CS1 Rindu

Masa yang berat bagi seorang perantau adalah menahan rindu saat jauh dari orang tercinta, khususnya keluarga. Lalu, apakah harus serapuh itu karena tergerus rindu? Tidak! Percayalah, dengan dilandasi rasa saling percaya, rindu itu akan berbuah manis saat tiba masanya.

Juno merasakan hal yang sama. Rindu tengah bergejolak di dalam hatinya. Dia merindukan keluarganya, juga suasana desanya. Sesekali bulir air mata membasahi pipinya sesaat setelah bertukar kabar dengan sang ayah di desa. Tidak ada gengsi, meski dia seorang lelaki. Rindu tetaplah rindu.

"Sabar, Jun. Kalau sudah terbiasa nggak akan baper kyak gini lagi," hibur Ken.

"Benar, Mas Ken. Rasanya sudah nggak seberat saat pertama datang di sini. Hehe, mantap!" jelas Juno. Kali ini Juno bisa tertawa lega.

Sudah seminggu ini Juno tinggal di rumah Ken. Kebetulan Ken memang tinggal sendiri bersama dua asisten rumah tangga yang telah ditugaskan orangtuanya. Sementara orangtua Ken tinggal di kota lain. Saat Ken meminta izin agar Juno tinggal di rumahnya, orangtua Ken langsung mengizinkan dengan alasan agar Ken tidak kesepian.

"Mas Mario nggak ke sini, Mas?" tanya Juno.

"Bentar lagi. Kamu ikut juga, ya. Nyebar brosur sepatu." Ken menjelaskan sambil mengunyah kentang goreng.

"Padahal Mas Mario kaya banget ya, Mas. Tapi kenapa mau kayak gitu?" tanya Juno terlihat penasaran.

"Mario punya cara pandang tersendiri. Dia belajar langsung di lapangan, diam-diam meneliti minat masyarakat. Nyebar brosur hanya media, intinya dia akan wawancara. Kadang dia juga iseng ke toko yang menjual produk sepatunya, sekedar ingin tahu. Nggak tiap hari, kadang sebulan bisa sampai dua atau tiga kali. Pernah juga sampai beberapa bulan tidak melakukan. Intinya, saat dia punya ide bagus, langsung dia bertindak dengan pola pikirnya. Contohnya sepatu model baru yang launching dua bulan lalu, itu ide dari Mario. Lihat, banyak peminatnya juga, kan. Buktinya kamu juga punya sepasang. Tuh!" jelas Ken panjang lebar sampai membuat Juno melongo.

Jelas, Ken begitu bangga dengan sahabatnya, Mario. Meskipun seringkali berdebat tentang hal sepele, tetap saja yang namanya sahabat akan tetap terasa dekat.

"Juno, lanjutin lagi cerita tentang desamu. Tuh, yang kemarin belum selesai ceritanya. Kemarin kamu bilang di desa sempat mau menikah. Beneran?" tanya Ken penasaran.

"Bener, tapi gagal. Gadis itu lari ke kota. Di kota ini. Mau kuliah katanya." Juno bercerita sambil menikmati kentang goreng di meja.

"What? Jadi ceritanya kamu nyusulin dia ke sini?" tanya Ken lagi. Dia begitu bersemangat mendengar pengakuan Juno.

"Awalnya begitu. Tapi dipikir-pikir lagi, kuliah itu juga penting, Mas. Buat masa depan." Juno santai menjawab pertanyaan Ken.

"Terus-terus? Kamu nggak mau nyariin dia?" tanya Ken semakin penasaran.

"Nggak perlu dicariin, Mas. Ntar juga ketemu sendiri. Kata ayahku udah pasti satu jurusan." Lagi-lagi Juno menjawab santai.

"Waduh, baru kali ini denger cerita kayak gini. By the way, siapa namanya?" tanya Ken untuk kesekian kali. Rasa penasarannya sudah tidak terbendung.

"Namanya Bunga."

"Hei, kalian. Gosip lagi?" tutur Mario tiba-tiba hingga sukses membuat Ken dan Juno terkaget-kaget.

Kentang goreng di piring kocar-kacir. Gelas yang masih terisi penuh sedikit tumpah isinya. Kekacauan ini karena ulah kaki dan tangan Ken yang refleks kagetnya tidak wajar dan berlebihan.

