dia terlihat menakutkan adalah bekas tato di lengan kirinya. Paman Sam dulunya mantan preman yang memiliki banyak anak buah. Sejak ditinggal pergi anak dan istrinya, dia pun memilih menjalani hidup normal dengan membuka warung kelontong di depan rumahnya.

"Anjani, susah betul kau dibangunkan, ya!" Paman Sam sedikit menegur, meski tidak banyak berpengaruh bagi Anjani.

"Biasanya aku dibangunin sama ayam tetangga. Lupa kalau aku sedang di rumah Paman Sam." Anjani membela diri.

"Ya sudah, nanti sore kubelikan kau ayam jantan. Awas saja kalau bangunnya masih siang."

"Heee?"

Begitulah, suasana pagi Anjani. Sudah tiga hari berlalu semenjak dia meninggalkan desa. Pagi, siang, sore, ataupun malam, selama tiga hari ini ibunya di desa selalu menelepon, tapi sama sekali tidak diangkat olehnya.

Kring ... Kring ... Tulalit Tulalit ...

"Mau sampai kapan tak kau angkat telepon Mami kau." Paman Sam penasaran karena terlalu sering melihat Anjani mengabaikan telepon ibunya.

"Yang menelepon adalah Ma, bukan Mami. Julukan Mami hanya mengingatkanku pada masa lalu." Suara Anjani terdengar lirih.

"Oke oke. Sini biar aku yang angkat telepon dari Ma."

Paman Sam merebut smartphone dari tangan Anjani. Anjani sama sekali tidak keberatan dengan tindakan pamannya. Dia terlihat pasrah.

"Halo, Kak. Ini adikmu, Sam. Anjani tak mau mengangkat telepon dari kau. Masih ngambek dia. Lagian sih pakek ada acara perjodohan segala, mana aku tak kau undang lagi. Sudah-sudah, Kak. Kau tak perlu khawatir berlebihan, dijamin Anjani sehat di sini sama adik kau ini. Kalau rindu kemari saja kau. Adik kau ini juga rindu sama kau. Oke, aku tutup dulu teleponnya ya. Sampai jumpa!"

"Gimana kata Ma?" Anjani langsung bertanya sesaat setelah Paman Sam menutup teleponnya.

"Tuh, kepo kau! Ra-ha-si-a. Lain kali angkat sendiri teleponnya. Sekarang, bantu paman kau ini belanja kebutuhan warung di pasar sana. Ini daftarnya, dan ini uangnya. Oh iya, ada Meli yang akan menemani kau belanja." Paman Sam terdengar bijak.

"Meli?" Anjani masih mengingat nama yang tak asing terdengar di telinganya.

"Teman main kau dulu. Dia juga akan kuliah di jurusan yang sama seperti kau. Jurusan apa itu namanya?" Paman Sam mencoba mengingat nama jurusan yang diambil oleh Anjani.

"Jurusan Ekonomi, Paman. Oke deh, aku bersiap dulu."

"Nah, bagus. Sekalian kau beli make up sama baju baru. Biar keponakan paman yang mau kuliah ini terlihat sedikit cantik. Hahaha .... Jangan lupa beli lipstik kau ntar!" Paman masih bertutur sambil sedikit berteriak meski Anjani sudah pergi ke kamarnya.

***

Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB. Memang sedikit terik jika harus bepergian, apalagi harus berjalan kaki. Namun, teriknya matahari pagi tak menyurutkan langkah Anjani demi memenuhi perintah pamannya untuk belanja.

Pasar memang tidak terlalu jauh dari rumah Paman Sam. Jalan kaki ke sana tidak akan membuat kaki kebas, justru menyenangkan karena ada Meli yang sibuk mengoceh sepanjang jalan.

Meli adalah gadis mungil seusia Anjani. Dia dulu tinggal di desa yang sama seperti Anjani, tapi pindah saat usianya menginjak 7 tahun. Meli dan keluarganya pindah ke kota dengan alasan mengadu nasib demi kesejahteraan.

Kini takdir mempertemukan Anjani dan Meli setelah sekian tahun tak bersua. Meli yang sekarang lebih asyik diajak bicara dan bercanda. Wah, sungguh takdir yang indah.

"Mel, aku boleh tanya?" Anjani tiba-tiba mengubah topik bicara.

"Apa?"

"Kamu nggak sedang dipaksa Paman Sam buat ambil jurusan yang sama denganku, kan?" tanya Anjani.

"Nggak, kok!" jawab Meli singkat.

"Jujur, Mel."

"Ehm, sedikit sih. Tapi itu nggak masalah. Aku senang bisa kuliah sama kamu. Apalagi Paman Sam membiayai penuh. Yah, daripada aku dijodohin sama orang tuaku, mending aku kuliah." Meli mencoba menegaskan.

"Dijodohin? Hahaha, ternyata nasib kita tak jauh beda, Mel."

"Eh, malah diketawain. Sudah-sudah."

***

Perjalanan menuju pasar tidak kurang dari 10 menit. Bukan waktu yang lama bagi Anjani karena perjalanan begitu menyenangkan dengan hadirnya Meli, sahabat masa kecil yang telah kembali.

