CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai

Kak Lisa baru tiba dari luar kota. Buah tangan yang dibawa tentu membuat Anjani dan Meli bahagia. Dua paper bag telah berpindah ke tangan Anjani dan Meli. Penasaran dengan isinya, Meli mendahului membuka bingkisan miliknya. Awalnya Anjani tertawa melihat tingkah sahabatnya yang tidak sabaran. Akan tetapi, Anjani memutuskan untuk mengikuti jejak Meli dan membuka bingkisan miliknya.

Ternyata isi bingkisan dalam paper bag tidak hanya satu, melainkan tiga macam. Pertama, Anjani mengeluarkan aksesori wanita. Ada sebuah gelang yang terukir nama Anjani di sana. Kedua, Anjani mengeluarkan sling bag warna maroon, dan lagi-lagi ada nama Anjani terukir pada salah satu ornamen yang terkait pada resleting tas. Ketiga, benda yang membuat Anjani tersenyum dan bergegas mengucapkan kata terima kasih pada Kak Lisa. Anjani memeriksa kemeja lengan panjang warna navy berdesain casual. Ukurannya pas.

"Barang-barang itu bisa kalian gunakan untuk kuliah. Yang semangat kuliahnya, ya. Jangan pernah menyerah sebelum berhasil meraih gelar sarjana." Kak Lisa memberi motivasi kepada Anjani juga Meli yang telah dianggap seperti adik-adiknya.

"Kak Lisa memang terbaik, deh. Terima kasih banyak buat oleh-olehnya. Juga, motivasinya, Kak." Kini giliran Meli yang berterima kasih. Dia pun menerima barang-barang yang sama seperti Anjani, hanya warnanya saja yang berbeda.

"Kak, buat besok kami izin ke kampus, ya. Ada acara untuk mahasiswa baru," tutur Anjani meminta izin.

"Boleh banget. Besok kalian bisa ke kampus. Oh ya, meskipun kalian sudah tidak bekerja di sini lagi, kalau butuh apa-apa segera hubungi kakak kalian yang satu ini, ya. Kalau sesekali mau freelance juga boleh. Yang penting, dahulukan keperluan kuliah kalian." Kak Lisa tersenyum. Perkataannya kali ini benar-benar mirip seperti seorang kakak yang sedang menasihati adik-adiknya.

***

Waktu yang sama, di tempat yang berbeda

Mario, Ken, dan Juno duduk santai di teras depan rumah Ken. Meskipun berkumpul, ketiganya tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Mario sibuk mengamati perkembangan pemasaran produk sepatu melalui smartphone miliknya. Ken sibuk dengan isian Teka Teki Silang di salah satu majalah sport yang baru saja dibeli olehnya. Sementara itu, Juno terlihat sedang menerima telepon dari ayahnya. Motor baru siap diterima sore ini. Motor itu adalah hadiah dari sang ayah karena Juno sudah bersedia untuk kuliah.

"Jenis gaya renang, delapan huruf. Juno bantu aku!" ujar Ken sambil menarik-narik lengan baju Juno.

"Gaya batu," jawab Juno dengan asal.

"Kupu-kupu, Juno!" Ken malah menjawabnya sendiri.

"Ah! Kalau sudah tau kenapa tanya, Mas Ken." Juno kesal.

"Juno, apa kamu sudah menyiapkan kemeja putih dan celana hitam untuk acara besok? Ingat, jangan sampai salah kostum!" ujar Mario mengingatkan.

Perkataan Mario membuat Ken dan Juno terhenti dari aktivitasnya. Seketika Juno melirik tajam ke arah Ken. Mendapat lirikan tajam dari Juno, membuat Ken nyengir hingga menampakkan deretan gigi-giginya yang putih dan rapi. Juno sedang menghakimi Ken atas kesalahannya tempo hari. Baju milik Juno yang akan dikenakan untuk besok, oleh Ken dijadikan satu dengan tumpukan baju-baju yang didonasikan untuk acara amal. Ken berjanji akan mengganti, tapi hingga saat ini belum juga ditepati.

"Mas Ken, ayo tanggung jawab!" desak Juno.

"Ahaha, iya iya. Ntar malam aja, ya." Ken menjawab sekenanya.

"Oke, rapikan barang kalian. Kita berangkat cari kostum untuk Juno. Se-ka-rang!" ujar Mario menekankan.

"Siap, Mas. Yeh! Aku siap untuk menggapai masa depan. Kuliah-kuliah-kuliah. Sarjana-sarjana-sarjana!" ujar Juno sambil membuat gerak tari.