"Aduh, Mario. Kamu ngagetin aja, sih. Sudah lama berdiri di situ?" tanya Ken sambil mengelus dadanya.

"Hm, sejak sebelum nama Bunga disebut."

Mario melangkah mendekat sambil menuang minuman yang tadi bersanding dengan kentang goreng.

"Hari ini kita naik motor. Juno satu motor denganmu. Agenda kita hari ini ambil buket bunga, pergi ke rumah sakit, dan kita ke kampus," jelas Mario.

"Nggak jadi nyebar brosur?" tanya Juno.

"Tidak perlu untuk hari ini. Dan, Ken .... Kamu yang masuk ambil buket, dan kamu juga yang naik ke ruang rawat inap. Dia merindukanmu." Mario kembali menjelaskan.

"Baiklah." Ken tidak protes.

***

Tiga buket bunga kombinasi, satu buket mawar merah, dan satu buket mawar putih. Semua buket-buket bunga itu telah berhias pita perak. Tidak hanya cantik dipandang mata. Aroma bunganya pun begitu khas, karena memang dipetik langsung dari kebun bunga.

Anjani tersenyum melihat buket bunga yang telah dia rangkai bersama Meli. Sudah seminggu berlalu, kemampuannya dalam membuat buket bunga pun sudah lebih baik. Tidak lagi butuh waktu lama, dalam sekejab dia pun mampu menguasai beberapa hal tentang bisnis toko bunga.

Memandang lamat-lamat buket-buket bunga di sana, dia merasa sedikit aneh. Ada rasa yang sedikit mengganjal di dadanya. Rasa yang tidak biasanya dia rasakan.

Bola matanya berputar. Kini pandangannya tertuju pada gerombolan bunga-bunga yang masih belum dirangkai. Beberapa detik Anjani hanyut menikmatinya. Namun, beberapa detik kemudian dia terheran-heran.

"Bunga? Kenapa aku jadi ingat kenangan di desa?" Anjani bertutur pelan.

"Hei, aku bisa dengar, Anjani. Aku di sebelahmu, nih!" ujar Meli.

Anjani kaget mendengar suara Meli. Mungkin tadi dirinya benar-benar larut dalam lamunan, hingga terlupa bahwa sedari tadi Meli berada di sebelahnya.

"Rupanya, ada yang sedang rindu, nih?" Meli menggoda.

"Siapa yang rindu, Mel?" tanya Anjani. Dia mengelak.

"Itu tadi kamu nyebut 'Bunga'. Itu kan panggilan Juno padamu. Iya kan? Ngaku, deh. Kamu kan udah cerita semua kejadian saat di desa." Meli semakin menggoda Anjani.

"Bukan rindu, hanya ingat!" tegas Anjani pada Meli.

Mendadak obrolan tentang bunga terhenti. Topik lain segera menyembul sesaat setelah Paman Sam mengirim pesan singkat untuk Anjani.

"Mel, ada Ma di rumah Paman Sam. Aku harus pulang sekarang. Tokonya mau ditutup atau gimana?" tanya Anjani.

"Biarkan saja. Aku bisa, kok. Lagi pula hanya sisa satu pesanan saja yang belum dibuat. Kamu pulang saja. Bilangin ke ibumu suruh menginap. Ntar aku susul ke rumah Paman Sam, ya."

"Serius, Mel?"

"100%. Cepat pulang, dan hati hati di jalan." Meli tersenyum penuh semangat.

Anjani bergegas meninggalkan toko. Di jalan, hati dan pikirannya campur aduk. Di satu sisi dia senang karena bisa melepas rindu bersama Ma. Namun, di satu sisi lainnya dia harus menyiapkan mental, karena sampai saat ini belum meluncur permintaan maaf karena telah menyusun rencana untuk kabur ke kota.

***

Setengah jam berlalu, Meli telah selesai membuat satu buket bunga. Kali ini buket bunga mawar merah imitasi. Terlihat cantik dan berani. Tambahan pita keemasan dan parfum bunga, semakin membuatnya istimewa.

Tidak lama kemudian, dua pelanggan datang mengambil bunga pesanannya. Tiga buket bunga kombinasi telah bertemu tuannya. Jeda sepuluh menit, satu pelanggan lainnya terlihat memasuki toko. Kali ini pelanggan yang memesan buket bunga mawar putih minggu lalu.