Setiba di pasar, Anjani ditemani Meli membeli semua bahan yang tertulis di daftar yang diberikan Paman Sam. Dipastikan tidak ada satu pun yang terlewatkan. Selesai semua, Anjani memanggil bentor langganan Paman Sam untuk mengangkut barang belanjaan.

"Bang, diantar ke rumah Paman Sam, ya. Tolong bilangin sekalian, Anjani pulangnya agak siang. Makasih, Bang!" Anjani berpesan pada pengemudi bentor langganan.

"Kita nggak langsung pulang, nih?" tanya Meli.

"Aku disuruh paman beli barang, buat persiapan kuliah bulan depan." Anjani menjelaskan.

"Barang apa?" tanya Meli. Dia jelas penasaran.

"Baju, lipstik ... biar aku cantik, Meli."

"Hahaha, aku setuju sama Paman Sam. Sahabatku ini memang perlu dipoles biar sedikit cantik. Yuk, kuantar." Meli langsung menyeret lengan Anjani

"Tunggu-tunggu. Sebaiknya aku beli tas ransel saja dulu. Gimana?" Anjani menawarkan.

"Tas ransel? Memang kamu mau balik sekolah TK lagi? Yang modis dikit dong, Anjani. Ayo, ikuti aku!" Meli kembali menarik lengan Anjani dan memutar arah tujuan. Akan tetapi ....

Brak!

Meli terlalu bersemangat menarik lengan Anjani, sementara Anjani pun terlihat pasrah saja dengan tingkah sahabatnya. Tanpa sadar, saat mereka berbalik arah, seseorang sukses tersenggol hingga menjatuhkan tumpukan kertas yang dibawa. Sebagian kertas terbang dan jatuh di atas kubangan.

"Aduh, maaf. Saya dan teman saya tidak sengaja. Bagaimana ini, Mel?" Anjani kebingungan sambil memungut kertas-kertas yang berjatuhan. Sementara Meli, dia melongo sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Mel, ayo bantu!" Anjani mencoba menyikut lengan Meli.

"Tampan!" Meli berkata singkat.

Mendengar tuturan singkat dari Meli, Anjani langsung mendongakkan wajah ke arah lelaki di hadapannya. Kini, giliran Anjani yang melongo, lebih tepatnya kaget, karena sosok di hadapannya memakai sarung penutup kepala dan hanya terlihat kedua matanya saja.

"Mel, tampan dari mana? Kayak ninja." Anjani berbisik pada Meli sambil menahan tawa.

"Itu, pria yang di belakangnya!" Meli menarik-narik ujung baju Anjani.

Kaget. Reaksi itulah yang pertama kali ditunjukkan raut muka Anjani. Pria yang dimaksud oleh Meli adalah lelaki yang pernah memberinya buket bunga. Ya, dia adalah Mario.

"Nih, sebaiknya kamu bawa pulang brosur-brosur sepatumu. Hah, seharusnya aku tidak membantumu tadi." Lelaki yang memakai sarung penutup kepala terlihat menggerutu pada Mario.

"Mario, masih ingat aku?" Anjani mencoba memotong pembicaraan dua lelaki itu.

"Anjani. Ya, aku ingat." Mario menjawab sambil menampakkan senyuman.

"Tunggu, kalau brosur ini milikmu, berarti kamu sales sepatu, ya!" Anjani mencoba menebak profesi Mario.

Tebakan itu jelas membuat teman Mario yang memakai sarung penutup kepala sukses terbahak. Ya, Anjani memang tidak tahu tentang keluarga kaya Mario. Namun, entah kenapa tebakan itu justru dibenarkan oleh Mario.

"Ya, aku memang sales sepatu." Mario menegaskan.

"What?" Teman Mario terlihat kaget, tapi tidak berlangsung lama karena suasana tergantikan oleh hal lain yang tidak terduga.

"Anjani, ini bunga kedua untukmu." Mario terlihat menyodorkan setangkai mawar putih untuk Anjani.

"What?" tutur Meli dan teman Mario bersamaan.

"Terima kasih, Mario. Tapi, kali ini bunga untuk apa?" Anjani penasaran sambil tetap memasang wajah biasa saja.

"Ambil saja, sebagai permintaan maaf atas kebodohan temanku. Permisi."

Setelah berkata demikian, Mario pergi meninggalkan Anjani, Meli, juga temannya. Reaksi tidak terduga tersebut telah sukses membuat siapa pun dipenuhi tanda tanya.

***

Ups ... Ada yang penasaran sama lanjutan ceritanya? Siapa sih lelaki yang memakai sarung penutup kepala? Apakah setampan Mario? Atau mungkin ketampanannya seperti Juno (ep 1)? Lanjut ke episode selanjutnya, ya. See You.

Terpopuler

Comments

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

like

2021-12-26

0

Ishiba Aoi

Ishiba Aoi

semangat thor!

2021-03-01

0

Nana chan

Nana chan

2021-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!