"Nah, itu baru Juno. Fokus kuliah dulu, dan kesampingkan perasaanmu." Ken menepuk-nepuk pundak Juno.

"Bagus," puji Mario. Kali ini Mario sukarela memuji semangat Juno.

"Kamu juga, Mario. Kesampingkan perasaanmu juga. Yah, malah pergi dulu. Hei, tunggu aku!" teriak Ken, padahal Mario sama sekali tidak menanggapi dan terus melangkah menuju motornya.

***

Keesokan harinya

Kampus, Fakultas Ekonomi

Mahasiswa baru jurusan Ekonomi siap mengawali dunia perkuliahan. Hari ini, ratusan mahasiswa baru berkumpul di satu gedung. Mereka tampak rapi dengan dress code atasan putih dan bawahan hitam. Tidak ada yang memakai pakaian mencolok ataupun di luar ketentuan, karena selama acara mahasiswa baru dilarang menggunakan aksesori berlebihan.

Sebelum acara dimulai, terlihat beberapa mahasiswa baru berkenalan dengan mahasiswa baru lainnya yang duduk berdekatan. Pertanyaan tentang nama, asal, hingga tempat kos pun sering ditemukan. Begitu pula dengan Anjani dan Meli, mereka juga mengambil kesempatan untuk berkenalan dengan beberapa mahasiswa baru yang nantinya akan menjadi teman saat perkuliahan dimulai.

Di sudut kanan deretan kursi paling belakang, tampak Juno menjadi pusat perhatian. Sedari tadi banyak sekali yang melirik, menengok, bahkan berkenalan dengannya. Wajah Juno memang tergolong tampan, dan banyak yang tiba-tiba mengangkatnya menjadi sebuah topik pembicaraan. Namun, di balik keriuhan yang sedang membicarakan dirinya, sikap Juno terlihat biasa saja. Sepertinya dia benar-benar sudah memutuskan untuk fokus kuliah.

"Perhatian kepada seluruh mahasiswa baru, acara akan segera dimulai." MC memberi isyarat.

Keriuhan seketika reda. Semua mahasiswa baru memperbaiki posisi duduknya dan mendengarkan dengan seksama. Mulanya acara berlangsung formal, menyanyikan lagu kebangsaan dan mars universitas. Setelahnya ada sambutan dari dekan, ketua BEM, dan koordinator bidang kegiatan mahasiswa. Semua itu diperhatikan dengan antusias oleh sebagian besar mahasiswa baru, termasuk Anjani. Akan tetapi, tidak demikian dengan Meli.

Mulanya Meli mengikuti dengan antusias, tapi hanya beberapa menit di awal. Setelahnya Meli lebih sering mengeluh. Anjani yang berada di sebelahnya pun menjadi sasaran curahan hati kebosanannya. Sebenarnya tidak hanya Meli, ada beberapa mahasiswa lain yang demikian. Mungkin hampir sama seperti Meli, kurang begitu terbiasa dengan acara formal.

Tidak lama berselang, nada MC saat membawakan acara berubah lebih santai, tanda bahwa acara formal telah usai. Kini beberapa senior yang mengaku sebagai panitia penyambutan mahasiswa baru memberi gambaran umum tentang jurusan yang dipilih Anjani dan mahasiwa baru lainnya, tapi dengan nada bicara yang asyik. Tidak hanya sekedar berbicara, ada pula beberapa senior yang menjadi peraga kesuksesan lulusan setelah meraih gelar sarjana. Semua mahasiswa baru pun bersorak sorai sembari bertepuk tangan. Tidak ada lagi kebosanan, dan suasana semakin menyenangkan.

"Selanjutnya akan disampaikan pidato dari perwakilan mahasiswa baru. Kepadanya dipersilakan!" ujar MC, kemudian meletakkan microphone yang dipegangnya.

Mahasiswa baru bertanya-tanya tentang siapa yang mendapatkan kesempatan menjadi perwakilan. Beberapa saat kemudian, melangkah penuh wibawa seorang mahasiswa dari arah belakang. Perlahan, gedung dipenuhi sorakan bangga. Tepuk tangan menyertainya kemudian. Beberapa mahasiswi bahkan terlihat ada yang histeris saat tahu siapa yang menjadi perwakilan. Juno, adalah mahasiswa yang beruntung itu.

Anjani seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sosok yang sekarang berdiri di depan sana adalah seseorang yang berasal dari desa yang sama dengannya. Seseorang yang memberinya sebutan istimewa, Bunga. Itu Juno. Juno yang sempat akan dijodohkan dengannya.

