CS1 Peduli

Sirine ambulans meraung keras, memberi tanda bagi pengemudi lain agar segera menepi dan memberi jalan. Sirine seketika berhenti meraung sesaat setelah pasien tiba di depan ruang Instalasi Gawat Darurat. Tim medis sigap membawanya ke ruang penanganan dan lekas memberi tindakan.

Ken melihat dari kejauhan, lebih tepatnya dari parkiran rumah sakit. Itu adalah ambulans ketiga yang dilihatnya sejak 25 menit lalu. Tidak sabar lagi, Ken ingin segera pergi. Hatinya sungguh tidak kuasa melihat beragam ekspresi sedih di sana.

"Ken!" sapa Mario yang baru saja kembali. Dia terheran dengan wajah sedih sahabatnya.

"Hei Mario, akhirnya kau kembali. Kenapa lama sekali, sih?" tanya Ken.

"Hm." Hanya itu jawaban Mario.

"Ah, jawaban itu lagi. Terus gimana keadaannya? Membaik atau semakin memburuk? Terus, apa dia tanya aku?" tanya Ken. Dia memberondong Mario dengan pertanyaan.

"Dia mencarimu," jawab Mario singkat sambil membuka pintu mobilnya.

"Benarkah? Terus-terus?" tanya Ken sekali lagi.

"Cukup, kuantar kau ke kampus!" ujar Mario mengubah topik.

"Ah! Hei, tunggu. Hanya aku? Kau mau absen lagi? Hari ini ada rapat penting buat penyambutan mahasiswa baru, Mario."

"Aku akan menyusul nanti." Mario memberi kode agar Ken segera naik ke mobil.

"Ah, selalu seperti ini."

***

Siang itu tidak begitu terik. Awan mendung terlihat menggantung di langit sana. Hembusan angin dingin juga sudah mulai terasa. Sepertinya hujan akan segera mampir membasahi kota.

Anjani dan Meli begitu menikmati hari pertama mereka bekerja. Siang itu mereka berdua kedatangan beberapa mahasiswa tingkat akhir yang telah memesan buket bunga sebagai hadiah wisuda untuk teman mereka.

"Terima kasih banyak, Kak. Silakan mampir lagi ke toko kami!" ujar Anjani. Dia terlihat ramah melayani.

Di sudut lain, Meli sibuk membantu Kak Lisa membuat buket bunga lainnya. Rupanya hari ini cukup banyak yang memesan buket bunga. Kebanyakan dari mereka mengaku akan memberikan bunga itu pada temannya yang hari ini wisuda.

Beberapa jam telah berlalu. Sejak siang tadi hingga mendekati sore hari, mendung di langit masih menggantung. Bedanya, kali ini lebih pekat. Namun, hujan tidak kunjung menjatuhkan rintiknya.

"Anjani, Meli, hari ini kerja kalian bagus. Mulai besok, kalian jaga toko berdua, ya. Selama tiga minggu ke depan, aku mau pergi ke Bali." Kak Lisa menjelaskan.

"Di sana liburan atau gimana, Kak?" tanya Meli.

"Tidak juga. Di sana aku masih memiliki orangtua. Walau di sini aku sudah bisa hidup mandiri, tetap saja aku harus tetap peduli dengan keberadaan mereka. Ya, bisa dikatakan bahwa langkahku saat ini karena dukungan mereka juga. Nah, makanya aku seneng banget kalian bisa bantuin aku di toko." Kak Lisa terlihat bahagia.

"Kak, jangan lupa oleh-olehnya, ya!" seru Meli sambil bercanda.

"Oh iya, kalau misal sewaktu-waktu kalian mendadak harus ada yang diurus di kampus, tidak apa-apa. Tokonya bisa ditutup dulu, dan bisa kalian buka lagi setelahnya. Ini kalian kubawakan kuncinya. Anjani, kamu yang pegang, ya." Kak Lisa sungguh pengertian.