Lelaki tampan, berpostur tinggi, dan berkacamata, terlihat tersenyum pada Meli. Rupanya dia tidak sendiri, ada lelaki lain di belakangnya. Lelaki berkaos hijau daun, juga tidak kalah tampan.

"Permisi, ini buket bunga yang sudah dipesan." Meli tersenyum. Dia lega karena kalimat yang keluar sudah lebih baik dari minggu lalu.

"Baik, terima ka ...."

"Hei, bolehkah saya tau namamu?" tanya lelaki berkaos hijau daun tiba-tiba.

"Em, boleh. Nama saya Meli. Senang sekali toko kami bisa memiliki pelanggan tetap seperti Anda. Terima kasih." Meli tetap tersenyum ramah.

"Namaku Juno, dan ini Ken. Sen .... Hei hei." Juno memberontak karena lengannya ditarik oleh Ken.

"Pembayarannya sudah kami transfer ke Bu Lisa. Kami permisi dulu. Terima kasih." Ken menarik Juno agar lekas keluar.

"Juno?"

Meli teringat sebuah nama yang pernah diceritakan Anjani. Tidak mau ambil pusing, dia pun mengabaikan. Meli memang tidak melihat jelas wajah Ken dan Juno saat di kampus minggu lalu. Dia hanya mengenali wajah Mario yang saat itu masuk mobil paling belakang.

Dan ... hari ini Juno ke toko bunga, tapi Anjani sedang tidak ada di sana. Suatu kebetulan, ataukah jalan takdir yang digariskan?

***

"Mas Ken, kenapa sih tarik-tarik?" tanya Juno. Dia sedikit kesal karena tiba-tiba lengannya ditarik.

"Kita di sini cuma mau ambil bunga, bukan kenalan sama petugasnya." Ken tidak kalah kesal. Dia pun memberikan buket bunganya pada Juno, sambil memberi isyarat agar dia memegangnya sementara Ken akan menyetir motornya.

"Ken, ayo pergi. Dia pasti sudah menunggumu di sana." Mario mengingatkan.

Motor Mario melaju lebih dulu, disusul Ken dan Juno. Buket bunga mawar putih akan menuju tempat tuannya berada. Bunga itu hanya perantara, bukan sosok utama yang dinantikan. Pertemuanlah yang dinantikan oleh sang tuan. Dengan bertemu, hati pun bisa melepas rindu.

***

Di rumah Paman Sam

"Anjani ....! Mau jadi anak durhaka kau rupanya. Kabur ke kota tak bilang-bilang kau. Sini, minta maaf dulu kau sama Ma."

Anjani baru selangkah masuk ke rumah, Ma sudah meneriaki Anjani. Anjani tidak bisa mengelak lagi. Merasa takut, dia pun melangkah perlahan. Sudah tidak bisa digambarkan lagi betapa berdebarnya hati Anjani melihat Ma yang penuh amarah.

"Ah! Lama sekali kau jalannya. Sini, kupeluk kau, Nak. Ma rindu berat sama kau."

"Maafkan anakmu ini, Ma. Aku pun juga rindu. Rindu pada masakanmu, Ma."

"Hari ini kita masak banyak, ya. Ma akan masakkan kau yang enak-enak. Pecel tempe, terong balado, urap, sayur kelor pakai sambal kau mau kan? Ayo-ayo, kita masak di dapur anakku sayang!" ajak Ma.

Paman Sam yang melihat adegan ibu dan anak itu pun terheran, tapi juga merasa bahagia. "Ah, kubiarkan saja mereka main masak-masakan di rumahku. Asal dapurnya tidak sampai terbakar saja. Hahaha."

***

Kalian menikmati ceritanya? Jangan lupa like dan tinggalkan jejak komentar di bawah ya. Tunggu episode selanjutnya. See You.