"Anjani .... Itu Juno-mu!" ujar Meli terlihat senang.

"Aw! Aduh, Meli. Sakit!" Anjani protes karena pipinya dicubit Meli.

"Tuh! Bukan mimpi. Itu beneran Juno yang kau kenal, Anjani. Wow!" tegas Meli.

Benar, Anjani sedang tidak bermimpi. Juno telah selangkah lebih maju, dan sukses membuat Anjani mengakui itu.

"Teman-temanku semua. Bersama, mari kita kobarkan semangat demi menggapai mimpi-mimpi kita. Saya Juno, salam solidaritas." Begitulah kata-kata penutup dari Juno dan sukses mengundang tepuk riuh semua yang ada di dalam gedung.

Saat melangkah menuju tempat duduknya, Juno melihat ke arah Anjani. Juno tampak tersenyum kepadanya. Melihat itu, Anjani bingung harus menanggapi seperti apa. Akhirnya, Anjani pun mengangkat tangan kanannya dan mengepalkan tangan, tanda saling memberi semangat. Sambil tetap melangkah, Juno pun melakukan hal yang sama.

***

Malam hari di rumah Mario

"Prediksiku nih, kamu bakalan jadi mahasiswa terkenal karena pidatomu tadi. Keren!" puji Ken sambil mengacungkan dua jempol untuk Juno.

Juno tidak langsung menanggapi. Dia masih mengunyah roti isi cokelat yang didapat dari acara tadi di kampus.

"Tapi isi teks pidato yang dibuatkan Mas Mario terlalu panjang, Mas. Aku harus semalaman menghafalnya. Lagi pula kenapa sih mendadak harus mengubah susunan acaranya? Harusnya kan Mas Mario yang ngasih sambutan selamat datang." Juno akhirnya bertanya.

"Bagiku tidak penting siapa yang memberi pidato. Yang jelas, hari ini kamu sukses menjiwai isi teks pidatonya. Selamat, Juno. Kuakui, kau akan lebih sukses setelah ini. Tadi keren!" ujar Mario mengapresiasi.

"Ah, ini pasti turunan ayahnya. Ayahmu kan kepala desa, Jun. Sudah pasti kamu sering lihat beliau pidato. Iya, kan?" tanya Ken. Dia benar-benar bangga pada Juno kali ini.

"Terima kasih Mas Ken, Mas Mario. Kalian berdua telah menjadi senior yang menginspirasi. Tapi, di luar itu semua, hari ini aku senang karena sudah membuktikan semangatku pada seseorang." Juno terlihat bangga pada dirinya.

Melihat Juno yang mulai senyum-senyum sendiri, Ken segera tahu yang dimaksud. Segera dia mengambil gelas berisi air, menuangkannya sedikit di tangan, dan mencipratkan ke arah Juno.

"Sadar, sadar, sadar!" kata Ken sambil setengah bercanda.

Melihat itu Mario tidak memberi tanggapan apa-apa. Dia memilih untuk balik badan, membelakangi Ken dan Juno. Kini dia menatap jauh ke atas sana, terdiam, dan hanyut dalam pikirannya.

***

Malam hari di tempat yang berbeda

Anjani dan Meli baru saja keluar dari warung bakso langganannya. Keduanya terlihat saling bercanda. Tidak sengaja, Anjani menyenggol bahu seorang gadis. Anjani berusaha meminta maaf dan menyadari bahwa itu kesalahannya. Namun, reaksi yang ditunjukkan gadis itu justru berbeda.

"Kamu mahasiswa baru jurusan ekonomi juga, kan?" tanya gadis itu dengan nada yang tidak enak didengar.

"Iya, benar." Anjani mencoba menanggapi.

"Dasar cupu, nggak modis!" ejek gadis itu sambil berlalu meninggalkan Anjani.

Tidak terima, Meli hendak membuat perhitungan dengan gadis yang baru saja menghina sahabatnya. Namun, tangan Anjani lebih dulu mencegah Meli untuk melakukan niatnya. Siapa sebenarnya gadis itu?

***

Nantikan lanjutan cerita CINTA STRATA 1. Dukung author dengan cara like dan tinggalkan jejak komentar di bawah. See You.

Ups, adakah yang rindu masa kuliah seperti author saat ini?

Terpopuler

Comments

Daratullaila🍒

Daratullaila🍒

Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖

2020-12-28

0

ineyyy

ineyyy

semangat

2020-09-11

1

Srisumarni

Srisumarni

semangat

2020-07-20

1

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!