"Oke, Kak. Percayakan saja pada kami," tutur Anjani sambil menerima kunci tokonya.

"Baiklah, kalian bisa pulang sekarang. Mau ikut mobilku sekalian?" tanya Kak Lisa menawarkan.

"Terima kasih, Kak. Kami jalan kaki saja. Lagi pula rumah kami nggak jauh dari sini. Iya kan, Mel?"

"Iya, Kak. Terima kasih banyak sudah memberi kami banyak ilmu hari ini. Kami pulang dulu," pamit Meli.

Anjani dan Meli bergegas keluar dari toko. Begitu sampai di luar, barulah Meli menggerutu.

"Anjani, kenapa tidak di-iyakan saja, sih? Kan enak bisa naik mobil. Tuh, mau hujan juga!" protes Meli.

"Kan hujannya masih mau turun. Iya kalau jadi, kalau enggak?" Anjani menjawab sekenanya.

"Baiklah. Ehm, gimana kalau kita mampir sebentar ke kampus. Pasti kamu cuma tahu depannya saja kan waktu dulu daftar ulang," tebak Meli.

"Boleh juga. Ntar habis dari sana naik angkot saja pulanganya. Eit, tunggu. Aku kirim pesan dulu untuk Paman Sam. Kalau nggak ngasih kabar bisa-bisa nyuruh orang buat nyari aku."

Meli yang mendengar langsung terpingkal, "Itu artinya Paman Sam peduli sama kamu, Anjani. Em, bisa saja diam-diam juga sudah sewa bodyguard. Ahaha."

"Ya tak apalah, itu artinya aku istimewa. Hihi." Anjani pun ikut tertawa sesaat setelah pesan berhasil terkirim.

💌---- Ada seseorang yang peduli padamu? Selamat, itu artinya kamu istimewa.

Tidak ada seseorang yang peduli padamu?

Bodoh, ubah cara pikirmu. Coba lihat sekali lagi.---- 💌

***

"Ken, rapat selanjutnya Mario suruh datang ya. Ketua pengen dia hadir. Ada tugas buat dia. Tolong bilangin, ya!" ujar salah satu teman kampus Ken.

"Oke, ntar kubilangin."

Teman kampus Ken yang tadi mengikuti rapat mulai meninggalkan kampus untuk pulang. Ken masih tetap setia berdiri di depan gedung. Sesekali dia mengintip pesan di smartphone miliknya. Juga, tidak terhitung lagi sudah berapa kali dia menengok jam digital di tangannya.

Ken bukan sedang menunggu hujan turun, mengingat mendung di atas sana sudah sedari tadi menggantung. Ken sedang menunggu sahabatnya, Mario. Sudah lebih dari lima belas menit dia menunggu. Kini, kegelisahan tampak tergambar di raut mukanya.

Lima menit kemudian, dari jauh terlihat sebuah mobil yang amat dikenalnya. Itu mobil Mario. Gelisah yang tadi sempat membuncah, seketika digantikan oleh perasaan lega. Penantiannya tidak sia-sia.

"Maaf Ken," tutur Mario sesaat setelah membuka kaca mobilnya.

"Kamu dicari ketua, tuh." Ken segera menyampaikan pesan temannya.

"Oke, tenang saja. Cepat masuk mobil!" pinta Mario.

Ken sudah bersiap dengan memasang sabuk pengamannya. Namun, Mario tidak kunjung melajukan mobilnya. Mario justru memberi isyarat pada Ken untuk melihat ke arah tiga lelaki tidak jauh dari mobilnya.

"Kaos kuning sepertinya mahasiswa baru. Bisa dilihat dari barang bawaannya." Ken berpendapat.

"Sepertinya dia dalam kesulitan," imbuh Mario.

"Sepertinya. Yuk, per ...." Ucapan Ken terputus.