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

aku mampir yaaaa 🤗

2020-08-26

1

ineyyy

ineyyy

Lanjut dah gasken

2020-08-22

1

Tantie Natalin Purba

Tantie Natalin Purba

like💓💓

2020-07-23

1

lihat semua
Episodes
1 CS1 Perkenalan
2 CS1 Pertemuan Baru
3 CS1 Untuk Saat Ini
4 CS1 Tentang Bunga
5 CS1 Peduli
6 CS1 Rindu
7 CS1 Menikmati Hari
8 CS1 Tidak Terduga
9 CS1 Belum Untuk Saat Ini
10 CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11 CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12 CS1 OSPEK Hari Pertama
13 CS1 OSPEK Hari Kedua
14 CS1 OSPEK Hari Ketiga
15 CS1 At Cafe
16 CS1 Meleleh
17 CS1 Misteri
18 CS1 Mengenal Lebih
19 CS1 Cinta Buta?
20 CS1 Kejutan dari Juno
21 CS1 Adu Tantangan
22 CS1 Menguntit (part 1)
23 CS1 Menguntit (part 2)
24 CS1 Tawaran untuk Mario
25 CS1 Kencan
26 CS1 Bodyguard
27 CS1 Minggu Pagi (part 1)
28 CS1 Minggu Pagi (part 2)
29 CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30 CS1 Kecewa
31 CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32 CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33 CS1 Pembuktian
34 CS1 Penolakan Beruntun
35 CS1 Di Rumah Mario
36 CS1 Di Rumah Anjani
37 CS1 Rencana Perdamaian
38 CS1 Maaf
39 CS1 Sebuah Rencana
40 CS1 Bule Cantik
41 CS1 Panik
42 CS1 Titik Terang
43 CS1 Misi Selesai
44 CS1 Yuk, Liburan!
45 CS1 Sampai di Desa
46 CS1 Prank Lumpur Sawah
47 CS1 Ayunan Pohon Kersen
48 CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49 CS1 Bertamu Pagi-pagi
50 CS1 Jebur!
51 CS1 Pelukan
52 CS1 Kopi dan Pelampiasan
53 CS1 Rencana Balik ke Kota
54 CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55 CS1 Sogokan
56 CS1 Celengan Rindu
57 CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58 CS1 Merasa Bodoh
59 CS1 Menjaga Jarak
60 CS1 Janji Temu
61 CS1 Ungkapan Cinta
62 CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63 CS1 Mari Bersaing!
64 CS1 Hai Manis
65 CS1 Melamar
66 CS1 Hadirmu Melengkapiku
67 CS1 Kata Bijak Dosenku
68 CS1 Tiga Hari Lagi
69 CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70 CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71 CS1 Khawatir
72 CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73 CS1 Kerja Sama
74 CS1 Gelisah
75 CS1 Keputusan Anjani
76 CS1 Tumpah Juga
77 CS1 Butuh Waktu
78 CS1 Dika
79 CS1 Kosong
80 CS1 Berniat Hijrah
81 CS1 Terbongkar
82 CS1 Mencoba Terbiasa
83 CS1 Tampil Beda
84 CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85 CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86 CS1 Kembali Berdebar
87 CS1 Tenang Saja
88 CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89 CS1 Bahagia
90 CS1 Lebih Baik Putus
91 CS1 Siapakah Jodohku?
92 CS1 Ada Bidadari
93 CS1 Menduga-duga
94 CS1 Gagal Bertanya
95 CS1 List Pasangan
96 CS1 Pilih Aku atau Dia
97 CS1 Obrolan Sore Hari
98 CS1 Di Kala Hujan
99 CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100 CS1 Curhatan dan Penjelasan
101 CS1 Kode Cinta dari Mario
102 CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103 CS1 Traktiran Mie Ayam
104 CS1 (Bukan) Menculik
105 CS1 Tamu Tak Terduga
106 CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107 CS1 Meli Datang dari Jogja
108 CS1 Hadiah
109 CS1 Pintu Rahasia
110 CS1 Senang Seharian (1)
111 CS1 Senang Seharian (2)
112 CS1 Senang Seharian (3)
113 CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114 CS1 Kedatangan Mama Alenna
115 CS1 Ken di Rumah Mario
116 CS1 Kehangatan di Meja Makan
117 CS1 Modus Dikit
118 CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119 CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120 CS1 Datang dari Jogja
121 CS1 Mulai Meminta Restu
122 CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123 CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124 CS1 ViCall Azka
125 CS1 Bersiap untuk Lamaran
126 CS1 Lamaran Azka-Meli
127 CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128 CS1 Persiapan Menuju Halal
129 CS1 Pengakuan Dika
130 CS1 Ruko Sepatu
131 CS1 Otewe SAH
132 CS1 SAH
133 CS1 Doa untuk Suamiku
134 CS1 Dua Pria Baru
135 CS1 Anjani Sakit
136 CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137 CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138 CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139 CS1 Sikap Rangga
140 CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141 CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142 CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143 CS1 Cepetan Nikah
144 CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145 CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146 CS1 Rangga dan Alenna
147 CS1 Meli Kembali
148 PENGUMUMAN
149 CS1 Cek CCTV
150 CS1 Menggagalkan
151 CS1 Selangkah Lagi
152 CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153 CS1 Big Day Mario-Anjani
154 CS1 Double MP
155 CS1 Ups, Gangguan Datang!
156 CS1 Gangguan Pengantin Baru
157 CS1 Kekhawatiran Mario
158 CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159 CS1 Skandal di Tengah Masalah
160 CS1 Percaya
161 CS1 Siapa Dalangnya?
162 CS1 Si Dalang
163 CS1 Balasan Baik
164 CS1 Definisikan Sendiri
165 CS1 Mengharap Buah Hati
166 CS1 Gawat
167 CS1 Usaha Anjani
168 CS1 Tinggal di Jakarta
169 Bonus Part
170 Season 2, Ready!
171 Novel Baru
172 Salam Sapa
173 Cuplikan Novel Baru
174 Pengumuman - Dukung Karya Author
Episodes

Updated 174 Episodes

1
CS1 Perkenalan
2
CS1 Pertemuan Baru
3
CS1 Untuk Saat Ini
4
CS1 Tentang Bunga
5
CS1 Peduli
6
CS1 Rindu
7
CS1 Menikmati Hari
8
CS1 Tidak Terduga
9
CS1 Belum Untuk Saat Ini
10
CS1 Masa Kuliah Baru Dimulai
11
CS1 Seratus Satu Mawar Putih
12
CS1 OSPEK Hari Pertama
13
CS1 OSPEK Hari Kedua
14
CS1 OSPEK Hari Ketiga
15
CS1 At Cafe
16
CS1 Meleleh
17
CS1 Misteri
18
CS1 Mengenal Lebih
19
CS1 Cinta Buta?
20
CS1 Kejutan dari Juno
21
CS1 Adu Tantangan
22
CS1 Menguntit (part 1)
23
CS1 Menguntit (part 2)
24
CS1 Tawaran untuk Mario
25
CS1 Kencan
26
CS1 Bodyguard
27
CS1 Minggu Pagi (part 1)
28
CS1 Minggu Pagi (part 2)
29
CS1 Petunjuk Menuju Rumah Mario
30
CS1 Kecewa
31
CS1 Mawar Putih Pengobat Hati
32
CS1 Tutor Terakhir Bersama Mario
33
CS1 Pembuktian
34
CS1 Penolakan Beruntun
35
CS1 Di Rumah Mario
36
CS1 Di Rumah Anjani
37
CS1 Rencana Perdamaian
38
CS1 Maaf
39
CS1 Sebuah Rencana
40
CS1 Bule Cantik
41
CS1 Panik
42
CS1 Titik Terang
43
CS1 Misi Selesai
44
CS1 Yuk, Liburan!
45
CS1 Sampai di Desa
46
CS1 Prank Lumpur Sawah
47
CS1 Ayunan Pohon Kersen
48
CS1 Melukis Senyum Bulan Sabit
49
CS1 Bertamu Pagi-pagi
50
CS1 Jebur!
51
CS1 Pelukan
52
CS1 Kopi dan Pelampiasan
53
CS1 Rencana Balik ke Kota
54
CS1 Eh, Jangan Asal Sentuh!
55
CS1 Sogokan
56
CS1 Celengan Rindu
57
CS1 Peresmian Anak Perusahaan
58
CS1 Merasa Bodoh
59
CS1 Menjaga Jarak
60
CS1 Janji Temu
61
CS1 Ungkapan Cinta
62
CS1 Tunggu Aku Malam Ini
63
CS1 Mari Bersaing!
64
CS1 Hai Manis
65
CS1 Melamar
66
CS1 Hadirmu Melengkapiku
67
CS1 Kata Bijak Dosenku
68
CS1 Tiga Hari Lagi
69
CS1 Perkenalkan, Dosen Baru
70
CS1 Cinta dan Rasa Kecewa
71
CS1 Khawatir
72
CS1 Tentang Hati Yang Bahagia dan Hati Yang Merana
73
CS1 Kerja Sama
74
CS1 Gelisah
75
CS1 Keputusan Anjani
76
CS1 Tumpah Juga
77
CS1 Butuh Waktu
78
CS1 Dika
79
CS1 Kosong
80
CS1 Berniat Hijrah
81
CS1 Terbongkar
82
CS1 Mencoba Terbiasa
83
CS1 Tampil Beda
84
CS1 Diperhatikan dan Memperhatikan
85
CS1 Bagian dari Takdir-Mu
86
CS1 Kembali Berdebar
87
CS1 Tenang Saja
88
CS1 Sore Hari Itu, Bertemu
89
CS1 Bahagia
90
CS1 Lebih Baik Putus
91
CS1 Siapakah Jodohku?
92
CS1 Ada Bidadari
93
CS1 Menduga-duga
94
CS1 Gagal Bertanya