Belum sempat Ken menambahkan kata-katanya, Mario lebih dulu turun dari mobilnya. Dia bergegas menuju ke arah tiga lelaki itu. Semakin dekat langkah kakinya, semakin jelas obrolan mereka. Benar, yang berkaos kuning adalah mahasiswa baru, sementara dua lelaki lainnya sedang memaksa agar lelaki berkaos kuning kos di tempat yang disarankan oleh mereka.

"Aku nggak mau kalau jauh-jauh, Mas. Maunya yang deket kampus." Sekali lagi lelaki berkaos kuning beralasan.

"Permisi, dia teman saya, dan akan kos bersama kami." Mario tiba-tiba ikut dalam obrolan.

"Ah, mengganggu saja!" protes dua orang tadi, kemudian mereka bergegas pergi.

Lelaki berkaos kuning terheran dengan perkataan Mario yang tiba-tiba. Di sisi lain, dia juga berterima kasih karena akhirnya ditinggalkan oleh dua lelaki yang tadi memaksanya.

"Siapa dia?" tanya Ken pada Mario.

"Junior," jawab Mario singkat.

"Mas, bisa bantu saya cari kos yang dekat sini? Dari tadi saya cari kos nggak dapat-dapat," jelas lelaki berkaos kuning.

"Kalau cari kos sekarang rata-rata penuh yang dekat kampus. Kamu daftar gelombang kedua, ya. Ambil jurusan apa?" tanya Ken lagi.

"Em, jurusan apa tadi. Pertanian apa ekonomi, ya?" Lelaki berkaos kuning terlihat berpikir.

"Aduh, kenapa bisa nggak ingat jurusan yang diambil, sih?" Ken tepuk jidat.

"Soalnya tadi daftar ulang sama ayah saya, Mas. Habis daftar ulang selesai saya ditinggal pulang. Disuruh mandiri mulai hari ini. Oh iya, jurusan ekonomi, Mas." Lelaki berkaos kuning menjelaskan lagi.

Ken terlihat berbisik kepada Mario, "Sepertinya anak ini lugu banget. Kasian kalau dimanfaatin orang."

"Baik, sudah diputuskan. Kenalkan namaku Mario, dan ini Ken. Dia seniormu. Sementara kamu bisa tinggal di tempat Ken. Dia bisa membantumu cari kos nantinya." Mario mantap berbicara.

"What? Kenapa aku?" protes Ken, tapi pada akhirnya setuju juga.

"Beneran, Mas. Wah, terima kasih banyak. Beruntung banget ada orang yang peduli sama saya."

"Udah, ngomongnya jangan terlalu formal. Nggak perlu saya-saya. Yuk, masuk mobil. Dan, siapa namamu?" tanya Ken.

"Namaku, Juno."

***

Anjani tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Meli yang sedari tadi berdiri di sampingnya pun sampai bingung.

"Lihat itu, Mel?" Anjani menunjuk ke arah sebuah mobil.

"Hah, itu kan Pangeran Mario!" ujar Meli terlihat senang.

"Juno!" Anjani refleks berkata.

"Siapa yang Juno?" tanya Meli terheran dengan ucapan Anjani.

"Itu yang tadi masuk mobil. Jangan-jangan, Juno mau dijadikan sales juga!" ujar Anjani menduga-duga. Dia khawatir.

"Heh? Bicara apa, sih? Aku nggak ngerti." Meli sebal.

Anjani tidak menjelaskan lagi. Dari tempatnya berdiri, dia melihat laju mobil yang membawa Juno. Dan .... Mendung yang sedari tadi menggantung, akhirnya tidak kuasa menahan beban. Rintik hujan perlahan turun. Membuat siapa pun berlarian termasuk Anjani dan Meli.

***

Ups, masih ada yang penasaran dengan lanjutannya. Nantikan episode selanjutnya. See You.

Terpopuler

Comments

Daratullaila🍒

Daratullaila🍒

Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖

2020-12-20

0

👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂

👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂

Aku datang lagi kak, semangat terus ya

2020-10-29

1

Naufazmiza

Naufazmiza

madih lanjuttt

2020-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!