95
CS1 List Pasangan
96
CS1 Pilih Aku atau Dia
97
CS1 Obrolan Sore Hari
98
CS1 Di Kala Hujan
99
CS1 Di Kala Hujan (part 2)
100
CS1 Curhatan dan Penjelasan
101
CS1 Kode Cinta dari Mario
102
CS1 Sikap yang Berubah-ubah
103
CS1 Traktiran Mie Ayam
104
CS1 (Bukan) Menculik
105
CS1 Tamu Tak Terduga
106
CS1 Cowok-Cewek Sahabatan?
107
CS1 Meli Datang dari Jogja
108
CS1 Hadiah
109
CS1 Pintu Rahasia
110
CS1 Senang Seharian (1)
111
CS1 Senang Seharian (2)
112
CS1 Senang Seharian (3)
113
CS1 Anjani dan Meli ke Jogja
114
CS1 Kedatangan Mama Alenna
115
CS1 Ken di Rumah Mario
116
CS1 Kehangatan di Meja Makan
117
CS1 Modus Dikit
118
CS1 Pertanyaan Yang Telah Lama Terpendam
119
CS1 Obrolan di Sepertiga Malam
120
CS1 Datang dari Jogja
121
CS1 Mulai Meminta Restu
122
CS1 Masih Menanti Restu Ayah
123
CS1 Meyakinkan Sang Ayah
124
CS1 ViCall Azka
125
CS1 Bersiap untuk Lamaran
126
CS1 Lamaran Azka-Meli
127
CS1 Lelaki di Atas Motor itu ....
128
CS1 Persiapan Menuju Halal
129
CS1 Pengakuan Dika
130
CS1 Ruko Sepatu
131
CS1 Otewe SAH
132
CS1 SAH
133
CS1 Doa untuk Suamiku
134
CS1 Dua Pria Baru
135
CS1 Anjani Sakit
136
CS1 Ada Apa dengan Anjani?
137
CS1 Akibat Sikap Aneh Anjani
138
CS1 Niat Baik Mario Tersampaikan
139
CS1 Sikap Rangga
140
CS1 Semakin Dekat dengan Rangga
141
CS1 Perasaan Yang Tersampaikan
142
CS1 Aku Mencintaimu, Mario
143
CS1 Cepetan Nikah
144
CS1 Jalan Yang Dilapangkan
145
CS1 Mengobati Luka Masa Lalu
146
CS1 Rangga dan Alenna
147
CS1 Meli Kembali
148
PENGUMUMAN
149
CS1 Cek CCTV
150
CS1 Menggagalkan
151
CS1 Selangkah Lagi
152
CS1 Menuju Big Day Mario-Anjani
153
CS1 Big Day Mario-Anjani
154
CS1 Double MP
155
CS1 Ups, Gangguan Datang!
156
CS1 Gangguan Pengantin Baru
157
CS1 Kekhawatiran Mario
158
CS1 Rencana untuk Rangga-Alenna
159
CS1 Skandal di Tengah Masalah
160
CS1 Percaya
161
CS1 Siapa Dalangnya?
162
CS1 Si Dalang
163
CS1 Balasan Baik
164
CS1 Definisikan Sendiri
165
CS1 Mengharap Buah Hati
166
CS1 Gawat
167
CS1 Usaha Anjani
168
CS1 Tinggal di Jakarta
169
Bonus Part
170
Season 2, Ready!
171
Novel Baru
172
Salam Sapa
173
Cuplikan Novel Baru
174
Pengumuman - Dukung Karya Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!